Vous êtes sur la page 1sur 21

Asuhan Keperawatan

pada Bayi dengan


Asfiksia
Pendahuluan
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi
tidak dapat segera bernafas secara spontan dan
teratur setelah lahir
Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi
tidak dilakukan dengan sempurna
Jika tidak ditangani dapat terjadi kerusakan pada otak
bayi
Definisi

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak


dapat bernapas secara spontan dan teratur.
Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat
dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
masalah yang mempengarui kesejahteraan bayi selama
atau sesudah persalinan
Epidemiologi
Menurut Laporan WHO setiap tahunnya, kira-kira 3% (3,6
juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1
juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia dari seluruh
kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa bayi
baru lahir (usia dibawah 1 bulan) dan setiap 6 menit
terdapat 1 bayi baru lahir yang meninggal. Penyebab
kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah bayi berat
lahir rendah (29%), asfiksia (27%) dan lain-lain 44%
Etiologi
Faktoribu : kehamilan di usia terlalu muda/tua, hipoventilasi
akibat pemberian analgetika atau anesthesi , hipotensi ,
hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain
Faktor plasenta : Solutio plasenta, plasenta previa, plasenta
tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel pada tempatnya.
FaktorJanin : Tali pusat menumbung, melilit ke leher, kompresi
tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemelli, IUGR, kelainan
kongenital
Faktor persalinan : Meliputi partus lama, tindakan partus dan
lain-lain
Manifestasi Klinis

Pernafasan terganggu
Denyut jantung berkurang
Refleks / respon bayi melemah
Tonus otot menurun
Warna kulit biru atau pucat
Diagnosis
Denyut Jantung Janin
Air Ketuban
Pemeriksaan Ph pada janin
Dengan menilai Apgar Skor
Apgar Skor
Appearance ( warna kulit )
Pulse ( bunyi jantung )
Grimance ( Refleks )
Activite ( Tonus otot )
Respiratory effort (usaha bernafas)
APGAR Score
Sign 0 Point 1 Point 2 Points
Appearance Biru, pucat Ekstremitas biru, Seluruh tubuh
badan pink merah mda
Pulse rate Tidak ada < 100 dpm > 100 dpm

Grimace Tidak berespons Menangis lemah Menangis kuat

Activity flaksid Beberapa fleksi Fleksi normal


dan ekstensi pada siku, lutut
dan tumit
Respiratory Tidak bernapas Napas irreguler, Napas reguler,
lambat cepat
2/10/17
Derajat Asfiksia

Asfiksia Ringan (7 10)


Asfiksia Sedang (4 6)
Asfiksia Berat (0 3)
Apgar Score 7 10

Bayi dibungkus dengan kain hangat


Bersihkan jalan napas dengan menghisap
lendir pada hidung kemudian mulut.
Bersihkan badan dan tali pusat
Lakukan observasi tanda vital, pantau APGAR
skor, dan masukan kedalam inkubator
Apgar Score 4 6
Bersikan jalan napas.
Berikan oksigen 2 liter per menit
Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki.
Apabila belum ada reaksi, bantu pernapasan dengan
masker (ambubag)
Bilabayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis,
berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. Dektrosa
40% sebanyak 4 cc disuntikan melalui vena umbilikus
secara berlahan-lahan untuk mencegah tekanan
intrakranial meningkat.
Apgar Score 0 3

Bersikan jalan napas sambil pompa melalui ambubag.


Berikan oksigen 4-5 liter per menit.
Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT
(endotracheal tube).
Bersikan jalan napas dengan ETT.
Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih
sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6
cc. Selanjutnya berikan dekstrosa 40% sebanyak 4 cc.
Komplikasi

Sembab Otak
Perdarahan Otak
Anuria atau oliguria
Hyperbillirubinemia
Obstruksi usus
Kejang sampai koma
Pengkajian

Riwayat antenatal ibu


Kehamilan dengan risiko preterm
Pemeriksaan kehamilan tidak teratur
Gerakan janin yang menurun
Kehamilan postdate ( kehamilan tidak
sesuai)
Komplikasi persalinan
Keadaan bayi lemah dan hanya merintih
Hipo/Hipertermi, pernfasan tidak teratur
Kulit merah, ektremitas biru
Warna konjungtiva anemis
Terdapat pernafasan cuping hidung
Terdapat penumpukan lendir
Bibir pucat, terdapat tarikan intercostal
Frekuensi bunyi jantung < 100 kali/mnt
Tali pusat layu
Akral dingin
Reflek moro lemah
Data Penunjang

Hb
Leukosit
Trombosit
pH
PCO2
PO2
Diagnosa Keperawatan

Pola
nafas tidak efektif b/d kelemahan otot
pernafasan
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi lendir
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d kelemahan
Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin, BBLR

Vous aimerez peut-être aussi