Vous êtes sur la page 1sur 27

Audiometri

Yulian Ryandra

Definisi

Untuk menentukan jenis dan derajat


ketulian dengan memakai audiogram
Audiogram suatu catatan grafis yang
diambil dari hasil tes pendengaran dengan
menggunakan alat berupa audiometer, yang
berisi grafik batas ambang pendengaran
pada berbagai frekuensi terhadap intensitas
suara dalam desibel.

Grafik
Sumbu
Y
menggambarkan
intensitas suara yang
diukur
dalam
satuan
desibel (dB)

Sumbu
X
menggambarkan
frekuensi yang diukur
dalam satuan Hertz (Hz).

Tujuan Pemeriksaan Audiometri


Dengan pemeriksaan ini dapat
ditentukan jenis ketulian:
Tuli Konduktif
Tuli Saraf (Sensorineural)
Tuli campuran
Serta derajat ketulian

Indikasi Pemeriksaan
Audiometri

Adanya penurunan pendengaran


Telinga berbunyi dengung (tinitus)
Rasa penuh di telinga
Riwayat terpajan bising
Riwayat trauma
Riwayat pemakaian obat ototoksik
Riwayat gangguan pendengaran
pada keluarga
Gangguan keseimbangan

ALAT ALAT AUDIOMETRI


1. Oksilator : menghasilkan berbagai nada murni
2. Amplifier: menaikkan internsitas nada murni
hingga dapat terdengar
3. Pemutus (interrupter) : menekan dan mematikan
tombol nada murni secara halus tanpa tedengar
bunyi lain
4. Attenuator:menaikkandanmenurunkanintensit
asyang dikehendaki
5. Earphone : mengubah gelombang listrik menjadi
bunyi yang dapat didengar
6. Sumber suara pengganggu (masking) :
meniadakan bunyi ke telinga yang tidak
diperiksa.

Audiometri

Persiapan Pemeriksaan
Audiometri
Melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu oleh dokter THT
Dilakukan dalam ruangan kedap
suara, kemudian dijelaskan cara
pemeriksaannya

Persiapan Pasien
Pemeriksaan kemampuan komunikasi
penderita sebelum pemeriksaan
Telinga mana yang mampu mendengar lebih
jelas
Telinga mana yang lebih sering digunakan
bertelepon
Pemeriksaan tinitus
Daya tahan terhadap suara yang keras

Pemeriksaan Liang Telinga


Periksa dan bersihkan dahulu liang telinga dari
serumen
Alat bantu dengar harus dilepas setelah

Memberikan instruksi secara singkat


dan sederahana
Penderita menekan tombol (atau mengangkat
tangan) saat mendengar sinyal yang diberikan.
Saat sinyal tidak terdengar, penderita diminta
untuk tidak menekan tombol

Posisi Pemeriksaan
Penderita duduk di kursi
Penderita tidak boleh melihat
gerakan pemeriksa
Minimal menghadap 30o dari posisi
pemeriksa

Presentasi Sinyal/Suara
Nada harus diberikan selama 1 3
detik (bisa diatur dengan Pulse)
Nada harus diberikan secara acak
(ireguler)
Pasien tidak boleh :
Melihat gerakan pemeriksa
Menebak interval waktu pemberian
sinyal

Pemeriksaan Air Conduction (AC)


Mulai dari telinga yang lebih baik
Frekuensi :

Mulai pada 1000 Hz, kemudian naik sampai 8000 Hz, dan
kembali lagi ke 1000 Hz.

Intensitas awal diperoleh dengan memberikan sinyal


yang terdengar jelas (50 dB atau 60 dB)

Bila tidak terdengar, naikkan 20 dB secara gradual hingga


memperoleh respon
Bila ada respon, turunkan 10 dB hingga tidak terdengar
Bila telah tidak terdengar, naikkan 5 dB hingga terdengar.
Lakukan berulang hingga diperoleh ambang terendah
Ambang terendah diperoleh pada respon terhadap 2 kali
perangsangan ulangan dengan cara yang sama (turun 10
dB, naik 5 dB)

Lakukan cara tersebut pada semua frekuensi


Bila terjadi perubahan 20 dB atau lebih, antar oktaf
perlu dilakukan pemeriksaan pada oktaf.

Pemeriksaan Bone Conduction


(BC)
Hanya dilakukan bila ambang AC meningkat.
Bila AC berada dalam batas normal, BC tidak
diperlukan
Vibrator harus dipasang pada mastoid pasien
dengan baik, dengan sedikit penekanan
Cara pemeriksaan sama dengan AC, tetapi
dengan frekuensi dan intensitas yang terbatas
(500 Hz s.d. 4000 Hz, hanya sampai 45 dB
80 dB)

Masking
Pada prinsipnya masking perlu dilakukan
apabila telinga yg diperiksa mempunyai
perbedaan pendengaran yg mencolok dari
telinga yg satu lagi
Oleh krn AC pd 45 dB atau lebih dpt diteruskan
melalui tengkorak ke telinga kontralateral, maka
pd telinga kontralateral (yg tdk diperiksa) diberi
bising agar tdk dpt mendengar bunyi yg
diberikan pd telinga yg diperiksa

Jenis & Derajat Ketulian


Dari Audiogram jenis ketulian dpt
dilihat apakah pendengaran normal,
tuli konduktif, tuli sensorineural, atau
tuli campuran
Derajat
ketulian
dihitung
dgn
menggunakan rumus:
Ambang Dengar (AD)
AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz + 4000
Hz
4

Dpt dihitung AD AC atau BC


Pd interpretasi harus ditulis:
Telinga sebelah mana
Jenis ketulian
Derajat ketulian

Contoh: Telinga kanan tuli campuran


sedang

Derajat ketulian ISO


0 25 dB

: Normal

>25 40 dB : tuli ringan


>40 55 dB : tuli sedang
>55 70 dB : tuli sedang
berat
>70 90 dB : tuli berat
> 90 dB
: tuli sangat
beratada gap apabila antara AC dan
Disebut

BC terdapat perbedaan lebih atau


sama dengan 10 dB, minimal pada 2
frekuensi yang berdekatan

AC & BC sama atau < 25


dB
AC & BC berhimpit tdk
ACgap
garis lurus
ada
penuh
BC garis putus
putus

Audiogram normal

TULI KONDUKTIF
Gangguan pada
telinga luar dan
tengah
BC normal atau < 25
dB
AC > 25 dB
AC & BC terdapat
gap

TULI SENSORINEURAL
Gangguan ada
telinga dalam
(sel rambut luar)
AC & BC > 25 dB
AC & BC berhimpit tidak
ada gap

PRESBIKUSIS
Pada tuli jenis ini, sel
rambut luar frekuensi
tinggi cenderung
mengalami kematian
karena kerja sel
rambut luar frekuensi
tinggi yang lebih berat
Sensitivitas normal
pada nada rendah dari
pada nada tinggi.

TULI CAMPURAN

BC >25 dB
AC > 25 dB dan lebih besar
dari BC
AC & BC terdapat gap

TULI KARENA BISING


Sel rambut untuk
frekuensi 4kHz
sangat rentan
terhadap
kerusakan
karena bising.

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi