Vous êtes sur la page 1sur 44

Askep Trauma

Mata & Telinga


Oleh :
Agusnita Panca Indriati (AOA0150774)
Geger imam wahyudi (AOA0150781)

1
Literatur
Ilyas SH, Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga, Jakarta, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia:2006.p.259-270
Smeltzer. Suzanne. C, Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar
Keperawatan Medikal bedah Brunner & Suddarth Edisi 8
Volume 3 hal. 2015. EGC. Jakarta
Adams, George L. (1997). Boles: buku ajar penyakit THT.
Jakarta: EGC.
Harold, Ludman. (1992). Petunjuk penting pada penyakit
THT. Jakarta:Hipokrates.
Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian kepala dan leher. Dalam
4 Asih, Ni Luh Gede.
Nanda. (2015). Nursing diagnosis: definition and
classification, 2015-2017.Philadelphia: North American
Nursing Diagnosis Association.

2
Trauma mata

3
Definisi
Trauma okuli merupakan cedera yang terjadi pada
mata yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
bola mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga
orbita, kerusakan ini akan memberikan penyulit
sehingga dapat menganggu fungsi mata sebagai
indra penglihat.Penyebabnya dapat bermacam-
macam diantaranya kecelakaan di rumah,
kekerasan, ledakan, cedera olahraga dan
kecelakaan lalu lintas. Kejadian trauma okuli
dialami oleh pria 3 sampai 5 kali lebih banyak
daripada wanita (Asbury, 2000).

4
Etiologi

5
Klasifikasi

6
Contoh

7
Contoh
Trauma mata terbuka
Perforating mechanical trauma

8
Contoh

9
Manifestasi klinis
Gejala pada trauma okuli bergantung pada jenis
trauma(James, 2005)

10
Lanjt
Tanda dan gejala lain pada trauma okuli (Ilyas,
2012):

11
Lanjt
Tanda kemungkinan adanya cidera pada bola
mata(Lange, 2006).

12
Diagnosis

13
Lanjt

Anamnesis tentang ketajaman visus sebelum


trauma dan riwayat penyakit mata atau operasi
mata amat membantu dalam mendiagnosis suatu
trauma okuli. Riwayat penyakit sistemik,
pengambilan obat-obatan, riwayat alergi, suntikan
imunisasi tetanus dan pengambilan oral terakhir
perlu ditanyakan sebagai kemungkinan persediaan
operasi (Aronson, 2008).

14
Lanjt

Sebisa mungkin dilakukan pemeriksaan oftalmik


lengkap termasuk pemeriksaan visus, reaksi pupil,
lapangan pandang, pergerakan otot-otot
ekstraokular, tekanan intraokular, pemeriksaan slit
lamp, funduskopi dan lain-lain (Lange, 2006).

15
Lanjt

16
Lanjt
Foto polos

17
Lanjt
Ultrasonografi

18
Lanjt
Ct-scant

19
Penatalaksanaan

20
Teknik

21
Lanjt

22
komplikasi

23
Trauma telinga

24
Definisi
Trauma telinga adalah trauma yang dapat terjadi berbagai
cidera traumatika yang nyeri pada aurikula, meatus akustikus
eksterna dan membran timpani. (Cody, Kern, Pearson. 1991:
104)
Trauma telinga tengah adalah perforasi membran timpani
yang dapat disebabkan oleh perubahan tekanan mendadak-
barotrauma, trauma ledakan-atau karena benda asing dalam
liang telinga (aplikator berujung kapas, ujung pena, klip
kertas, dll). (Adams. 1997: 95)
Trauma telinga adalah tuli yang disertai gambaran atoskopik
yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis trauma, meliputi
kompresi udara mendadak, udara di meatus akustikus
eksternus, masuknya benda asing ke dalam telinga mserta
trauma kapitis yang menyebabkan fraktura os temporale.
(Cody, Kern, Pearson. 1991: 90)

25
Etiologi

26
Klasifikasi

27
Lanjt
Trauma telinga tengah

28
Manifestasi klinis

29
Diagnosis

30
Lanjt
Anamnesa
Pada anamnesis biasanya mula-mula pekerja mengalami
kesulitan berbicara di lingkungan yang bising, jika
berbicara biasanya mendekatkan telinga ke orang yang
berbicara, berbicara dengan suara menggumam, biasanya
marah atau merasa keberatan jika orang berbicara tidak
jelas, dan sering timbul tinitus. Biasanya pada proses
yang berlangsung perlahan-lahan ini, kesulitan
komunikasi kurang dirasakan oleh pekerja bersangkutan;
untuk itu informasi mengenai kendala komunikasi perlu
juga ditanyakan pada pekerja lain atau pada pihak
keluarga.

31
Lanjt
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik,tampak kelainan anatomis telinga
luar sampai gendang telinga. Pemeriksaan telinga,
hidung, dan tenggorokan perlu dilakukan secara lengkap
dan seksama untuk menyingkirkan penyebab kelainan
organik yang menimbulkan gangguan pendengaran
seperti infeksi telinga, trauma telinga karena agen fisik
lainnya, gangguan telinga karena agen toksik dan alergi.
Selain itu pemeriksaan saraf pusat perlu dilakukan untuk
menyingkirkan adanya masalah di susunan saraf pusat
yang (dapat) menggangggu pendengaran.

32
Lanjt
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Pemeriksaan Uji ketajaman


otoskopik ketajaman garpu tala

mekanic Uji penyaringan Test weber


interprestasi sederhana

33
Penatalaksanaan
Menurut Supardi (2000: 30-32), penatalaksanaan pada trauma
pada sistem pendengaran adalah:
luka dan laserasi dibersihkan secara sempurna
hematoma bila kecil observasi,bila besar lakukan bidai
dan penekanan
cegah masuknya infeksi
Menurut Cody, Kern, Pearson (1991: 24-25),untuk trauma
os.temporal:
Pasien harus dirumah sakitkan dan diberikan cairan
infus IV.
Pasien harus diobservasi dengan teliti bagi tanda-tanda
hematoma
Bila terjadi robekan pada membran timpani, maka tepi-
tepi perforasi harus disatukan kembali

34
Komplikasi

Tuli konduksi

Paralisis wajah unilateeral

Kehilangan kesadaran

Vertigo

nistagmus
35
Asuhan
Keperawatan.......

36
Pengkajian

37
Diagnosa keperawatan
00132. Nyeri akut b.d proes inflamasi pasca
traumadomain 12:kenyamanan
00146. Ansietas b.d ancaman status kesehatandomain
9:koping
00120. Harga diri rendah situasional b.d citra
tubuhdomain 6:persepsi diri
00085. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan sensori
perseptualdomain 4:aktifitas
00004. Resiko infeksi b.d gangguan integritasdomain
11:keamanan

38
Intervensi
00132. Nyeri akut b.d proes inflamasi pasca
traumadomain 12:kenyamanan
Noc
2102. Tingkat nyeri
1605. Control nyeri
0802. Tanda tanda vital
1913. Keparahan cedera fisik
Kriteria hasil
Nyeri berkurang dengan bantuan manajemen nyeri
Nic
1400. Manajemen Nyeri
2210. Analgesic Administration

39
Lanjt
00146. Ansietas b.d ancaman status
kesehatandomain 9:koping
Noc
1211. Tingkat kecemasan
1402. Kontrol kecemasan diri
1608. Kontrol gejala
Kriteria hasil
Mampu mengontrol
diri(ketakutan,ketegangan,kegelisahan)
Nic
5820. Pengurangan kecemasan
6040. Terapi relaksasi

40
Lanjt
00120. Harga diri rendah situasionaldomain
6:persepsi diri
Noc
1205. Harga diri
1200. Citra tubuh
Kriteria hasil
Klien mampu mempertahankan kepercayaan dirinya
ditunjukkan dengan komunikasi yang baik dengan
orang disekitarnya
Nic
5400. Peningkatan harga diri
5220. Peningkatan citra tubuh

41
Lanjt
00085. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan
sensori perseptualdomain 4:aktifitas
Noc
0212. Koordinasi pergerakan
2102. Tingkat nyeri
Kriteria hasil
Klien mampu mengkoordinasikan gerakan yang
diinginkan
Klien mampu mengdeskripsikan nyeri yang dirasakan
dan mengontrol gerakan yang sesuai
Nic
0180. Manajemen energi
1400. Manajemen nyeri
1800. Bantuan perawatan diri
42
Lanjt
00004. Resiko infeksi b.d gangguan
integritasdomain 11:keamanan
Noc
0703. Keparahan Infeksi yang dibuktikan dengan
indikator (1-5 : berat sekali, berat, sedang, ringan,
tidak ada)
Kriteria hasil
Adanya
Demam
Nyeri
Peningkatan leukosit
Nic
6540. Kontol Infeksi
6550. Perlindungan Infeksi
43
a n
h
T s
k
Tha
n Many
ks thanks
To
You ...
n k s
Tha 44

Vous aimerez peut-être aussi