Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Transplantasi Organ
Transplantasi
Organ
Pasal 1 butir (f) PP No. 18 Tahun
Tindakan medis untuk
1981
memindahkan organ dan
Rangkaian tindakan kedokteran
atau jaringan tubuh
untuk pemindahan alat dan atau
manusia kepada tubuh
jaringan organ tubuh manusia
yang berasal dari tubuh sendiri
manusia yang lain atau
atau tubuh orang lain dalam
tubuhnya sendiri.
rangka pengobatan untuk
(Notoatmodjo, Soekidjo.
menggantikan alat atau jaringan
organ tubuh yang tidak berfungsi
2010).
dengan baik.
Organ dari
donor
(donor hidup
atau donor
mati)
Resipien
(diri sediri
atau orang
lain)
life saving
Tingkat
dibutuhkan
yaitu transplantasi
semata-mata
hanya sebagai
pengobatan dari
sakit atau cacat
yang jika tidak
dilakukan dengan
pencangkokan
tidak akan
menimbulkan
kematian, seperti
transplantasi
kornea mata dan
bibir sumbing
tingkat
an
tujuann
ya
Tingkat darurat
yaitu transplantasi
sebagai jalan
terakhir yang jika
tidak dilakukan akan
menimbulkan
kematian, seperti
transplantasi ginjal,
hati dan jantung.
Landasan
Konstitusio
nal
Pancasila
UUD 45
Pasal
10
Pasal
14
Pasal
15
Pas
al
34
Pas
al
65
Ketentuan
Pidana
Pasal 192
Setiap orang yang dengan sengaja
memperjualbelikan organ atau
jaringan tubuh dengan dalih apa
pun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
Autotransplant
asi
Homotransplan
tasi
Heterotranspla
ntasi
Autograft
Allograft
Isograft
Xenograft dan
xenotransplanta
tion
Transplantasi
Split
Transplantasi
Domino
Hati
Stem
cell
Paru
Pankrea
s
Sel
otak
Trans
planta
si
Pembul
uh
darah
Ginjal
Sumsu
m
tulang
Jantung
Tulang
Kulit
Kornea
Transplantasi alogenik
Transplantasi
autologus
Transplantasi
singenik
(menggunakan sel induk dari donor yang cocok,
yang
(menggunakan
sel sel
induk
pasien
sendiri,
baik dengan hubungan
keluarga
atau tanpa
(menggunakan
induk
dari
saudara
dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi dosis
hubungan
keluarga),
kembar
identik.
tinggi)
Implantasi :
Usaha
menempatkan
jaringan atau
organ tubuh
tersebut
kepada bagian
tubuh sendiri
atau tubuh
orang lain
2
komponen
penting
yang
mendasari
tindakan
transplanta
si
Harus
mengetahui dan
mengerti resiko
yang dihadapi
Tidak boleh
mengalami
tekanan
psikologis
Mempunyai hak
memperpanjang hidup
atau meringankan
penderitanya
Benar-benar mengerti
dan jelas
Harus mengetahui dan
mengerti resiko yang
dihadapi
Harus mendapat
persetujuan
Wajib menerangkan hal-hal
yang mungkin akan terjadi
Tanggung jawab tim
pelaksana adalah menolong
pasien dan mengembangkan
ilmu pengetahuan untuk
umat manusia.
Dalam melaksanakan tugas
tidak dipengaruhi oleh
pertimbangan kepentingan
pribadi.
Donor Hidup
Resipien
Jenazah dan
Donor Mati
Dokter
Kesepakatan
keluarga donor dan
resipien
menghindari
konflik semaksimal
mungkin ataupun
tekanan psikis dan
emosi di kemudian
Keluarga
hari.
donor dan
ahli waris
Para cendekiawan,
pemuka masyarakat,
atau pemuka agama
diperlukan untuk
mendidik
masyarakat agar
lebih memahami
maksud dan tujuan
luhur usaha
transplantasi
Masyarakat
informed
consent
tidak adanya
unsur jual
beli atau
komersialisa
si
kemungkina
n
keberhasilan
memperhati
kan resiko
donor
Transplant
asi organ
efektifitas
pendonoran
organ
Moralitas
Teori
seyogyanya
NILAI
cocok
Pembenaran
Seharusnya
Benar/
Baik
refleksi
Meta
Etika
Etik
Standar rasional
Praksis =
Tuntunan Perilaku
Normatif
Tuntutan Berpikir
Logis Kritis
Berbuat kebaikan
(Beneficence)Prinsip
berbuat kebaikan mendikte
kita untuk berbuat baik
kepada orang lain,
terutama apabila tidak
terkandung resiko bagi si
pemberi kebaikan. Dalam
hal tranplantasi organ
tujuan kebaikan
tersebut dapat hilang
apabila lebih tinggi
resikonya
Keadilan (Justice)Prinsip
keadilan dalam Donasi dan
Transplantasi Organ lebih
relevan terhadap alokasi
organ, yang menyangkut
kepada perlakuan yang
adil, sama dan sesuai
dengan kebutuhan
pasien yang tidak
terpengaruh pada faktor
lain
Terima kasih...
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat...aamiin...
Lampiran
Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya
menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Menerapkan golden rule principle
Non-Maleficence
Kriteria
1. Mengobati pasien yang luka
2. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
3. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
4. Mengobati secara proporsional
5. Mencegah pasien dari bahaya
6. Menghindari misrepresentasi dari pasien
7. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
8. Memberikan semangat hidup
9. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
Autonomy
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai
martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
(kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil
keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada
kasus non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
Justice
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan
pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status
social, dsb