Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit
ataupun cedera (kecelakaan) yang memerlukan
penanganan medis dasar.
Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang
dimiliki oleh orang awam atau orang awam yang terlatih
secara khusus.
Dasar Hukum
1. Menyelamatkan jiwa
penderita.
2. Mencegah kecacatan.
3. Memberikan rasa nyaman
dan menunjang proses
penyembuhan.
Kewajiban Penolong
1. Penutup luka :
o Kasa steril. Alat Pelindung Diri :
o Bantalan Kasa. 1. Sarung tangan
2. Pembalut luka : lateks.
o Pembalut gulung (pita). 2. Kacamata pelindung.
o Pembalut segitiga (mitella). 3. Baju pelindung.
o Pembalut tubuller (tabung). 4. Masker.
o Pembalut rekat (plester). 5. Helm (untuk
3. Cairan antiseptik : melindungi apabila
o Alkohol 70%. menolong di tempat
o Betadine. yang rawan akan
o Cairan pencuci mata (boorwater). jatuhnya benda dari
4. Bidai dan peralatan stabilitas tubuh lainnya. atas seperti runtuhan
5. Gunting pembalut. bangunan,dsj).
6. Pinset.
7. Senter.
8. Kapas.
9. Selimut.
10. Oksigen.
Pemeriksaan
A. Penilaian Keadaan
1. Bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang kejadian
kecelakaan.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung
ataupun mendukung pelaksanaan pertolongan pertama.
3. Menilai mengenai bahaya lain yang dapat terjadi baik terhadap
penderita, penolong maupun orang lain di sekitar tempat
kejadian.
4. Pada tahap ini penolong juga perlu melakukan langkah-langkah
pengamanan lokasi, penderita, diri sendiri maupun orang lain di
tempat kejadian. Selain hal tersebut penolong juga menilai
bantuan apa saja yang diperlukan jika dianggap perlu dan
memungkinkan.
Pemeriksaan (Lanjutan)
B. Penilaian Dini
1. Kesan Umum :
o Kasus Trauma.
o Kasus Medis.
2. Respon :
o Awas.
o Suara.
o Nyeri.
o Tidak Respon.
3. Jalan Nafas (dewasa : 12 - 20 kali per menit, pada anak-anak : 15 - 30
kali/menit dan pada bayi : 25 - 50 kali/menit).
4. Sirkulasi dan Perdarahan Berat (dewasa : 60 - 90 kali/menit, pada anak : 80 -
150 kali/menit, bayi : 120 - 150 kali/menit).
Pemeriksaan (Lanjutan)
A. Pengertian
Rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa
(trauma) ataupun penyakit.
C. Penolong
1. Gunakan alat pelindung diri untuk mencegah penularan penyakit melalui
kontak dengan darah.
2. Hindari menyentuh mulut, hidung, mata dan makanan sewaktu
menolong penderita karena dapat menjadikan media penularan penyakit
melalui kontak darah.
Perdarahan (Lanjutan)
D. Macam Perdarahan
1. Perdarahan Luar : rusaknya pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit yang
memungkinkan darah keluar dari tubuh.
a) Perdarahan Arteri : pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut pada
nadi dan darah berwarna merah terang karena darah kaya akan oksigen.
b) Perdarahan Vena : ditandai dengan darah yang keluar dari pembuluh balik (vena)
yang berwarna agak gelap.
c) Perdarahan Rambut (Kapiler) : berasal dari pembuluh rambut (kapiler), dimana
darah merembes keluar perlahan. Darah yang keluar bervariasi antara merah
terang ataupun merah gelap. Umumnya membeku sendiri perlahan.
2. Perdarahan Dalam : penyebab umum perdarahan dalam ialah benturan keras dengan
benda tumpul, terjatuh, ledakan dan sejenisnya. Perdarahan di bawah kulit dan dapat
beresiko tinggi.
Tanda-tanda :
o. Cedera ataupun memar disertai nyeri dan pembengkakan.
o. Muntah darah, batuk darah, berak darah, kencing disertai darah, keluar darah atau
cairan dari hidung atau telinga baik berupa darah segar maupun darah hitam
Perdarahan (Lanjutan)
Perdarahan Arteri
Perdarahan Vena
Perdarahan Kapiler
Perdarahan (Lanjutan)
E. Penanganan Perdarahan
1. Perdarahan Luar
a) Tekanan Langsung : Menekan bagian yang berdarah tepat di atas luka,
umumnya perdarahan akan berhenti 5 - 15 menit kemudian. Beri pembalut
tekan untuk menghentikan perdarahan.
b) Elevasi : meninggikan daerah luka lebih tinggi dari jantung disertai dengan
teknik penekanan langsung di atas. Berguna untuk memperlambat
perdarahan. Untuk luka di anggota gerak.
c) Titik tekan : menekan pembuluh nadi di atas daerah yang mengalami
perdarahan. Terdapat 2 (dua) titik tekan yaitu nadi brakialis (pembuluh nadi
di lengan atas) dan nadi femoralis (pembuluh nadi di lipat paha).
d) Cara lain :
o Immobilisasi dengan atau tanpa pembidaian.
o Kompres dingin.
o Torniket.
Perdarahan (Selesai)
2. Perdarahan Dalam
a) Baringkan penderita.
b) Jangan memberikan makanan ataupun minuman pada penderita.
c) Berikan oksigen bila ada.
d) Rawat sebagai syok.
3. Terkilir/Keseleo.
a) Terkilir Sendi (Sprain) : robek/putusnya jaringan ikat sekitar sendi karena
sendi teregang melebihi batas normal yang bisa disebabkan karena
salah gerakan atau pun terpeleset. Gejala dan tanda terkilir sendi antara
lain : nyeri, bengkak dan warna kulit merah kebiruan di sekitar
persendian.
b) Terkilir Otot (Strain) : robek/putusnya jaringan otot pada bagian tendon
(ekor otot) karena otot teregang melebihi batas normal. Cedera ini
umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot
tertentu. Bisa juga terjadi karena pembebanan berat tanpa pemanasan
otot terlebih dahulu ataupun pemanasan dengan gerakan yang salah
dan teregang melebihi batas normal. Tanda-tanda terkilir otot antara lain
: nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu, nyri
menyebar keluar disertai kejang dan kaku (kaku otot) dan bengkak pada
daerah cedera.
Cedera Sistem Otot dan Rangka (Lanjutan)
Pembidaian
Pembidaian Paha
Paha dan
dan Tungkai
Tungkai Bawah
Bawah
Cedera Sistem Otot dan Rangka (Lanjutan)
D. Macam-Macam Bidai
1. Bidai Keras.
Secara umum terbuat dari bahan yang keras dan kaku. Bahan yang sering dipakai ialah
kayu, aluminium, karton, plastik ataupun bahan lain yang kuat. Contoh : bidai kayu,
bidai dan bidai vakum.
2. Bidai yang dapat dibentuk.
Bidai yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi sesuai dengan daerah
cedera. Contoh : bidai vakum, bantal, selimut, karton dan kawat.
3. Bidai Traksi.
Bidai bentuk jadi yang bervariasi tergantung dari pembuatannya. Umumnya digunakan
oleh tenaga ahli (khusus) dan dipakai untuk patah tulang paha. Tujuannya ialah untuk
menjaga kelurusan dari tulang yang patah.
4. Bidai Gendongan/Bebat.
Umumnya menggunakan pembalut mitela (pembalut segi tiga). Menggunakan prinsip
memanfaatkan tubuh penderita untuk menghentikan pergerakan pada daerah cedera.
Merupakan bidai yang sering digunakan untuk cedera anggota gerak bagian atas.
Contoh : bidai gendongan lengan.
Cedera Sistem Otot dan Rangka (Selesai)
Bidai Lengan Bawah & Bidai Pergelangan Kaki Bidai Fleksibel Bidai Kawat
Gendongan
A. Pengertian
Semua cedera yang terjadi akibat paparan terhadap suhu yang tinggi.
B. Penyebab
1. Thermal (suhu di atas 60 derajat Celcius).
2. Kontak Bahan Kimia (asam kuat).
3. Teraliri Listrik Tegangan/Arus Tinggi.
4. Radiasi.
Luka
Luka Bakar
Bakar Derajat
Derajat II
Luka Bakar (Lanjutan)
- Luka bakar derajat yang lebih tinggi selalu dikelilingi oleh luka bakar
derajat lebih rendah di sekitarnya. -
Luka Bakar (Lanjutan)
Luka
Luka Bakar
Bakar Derajat
Derajat II
II Luka
Luka Bakar
Bakar Derajat
Derajat III
III
Luka Bakar (Lanjutan)
Hukum
Hukum Sembilan
Sembilan
Luka Bakar (Lanjutan)
Penanganan Luka Bakar Kimia Pada Mata Penanganan Luka Bakar Kimia (Padatan)
Luka Bakar (Lanjutan)
Pemindahan
Pemindahan Penderita
Penderita Luka
Luka Bakar
Bakar Listrik
Listrik
Luka Bakar (Selesai)
A. Istilah Racun
Racun sendiri ialah suatu zat yang apabila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah
tertentu dapat menimbulkan reaksi tubuh yang tidak diingikan bahkan
kematian. Reaksi kimia yang terjadi dapat merusak jaringan tubuh ataupun
mengganggu fungsi tubuh. Berbeda dengan penggunaan obat dikarenakan
reaksi penggunaan obat umumnya sudah diketahui dan diinginkan, namun
adakalanya juga reaksi obat menimbulkan hal yang tidak diinginkan seperti
gatal, sesak nafas, lemas, mual, dsj.
C. Kejadian Keracunan
1. Sengaja Bunuh Diri.
Penderita sengaja menelan, menghirup ataupun menyuntikkan suatu ibat
dalam junlah melebihi dosis pengobatan atau benda lain yang sebenarnya
tidak ditujukan untuk dikonsumsi dengan cara-cara tersebut di atas. Sering
menyebabkan kematian jika tidak segera mendapat pertolongan. Contoh :
minum racun serangga, obat tidur berlebihan, dsj.
2. Keracunan Tidak Disengaja.
Terjadi akibat terpapar bahan beracun secara tidak sengaja, contoh :
o Mengkonsunsi bahan makanan/minuman yang tercemar oleh kuman
ataupun zat kimia tertentu.
o Salah minum yang biasanya dialami oleh anak-anak atau orang lanjut usia
yang sudah pikun (misal obat kutu anjing disangka susu, dsj).
o Makan singkong yang memiliki kadar sianida tinggi.
o Udara yang tercemar gas beracun, dsj.
Keracunan (Lanjutan)
3. Penyalahgunaan Obat.
Obat yang dikonsumsi selain untuk pengobatan.
2. Pernafasan.
Umumnya berupa gas, uap dan bahan semprotan.
o. Menghirup gas/udara beracun, misal : gas mobil dalam keadaan mobil
tertutup, uap minyak tanah, dsj.
o. Kebocoran gas industri, misal : amonia, klorin, dsj.
3. Kulit / Kontak (Absorsi).
Racun yang terserap ada kalanya dapat merusak kulit. Racun yang masuk
dari kulit secara perlahan terserap aliran darah.
o. Umumnya zat kimia pertanian seperti insektisida, pestisida maupun zat
kimia yang bersifat korosif.
o. Tanaman.
o. Tersentuh binatang yang mengandung racun pada kulitnya ataupun
bagian tubuhnya yang lain (umumnya pada binatang yang hidup di air).
Keracunan (Lanjutan)
3. Suntikan / Gigitan.
Zat racun menembus kulit langsung ke dalam tubuh melalui sistem peredaran
darah.
o. Obat suntik, misal : penyalahgunaan obat dan narkotika.
o. Gigitan/sengatan binatang yang mengandung bisa racun, misal : kalajengking,
ubur-ubur, dsj.
2. Pernafasan.
o. Gangguan pernafasan ataupun pernafasan.
o. Kulit kebiruan.
o. Nafas berbau.
o. Batuk ataupun suara parau.
3. Kontak / Kulit (Absorsi).
o. Daerah kontak berwarna kemerahan, nyeri, melepuh dan meluas.
o. Syok anafilaktik (gejala alergi yang mengancam nyawa yang dapat
menyebabkan penderita tidak sadarkan diri, melebarnya pembuluh darah,
naiknya denyut nadi, menurunnya tekanan darah, menyempitnya saluran
nafas, ruam pada kulit, mual dan anggota gerak yang hangat).
4. Suntikan / Gigitan.
o. Luka di daerah suntikan ataupun gigitan berupa luka tusuk atau bekas
gigitan.
o. Nyeri pada daerah sekitar suntikan ataupun gigitan dan kemerahan.
Keracunan (Lanjutan)
A. Pemindahan Darurat
Lakukan pemindahan darurat hanya jika ada bahaya segera terhadap penderita
ataupun penolong dan juga jika penderita menghalangi akses ke penderita
lainnya. Tindakan ini dapat dilakukan tanpa dimulai dengan penilaian dini
(respon, nafas dan nadi) mengingat faktor bahaya dan resiko di tempat
kejadian.
Pemindahan ini juga dapat menimbulkan resiko bertambah parahnya cedera
penderita terutama penderita yang mengalami cedera spinal (tulang belakang
mulai dari tulang leher sampai tulang ekor).
Yang dimaksud dengan darurat di sini bukan pada masalah peralatan, namun
pada masalah keadaan dan situasi di tempat kejadian.
Pemindahan Penderita (Lanjutan)
1. Tarikan Lengan.
Posisikan tubuh penolong di atas kepala penderita. Kemudian masukkan
lengan di bawah ketiak penderita dan pegang lengan bawah penderita.
Selanjutnya silangkan kedua lengan penderita di depan dada dan tarik
penderita menuju tempat aman. Hat-hati terhadap kaki penderita yang
mungkin akan membentur benda di sekitar lokasi kejadian.
Tarikan
Tarikan Lengan
Lengan
Pemindahan Penderita (Lanjutan)
2. Tarikan Bahu.
Cara ini berbahaya bagi penderita cedera spinal (tulang belakang dari tulang
leher sampai tulang ekor). Posisikan penolong berlutut di atas kepala penderita.
Masukkan kedua lengan di bawah ketiak penderita kemudian tarik ke belakang.
3. Tarikan Baju.
Pertama ikat kedua tangan penderita di atas dada menggunakan kain
(pembalut). Kemudian cengkram baju penderita di daerah bahu dan tarik di
bawah kepala penderita untuk penyokong dan pegangan untuk menarik
penderita ke tempat aman.
4. Tarikan Selimut.
Pertama ikat kedua tangan penderita di atas dada menggunakan kain
(pembalut). Kemudian cengkram baju penderita di daerah bahu dan tarik di
bawah kepala penderita untuk penyokong dan pegangan untuk menarik
penderita ke tempat aman.
5. Tarikan Selimut.
Cara ini umumnya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran yaitu dengan
menggendong penderita di belakang punggung penolong dengan cara
Pemindahan Penderita (Lanjutan)
Tarikan
Tarikan Selimut
Selimut Tarikan
Tarikan Menjulang
Menjulang
Pemindahan Penderita (Lanjutan)
Penderita Siap Diangkat Penderita Diangkat Di Atas Lutut Berdiri Dengan Satu Aba-Aba
Teknik
Teknik Angkat
Angkat Langsung
Langsung
Pemindahan Penderita (Lanjutan)
Tandu Sekop
Tandu Beroda
Matras Vakum
Peralatan
Peralatan Pemindahan
Pemindahan Penderita
Penderita
Bantuan Hidup Dasar
Pengertian mati sendiri terbagi menjadi 2 (dua) yaitu mati klinis dan mati
biologis. Mati klinis berarti tidak ditemukan adanya pernafasan dan nadi.
Mati klinis dapat bersifat reversibel (dapat dipulihkan). Penderita mati klinis
mempunyai waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa kerusakan
otak. Sedangkan mati biologis berarti kematian sel dimulai terutama sel
otak & bersifat ireversibel (tidak bisa dipulihkan) yang biasa terjadi 8-10
menit dari henti jantung.
Bantuan Hidup Dasar (Lanjutan)
Penguasaan
Penguasaan Jalan
Jalan Nafas
Nafas
Bantuan Hidup Dasar (Lanjutan)
B. Bantuan Pernafasan
Di udara bebas kandungan oksigen ialah sebesar kurang lebih 21%. Dari
kandungan oksigen sebanyak 21% tersebut, sebanyak 5% digunakan manusia
dalam proses pernafasan. Sehingga terdapat sekitar 16% kandungan oksigen
dari udara pernafasan yang manusia keluarkan. Sisa oksigen sebanyak 16%
inilah yang digunakan untuk memberi bantuan nafas kepada penderita yang
terdeteksi tidak terdapat nafas. Pada manusia dewasa frekuensi pemberian
nafas buatan ialah sebanyak 10-12 kali bantuan nafas per menit dengan durasi
tiap bantuan nafas ialah 1,5-2 detik tiap hembusan bantuan nafas. Terdapat
resiko yang mungkin dialami penolong antara lain : penyebaran penyakit,
kontaminasi bahan kimia dan muntahan penderita.
1. Menggunakan Mulut Penolong.
o Mulut ke masker RJP (Resusitasi Jantung Paru).
o Mulut ke APD (Alat Pelindung Diri).
o Mulut ke mulut ataupun hidung.
2. Menggunakan Alat Bantu Nafas : menggunakan kantung masker berkatub.
Bantuan Hidup Dasar (Lanjutan)
C. Bantuan Sirkulasi
Tindakan paling penting dalam bantuan sirkulasi ialah pijatan jantung luar. Hal
tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek pompa jantung yang dinilai
cukup untuk membantu sirkulasi darah penderita pada saat kondisi penderita
mati klinis. Kedalaman penekanan pijatan jantung luar pada manusia dewasa
ialah 4-5 cm ke dalam rongga dada.
Teknik
Teknik Kompresi
Kompresi Dada
Dada Pada
Pada Manusia
Manusia Dewasa
Dewasa
Bantuan Hidup Dasar (Lanjutan)
Diagram
Diagram Alir
Alir Resusitasi
Resusitasi Jantung
Jantung Paru
Paru (RJP)
(RJP)
Pertolongan Korban Banyak / Triage
Contoh
Contoh Kartu/Tanda
Kartu/Tanda (Label)
(Label) Triage
Triage
Pertolongan Korban Banyak / Triage (Lanjutan)
3. Penilaian Sirkulasi.
Penolong memeriksa nadi karotis (nadi di dekat urat leher) pada korban
(penderita). Jika tidak ada nadi, maka beri label warna MERAH dan jika ada maka
lanjutkan ke langkah nomor 4 (empat) di bawah. Beritahukan kepada penolong
lain untuk memindahkan korban (penderita) yang sudah diberi label ke pos
pertolongan sesuai label masing-masing.
4. Penilaian Mental.
Dalam langkah ini, korban (penderita) berarti masih memiliki nafas yang cukup
dan sirkulasi yang baik. Penolong memeriksa status mental korban (penderita)
dengan cara meminta korban (penderita) untuk mengikuti perintah sederhana
seperti menggerakkan jari atau mengarahkan pandangan mata ke arah tertertu,
dsj. Jika korban (penderita) mampu mengikuti perintah sederhana, maka berikan
label warna KUNING dan apabila korban (penderita) tidak mampu mengikuti
perintah sederhana, maka berikan label warna MERAH. Beritahukan kepada
penolong lain untuk memindahkan korban (penderita) yang sudah diberi label ke
pos pertolongan sesuai label masing-masing.
Di
Di pos
pos pertolongan
pertolongan akan
akan dilakukan
dilakukan penilaian
penilaian ulang
ulang secara
secara lebih
lebih teliti.
teliti. Apabila
Apabila terdapat
terdapat perubahan
perubahan kondisi
kondisi
(prioritas)
(prioritas) pada
pada korban
korban (penderita),
(penderita), maka
maka label
label diganti
diganti sesuai
sesuai dengan
dengan kondisi/keadaan
kondisi/keadaan korban
korban (penderita).
(penderita).
Pertolongan Korban Banyak / Triage (Selesai)
Diagram
Diagram Alir
Alir Pertolongan
Pertolongan Korban
Korban Banyak
Banyak (Triage)
(Triage)
Terima Kasih