Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
AUDIOGRAM
Interpretasi :
Sumbu Y
menggambarkan
intensitas suara yang
diukur dalam satuan
decibel (dB).
Sumbu X
menggambarkan
frekuensi yang diukur
dalam satuan Hertz
(Hz).
PEMBAGIAN AUDIOMETRI
BUNYI
GENDANG
TELINGA
OTAK
SARAF-SARAF
PENDENGARAN
KOKLEA
TULANG
PENDENGARAN
KOKLEA
SARAF-SARAF
PENDENGARAN
OTAK
NOTASI AUDIOGRAM
KONFIGURASI AUDIOGRAM
Tipe Mendatar
Tipe Menurun
Konfigurasi tipe menurun ini
biasanya khas pada orang lanjut
usia yang sudah mengalami
proses degeneratif.
KONFIGURASI AUDIOGRAM
Tipe Menanjak
INTEPRETASI AUDIOGRAM
Dari hasil audiogram, dapat ditentukan beberapa hal sebagai
berikut yaitu :
Jenis Ketulian
TULI KONDUKTIF
TULI SENSORINEURAL
TULI CAMPUR
0 - 25 dB
>25 40 dB
>40 55 dB
>55 70 dB
>70 90 dB
> 90 dB
:
:
:
:
:
:
normal
tuli ringan
tuli sedang
tuli sedang berat
tuli berat
tuli sangat berat
AC dan BC sama
atau kurang dari 25
dB, dimana AC dan
BC berimpit, tidak
ada gap.
Audiogram normal
TULI KONDUKTIF
TULI SENSORINEURAL
TULI CAMPURAN
Tuli Campur ditunjukkan pada audiogram dengan kedudukan grafik AC dan BC juga sama
sama berada di bawah garis 25 dB (> 25 dB) dimana AC lebih besar dari BC dan
terdapat gap minimal 10 dB.
Follow up
Follow-up berguna untuk mengetahui
perkembangan perbaikan pendengaran dan followup biasanya dilakukan pada pekerja yang sering
mengalami pajanan bising berulang.
Follow-up audiogram pada pasien yang bukan
pekerja yang sering mengalami pajanan bising dapat
dilakukan setiap :
Setiap 3 Bulan - Selama tahun pertama diagnosis
Setiap 6 Bulan - Selama tahun-tahun prasekolah
Setiap Tahun Selama usia sekolah
TES PENALA
Garpu tala : alat yang menghasilkan resonansi
suara hanya pada satu frekuensi saja
Tujuan : menegakkan diagnosa dari hasil
pemeriksaan audiometri nada murni agar kita
benar-benar yakin terhadap diagnosa tersebut.
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan
kualitatif
Pada umumnya penala yang digunakan dengan
frekuensi 512 Hz
TES RINNE
Tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan
hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa
Caranya: penala digetarkan, tangkainya diletakan di
prossesus mastoid, setelah tidak terdengar penala
dipegang di depan telinga kira kira 2 cm. Bila masih
terdengar disebut rinne (+) yang artinya normal atau tuli
sensorineural. Bila tidak terdengar disebut rinne (-) yang
artinya tuli konduktif.
TES WEBER
membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan kanan
Caranya: penala digetarkan dan tangkai penala diletakan di
garis tengah kepala (vertex, dahi, pangkal hidung, di
tengah tengah gigi seri atau di dagu). Apabila bunyi
penala lateralisasi ke telingah yang sakit artinya terdapat
tuli konduktif. Apabila bunyi penala lateralisasi ke telinga
yang sehat artinya terdapat tuli sensorineural. Apabila
bunyi penala terdengar di kedua telinga artinya normal.
TES SCHWABACH
Membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa
yang pendengarannya normal
Caranya: penala digetarkan, tangkai penala diletakan pada
prossesus mastoideus sampai tidak berbunyi. Kemudian
tangkai penala segera dipindahkan ke prosessus
mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannya
normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar bunyi
disebut schawabach memendek yang artinya terdapat tuli
sensorineural. Bila pemeriksa tidak dapat mendengar,
pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala
diletakan pada prosessus mastoideus pemeriksa lebih
dahulu. Bila pasien dapat mendengar bunyi disebut
schawabach memanjang yang artinya terdapat tuli
konduktif. Bila pasien dan pemeriksa kira kira sama
mendengar disebut dengan schawabach sama dengan
pemeriksa yang artinya normal.
TES BERBISIK
Pemeriksaan dengan mengucapkan suara yang
lirih seperti berbisik-bisik kepada orang yang
diperiksa (orang normal maupun orang dengan
gangguan pendengaran).
Pemeriksaan ini bersifat semi-kuantitatif,
menentukan derajat ketulian secara kasar.
Hal yang perlu diperhatikan ialah ruangan yang
cukup tenang. Dengan panjang minimal 6 meter.
Nilai normal tes berbisik: 5/6 6/6
TES BERBISIK
TERIMA KASIH