Vous êtes sur la page 1sur 65

Anti Jamur & Anti Virus

Nurliyasman, S.Si.,Apt.,MPH.

Anti Jamur (Anti Mikotik)


Obat

yang digunakan untuk mengobati


infeksi jamur.
Infeksi Jamur

Infeksi jamur
Superfisial pada kulit
& selaput lendir

Infeksi jamur
Sistemik pada
Paru & SSP

Pengelompokan anti jamur


Imidazol

Polien

Anti
Jamur

Topikal

Anti
metabolit

I. Polien
1.

Amfoterisin B
digunakan utk histoplasmosis,
kriptokokokis, koksidiodomikosis,
aspergilosis, blastomikosis, kandidiasis
(infeksi sistemik)

Amfoterisin B tdk diabsorpsi melalui GI,


oleh krn itu diberikan sec i.v dalam dosis
rendah utk mengobati infeksi jamur
sistemik.

Efek samping dan reaksi yg merugikan


Kulit kemerahan, demam, menggigil, mual,
muntah, hipotensi, parestesi dan
tromboflebitis.
Amfoterisin B sangat toksik dapat
menyebabkan nefrotoksisitas dan ketidak
seimbangan elektrolit, khususnya
hipokalemia dan hipomagnesia.
Dosis : D: 0,25 -1,0 mg/kg/hari. T 24 jam,
95 %berikatan dgn proetin.

2. Nistatin
Untuk mengobati infeksi kandida, dpt diberikan
secara oral atau topikal.
Dosis : D: PO: 500.000-1.000.000 UI t.i.d untuk
infeksi intestinal.
Moniliasis mulut 400.000-600.000 UI setiap 6-8 jam
Bayi baru lahir < 7 hari PO:100.000 UI
A: PO: 250.000 500.000 UI
Juga tersedia dlm btk suspensi, krim, salep dan
tablet vagina.
Absorbsi sgt buruk oleh GIT, ttp btk tablet oralnya
dipakai utk kandidiasis intestinal.

Penggunaan lebih sering adalah suspensi


oral utk infeksi kandida di dalam mulut.
Nistatin diekskresi tanpa mengalami
perubahan ke dalam feses.
Mekanisme Kerja
Nistatin meningkatkan permeabilitas ddg
sel jamur, shg jamur mjd tdk stabil dan
mengeluarkan isinya. Khasiatnya sbg
fungistatik juga fungisidal dg mula kerja
24 jam atau lebih.

II. Imidazol
Kelompok ini efektif utk melawan kandidiasis
(superfisial & sistemik).
1.

2.
3.
4.
5.

Ketokonazol
Obat anti jamur pertama yg efektif dan diserap
melalui oral.
Kotrimazol
Butokonazol
Topikal
Ekonazol
Mikonazol dipakai i.v dan topikal
yg topikal sering utk vaginitis
i.v utk mengobati infeksi kandung kemih dan
meningitis.

Ketokonazol (Nizoral)
Digunakan utk infeksi jamur candida,
coccidioides immitis, cryptococcus
neoformans, H capsulatum, B dermatitidis,
aspergillus & sporotrixh spp.
Setelah pemberian oral ketokonazol ditemukan
dlm urin, kelenjar
Dosis : D:PO:200-400 mg/kg/hari, sekali sehari
A :PO:3,3-6,6 mg/kg/hari dosis tunggal
atau A> 20 kg: 100 mg, setiap hari.
Pengobatan harus selama 1-6 bulan utk infeksi
sistemik, 90 % berikatan dgn protein, t 8
jam

III. Anti Metabolit


Flusitosin
baik diabsorbsi GI, dipakai dlm btk
kombinasi dgn anti jamur lain
(Amfoterisin B).
Efektif utk mengobati kriptokokosis,
kandidosis, kromimikosis, torulosis &
aspergilosis.
Infeksi sal kemih bag.bawah oleh kandida yg
sensitif dpt diobati dgn flusitosin saja,
krn kadar obat ini dlm urin sgt tinggi.
1.

Efek non terapi

Flusitosin kurang toksik dibanding


Amfoterisin B, namun dpt terjadi anemia,
leukoponia dan trombositopenia terutama
pada penderita yg menderita kelainan
hematologik, yg sedang mendapat
pengobatan radiasi atau obat yg menekan
fungsi tulang.

Indikasi
Flusitosin digunakan utk infeksi jamur
sistemik & dpt diberikan secara oral.

Utk meningitis cryptococcus sbg obat pilihan


adalah :
kombinasi 100 500 mg/kgBB/hari flusitosin
dgn 0,3 mg/kgBB/hari Amfoterisin B.
Flusitosin tersedia dlm btk kapsul 250-500
mg.
Dosis biasa 50 150 mg/kgBB sehari dibagi
dlm 4 dosis. Harus disesuaikan pd pasien
insufisiensi ginjal.
A<50 kg PO:1,5-4,5 g/m2/hari dalam dosis
terbagi 4. Jika dipakai bersama Amfoterisin
B dapat meningkatkan potensi. Resistensi
jamur terjadi jika obat diberikan tersendiri.

IV. Topikal
Anti jamur yang digunaan pada infeksiinfeksi pada kulit,rambut dan kuku.
Seperti : kutu air, kutu kapur, panu,
ketombe, kandidiasis.
Contoh :
Asam benzoat.
Asam salisilat.

Zat Zat Tersendiri


1.Griseofulvin
Oral sebagai fungistatik, tdk aktif thd candida,
ptyriasis versicolor, ragi dan bakteri.
Efektif utk infeksi kulit dan kuku yg menahun.
Griseofulvin mengurangi aktifitas
antikoagulansia (warfarin) dan memperkuat
daya kerja alkohol.
Tidak boleh digunakan utk wanita hamil krn efek
teratogen dan keguguran.
Dosis : oral 4 dd 125 mg atau 1 x 500 mg p.c

2. Amfoterisin B
Obat sistemis (oral dan i.v sebagai infus)
pilian pertama yg efektif utk infeksi jamur
invasif.
Dosis oral : max 1-1,5 mg/kg/hari
amfoterisin koloidal.
Taltusin vaginal tablet = amfoterisin B 50
mg + tetrasiklin 100 mg

3. Nistatin
Struktur mirip dgn amfoterisin B . Resorbsi di
usus tidak ada, tidak diserap kulit atau
mukosa.
Digunakan utk candidiasis usus, c. mulut, c.
vagina.
Lokal berupa sediaan salep dan krem. Tidak
digunakan parenteral krn toksisitasnya.
Dapat digunakan waktu hamil.
Dosis : oral : 3 dd 0,5-1 MU (1 juta
unit),vaginal selama 14 hari 1 tablet dari
100.000 U. Salep atau bedak tabur
100.000 U/g ;2-3 x sehari.
1mg Nistatin = 3.000 U

4. Mikonazol (daktarin)
Fungisid kuat dan broad spectrum, kurang
berkhasiat thd aspergilus. Juga bersifat
bakterisid td bakteri gram +. Terutama
digunakan utk infeksi kulit dan kuku. Juga
digunakan sbg krem/tab vag yg bisa
digunakan wanita hamil.
Dosis : infeksi kulit 1-2 dd salep 2% (garam
Nitrat) selama 3-5 minggu, infeksi kuku : 12 dd tingtur 2% selama 8 bulan atau lebih.
Krem vaginal 2% malam hari selama 2
minggu.

5. Ketokonazol (Nizoral)
Fungisatis spektrum kerja mirip Mikonazol,
digunakan pd infeksi jamur sistemis yg parah
dan kronis. Secara lokal pd gangguan
ketombe hebat. Tdk efektif thd aspergilus.
Antasid, antikolinergik, dan H2 blockers
meningkatkan pH lambung shg menurunkan
absobrsinya, maka penggunaannya harus 2
jam setelah ketokonazol.
Dosis : oral 1 x sehari 200 mg pd waktu makan
selama 7 hari setelah gejala hilang. Maks 400
mg sehari. Anak 3 mg/kg bb. Pada vaginitis
candida : oral 2 dd 200 mg untuk 5 hari.

6. Klotrimazol (Canesten )
Fungistatis yg relatif spectrum sempit
dibanding mikonazol, bakteriostatis pd
bakteri gram +
Pada vaginitis candida malam hari tablet
vag 200 mg selama 3 hari atau single
dose 1 tab vag 500 mg, pd infeksi kulit
(panu) krem atau lotion 1% jgn gunakan
pd selaput lendir atau mata. Dapat
digunakan pd waktu hamil.
Dosis : krem atau spray 1% 2x sehari
selama minimal 3-4 minggu.

7. Itrakonazol
Fungistatis luas thd dermatofit, dan ragi
patogen, juga thd aspergillus.
Itrakonazol menghambat metabolisme
antihistamin terfenadine dan astemizol,
mk jgn digunakan bersamaan waktu utk
menghindarkan timbulnya gangguan ritme
jantung.
Dosis : pada vaginitis candida 1x sehari 200
mg selama 3 hari.

8. Flukonazol
Efektif thd candidiasis mulut, kerongkongan
dan vagina. Zat ini tidak hepatoksis dan
tidak menekan sintesa steroid adrenal.
Waspada bila ada gangguan fungsi ginjal.
Dosis : c.mulut 1 dd 50-100 mg, selama 12 minggu, c. vaginal 150 mg dosis
tunggal, pada c. sistemik permulaan 400
mg, lalu 1 dd 200-400 mg.

9. Vorikonazol
Berspektrum luas, efektif utk aspergillosis
serebral. Merupakan antifungi pilihan
untuk infeksi aspergillus invasif parah
pada penderita yg daya imunnya
terganggu.Waspada krn obat ini dapat
menimbulkan interaksi yg berbahaya dgn
siklosporin, barbiturat, dan derv. kumarin.
Dosis : i.v. 2 dd 4 mg/kg dan oral 2 dd 200
mg.

10. Asam Salisilat


Berkhasiat fungisid thd banyak fungi dgn
kadar 3-6% dalam salep. Juga sbg
bakteriostatis lemah dan keratolisis
(melarutkan lapisan tanduk)kulit kadar 510 %. Sering dipakai dlm sediaan luar utk
infeksi jamur ringan, biasanya kombinasi
dgn as. benzoat, sulfur precipitatum
(belerang). Bila dikombinasi dgn
kortikosteroid, as.salisilat meningkatkan
penetrasinya ke dalam kulit.
Jangan dikombinasi dgn sengoksida krn akan
terbentuk garam sengsalisilat yg tidak
aktif.

11. Asam Benzoat


Berkasiat fungistatis dan bakteriostatis
lemah jika kombinasi dgn ester
hidroksinya kadar 0,1%.
Sebagai pengawet pd mak&min (0,51mg/ml) bila kombinasi dgn asam
salisilat.
Pd sediaan krem 1-5mg/ml.
Nipagin = metiloksibenzoat
pengawet
Nipasol = propil oksibenzoat.

12. Asam Undesilenat


Asam lemak warna kuning dgn bau yg kas
tengik. Khasiat fungistatis thd dermatofit,
terutama kutu air (tinea pedis) kadar 510%. Paling kuat dlm suasana asam.
Garam sengnya digunakan utk maksud yg
sama dgn keuntungan bekerja adstringen
dan anti radang lemah.

Anti Virus
Virus (Visham = racun) adalah mikroorganisme
hidup yang terkecil (besarnya 20-300 mikron).
Virus adalah jasad biologis, bukan hewan, bukan
tanaman, tanpa struktur sel dan tidak berdaya
untuk hidup dan memperbanyak diri secara
mandiri.
Obat antivirus dipakai untuk membasmi,
mencegah, atau menghambat penyebaran
infeksi virus.
Tujuan :
Mencegah replikasi virus dgn menghambat
salah satu dari tahap-tahap tsb, shg proses
reproduksi virus akan terhalang.

Infeksi Virus

Pelekatan virus dan dinding sel (dihidrolisa


oleh enzim virus)
DNA/RNA masuk ke dalam sel sedang
capsid tidak
Virus sebagai parasit, menggunakan proses
assimilasi sel virion baru
(perbanyakan virion sampai puncak
gejala penyakit.

Perbanyakan virus dapat ditekan melalui


beberapa cara :
1.
2.

3.
4.

Memblokir masuknya virus ke dalam sel


(amantadin, gamma globulin)
Menghindari sintesis asam inti (analog
nukleosida, asiklovir, gansiklovir dan obatobat antiretroviral zidovudin, nevirapin)
Inhibisi protease (saquinavir, ritonavir)
Inhibisi neuraminidase (oseltamivir,
zanamivir)

Virus yg sering mengakibatkan penyakit


pada manusia dibagi atas 2 kelompok :
yakni virus DNA dan virus RNA
1. VirusDNA
kelompok penyakit Herpes (Herpes
sympleks, Herpes Zooster), Varicella
zoster (cacar air), parvovirus, adenovirus
(gastroentritis), variola (cacar),
cytomegalovirus=CMV (pada pyk aids)
dan juga Human Papilloma Virus (HPV)
penyebab kutil genetal dan kanker cervix.

2. Virus RNA
yg terpenting adalah HIV penyebab AIDS,
virus hepatitis (penyakit kuning), rhinovirus
(selesma),
poliovirus, poliomyelitis,
virus influenza (flu),
rotavirus (diare),
virus rubella (rode hond),
paramyxo virus,
virus rubela=morbili,
dan virus beguk (mumps)
serta berbagai flavivirus a.l demam kuning
(yellow fever)

Interferon :
glykoprotein yang diproduksi oleh sel-sel
yang terinfeksi virus, makrofag dan Tlimfosit.
Ada 3 tipe interferon
1. Interferon alfa
2. Interferon beta
3. Interferon gamma

Interferon alfa dan beta dibentuk oleh bermacammacam sel sebagai reaksi terhadap infeksi viral.
Fungsinya untuk mencegah infeksi lebih lanjut dengan
jalan menduduki reseptor-reseptor khas di
membran-membran sel sehat, sehingga tidak dapat
dipenetrasi oleh virus.
IFN alfa digunakan antara lain pd hepatitis dan jenisjenis leukemia tertentu.
IFN beta khusus pada MS (multiple sclerosis).
Interferon gamma (dan limfokin-limfokin lain)
dibentuk oleh limfo-T dan berfungsi mengatur
proses-proses imun.
Khasiat antiviralnya lemah dibandingkan INF alfa dan
IFN beta.

Penyakit-penyakit yang disebabkan virus al :


Selesma (pilek biasa), influenza, biang
keringat (rubella, rode hond), cacar air
Varicella (chickenpox), campak (morbili,
measles), cacar (variola), beguk (parotitis,
bof, mumps), Pfeiffer (kissing disease) dan
sinannaga (herpes zoster, gordelroos),
dengu radang hati (hepatitis), penyakit
lumpuh layu (poliomyelitis), penyakitpenyakit kelamin herpes dan hepatitis A/B,
kanker cervix, ebola, AIDS, DBD,

Upaya upaya pengendalian virus


1980 : WHO : virus cacar sudah musnah di
seluruh dunia.
1988 : WHO : eradikasi virus polio
membebaskan seluruh dunia dari penyakit
polio selambat-lambatnya tahun 2005 dgn
cara vaksinasi secara besar-besaran.
2006 Mesir menyatakan bebas polio.

Virus-virus baru :
AIDS, Hepatitis, Ebola, Lassa, Hanta, SARS,
Slow virus ;
Penyakit yang sampai sekarang belum
diketahui penyebabnya, perkiraan
ditimbulkan infeksi oleh infeksi pada usia
muda sekali dengan suatu slow virus
yang tidak dikenal, misalnya : diabetes
tipe I, rematik (arthtritis rheumatica),
multiple sclerosis, keletihan kronis (M.E.,
Chronic Fatigue Syndrome) dan bentukbentuk kanker tertentu.

1. HIV dan AIDS


AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) atau Sindroma Cacat Kekebalan
Dapatan, disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeviciency Virus).
1996 : terapi retroviral kuat, yaitu HAART
(Higly Active Antiretroviral Therapy), yang
terdiri atas kombinasi dari minimal 3 obat
HIV, disebut juga triple therapy.

Tatalaksana Pemberian ARV

Sebelum mulai terapi ARV (anti retro viral) perlu


dilakukan pemeriksaan jumlah CD4 (bila tersedia)
dan penentuan stadium klinis infeksi HIV nya.

Rekomendasi cara memulai terapi ARV pada ODHA


dewasa
a. Tdk tersedia pemeriksaan CD4
penentuan mulai terapi ARV adalah didasarkan
pada penilaian klinis
b. Tersedia pemeriksaan CD4
1. Mulai terapi ARV pd semua pasien dg jumlah
CD4<350 sel/mm3 tnp memandang stadium
klinis
2. Terapi ARV dianjurkan pd semua pasien dgn
TB aktif, ibu hamil, dan koinfeksi Hepatitis B
tanpa memandang jumlah CD4

Obat-obat Antiretroviral (ARV)


Obat untuk terapi AIDS terdiri atas 2
kelompok
a. Analog nukleosida (NRTI) : abacavir,
didanosin (DDI), lamivudin (3TC),
Stavudin(D4T), zalcitabine (DDC) dan
Zidovudin (AZT)
b. Protease Inhibitor (PI) :
amprenavir(Agrenase), indinavir,
nelfinavir(Viracept), ritonavir, dan
saquinavir

Panduan terapi antiretroviral Triple


therapy
AZT + 3TC + NVP (zidovudine +
Lamivudine + Nevirapin) atau
AZT + 3TC + EFV (zidovudine +
lamivudine + efavirenz) atau
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP (Tenofir +
lamivudine (atau Emtricitabine) +
nevirapine) atau
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV (Tenofir +
lamivudine (atau Emtricitabine) +
efavirenz

Panduan Lini Pertama yang direkomendasikan pada orang dewasa yang belum
mendapat terapi ARV

Populasi Target

Dewasa dan anak

Perempuan hamil

Ko-Infeksi HIV/TB

Ko-Infeksi HIV/Hepatitis B
kronik aktif

Pilihan yang
direkomendasikan

Catatan

AZT atau TDF + 3TC (atau


FTC) +EFV atau NVP

Merupakan pilihan panduan yang


sesuai untuk sebagian besar
pasien. Gunakan FDC jika
tersedia

AZT + 3TC + EFV atau NVP

Tidak boleh menggunakan EFV pd


trimester pertama TDF bisa
merupakan pilihan

AZT atau TDF + 3TC (FTC) +


EFV

Mulai terapi ARV segera setelah


terapi TB dapat ditoleransi
(antara 2 minggu hingga 8
minggu). Gunakan NVP atau
tripel NRTI bila EFV tidak dapat
digunakan

TDF + 3TC (FTC) + EFV atau


NVP

Pertimbangkan pemeriksaan HbsAG


terutama bila TDF merupakan
panduan lini pertama. Diperlukan
penggunaan 2 ARV yang memiliki
aktivitas anti-HBV

Dosis Antiretroviral Untuk ODHA dewasa


Golongan / Nama Obat

Dosis

Nukleoside RTI
Abacavir (ABC)

300 mg setiap 12 jam

Lamivudine (3TC)

150 mg setiap 12 jam atau 300 mg sekali sehari

Stavudine(d4T)

40 mg setiap 12 jam (30 mg setiap 12 jam bila BB<60 kg)

Zidovudine (ZDV atau AZT)

300 mg setiap 12 jam

Nukleotide RTI
Tenovir (TDF)

300 mg sekali sehari, (catatan : interaksi obat ddI perlu mengurangi


dosis ddI), infus i.v 1-3 mg/kg sehari

Non-nucleoside RTIs
Efavirenz (EFV)

600 mg sekali sehari

Nevirapine (NVP) (Neviral)

200 mg sekali sehari selama 14 hari, kemudian 200 mg setiap 12 jam

Protease inhibitors
Lopinavir/ritonavir (LPV/r)

400 mg/100 mg setiap 12 jam, (533 mg/133 mg setiap 12 jam bila


dikombinasi dengan EFV atau NVP

ART Kombinasi
AZT-3TC (Duviral)

diberikan 2x sehari dengan interval 12 jam

2. Herpes
Infeksi akibat virus Herpes sulit sekali
disembuhkan. Sekali masuk ke dalam
tubuh , virus herpes praktis tidak dapat
dikeluarkan lagi.
Infeksi primer terjadi di kulit/mukosa,
umumnya pada usia di bawah 10 tahun.
Infeksi sekunder berdekatan dgn tempat
infeksi pertama.
Rangsangan dapat berbentuk masuk angin,
demam, haid, stress, penyinaran X-ray,
penyakit berat dll.

a. Herpes Simpleks Virus (HSV) ada 2 tipe


Tipe I dan Tipe II.
HSV-I menghinggapi terutama muka,
mata, mulut dan sekitarnya.
HSV-II kebanyakan di daerah kelamin.
Infeksi dengan adanya vesikel berkelompok di
atas kulit yang yg sembab dan eritomatosa
pada daerah mukokutan. Penularan melalui
kontak langsung dgn zat penyebab.
Infeksi primer HSV-I biasanya terjadi pd anak.
Infeksi primer HSV-II terjadi setelah kontak
seksual pada remaja dan dewasa,
menyebabkan vulvovaginitis akut dan atau
peradangan pada kulit batang penis.

Infeksi primer biasanya disertai dgn gejala


sistemik seperti demam, malaise, mialgia,
nyeri kepala, dan adenopati regional.
Infeksi HSV-II dapat juga mengenai bibir.
Pengobatan
1. Asiklovir dosis : 5 x 200 mg/hari atau
2. Valasiklovir dosis : 2 x 500 mg/ hari
selama 7-10 hari
Kortikosteroid tidak boleh diberikan, karena
sistem imun akan lebih tertekan dan
infeksi lebih pesat menyebar ke tempat
lain.

b. Herpes Zoster
Infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan
oleh virus varisela zoster. Infeksi ini
merupakan reaktifasi virus yang terjadi
setelah infeksi primer.
Keluhan nyeri radikular dan gatal terjadi
sebelum erupsi. Keluhan dapat disertai
dengan gejala prodromal sistemik berupa
demam, pusing, dan malaise.
Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan
yang dalam waktu singkat menjadi vesikel
berkelompok dengan dasar eritem dan
edema.

Pengobatan
Stadium fesikel : bedak salisil 2% atau bedak
kocok kalamin agar vesikel tidak pecah.
Apabila erosif, diberikan kompres terbuka,
apabila terjadi ulserasi, dapat
dipertimbangkan pemberian salep antibiotik.
Pengobatan anti virus dengan
1. Asikolovir dewasa: 5x800 mg/hari, anakanak 4x20 mg/kgBB (dosis maks 800 mg)
atau
2. Valasiklovir dewasa 3x1000 mg/hari.
Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan
efektif diberikan pada 24 jam pertama
setelah timbul lesi.

3. Virus Hepatitis
Hepatitis (radang hati) dapat ditimbulkan oleh
banyak sebab, tetapi paling sering terjadi
karena infeksi oleh suatu virus hepatitis.
Sebab-sebab lain hepatitis adalah virus
demam kuning dan penyumbatan saluran
empedu (antara lain akibat batu empedu),
zat-zat kimia atau obat-obat tertentu, juga
karena minum terlalu banyak alkohol.
Sampai saat ini sudah dikenal 7 jenis virus
Hepatitis, yakni Virus Hepatitis A,B,C,D,E,F
dan G, Yang paling berbahaya Hepatitis B
dan C

a. Hepatitis A (HAV)
Penyakit infeksi akut di liver yang disebabkan
oleh hepatitis A virus (HAV), sebuah virus
RNA, yang ditularkan melalui jalur tinja
mulut dengan makanan dan minuman
yang tercemar.
Masa inkubasi rata-rata 28 hari (15-50 hari).
Gejala utama kulit dan putih mata menjadi
kuning, karena zat warna empedu
(bilirubin) tidak diuraikan lagi oleh hati
dan dikeluarkan ke dalam darah.

Pengobatan:

Disesuaiakan dengan gejala yang dirasakan,


antipretik bila demam Ibuprofen 2x400
mg/hari. Apabila ada keluhan GI :
1. Mual : antiemetik spt metoklopropamid
3x10 mg/hari atau Domperidon 3x10
mg/hari.
2. Perut perih dan kembung : H2 blocker
(Simetidin 3x200 mg/hari atau Ranitidin
2x 150 mg/hari ) atau proton pump
inhibitor (Omeprazol 1x20mg/hari

b. Hepatitis B (HBV)
Virus yang menyerang hati, masuk melalui
darah ataupun cairan tubuh (mani, cairan
vaginal) dari seseorang yang terinfeksi
seperti halnya HIV.
Potensi penularannya jauh lebih besar dari
pada AIDS.
Infeksi bisa akut dengan gejala berlangsung
kurang dari 6 bulan, bila lebih dari 6 bulan
hepatitis kronis yang bisa menjadi sirosis
hepatis 10% akan berkembang jadi kanker
hati (hepatoma).

Pengobatan

Pengobatan sesuai dgn gejala yang


dirasakan pasien, bila demam diberi
Antipiretik spt Parasetamol 500 mg 3-4x
sehari. Bila ada keluhan GI :
- Mual : anti emetik spt Metoklopropamid
3x10mg/hari atau Domperidon 3x10
mg/hari.
- Perut perih dan kembung : H2 blocker
(Simetidin 3x 200mg/hari atau Ranitidin
2X150 mg/hari) atau proton pump
inhibitor Omeprazol 1x20 mg/hari.
Penggunaan antiviral alfa-interferon i.m.
3xseminggu 5-9 MU, lamivudin (obat HIV)
dlm dosis tinggi efektif pula thd HBV

c. Hepatitis C (HCV)
Baru ditemukan th 1989. Infeksi dgn HCV
berlangsung lambat tanpa gejala. Penularan
melalui darah, cairan tubuh (mani dan cairan
vagina) sama dgn HIV tapi lebih agresif,
setetes kecil darah sudah cukup utk
mengakibatkan infeksi.
Penyakit ini sering menyerang pecandu
narkoba, pekerja seks dan orang-orang dgn
kontak seksual berganti-ganti.
Pengobatan dgn alfa-interferon 3 MU selama
3-12 bulan. Hanya efektif lebih kurang 60 %
dgn persentase kambuh tinggi, diatas 50%
Virus Hepatitis lainnya belum diteliti dg baik.

4. Virus Influenza
Influenza disebabkan oleh virus RNA yang
dapat hidup pada manusia,kuda,babi,ikan
paus, ayam, itik dan burung.
Infeksi terjadi melalui inhalasi dari tetesan liur
(pada waktu bersin, batuk, berbicara). Masa
inkubasi 1-3 hari.
Gejala muncul setelah masa inkubasi berupa
demam sampai 400C, nyeri sendi dan otot
seluruh tubuh, sakit tenggorok dan kepala,
radang mukosa hidung dan batuk kering yang
dapat bertahan berminggu-minggu.
Pengobatan simptomatis dgn analgetik, obat
batuk, dekongestan.

5. Flu burung
Ditemukan di Hongkong 1997 disebabkan oleh
Virus Avian influenza tipe H5N1 yang berasal
dari burung/unggas dan dapat ditularkan ke
manusia. Di Indonesia ditemukan tahun
2003. Tahun 2007 di seluruh Indonesia
tercatat 79 terinfeksi dan 61 org meninggal

Pengobatan : istirahat bedrest,

analgetik, Vit C, Seng, Amantadin dan


penghambat neuraminidase.

* Vitamin C dosis tinggi sehari 3-4x


1000mg
* Seng glukonat dlm bentuk tablet hisap
dgn 13,3 mg Zn (k.l 92,5 mg Znglukonat) digunakan sedini mungkin pd
awal infeksi 5-6 x sehari dpt
mempersingkat masa sakit rata2 dari 7,6
menjadi 4,4 hari (MK:blokade dari
tempat-tempat di permukaan virus)
* Virustatika utk meringankan gejala
penyakit.

* Amantadin selama 10 hari


* Oseltamivir dan Zanamivir
(Neuraminidase 1998) efektif utk mencegah
dan menangani influenza. Zanamavir
inhalasi 1-2 dd 10 mg.
Antibiotik hanya utk orang beresiko daya
tangkis lemah spt bronchitis kronis, jantung
atau ginjal. Karena mudah dihinggapi infeksi
bakteri sekunder.

5. Virus-virus Lain
a.Virus Dengue
Disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti,
masa inkubasi 5-8 hari.
Gejala : demam menggigil sampai 40 0C, nyeri
sendi dan otot yang hebat, terutama di
tungkai, sakit kepala berat, nyeri otot
persendian, dan timbulnya bintik-bintik
merah (petechiae) yang khas di muka, kaki
dan tubuh. Setelah 2-4 hari demam
mendadak hilang untuk kemudian (sesudah
24 jam) kambuh lagi. Setelah 3-6 hari lagi
ruam dan demam lenyap sama sekali.

Pengobatan

Hanya terapi penunjang infus dengan larutan


garam, pemberian zat asam, istirahat dan
parasetamol untuk turun panas. Bila terjadi
perdarahan serius dpt dipertimbangkan
transfusi darah.
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Virus mengganas pada hari ke 2 sampai ke 5,
disamping demam juga terjadi hipotensi,
shock dan perdarahan dari kulit, hidung dan
telinga yang tanpa perawatan akan fatal dlm
50 dari kasus .

b. Virus Ebola
Virus RNA, carriernya diduga kelelawar. Infeksi
terjadi melalui kontak langsung dengan darah
atau dengan cairan tubuh lain (liur, kemih,
feces, mani).
Gejala : nyeri kepala, muka dan mata
bengkak, ruam kulit, demam dan diare.
Gejala ini disusul oleh perdarahan hebat dari
seluruh liang tubuh dan organ dalam, karena
darah tidak membeku lagi. Fatal dalam
beberapa hari, dalam waktu 10 hari bisa
meninggal. Sampai saat ini belum ada obat
thd virus tsb.

c. Human Papilloma Virus (HPV)


Virus ini mengakibatkan timbulnya kutil-kutil
(veruca,wart) di kulit dan di daerah anogenital
dengan jalan poliferasi sel-sel epitelnya.
HPV juga menyebabkan kanker leher
rahim(cervix), dengan angka kematian diatas 40
%
Pengobatan
Kutil di tangan dan kaki sering sembuh spontan,
kasus serius pembakaran dgn listrik
(electrocautery) atau pembedahan setelah
pembekuan dgn kloretil. Juga bisa digunakan
keratolitik (larutan asam salisilat + asam laktat
aa 17 % dalam collodium, salep salisilat 40 %).
Atau dikompres dgn formaldehid 2-5%.

d. Virus SARS
SARS adalah suatu penyakit saluran napas yang
disebabkan oleh coronavirus yang dinamakan
SARS-associated coronavirus atau SARS-CoV.
Gejala : demam tinggi melebihi 380C, batuk
tidak produktif, myalgia (sakit otot), dyspnoe
(sesak napas), sakit kepala, diare.
Pengobatan
Ribavirin suatu vaksin telah dikembangkan dari
virus influenza yang diperlemah, dimana
ditambahkan satu gen dari virus SARS. Vaksin
ini hanya efektif pada anak-anak, tdk pd
orang dewasa.

Obat-Obat AntiRetroViral

1.Indinavir
Obat baru 1995 untuk HIV tipe-1, tipe-2
kurang efektif.
Dosis: 3 dd 800 mg 1 jam a.c, bila
dikombinasi dgn didanosin perlu diminum
dgn interval 1 jam
* Ritonavir (Norvir) dgn khasiat PI yang sama,
tetapi kerja lebih panjang t 3-5 jam.
dosis 2 dd 600 mg
* Saquinavir (invirase) daya kerja dan sifa
sama, t 13 jam. Dosis : 3 dd 600 mg
p.c.

2. Didanosin (dideoksiinosin DDI, Videx)


Khasiat lebih lemah drpd AZT, t 1,5 jam,
ekskresi melalui urin. Praktis tdk menekan
sumsum tulang. Dosis oral 2 dd 125-200
mg a.c. Tablet kunyah, krn DDI terurai dlm
lingkungan asam.

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi