Vous êtes sur la page 1sur 27

Aspek Bioetik Terhadap

Transplantasi Organ

dr. Winda Trijayanthi Utama, S.H.


Fakultas Kedokteran
Univesitas Lampung
2014

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG


TENTANG DONASI DAN TRANSPLANTASI
ORGAN DAN JARINGAN TUBUH MANUSI
Transplantasi atau implantasi adalah
rangkaian tindakan kedokteran untuk
pemindahan dan atau jaringan tubuh
manusia yang berasal dari tubuh orang
lain dalam rangka pengobatan untuk
menggantikan alat dan atau jaringan
tubuh yang tidak berfungsi dengan baik

UU No. 23 tahun 1992 tentang


Kesehatan
Tindakan medis untuk
memindahkan organ dan atau
jaringan tubuh manusia yang
berasal dari tubuh orang lain atau
tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk mengganti
jaringan dan atau organ tubuh
yang tidak berfungsi dengan baik.

Transplantasi
Organ
Pasal 1 butir (f) PP No. 18 Tahun
Tindakan medis untuk
1981
memindahkan organ dan
Rangkaian tindakan kedokteran
atau jaringan tubuh
untuk pemindahan alat dan atau
manusia kepada tubuh
jaringan organ tubuh manusia
yang berasal dari tubuh sendiri
manusia yang lain atau
atau tubuh orang lain dalam
tubuhnya sendiri.
rangka pengobatan untuk
(Notoatmodjo, Soekidjo.
menggantikan alat atau jaringan
organ tubuh yang tidak berfungsi
2010).
dengan baik.

Organ dari
donor
(donor hidup
atau donor
mati)

Resipien
(diri sediri
atau orang
lain)

life saving

Tingkat
dibutuhkan
yaitu transplantasi
semata-mata
hanya sebagai
pengobatan dari
sakit atau cacat
yang jika tidak
dilakukan dengan
pencangkokan
tidak akan
menimbulkan
kematian, seperti
transplantasi
kornea mata dan
bibir sumbing

tingkat
an
tujuann
ya

Tingkat darurat
yaitu transplantasi
sebagai jalan
terakhir yang jika
tidak dilakukan akan
menimbulkan
kematian, seperti
transplantasi ginjal,
hati dan jantung.

Landasan
Konstitusio
nal

Pancasila
UUD 45

Peraturan Perundang-undangan Terkait

Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek


kedokteran
Undang-undang 14/ 2009 tentang Pengesahan Protocol To
Prevent, Suppress And Punish Trafficking In Persons,
Especially Women And Children, Supplementing The United
Nations Convention Against Transnational Organized Crime
(Protokol Untuk Mencegah, Menindak, Dan Menghukum
Perdagangan Orang, Terutama Perempuan Dan Anak-Anak,
Melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Menentang Tindak Pidana Transnasional Yang Terorganisasi)
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
UU no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 1981 tentang Bedah
Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi
Alat atau Jaringan Tubuh Manusia

PP No. 18 tahun 1981 tentang Bedah mayat klinis, bedah mayat


anatomis dan trasplantasi alat serta jaringan tubuh manusia
Pasal 1

Pasal
10

Definisi alat tubuh, jaringan, transplantasi dan donor

Harus dengan persetujuan tertulis penderita dan keluarganya


yang terdekat setelah penderita meninggal dunia

Hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri


Kesehatan
Pasal Tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau
11
mengobati donor yang bersangkutan
Dalam rangka transplantasi, penentuan saat mati ditentukan
Pasal oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkutan paut medik
dengan dokter yang melakukan transplantasi.
12
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 12
Pasal huruf a, pasal 14 dan pasal 15 dibuat diatas kertas
bermaterai dengan 2 orang saksi.
13

PP No. 18 tahun 1981 tentang Bedah mayat klinis, bedah mayat


anatomis dan trasplantasi alat serta jaringan tubuh manusia

Pasal
14
Pasal
15

Pengambilan dilakukan degan persetujuan tertulis


keluarga yang terdekat.
Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia diberikan
oleh donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberi tahu oleh
dokter yang merawarnya, termasuk dokter konsultan mengenai operasi, akibatakibatnya, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.

Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak


Pasal berhak atas kompensasi material apapun sebagai
imbalan transplantasi.
16
Dilarang memperjual belikan alat atau jaringan tubuh
Pasal manusia.
17
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan
Pasal tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan dari luar
negri.
18

UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


Pas
al
33

Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan


kesehatan dapat dilakukan tranplantasi organ dan
jaringan tubuh tranfusi darah,implan obat dan alat
kesehatan, serta bedah plastik dan rekonstruksi.
Dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan
larangan untuk tujuan komersial.

Pas
al
34

Hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang


mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan di sarana kesehatan
Pengambilan organ dan jaringan tubuh dari seorang
donor harus memperhatikan kesehatan donor yang
bersangkutan dan ada persetujuan ahli waris atau
keluarga.

UU No. 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan
Pas
al
64

Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan


kesehatan
Dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan larangan
untuk tujuan komersial.
Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan
dengan dalih apapun.

Pas
al
65

Hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang


mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan di sarana kesehatan
Pengambilan organ dan jaringan tubuh dari seorang donor
harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan
dan ada persetujuan ahli waris atau keluarga.

Pas Transplantasi sel, baik yang berasal dari


manusia maupun dari hewan, hanya
al
dapat dilakukan apabila telah terbukti
66
keamanan dan kemanfaatannya

UU No. 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan
Pas
al
70

Penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk tujuan


penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, serta
dilarang digunakan untuk tujuan reproduksi.
Sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh
berasal dari sel punca embrionik

Pas Pada tubuh yang telah terbukti mati


batang otak dapat dilakukan tindakan
al
123 pemanfaatan organ sebagai donor untuk
kepentingan transplantasi organ.
Pas Tindakan bedah mayat oleh tenaga
kesehatan harus dilakukan sesuai dengan
al
124 norma agama, norma kesusilaan, dan
etika profesi.

UU No. 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan

Ketentuan
Pidana
Pasal 192
Setiap orang yang dengan sengaja
memperjualbelikan organ atau
jaringan tubuh dengan dalih apa
pun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Autotransplant
asi

Homotransplan
tasi

Heterotranspla
ntasi

Autograft

Allograft

Isograft

Xenograft dan
xenotransplanta
tion

Transplantasi
Split

Transplantasi
Domino

Hati
Stem
cell

Paru

Pankrea
s

Sel
otak

Trans
planta
si

Pembul
uh
darah

Ginjal

Sumsu
m
tulang

Jantung

Tulang

Kulit
Kornea

Transplantasi stem cell

Transplantasi alogenik
Transplantasi
autologus
Transplantasi
singenik
(menggunakan sel induk dari donor yang cocok,
yang
(menggunakan
sel sel
induk
pasien
sendiri,
baik dengan hubungan
keluarga
atau tanpa
(menggunakan
induk
dari
saudara
dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi dosis
hubungan
keluarga),
kembar
identik.
tinggi)

Jenis-jenis transplantasi stem cell


Transplantasi stem cell
sumsum tulang
Transplantasi stem cell darah
tepi
Transplantasi sel induk darah
tali pusat

Implantasi :
Usaha
menempatkan
jaringan atau
organ tubuh
tersebut
kepada bagian
tubuh sendiri
atau tubuh
orang lain

2
komponen
penting
yang
mendasari
tindakan
transplanta
si

2 komponen penting yang menunjang


keberhasilan tindakan transplantasi :

Adaptasi donasi, yaitu


usaha dan kemampuan
menyesuaikan diri orang
hidup yang diambil
jaringan atau organ
tubuhnya, secara biologis
dan psikis, untuk hidup
dengan kekurangan
jaringan atau organ

Adaptasi resepien, yaitu


usaha dan kemampuan diri
dari penerima jaringan atau
organ tubuh baru sehingga
tubuhnya dapat menerima
atau menolak jaringan atau
organ tersebut, untuk
berfungsi baik, mengganti
yang sudah tidak dapat
berfungsi lagi

Harus
mengetahui dan
mengerti resiko
yang dihadapi
Tidak boleh
mengalami
tekanan
psikologis

Semasa hidupnya telah


mengizinkan atau berniat
dengan sungguh-sungguh
Meninggal secara wajar,
dan apabila sebelum
meninggal donor itu sakit,
sudah sejauh mana
pertolongan dari dokter
yang merawatnya

Mempunyai hak
memperpanjang hidup
atau meringankan
penderitanya
Benar-benar mengerti
dan jelas
Harus mengetahui dan
mengerti resiko yang
dihadapi

Harus mendapat
persetujuan
Wajib menerangkan hal-hal
yang mungkin akan terjadi
Tanggung jawab tim
pelaksana adalah menolong
pasien dan mengembangkan
ilmu pengetahuan untuk
umat manusia.
Dalam melaksanakan tugas
tidak dipengaruhi oleh
pertimbangan kepentingan
pribadi.

Donor Hidup

Resipien

Jenazah dan
Donor Mati

Dokter

Kesepakatan
keluarga donor dan
resipien
menghindari
konflik semaksimal
mungkin ataupun
tekanan psikis dan
emosi di kemudian
Keluarga
hari.

donor dan
ahli waris

Para cendekiawan,
pemuka masyarakat,
atau pemuka agama
diperlukan untuk
mendidik
masyarakat agar
lebih memahami
maksud dan tujuan
luhur usaha
transplantasi

Masyarakat

informed
consent

tidak adanya
unsur jual
beli atau
komersialisa
si

kemungkina
n
keberhasilan

memperhati
kan resiko
donor

Transplant
asi organ

efektifitas
pendonoran
organ

Kaitan Etik - Moralitas


Yg dipercaya dan
Diperbuat Manusia
praktek
Menghargai
menjunjung

Moralitas

Teori
seyogyanya

NILAI
cocok

Pembenaran
Seharusnya

Benar/
Baik

refleksi
Meta
Etika

Etik

Standar rasional

Praksis =
Tuntunan Perilaku

Normatif
Tuntutan Berpikir
Logis Kritis

Hormat pada Otonomi


(Respect for
autonomy)Bahwa
mendonorkan organ
merupakan perbuatan
mulia. Keputusan untuk
mendonorkan organ
merupakan keputusan
(otonomi pendonor) yang
diputuskan sendiri
tanpa adanya paksaan
dari pihak lain

Tidak berbuat jahat atau


membahayakan (Non
Malefincence)Setiap
operasi transplantasi yang
dijalankan selalu
mengandung resiko. Donor
harus diberi penjelasan
mengenai resiko yang
akan timbul apabila
melakukan pendonoran.
Mempersiapkan team
dokter yang mumpuni
dibantu dengan teknologi
yang memadai dapat
meminimalkan resiko
kegagalan operasi.

Berbuat kebaikan
(Beneficence)Prinsip
berbuat kebaikan mendikte
kita untuk berbuat baik
kepada orang lain,
terutama apabila tidak
terkandung resiko bagi si
pemberi kebaikan. Dalam
hal tranplantasi organ
tujuan kebaikan
tersebut dapat hilang
apabila lebih tinggi
resikonya

Keadilan (Justice)Prinsip
keadilan dalam Donasi dan
Transplantasi Organ lebih
relevan terhadap alokasi
organ, yang menyangkut
kepada perlakuan yang
adil, sama dan sesuai
dengan kebutuhan
pasien yang tidak
terpengaruh pada faktor
lain

Terima kasih...
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat...aamiin...

Lampiran
Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya
menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Menerapkan golden rule principle

Non-Maleficence
Kriteria
1. Mengobati pasien yang luka
2. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
3. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
4. Mengobati secara proporsional
5. Mencegah pasien dari bahaya
6. Menghindari misrepresentasi dari pasien
7. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
8. Memberikan semangat hidup
9. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

Autonomy
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai
martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
(kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil
keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada
kasus non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)

Justice
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan
pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status
social, dsb

Vous aimerez peut-être aussi