Vous êtes sur la page 1sur 11

ANGKATAN

PUJANGGA
BARU
Pada mulanya, Pujangga baru adalah nama
majalah sastra dan kebudayaan yang terbit
antara tahun 1933 sampai dengan adanya
pelarangan oleh pemerintah Jepang setelah
tentara Jepang berkuasa di Indonesia. Angkatan
ini mendasarkan diri pada semangat
kebangsaan dan pembentukan budaya dalam
gaya romantic.
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas
banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai
Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada
masa tersebut, terutama terhadap karya sastra
yang menyangkut rasa nasionalisme dan
kesadaran kebangsaan.
PELOPOR ANGKATAN PUJANGGA BARU

SULTAN TAKDIR ALISYAHBANA


Dian Tak Kunjung Padam (1932)
Tebaran Mega - kumpulan sajak
(1935)
Layar Terkembang (1936)
Anak Perawan di Sarang
Penyamun (1940)
PELOPOR ANGKATAN PUJANGGA BARU

Armijn Pane
Belenggu (1940)
Jiwa Berjiwa
Gamelan Djiwa - kumpulan sajak
(1960)
Djinak-djinak Merpati - sandiwara
(1950)
Kisah Antara Manusia - kumpulan
cerpen (1953)
PELOPOR ANGKATAN PUJANGGA BARU

Amir Hamzah
- Nyanyi Sunyi, kumpulan
sajak tahun 1937
- Buah Rindu, kumpulan sajak
tahun 1941
- Bagawadgita, terjemahan
bagian dari Mahabarata
PELOPOR ANGKATAN PUJANGGA BARU

Sanusi Pane
- Pancaran Cinta, kumpulan
prosa lirik, 1926
- Puspa Mega, kumpulan puisi,
1927- Kertajaya, sadiwara, 1932
- Sendyakalaning Majapahit,
sandiwara, 1933
PELOPOR ANGKATAN PUJANGGA BARU

Hamka
- Di Bawah Lindungan Ka'bah
(1938)
- Tenggelamnya Kapal van der
Wijck (1939)
- Tuan Direktur (1950)
- Didalam Lembah Kehidoepan
(1940)
Karya Sastra
ANGKATAN PUJANGGA
BARU
PUISI
Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :
1) Puisinya berbentuk puisi baru, bukan pantun dan syair lagi,
2) Bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi
jumlah baris, suku kata, maupun rima,
3) Persajakan (rima) merupakan salah satu sarana kepuitisan
utama,
4) Bahasa kiasan utama ialah perbandingan,
5) Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata yang indah,
6) Hubungan antara kalimat jelas dan hampir tidak ada kata-
kata yang ambigu,
7) Mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan
tentram.
Prosa
Ciri-ciri prosa pada angkatan pujangga baru yaitu :
o Berbentuk prosa baru yang bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai
dengan perkembangan masyarakat),
o Masalah yang diangkat adalah masalah kehidupan masyarakat sehari-hari,
o Alurnya maju,
o Tidak banyak sisipan-sisipan cerita sehingga alurnya menjadi lebih erat,
o Teknik perwatakannya tidak menggunakan analisis langsung. Deskripsi
fisik yang sedikit,
o Sudut pandang orang ketiga,
o Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang
nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan,
o Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat
o Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas, dan
TEMA KESUSTRAAN
ANGKATAN PUJANGGA BARU
Tema-tema yang diangkat tidak lagi terpengaruh
oleh budaya dan adat masyarakat lama
Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin
paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks,
seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek,
dan sebagainya,
tema-tema yang ada memperlihatkan
kecenderungan para pengarang yang membuat
tokoh-tokoh dalam ceritanya berakhir pada
kematian.
Gaya Bahasa Angkatan
Pujangga Baru

Bahasa yang dipakai adalah bahasa


Indonesia modern, gaya bahasanya
sudahtidak menggunakan perumpamaan
klise, pepatah, peribahasa.

Vous aimerez peut-être aussi