Vous êtes sur la page 1sur 12

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA PASIEN DHF DIRUANG MARWAH

RSI KALIANGET
OLEH
ADI MULYONO
MIFTAHOR RAHMAN
CANDRA CAHYADI
RISNAWATI
FIVE MARTONO
SAHIDAN
NURDIANSAH
LAPORAN PENDAHULUAN

A.KONSEP DASAR
1.Definisi
DHF(Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang
terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala
utama demam,nyeri otot dan sendi yang biasanya
memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul
renjatan(flek) angka kematian akan cukup tinggi.(Arif
Mansjoer,1999)

DHF adalah infeksi akut yang di sebabkan oleh arbovirus


(arthro part boru virus) dan ditularkan melalui nyamuk
Aedes Albopiktus dan Aedas Aegepti.
(Ngastiyah,Perawatan Anak Sakit,2005)
2.Etiologi
Virus dengue dibawa oleh nyamuk
Aedes Aegepti (betina) dan
Aedes Albopiktus sebagai vektor ke
tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk tersebut,infeksi yang
pertama kali dapat memberi gejala
sebagai dengue fever dengan gejala
utama demam,nyeri otot / sendi (Arif
Mansjoer,2000)
3.Tanda dan Gejala
a.Demam tinggi selama 2 7 hari
b.Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit :
petekei,ekhimosis dan hematoma
c.Epistaksis,hematemesis,melena dan hematuri
d.Mual,muntah,anoreksia,diare dan konstipasi
e.Nyeri otot,tulang,sendi,abdomen dan uluh hati
f.Sakit kepala,pembengkakan sekiter
mata,pembesaran
hati,limfa dan kelenjar getah bening
g.Tanda-tanda renjatan (sianosis,kulit lembab
dan
dingin,tekanan darah menurun,gelisah,nadi
cepat dan lemah)
4.Patofisiologi
Virus dengue masuk dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk Aedes dan infeksi pertamakali
mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever
(DF) reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa
terlihat sebagai akibat dari proses viremia seperti
demam,nyeri otot atau sendi,sakit kepala dengan
atau tanpa rash dan limpa denopati. Sedangkan
DBD biasanya timbul apabila seorang telah
terinfeksi dengan virus dengue pertamakali,
mendapat infeksi berulang virus dengue
lainnya.Reinfeksi ini akan menyebabkan suatu
reaksi anamnetik antibodi,sehingga menimbulkan
konsentrasi santigen antibodi (komplek virus
antibodi) yang tinggi.
patwhay
VIRUS DENGUE
( Masuk Melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty )

Dengue Haemoragic Fever

Reaksi Imunulogi Kompleks virus

Pelepasa Pirogen Reaksi Antigen Antibody

- Pembesaran Kelenjar Getah Bening Pelepasan Asam Pelepasan Penurunan Kemampuan


- Hepatomegali arakidonat pada Anti histamin pembekuan darah
- Spenomegali Hipotalamus

Penekanan Daerah Gaster Peningkatan Stimulasi Permeabilitas Kapiler meningkat - Perdarahan ( Petekie,Epistaksis, Hematomesis, Melena )
Nosiseptor

Pireksia Kehilangan Plasma Darah

Anoreksia Mual & Muntah Hipertermi Perdarahan Hipovolemia

Peningkatan Asam Lambung

Resiko Shock
Hipovolemik
Dehidrasi - Anuklosi Jaringan Gangguan
- Asidosis Metabolik thermoregulasi
Defisit Volume
Gangguan Cairan
Nyeri
Pemenuan
Epigastrum
Nutrisi
6.Klasifikasi DHF
Menurut WHO (1997) dibagi menjadi 4 :
1.Derajat 1
Demam dengan test rumple leed positif.
2.Derajat 2
Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan
dikulit atau perdarahan lain.
3.Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu : nadi cepat
dan lemah,tekanan darah menurun / hipotensi
disertai dengan kulit dingin,lembab dan pasien
menjadi gelisah.
4.Derajat 4
Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan darah tidak dapat diukur.
7.Pemeriksaan penunjang
a.Darah,pada kasus DHF menggunakan darah
yang disebut lab serial yang terdiri dari
hemaglobin,pvc dan trombosit yang biasa nya
menurun.
b.Air seni,ditemukan albuminuria ringan.
c.Sumsum tulang,pada awal sakit biasa nya
hiposeluler kemudian menjadi hiperseluler pada
hari kelima dengan gangguan maturasi dan pada
hari kesepuluh kembali norm
8.Penata laksanaan
a.Penatalaksanaan DHF tanpa penyulit :
1.Tirah baring.
2.Makanan lunak bila belum nafsu makan diberikan
minuman
1,5-2 liter dalam 24 jam (susu,air gula).
3.Medikamentosa yang bersifat simtomatis.
4.Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder.

b.Penatalaksanaan DHF dengan tanda renjatan :


1.Pemasangan infus dan di pertahankan selama 12-48 jam
setelah renjatan diatasi.
2.Observasi keadaan umum dan TTV tiap jam serta Hb dan
Hi
tiap 4-6 jam pada hari pertama.
B.Diagnosa keperawatan
1.Nyeri akut (nyeri epigastrum) b/d peningkatan
asam lambung
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam nyeri berkurang
bahkan hilang.
K.H : Rasanyaman terpenuhi nyeri berkurang/
hilang.
Intervensi
a.Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien
b.Beri posisi nyaman dan usahakan situasi yang
tenang.
c.Beri suasana yang gembira dan alihkan
2.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d mual,muntah dan anoreksia.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
K.H : Dapat menghabiskan porsi yang
disediakan,BB ideal,pasien tidak lemah.
Intevensi
a.Jelaskan pada pasien dan keluarga penting nya
nutrisi.
b.Sajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
c.Hidangkan menu dalam keadaan hangat.
d.Observasi intake dan out put dalam 24 jam.
e.Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet.
C.Implementasi keperawatan
Merupakan suatu pelaksanaan dari intervensi keperawatan.

D.Daftar pustaka
1.Mansjoer Arif dkk (1999).Kapita selekta kedokteran
edisi
ketiga Media Aesculapius : Jakarta.
2.Carpenito,L.J.(2000).Diagnosa keperawatan edisi 8 EGC :
Jakarta.
3.Ngastiyah,(1997).Perawatan anak sakit,penerbit Buku
kedokteran EGC : Jakarta.
4.Http : // www.Jayao 77.Blog spot.com.Askep Patway.
5.Http : // www.Kumpulan asuhan keperawatan
lengkap.Blogspot.com.

Vous aimerez peut-être aussi