Vous êtes sur la page 1sur 33

Endokarditis infektif

Ari@2016

Designed by TheTemplateMart.com
Definisi
Endocarditis infeksius (EI) / (endocarditis bakterial)
adalah infeksi lapisan dalam jantung yang disebabkan
oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain yang
menyebabkan abses myocardium dan gagal jantung.
Infeksi endokardium, katup jantung atau prosthesis
jantung akibat invasi bakteri atau jamur. Meskipun
endocarditis biasanya fatal, tetapi treatmen yang tepat,
70% pasien dapat sembuh. Prognosis memburuk jika
endocarditis menyebabkan kerusakan katup yang berat,
mengakibatkan insufisiensy dan gagal jantung (Mills,
2006)
Endokarditis
Endokarditis
Patofisiologi
Ketika lapisan dalam jantung (endocardium) menjadi radang, clot fibrin
terbentuk.
Clot fibrin akan menjadi koloni oleh pathogen selama episode bakteremia
yang diakibatkan dari prosedur invasif (kanulasi arteri dan vena, penanganan
gigi yang menyebabkan perdarahan gusi, pembedhan traktus GI, biopsy hati,
sigmoidoscopy), kateter indwelling, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit
dan luka.
Platelet dan fibrin mengelilingi mikroorganisme yang menginvasi, membentuk
suatu selubung pelindung dan menyebabkan vegetasi yang terinfeksi untuk
meluas.
Vegetasi yang meluas (lesi dasar endocarditis) dapat merusak, menebal, kaku dan
meninggalkan parut batas bebas dari lembar katup juga cincin fibrous yang
mendukung katup.
Vegetasi mungkin juga berjalan ke berbagai organ dan jaringan (limpa, ginjal,
arteri koroner, otak dan paru) dan membendung aliran darah.
Penutup pelindung yang mengelilingi vegetasi membuat sulit bagi sel darah putih
(WBC) dan agent antimikroba untuk masuk dan menghancurkan lesi yang
terinfeksi.
Pertumbuhan Vegetasi
Etiology
Bakteri penyebab antara lain:
Streptococcus viridanbacteremia terjadi setelah penanganan gigi atau
infeksi saluran nafas atas.
Staphylococcus aureusbacteremia terjadi setelah pembedahan jantung
atau penyalahgunaan obat parenteral.
Staphylococcus epidermidisbacteremia terjadi karena katup jantung
prosthetik dan prosedur akses IV.
Enterococci (penicillin-resistant group D. streptococci)bacteremia
biasanya terjadi pada pasien lansia (umur >60) dengan infeksi trraktus
genitourinary.
Bakteri gram negative seperti Haemophilus, Actinobacter, dan
Cardiobacterium tidak umum tapi menyebabkan komplikasi serius.
Jamur (Candida albican, Aspergillus) dan Rickettsiae merupakan
penyebab yang lain.
Endokarditis infeksius pada katup jantung yang sebelumnya cidera
karena demam rematik, defek konginetal, katup jantung normal dan
katup jantung biologis dan mekanis.
Manifestasi Klinis umum
Demam, menggigil, berkeringat (demam
mungkin tidak ditemukan pada pasien
lansia atau uremia)
Anorexia, penurunan BB dan lemah
Batuk, nyeri sendi dan punggung
(khususnya pada pasien > 60 tahun)
Splenomegaly
Manifestasi Klinis pada kulit dan
kuku
Petechiaeconjunctiva, membran mukosa
Perdarahan pada bantalan kuku
Nodus OslerNodus merah dan nyeri pada telapak jari
dan jempol; biasanya tanda akhir infeksi dan ditemukam
dengan infeksi subakut.
Lesi Janewaymakula berwarna pink cerah pada telapak
kaki, tidak mengeras, mungkin berubah menghitam dalam
beberapa hari; biasanya tanda awal infeksi endokardium.
Clubbing fingers dan jempolutamanya terjadi pada
pasien yang mempunyai kondisi infeksi yang tidak diobati
dan meluas.
Manifestasi Klinis jantung
Murmur yang berubah atau patologis
tidak adanya murmur dengan tanda dan
gejala lain mungkin mengindikasikan
infeksi jantung sebelah kanan.
Tachycardiaberhubungan dengan
penurunan CO
Manifestasi Klinis System Saraf
Pusat
Sakit kepala
Iskemia serebral sesaat
Perubahan status mental, aphasia
Hemiplegia
Kehilangan sensoris Cortical
Roth's spots pada fundi (perdarahan retina)
Manifestasi Klinis Paru
Biasanya terjadi dengan keterlibatan
jantung sebelah kanan.
Pneumonitis, pleuritis, edema pulmonal,
infiltrat.
Phenomena embolik
Paruhemoptysis, nyeri dada, nafas pendek
Ginjalhematuria, warna urine abnormal
Limpanyeri kuadran atas kiri dari abdomen ke
bahu kiri.
JantungMI, aortic insufficiency, gagal jantung
Otakkebutaan mendadak, paralysis, abses otak,
meningitis
Pembuluh darahaneurysm mycotik
Abdomenmelena, nyeri akut
Evaluasi diagnostik
Kriteria Major
Kultur darahsedikitnya 2 kali kultur
darah seri positif.
Keterlibatan Endocardium (didiagnosa
dengan echocardiography) identifikasi
vegetasi dan mengkaji lokasi dan ukuran
lesi.
Insufisiensy katup baru/regurgitasi
Evaluasi diagnostik
Kriteria Minor
Predisposisi kondisi jantung atau penggunaan obat-obtan
IV.
Demam tinggi lebih dari 38 C
Faktor vaskulerkomplikasi pulmonal, emboli, lesi
Janeway
Faktor Immunologinodus Osler, Roth's spot, faktor
remathoid.
Microbiologykultur positif, tapi tidak ditemukan kriteria
mayor.
Echocardiogramkonsistent dengan penyakit, tapi tidak
ada krteria mayor.
Manajemen
Terapy antimikroba, didasarkan pada sensitifitas
agen penyebab, selama 4 samapi 6 minggu.
Kadar serum bakterisid dari antibiotik yang dipilih
dimonitor dengan titer seri.
Dosis antibiotik yang tidak diberikan mungkin
mengakibatkan konsekuensi yang irreversible.
Beritahu dokter jika dosis akan ditinggalkan untuk
memastikan tindakan alternatif yang sesuai diambil.
Kultur Urine diperoleh setelah 48 jam sampai
dikaji efektifitas terapy obat.
Manajemen
Kultur darah ulang diperoleh setelah 48 jam untuk
mengkaji efektifitas terapy obat.
Follow up dengan ahli jantung.
Nutrisi Supplement
Intervensi pembedahan untuk:
Lesi katup yang rusak akutexcisi katup yang terinfeksi atau
membuang katup prosthetik.
Gangguan Hemodynamic, Gagal jantung berat
Emboli yang kambuh.
Infeksi yang resisten
Drainage abses atau empyema
Perbaikan periferal atau aneurysme mycotik cerebral.
Komplikasi
Gagal jantung berat karena insufisiensy katup
Infeksi refraktory
Episode embolik (ischemia atau necrosis
ekstremits atau organ)
Gangguan konduksi
Disfungsi organ yang diakibatkan oleh proses
immonologi (jantung, mata, kulit)
Penghancuran jaringan oleh mikroorganisme,
kerusakan katup dan pembentukan abses katup.
Pengkajian Keperawatan
Identifikasi faktor yang menjadi predisposisi
terhadap endocarditis, seperti penyakit jantung
rematik, defek jantung kongenital, katup jantung,
stenosis mitral atau aorta, riwayat endocarditis
sebelumnya.
Tentukan serangan tanda dan gejala endocarditis
(treatmen dini infeksi meningkatkan progonosis)
Identifikasi kejadian potensial yang mugkin telah
menjadi presipitasi.
Pengkajian Keperawatan
Peroleh kultur darah, CBC, lab untuk ginjal dan
hati, ECG 12 lead.
Kaji pasien terhadap alergy, dengan penekanan
khusus pada reaksi efek samping terhadap terapy
antibiotik.
Catat jika pasien saat ini sedang mendapatkan
terapy antibiotik.
Identifi kasi tingkat kecemasan pasien dan
keluarga dan penggunaan mekanisme koping yang
efektif.
Diagnosa Keperawatan
Penurunan CO b/d faktor struktural (Katup yang
tidak kompeten).
Perfusi jaringan tidak efektif (ginjal, otak, paru,
GI dan perifer) b/d terputusnya aliran darah.
Hyperthermia b/d penyakitnya, potensial
dehydrasi dan terapy antibioik progresif.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b/d anorexia
Kecemasan b/d sakit akut dan hospitalisasi.
Intervensi Keperawatan
Memelihara CO yang adequat
Auskultasi jantung untuk mendeteksi murmur baru atau
perubahan pada murmur yang sudah ada; adanya galop.
Monitor TD dan nadi.
Catat adanya perubahan nadi (indikasi gagal jantung sebelah
kiri).
Evaluasi tekanan nadi (30 sampai 40 mm Hg mengindikasikan CO
adequat).
Evaluasi distensi vena jugularis.
Catat intake dan output.
Catat BB setiap hari.
Auscultasi bidang paru sebagai bukti adanya krakle.
Intervensi Keperawatan
Memelihara perfusi jaringan
Observasi pasien terhadap perubahan mental,
hemoptysis, hematuria, aphasia, kehilangan
kekuatan otot, keluhan nyeri.
Observasi perdarahan bantalan kuku, nodus
Osler, dan lesi Janeway.
Beritahu dokter terhadap perubahan-perubahan
status pasien.
Reposisi pasien dengan sering untuk mencegah
kerusakan kulit dan komplikasi pulmonal yang
berhubungan dengan bed rest.
Intervensi Keperawatan
Memelihara normothermia
Observasi perawat.
Lakukan perawatan IV yang baik untuk terapy antibiotik jangka panjang.
Catat tanggal insersi jarum atau kanula pada rencana keperawatan.
Jika tempat perifer digunakan, ganti tempat setiap 72 jam atau jika tempat
penusukan menjadi mengeras, merah, infiltrasi atau terdapat drainage
purulent.
Ganti balut atau transparent dressing setiap 24 jam untuk mencegah infeksi.
Jika alat akses kontinyu digunakan, ikuti kebijakan fasilitas, untuk perawatan
dan ganti balut serta prosedur pembersihan (flushing procedures).
Berikan terapy antibiotik parenteral sesuai yang diresepkan.
Buat diagran tempat penusukan untuk pemberian IM terhadap terapy
antibiotik.
Observasi reaksi efek samping terapy obat (distress pernafasan berat,
kemerahan, gatal, demam)
Observasi efek samping jangka panjang terapy antibiotikototoxicitas, gagal
ginjal.
Intervensi Keperawatan
Monitor temperatur setiap 2 sampai 4 jam.
Documentasikan hasil pada grafik.
Catat peningkatan HR dan atau RR dengan peningkatan suhu.
Berikan selimut dan lingkungan nyaman jika pasien menggigil; ganti
sprei jika diperlukan.
Berikan analgetik sesuai yang diresepkan.
Observasi pasien terhadap rasa sehat dalam 5 sampai 7 hari setelah
pemberian terapy.
Monitor nilai laboratoriumHCT, BUN, creatinine, WBC, kadar
antibiotik, kultur darah.
Tingkatkan hydrasi yang cukup karena diaphoresis dan peningkatan
laju metabolisme mungkin menyebabkan dehydrasi.
Dorong intake cairan oral.
Berikan cairan IV sesuai yang diresepkan.
Observasi turgor kulit dan membran mukosa.
Intervensi Keperawatan
Meningkatkan status nutrisi
Kaji masukan kalori harian pasien.
Diskusikan pilihan makanan dengan pasien.
Konsultasikan dengan ahli gizi tentang kebutuhan nutrisi
pasien dan pemilihan makanan.
Dorong makanan kecil dan snak setiap hari.
Catat intake kalori harian dan BB.
Berikan pendidikan tentang kebutuhan kalori pasien.
Dorong keuarga untuk membantu pasien makan.
Intervensi Keperawatan
Menurunkan kecemasan
Penyebab fisiologis harus diidentifikasi dan diobati untuk
mencegah efek samping yangirreversible atau hasil yang
fatal; sedativ mungkin menutup gejala, menunda
identifikasi, diagnosis dan treatment.
Kaji pasien terhadap tanda hypoperfusion, auscultasi
suara jantung dan paru, peroleh strip rytme dan berikan
oksigen sesuai resep. Beritahu dkter segera.
Documentasikan penemuan dalam pengkajian, catatan
dan respon dokter juga intervensi serta responnya.
Intervensi Keperawatan
Jelaskan alasan pasien dan keluarga untuk
hospitalisasi, tes diagnostik dan terapi yang
diberikan.
Dorong pasien untuk mengungkapkan ketakutan
akan akan hospitalisasi dan sakitnya.
Jelaskan prosedur kepada pasien sebelum
dilakukan.
Dorong berbagai aktivitas seperti televisi,
membaca dan interaksi dengan pasien lain.
Dorong keluarga untuk berinteraksi dengan
pasien sesering mungkin.
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kerusakan
otot jantung sekunder terhadap proses peradangan/inflamasi

Data Subyektif: Sesak nafas, bsdan panas, cepat leleah, pusing, mual, nyeri dada,
palpitasi
Data Obyektif: tekanan darah menurun, MAP abnormal, takikardia, denyut lemah, suhu
meningkat, JVP > 3 cmH2O, sianosis, akral dingin, menggigil, demam, isoenzim
jantung meningkat, pulse paradox, nilai analisa gas darah abnormal.

Tujuan: Meningkatkan perfusi jaringan dan mencegah kerusakan otot jantung (infeksi
tidak berkembang)
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kerusakan otot
jantung sekunder terhadap proses peradangan/inflamasi

intervensi Rasional
Evaluasi TTV (nadi perifer: kecil dan Penting untuk diagnosis gagal
lemah, pulse paradox, TD, suhu, jantung kiri dan syok kardiogenik.
pernafasan. Gallop BJ3 atau BJ4 akibat dari
Evaluasi bunyi jantung: pericardial penurunan pegembangan ventrikel
friction rub, tingkat kesadaran, CVP, kiri.
JVP, monitor secara kontinyu. Toksisitas digitalis menurunkan
Observasi tanda-tanda kegagalan curang jantung dan perfusi jaringan.
seperti batuk, hemaptoe, palpitasi, Keracunan Digoxin: Efek GI (N/V, anoreksia,
diare, sakit di bagian perut) biasanya
murmur, edema. merupakan tanda-tanda pertama dari
Observasi toksisitas digitalis. keracunan Digoxin; Tanda-tanda lain dari
keracunan Digoxin: Efek CNS (sakit kepala,
kelelahan, sakit di bagian wajah, kelemahan,
kepeningan, kebingungan mental); Gangguan
penglihatan (mengaburkan penglihatan,
gangguan warna)
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kerusakan otot
jantung sekunder terhadap proses peradangan/inflamasi

intervensi Rasional
Ambil sample darah untuk kultur. Membantu menegakkan diagnosis
infeksi, jenis bakteri dan sensitifitas
antibiotik.
Pertahankan patensi jalur intravena Memfasilitasi akses IV.
(infus).
Bed rest sampai gejala tekanan Mengurangi konsumsi oksygen otot
jantung berkurang. jantung.
Kolaborasi untuk terapi dan
tindakan:
Oksigen Meningkatkan supali oksygen
Digitali, diuretik, antidisritmia Memperbaiki kontraktilitas miokard,
menurunkan cairan interstitiil, memulihkan
frekuensi dan irama jantung.
Antibiotik Mengeradikasi bakteri.
Pericardiocentesis (bila ada efusi Mengurangi tekanan pericardium
pericard)
Referensi
1. Cardiovascular Care Made Incredibly Visual! (2nd Edition)
: Lippincott Williams & Wilkins, 2011
2. Carpenito-Moyet,, Lynda Juall, Consultant, Nursing
(2010). Handbook of Nursing Diagnosis (13th Edition): Lippincott
Williams & Wilkins.
3. Mills, Elizabeth Jacqueline (2006). Handbook of Medical-Surgical
Nursing (4th Edition): Lippincott Williams & Wilkins.
4. Woods, Susan L., Froelicher, Erika Sivarajan, Motzer, Sandra Adams
(Underhill), Bridges, Elizabeth J. (2005). Cardiac Nursing (5th
Edition) : Lippincott Williams & Wilkins.
5. Nettina, Sandra M. (2010). Lippincott Manual of Nursing Practice
(9th Edition): Lippincott Williams & Wilkins.

Vous aimerez peut-être aussi