Vous êtes sur la page 1sur 37

ASUHAN KEPERAWATAN

KEGAWAT DARURATAN
SISTEM PERNAFASAAN
STATUS ASMATIKUS PADA
ANAK

KELOMPOK 3

1. ADE IRMA SURYANI


2. HUMAEROTUL SHIYAMAH
3. SUHERMAWATI

Definisi asmatikus
Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari
bronkial
yang
dikarakteristikan
oleh
periode
bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan
nafas). (Polaski : 2007)
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran
napas yang disebabkan oleh reaksi hiperresponsif sel
imun tubuh seperti sel mast, eosinofil, dan limfosit-T
terhadap stimulus tertentu dan menimbulkan gejala
dyspnea, wheezing, dan batuk akibat obstruksi jalan
napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara
episodik berulang (Brunner & Suddarth, 2001). Pendapat
serupa juga menyatakan bahwa asma merupakan reaksi
hiperresponsif saluran napas yang berbeda-beda
derajatnya dan menimbulkan fluktuasi spontan terhadap
obstruksi jalan napas (Lewis et al., 2000).

Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat berakibat


karena
itu :
kematian,
Apabila oleh
terjadi
serangan,
harus ditanggulangi secara
tepat dan diutamakan terhadap usaha menanggulangi
sumbatan saluran pernapasan.
Keadaan tersebut harus dicegah dengan memperhatikan
faktor-faktor yang merangsang timbulnya serangan
(debu, serbuk, makanan tertentu, infeksi saluran napas,
stress emosi, obat-obatan tertentu seperti aspirin dll).
Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten
yang tidak berespons terhadap terapi konvensional.
Serangan dapat berlangsung lebih dari 24 jam. Infeksi,
ansietas,
penggunaan
tranquiliser
berlebihan,
penyalahgunaan nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok
adrenergic, dan iritan nonspesifik dapat menunjang
episode ini. Epidsode akut mungkin dicetuskan oleh
hipersensitivitas terhadap penisilin.

Status asmatikus adalah asma yang berat dan


persisten yang tidak berespons terhadap terapi
konvensional. Serangan dapat berlangsung lebih
dari 24 jam. Infeksi, ansietas, penggunaan
tranquiliser
berlebihan,
penyalahgunaan
nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergic,
dan iritan nonspesifik dapat menunjang episode
ini. Epidsode akut mungkin dicetuskan oleh
hipersensitivitas terhadap penisilin.
Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat
medic berupa serangan asma berat kemudian
bertambah berat yang refrakter bila serangan 1
2 jam pemberian obat untuk serangan asma akut
seperti adrenalin subkutan, aminofilin intravena,
atau antagonis 2 tidak ada perbaikan atau
malah memburuk.

Etiologi Asmatikus
Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas
yang reversibel yang disebabkan oleh :
Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga
terjadi penyempitan jalan nafas.
Pembengkakan membran bronkus.
Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.

Menurut The Lung Association of Canada,


ada dua faktor yang menjadi pencetus
asma
1. Pemicu Asma (Trigger)
Pemicu asma mengakibatkan mengencang
atau menyempitnya saluran pernapasan
(bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan
peradangan. Trigger dianggap menyebabkan
gangguan pernapasan akut, yang belum berarti
asma, tetapi bisa menjurus menjadi asma jenis
intrinsik.

2. Penyebab Asma (Inducer)


Penyebab asma dapat menyebabkan peradangan
(inflamasi) dan sekaligus hiperresponsivitas (respon
yang berlebihan) dari saluran pernapasan. Inducer
dianggap sebagai penyebab asma yang sesungguhnya
atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab asma dapat
menimbulkan
gejala-gejala
yang
umumnya
berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi.
dianggap sebagai penyebab asma yang sesungguhnya
atau asma jenis ekstrinsik.
Penyebab asma dapat menimbulkan gejala-gejala yang
umumnya berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih
sulit diatasi. Umumnya penyebab asma adalah
alergen, yang tampil dalam bentuk ingestan (alergen
yang masuk ke tubuh melalui mulut), inhalan (alergen
yang dihirup masuk tubuh melalui hidung atau mulut),
dan alergen yang didapat melalui kontak dengan kulit (
VitaHealth, 2006).

Sedangkan Lewis et al. (2000) tidak membagi


pencetus asma secara spesifik. Menurut mereka,
secara umum pemicu asma adalah:
1. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora
jamur, bakteri dan polusi.
Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan
(seperti buah-buahan dan anggur yang
mengandung sodium metabisulfide) dan obatobatan (seperti aspirin, epinefrin, ACE- inhibitor,
kromolin).
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.

2. Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapat
serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau
olahraga yang berat. Serangan asma karena
aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai
beraktifitas. Asma dapat diinduksi oleh adanya
kegiatan fisik atau latihan yang disebut sebagai
Exercise Induced Asthma (EIA) yang biasanya
terjadi beberapa saat setelah latihan.misalnya:
jogging, aerobik, berjalan cepat, ataupun naik
tangga
dan
dikarakteristikkan
oleh
adanya
bronkospasme, nafas pendek, batuk dan wheezing.
Penderita asma seharusnya melakukan pemanasan
selama 2-3 menit sebelum latihan.

3. Infeksi bakteri pada saluran napas


Infeksi bakteri pada saluran napas kecuali
sinusitis mengakibatkan eksaserbasi pada
asma. Infeksi ini menyebabkan perubahan
inflamasi pada sistem trakeo bronkial dan
mengubah mekanisme mukosilia. Oleh
karena itu terjadi peningkatan
hiperresponsif pada sistem bronkial.

3. Stres
Stres / gangguan emosi dapat menjadi
pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah
ada. Penderita diberikan motivasi untuk
mengatasi masalah pribadinya, karena jika
stresnya belum diatasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati.
4. Gangguan pada sinus
Hampir 30% kasus asma disebabkan oleh
gangguan pada sinus, misalnya rhinitis alergik
dan polip pada hidung. Kedua gangguan ini
menyebabkan inflamasi membran mukus.

Faktor
Predisposisi
Risiko berkembangnya
asma merupakan

interaksi antara faktor pejamu (host) dan


faktor lingkungan. Faktor pejamu tersebut
adalah:
1.predisposisi genetik asma
2.alergi
3.hipereaktifitas bronkus
4.jenis kelamin
5.ras/etnik

Faktor lingkungan dibagi 2, yaitu :


a. Yang mempengaruhi individu dengan kecenderungan
/predisposisi asma untuk berkembang menjadi asma.
Alergen di dalam maupun di luar ruangan, seperti mite
domestik, alergen binatang, alergen kecoa, jamur, tepung
sari bunga
Sensitisasi (bahan) lingkungan kerja
Asap rokok
Polusi udara di luar maupun di dalam ruangan
Infeksi pernapasan (virus)
Diet
Status sosioekonomi
Besarnya keluarga
Obesitas

b. Yang menyebabkan eksaserbasi (serangan) dan/atau


menyebabkan gejala asma menetap.
Alergen di dalam maupun di luar ruangan
Polusi udara di luar maupun di dalam ruangan
Infeksi pernapasan
Olah raga dan hiperventilasi
Perubahan cuaca
Makanan, additif (pengawet, penyedap, pewarna
makanan)
Obat-obatan, seperti asetil salisilat
Ekspresi emosi yang berlebihan
Asap rokok
Iritan antara lain parfum, bau-bauan yang merangsang

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan


asma atau sering disebut sebagai faktor pencetus
adalah:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Alergi
Infeksi saluran nafas
Stress
Olah raga/ kegiatan jasmani yang berat
Obat obatan
Polusi udara
Lingkungan Kerja

Patofisiologi dan Pathway Asmatikus

Manifestasi Klinis
Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari.
Gejala yang di timbulkan berupa batuk-batuk pada pagi,
siang, dan malam hari, sesak napas, bunyi saat bernapas
(wheezing atau ngik..ngik..), rasa tertekan di dada, dan
gangguan tidur karena batuk atau sesak napas. Gejala ini
terjadi secara reversibel dan episodik berulang (Yayasan
Asma Indonesia, 2008, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
2006, Lewis et al., 2000).
Pada keadaan asma yang parah gejala yang ditimbulkan
dapat berupa peningkatan distress pernapasan (tachycardia,
dyspnea, tachypnea, retraksi iga, pucat), pasien susah
berbicara dan terlihat lelah. Gejala yang berat adalah
keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa. Yang
termasuk gejala yang berat adalah serangan batuk yang
hebat, sesak napas yang berat dan tersengal-sengal, sianosis
(kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut), sulit tidur
dengan posisi tidur yang dianggap nyaman adalah dalam
keadaan duduk, dan kesadaran menurun (Depkes RI, 2007).

Gejala asma bersifat episodik, seringkali reversibel


dengan/atau tanpa pengobatan. Gejala awal berupa :

1. Batuk terutama pada malam atau


dini hari
2. Sesak napas
3. Napas berbunyi (mengi) yang
terdengar jika pasien
menghembuskan napasnya
4. Rasa berat di dada
5. Dahak sulit keluar.

Gejala yang berat adalah keadaan gawat


darurat yang mengancam jiwa. Yang
termasuk
gejala
Serangan
batukyang
yangberat
hebatadalah:
Sesak napas yang berat dan tersengalsengal
Sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari
sekitar mulut)
Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman
adalah dalam keadaan duduk
Kesadaran menurun

KomplikasiAsmatikus
Pencetus serangan (alergen, emosi/stress, obat-obatan, infeksi).
Kontraksi otot polos.
Edema (penimbunan cairan yang berlebih didalam jaringan)
mukusa.
Hipersekresi (sekresi yang berlebih).
Penyempitan saluran pernapasan (obstruksi).
Hipoventilasi (keadaan nafas yang lambat dan dangkal).
Distribusi ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah paru
Gangguan difusi gas di alveoli
Hipoxemia (keadaan kadar oksigen yang menurun dalam darah).
Hiperkarpia

Klasifikasi Asma
Menurut Somantri (2008), berdasarkan
etiologinya, asma bronkial dapat
diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:
1.Ekstrinsik (alergik)
2.Intrinsik (idiopatik atau non alergik)
3.Asma gabungan

Pemeriksaan Penunjang Asmatikus


1.
2.
3.
4.

Spirometri (pengukuran kapasitas udara paru) :


Tes provokasi
Tes kulit
Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam
serum.
5. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.
6. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
7. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
8. Pemeriksaan sputum.
9. Pemeriksaan fungsi paru
10. Pemeriksaan fhoto torax
11. Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan peak expiratory flow meter


(PEF meter)

Cara
mengukur
arus
puncak
ekspirasi dengan PEF meter

Pemeriksaan fhoto torax

Penatalaksanaan Medis Asmatikus

Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2006), tujuan utama


penatalaksanaan adalah meningkatkan dan mempertahankan
kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa
hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan
penatalaksanaan asma:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma


Mencegah eksaserbasi akut
Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal
mungkin
Mengupayakan aktivitas normal termasuk exercise
Menghindari efek samping obat
Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow
limitation) ireversibel
Mencegah kematian karena asma

tentang obat-obat pengontrol asma


1.
Glukokortikosteroid Inhalasi
(Controller):

2. Glukokortikosteroid Oral
3. Kromones (Sodium Cromogycate dan
Nedocromyl Sodium)
4. 2-Agonist Inhalasi
5. 2-Agonist Oral
6. Teofilin
7. Leukotriens

INFORMASI DARI DINAS KESEHATAN RI

INFORMASI ASMA BERDASARKAN


UMUR

ASKEP TEORI DI
WORD

Vous aimerez peut-être aussi