Vous êtes sur la page 1sur 25

Autoimun

Kelompok 5
ADNAN WINANTEA 8020070
CORNELI DWI PRAMISA 9020050
ABDUL HAFID 9020145
HASBI ASIDIKIH 201010330311025
IRVANTIO PRADIGDO 201010330311044
JUANDA AKBAR 201010330311063
PRILI S. 201010330311095
M. SUTAMIK SUNAYYA 201010330311120
REZGA AGNELA V. 201010330311137
LISA LAILATANNUR 201010330311152
Autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun terhadap
antigen jaringan sendiri yang disebabkan oleh
mekanisme normal yang gagal berperan
untuk mempertahankan self-tolerance sel B,
sel T ataupun ke 2 nya.
Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun adalah kerusakan jaringan
atau gangguan fungsi-fungsi fisiologis yang
timbul oleh respon autoimun.
6 KRITERIA AUTOIMUN
1.Auto antibodi atau sel T autoreaktif dengan
spesifitas untuk organ yang terkena
ditemukan pada penyakit.
2.Autoantibodi dan atau sel T ditemukan di
jaringan dengan cedera
3.Ambang autoantibodi atau respons sel T
menggambarkan aktivitas penyakit.
4.Penurunan respons autoimun memberikan
perbaikan penyakit.
5.Transfer antibodi atau sel T ke penjamu
sekunder menimbulkan penyakit autoimun
pada resipien.
6.Imunisasi dengan autoantigen dan kemudian
induksi respons autoimun menimulkan
penyakit.
Faktor Imun yang berperan
dalam Autoimunitas
A.Sequestered antigen
Adalah antigen sendiri yang karena letak
anatomisnya,tidak terpajan dengan sel B atau
sel T dari sistem imun.Pada keadaan
normal,sequestered antigen dilindungi dan
tidak
ditemukan untuk dikenal sistem imun.
B.Ganggua Persentasi
Ganggua dapat terjadi pada persentasi
antigen,infeksi yang meningkatkan respons
MHC,kadar sitokin yang rendah misal TGF beta
dan gangguan respons terhadap IL-
2.Pengawasan beberapasel autoreaktif diduga
bergantung pada sel Ts atau Tr,maka sel Th
dapat dirangsang sehingga menimbulkan
autoimunitas.
C.Ekspresi MHC-H yang tidak benar
Sel beta pankreas pada penderita dengan IDDM
mengekpresikan kadar tinggi MHC-1 dan MHC-
11,sedang subyek sehat sel B mengekspresikan
MHC-1 yang lebih sedikit dan tidak
mengekspresikan MHC-11 sama sekali.
D.Aktivitas sel B poliklonal
Autoimunitas dapat terjadi pleh karena
aktivitas
sel B poliklonal oleh virus (EBV),LPS dan parasit
malaria yang dapat merangsang sel B secara
langsung yang menimbulkan
autoimunitas.Antibodi yang dibentuk terdiri
atas
berbagasi autoantibodi.
E.Peran CD4 dan reseptor MHC
Gangguan yang mendasari penyakiyt autoimun
sulit untuk didefinisikan.Penelitian pada model
hewan menunjukan bahwa CD4 merupakan
efektor utama pada penyakit autoimun.
F.Keseimbangan Th1-Th2
Penyakit autoimun organ spesifik terbanyak
terjadi melalui sel T-CD4.Ternyata
keseimbangan
Th1-Th2 dapat mempengaruhi terjadinya
autoimunitas.
G.Sitokin pada autoimunitas
Beberapa mekanisme kontrol melindungi efek
sitokin patogenik,diantaranya adalah ekspresi
sitokin sementara dan reseptornya serta
produksi antagonis sitokin dan inhibitornya.
Penyebab Penyakit
Autoimun
1. Genetik
Studi keluarga atau kembar menunjukan
kontribusi genetik dalam semua penyakit
autoimun dan autoimunitas sub klinis yang
lebih sering ditemukan pada anggota
keluarga.
Contoh: hubungan antara berbagai penyakit
autoimun dan varian MHC.
2. Faktor Lingkungan
A. Kemiripan molekular dan infeksi
Hubungan antara infeksi mikroba (virus
bakteri)dan autoimunitas yang terjelas
ditimbulkan oleh adanya kemiripan (mimicracy)
Sindroma Reiter dan atritis reaktif
Infeksi saluran cernaoleh salmonela,sigela atau
kampilobakter dan saluran kencing oleh
klamidia trakomatis dapat memacu sindron
Reiter.
Eritema nodosum
Biasanya terjadi pada orang dewasa usia antara
18 tahun-33 tahun,klinis berupa nodul terutama
di ektremitas bawah di permukaan
ekstensor.namun lesi dapat juga ditemukan di
kaki atau lengan bawah.
B. Hormon
Studi epidemiologi menemukan bahwa wanita
leih cendrung menderita penyakit autoimun
diabanding pria.Wanita pada umumnya juga
lebih banyak memproduksi antibodi dianding
pria,biasanya respons proinflamasi Th 1.
C. Obat
Banyak obat yang berhubungan dengan efek
samping berupa idiosinkrasi dan
patogenesisnya
terjadi melalui komponen autoimun.
D. Radiasi UV, Radikal bebas
Pajanan dengan matahari merupakan pemicu
inflamasi kulit dan kadang LES. Radiasi UV
dan radikal bebas dapat menimbulkan
modifikasi struktur radikal bebas self antigen
yang meningkatkan imunogenesitas
E. Berbagai logam seperti Zn, Cu, Cr, Pb, perak,
metaloit (silikon) diduga dapat
menyebabkan autoimunitas.
Manifestasi Klinis
Demam
- Hasil dari peradangan dan kerusakan jaringan bisa
menyebabkan :
rasa sakit
merusak bentuk sendi
Kelemahan
penyakit kuning
Gatal
kesukaran pernafasan
penumpukan cairan (edema), demam, bahkan
kematian.
Berikut beberapa contoh penyakit karena
serangan sistem imun tubuh sendiri:
1.Hashimoto tiroiditis (gangguan kelenjar tiroid)
2.Pernicious anemia (penurunan sel darah
merah yang terjadi ketika tubuh tidak dapat
dengan baik menyerap vitamin B12 dari
saluran pencernaan)
3.Penyakit Addison (penyakit yang terjadi ketika
kelenjar adrenal tidak memproduksi cukup
hormon)
4.Diabetes tipe I
5.Rheumatoid arthritis (radang sendi)
6. Systemic lupus erythematosus (SLE atau
gangguan autoimun kronis, yang mempengaruhi
kulit, sendi, ginjal dan organ lainnya)
7. Dermatomyositis (penyakit otot yang dicirikan
dengan radang dan ruam kulit)
8. Sjorgen sindrom (kelainan autoimun dimana
kelenjar yang memproduksi air mata
9. Multiple sclerosis (gangguan autoimun yang
mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat
tulang belakang)
10. Myasthenia gravis (gangguan neuromuskuler
yang melibatkan otot dan saraf)
11. Reactive arthritis (peradangan sendi, saluran
kencing dan mata)
12. Penyakit Grave (gangguan autoimun yang
mengarah ke kelenjar tiroid hiperaktif)
Diagnosis Autoimunitas
Antibodi dalam serum
Menemukan auto-antibodi dalam serum
dapat dilakukan dengan 4 cara :
1. RIA
2. ELISA ( menghindari penggunaan radioisotop
tetapi memerlukan peralatan khusus)
3. Imunofluoresensi ( mahal )
4. Elektroforesis countercurrent (murah tetapi
relatif insensitif )
Pengobatan Penyakit
Autoimun
Dilakukan dengan 2 cara :
1.Menekan respon imun ( imunosupresan )
2.Menggantikan fungsi atau organ yang
terganggu misal : insulin pada DM, vit.B12
pada anemia pernisiosa.
Pengobatan
Pemberian obat-obatan imunosupresan
(azathioprine, cyclosporin, chlorambucil,
cyclophosphamide). Tapi obat ini tidak hanya
menekan reaksi autoimun, tetapi juga
kemampuan badan untuk membela diri terhadap
senyawa asing.
Obat penghambat TNF (Tumor Necrosis Factor),
contohnya etanercept, infliximab, dan
adalimumab.
Obat yang membidik kerja sel darah putih
seperti abatacept dan rituximab.
Plasmapheresis.

Vous aimerez peut-être aussi