Vous êtes sur la page 1sur 35

RABIES

Pembimbing:
dr. Melissa Adriani Tjahyadi, Sp.A

Oleh
Asep Nurman Hidayat
Pendahuluan
Rabies penyakit anjing infeksi akut SSP
virus rabies.
Penyakit zoonosis: penyakit infeksi hewan ke

manusia Gigitan Hewan Penular Rabies


(GHPR) yaitu anjing, kera, musang, anjing
liar, kucing
Penularan gigitan 98%
Rabies pada otak (Encephalomyelitis)

hanya 1 penderita yang hidup di dunia


150 negara di dunia rabies, 55.000 orang
meninggal/tahun
15 juta orang digigit hewan rabies

profilaksis Vaksin Anti Rabies (VAR)


40% orang digigit hewan penular rabies

adalah anak-anak <15 tahun


24 propinsi endemis rabies
ASEAN target bebas rabies 2020
Definisi
Rabies pada manusia merupakan penyakit
radang susunan saraf pusat yang fatal
Penyakit hewan rhabdovirus ditularkan

pada manusia gigitan hewan yang


menderita rabies
Rabies/anjing gila penyakit zoonosis yang

terpenting di Indonesia
Epidemiologi
>55.000 orang meninggal tiap tahunnya
akibat rabies99% kematian di negara
berkembang Benua Asia dan Afrika
WHO 30.000 orang di Asia meninggal

dunia setiap tahun karena rabies, sekitar


15% terjadi pada anak-anak <15 tahun
Etiologi
Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies
Grup :V negative-stranded RNA genome
Ordo :Mononegalovirales
Famili :Rhabdoviridae
Genus :Lyssavirus
Spesies :Rabies Virus
Patogenesis
Gejala Klinis
1. Gejala Prodormal Non Spesifik
Demam
Sakit kepala
Malaise
Mialgia
Gejala respirasi
Gejala gastrointestinal

2. Gejala Prodormal sugestif Rabies


Parestesia
Nyeri
Gatal, dan/atau fasikulasi pada atau sekitar tempat
inokulasi virus
Lanjutan.
3. Gejala Ensefalitik
.Aktivitas motorik berlebih
.Eksitasi
.Egitasi
.Bingung
.Halusinasi

.Spasme muskular
.Meningismus
.Postur epistotonik
.Kejang dan dapat timbul paralisis fokal
.Hidrofobia

.Aerofobia
.Abnormalitas sistem saraf otonom pupil dilatasi

ireguler, meningkatnya lakrimasi, salivasi, keringat, dan


hipotensi postural
Lanjutan
4. Gejala Paralitik
.Hidrofobia
.Aerofobia
.Hiperaktivitas
.Kejang
.Pasien akhirnya akan berkembang menjadi

paralisis komplit koma, meninggal


kegagalan pernafasan
.Tanpa terapi intensif, umumnya kematian

akan terjadi dalam 7 hari setelah onset


penyakit
DIAGNOSA

Deteksi antibiotik spesifik virus rabies

Isolasi virus

Deteksi protein virus


SPESIMEN YANG
DIGUNAKAN
Cairan serebrospinal

Cairan saliva

Cairan serum

Biopsi kulit
DIAGNOSIS POSTMORTEM
Ditemukan Meskipun

JARINGAN HASIL POSITIF


BADAN NEGRI
OTAK KURANG 80%

TIDAK
MENYINGKIRKAN
HASIL KEMUNGKINAN
NEGATIF?? RABIES
PEMERIKSAAN PENUNJANG

VIRUS RABIES DIISOLASI DARI AIR LIUR, CAIRAN


SEREBROSPINAL, DAN URIN PENDERITA

TERKADANG ISOLASI VIRUS TIDAK BERHASL DI DAPATKAN


DARI JARINGAN OTAK

FAT (FLUORESCENT ANTIBODIES TEST) MENUNJUKKAN


ANTIGEN VIRUS DI JARINGAN OTAK, SEDIMEN CAIRAN
SEREBROSPINAL, URIN, KULIT DAN HAPUSAN KORNEA.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SERUM NEUTRALIZING ANTIBODY PADA KASUS YANG
TIDAK DIVAKSINASI TIDAK AKAN TERBENTUK SAMPAI HARI
KE 10 PENGOBATAN

PENINGKATAN TITER YANG CEPAT JUGA NAMPAK PADA


HARI KE 6-10

SETELAH ONSET KLINIS PADA PASIEN YANG DI OBATI


ANTIRABIES
Tatalaksana
Rekomendasi WHO mencegah rabies tergantung adanya
kontak:
1. Kategori 1: menyentuh, memberi makan hewan atau
jilatan hewan pada kulit yang intak karena tidak
terpapar tidak perlu profilaksis, apabila anamnesis
dapat dipercaya.
2. Kategori 2: termasuk luka yang tidak berbahaya
adalah jilatan pada kulit luka, garukan, atau lecet
(erosi ekskoriasi), luka kecil disekitar tangan, badan,
dan kaki. Untuk luka resiko rendah diberi VAR saja.
3. Kategori 3: jilatan/ luka pada mukosa, luka diatas
daerah bahu (muka,kepala,leher),luka pada jari
tangan/kaki, genitalia, luka yang lebar/dalam dan luka
yang banyak (multiple)/ atau ada kontak dengan
kelelawar, maka gunakan VAR dan SAR.
Lanjutan
Tiga unsur yang penting dalam PEP (Post
Exposure Praphylaxis), yaitu:
1. Perawatan luka
2. Serum antirabies (SAR)
3. Vaksin antirabies (VAR)
Tindakan Pertama
1. Bersihkan luka dari saliva yang mengandung
virus rabies.
2. Luka segera dibersihkan disikat dengan
sabun dan air mengalir 10-15 menit,
sebelumnya diberikan lidokain
3. Pemberian antiseptik, obat merah, povidon
4. iodine, alkohol 70%, zat antiseptik lainnya
5. Luka sebisa mungkin tidak dijahit
6. Jahitan situasi (jika sangat perlu) dan diberi SAR
infiltrasi di sekitar luka dan sisanya IM
ditempat yang jauh dari tempat inokulasi vaksin
7. Pertimbangkan pemberian ATS, antibiotik, dan
pemberian analgetik
Dosis dan Cara Pemberian VAR
1. Vaksin PVRV (Purified Vero Rabies Vaccine)
Vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak
0,5 ml dalam syringe
Dosis dan cara pemberiannya sesudah digigit:

Vaksinasi Dosis Waktu pemberian

4 x pemberian:
- Hari ke-0: 2x pemberian
Dasar 0,5 ml sekaligus (deltoideus kiri dan
kanan)
- Hari ke 7 dan 21

Ulangan - -
Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan
dengan SAR sesudah digigit

Vaksinasi Dosis Waktu pemberian

4 x pemberian:
- Hari ke-0: 2x pemberian
Dasar 0,5 ml sekaligus (deltoideus kiri dan
kanan)
- Hari ke 7 dan 21

Ulangan 0,5ml - Hari ke 90


2. Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV)
Sediaan:
7 vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml
5 ampul @ 1 dosis intra cutan dan 5 ampul
pelarut @ 0,4 ml

Cara Penggunaan:
Vaksinasi dasar suntikkan s.c di sekitar daerah
pusar
Vaksinasi ulang disuntikkan secara i.c di
bagaian fleksor lengan bawah
Dosis dan cara pemberian sesudah digigit

Vaksinasi Dosis Keterangan

Dasar 1 ml 7 x pemberian setiap hari

Ulangan 0,1ml Hari ke 11, 15, 30 dan 90


Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan
dengan SAR sesudah digigit

Vaksinasi Dosis Keterangan

Dasar 1 ml 7 x pemberian setiap hari

Ulangan 0,1ml Hari ke 11, 15, 25, 35 dan 90


Dosis dan Cara Pemberian SAR
1. Serum heterolog (Kuda) kemasan bentuk
vial 20 ml (1 ml = 100 IU)
Kemasasn : vial 20 ml (1 ml = 100 IU)
Cara pemberian :disuntikkan infiltrasi di sekitar
luka sebanyak mungkin, sisanya intramaskuler.
Jenis
Dosis Waktu Pemberian Ket
Serum

Bersamaan dengan
Serum
40 IU/KgBB Pemberian VAR hari Skin Test!!!
Heterolog
ke-0
2. Serum Homolog, bentuk vial 2 ml ( 1 ml =
150 IU)
Kemasan: vial 2 ml ( 1 ml = 150 IU )
Cara pemberian:disuntikkan infiltrasi di sekitar
luka sebanyak mungkin, sisanya intramuskuler.

Jenis
Dosis Waktu Pemberian Ket
Serum

Bersamaan dengan Tidak


Serum
20 IU/KgBB Pemberian VAR hari perlu Skin
Homolog
ke-0 Test!!!
Dosis dan Cara Pemberian VAR Pre
Exposure Immunization
1.Vaksin PVRV (Purified Vero Rabies Vaccine)
Cara I: i.m di daerah deltoideus

Vaksinasi Dosis Waktu Pemberian

0,5 ml Pemberian I (hari ke-0)


Dasar
0,5 ml Hari ke 28

Ulangan 0,5 ml 1 tahun setelah pemberiaan 1

Ulangan
0,5 ml Tiap 3 tahun
selanjutnya
Cara II: i.c dibagian fleksor lengan bawah

Vaksinasi Dosis Waktu Pemberian

0,1 ml Pemberian I (hari ke-0)

Dasar 0,1 ml Hari ke 7

0,1 ml Hari k 28

Ulangan 0,1 ml Tiap 6 bulan - 1 tahun


2. Vaksin SMBV (Suckling Mice Brain Vaccine)
Disuntikkan secara intra cutan (i.c) di bagian
fleksor lengan bawah

Vaksinasi Dosis Waktu Pemberian

0,1 ml Pemberian I (hari ke-0)

Dasar 0,1 ml 3 minggu setelah pemberian I

0,1 ml 6 minggu setelah pemberiaan 1

Ulangan 0,1 ml Tiap 1 tahun


Profilaksis Pre Exposure
Booster bertahan 10 tahun : 96% orang
Setiap 6 bulan tes antibodi
Setiap 3 tahun mendeteksi respon lambat
Jika titer < 0,5 IU booster 3 tahun
Jika titer > 0,5IU setiap 10 tahun
Jika fasilitas serologi - booster 5-10 tahun
Respon imun sekunder injeksi im atau id
sama
Efektivitas Terapi Post Exposure
Kematian tanpa terapi mencapai 35-57%
Terapi modern efektif s/d 100%
Kegagalan terapi
terlambat, gagal menyelesaikan terapi
imunosupresi
HDCV proteksi thd Lyssavirus genotip 5, 6 dan
7
Prognosis
Ad Malam
Perlawanan kekebalan akan terlambat bila

dalam waktu 10 hari, sehingga disarankan


untuk kombinasi SAR dan VAR
SEKIAN

Vous aimerez peut-être aussi