Pendahuluan Dewasa ini laju pembangunan semakin pesat, terutama di daerah perkotaan. Industri-industri yang berkembang selain memberikan dampak positif, juga menimbulkan dampak negatif, di antaranya pencemaran lingkungan dari limbah yang dihasilkan, baik berupa limbah organik maupun limbah anorganik seperti logam berat, pestisida dll. Sementara daerah resapan air sendiri semakin berkurang, karena banyaknya bangunan permanen seperti gedung- gedung bertingkat dan perumahan penduduk, sehingga menghalangi proses siklus alami air di dalam tanah, termasuk di dalamnya proses pengolahan limbah secara alami Pengertian Bioremediasi berasal dari kata bio dan remediasi atau remediate yang artinya menyelesaikan masalah. Secara umum bioremediasi dimaksudkan sebagai penggunaan mikroba untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan atau untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Pengertian Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir, fungi (mycoremediasi), yeast, alga dan bakteri yang berfungsi sebagai agen bioremediator. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi dimana polutan beracun terdegradasi strukturnya menjadi tidak kompleks dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Dalam teknologi bioremediasi dikenal dua cara menstimulasi pertumbuhan mikroba, yaitu Memperbanyak dan mempercepat pertumbuhan mikroba yang sudah ada di dalam tanah tercemar dengan cara memberikan lingkungan pertumbuhan 1. Biostimulasi yang diperlukan, yaitu penambahan nutrient (misalnya sumber nitrogen dan phospor) dan oksigen.
Suatu cara menstimulasi pertumbuhan
mikroba dengan menambahkan mikroba, jika jumlah mikroba yang ada sangat sedikit, sehingga harus ditambahkan mikroba untuk mencapai jumlah mikroba rata-rata 10^3 2. Bioaugmentasi cfu/gram* tanah agar bioproses dapat dimulai. Mikroba yang ditambahkan adalah mikroba yang sebelumnya diisolasi dari lahan tercemar kemudian setelah melalui proses penyesuaian di laboratorium diperbanyak dan kembalikan ke tempat asalnya untuk memulai bioproses . Mekanisme Pada aplikasi teknik bioremediasi dikenal dua teknik yang sangat umum diterapkan yaitu : 1.Pada teknik biopile,
tanah tercemar ditimbun diatas lapisan kedap air dan
suplai udara yang diperlukan oleh mikroba dilakukan dengan memasang perpipaan untuk aerasi (pemberian udara) dibawah tumpukan tanah tercemar. Pompa udara dipasang diujung perpipaan sehingga semua bagian tanah yang mengandung mikroba dan polutan berkontak dengan udara. Dengan teknik ini, ketinggian tanah timbunan adalah 1 sampai 1,5 meter. Mekanisme 2. Teknik landfarming, dilakukan dengan menghamparkan tanah tercemar diatas lapisan kedap air. Ketebalan hamparan tanah 30 50 cm memungkinkan kontak mikroba dengan udara. Untuk menjamin bahwa semua bagian dari tanah yang diolah terkontak dengan udara maka secara berkala hamparan tanah tersebut di balikkan. Nama landfarming digunakan karena proses pembalikan tanah yang dilakukan sama dengan pembalikan tanah pada saat persiapan lahan untuk pertanian. Organisme yang umum untuk bioremediasi antara lain:
Minyak : Pseudomonas, Proteus,
Bacillus, Penicillum,Cunninghamell Aromatic Rings : Pseudomonas, Achromobacter, Bacillus, Arthrobacter, Penicillum, Aspergillus, Fusarium, Phanerocheate Cadmium : Staphlococcus, Bacillus, Pseudomonas, Citrobacter, Klebsiella, Rhodococcus Sulfur : Thiobacillus Chromium : lcaligenes,PseudomonasCopperEscherichia, Pseudomonas Adapun anggota aktif dari konsorsium mikroba dalam bioremediasi antara lain: