Vous êtes sur la page 1sur 27

TEORI AKUNTANSI

N O R M AT I V E A C C O U N T I N G T H E O RY C O N C E P T UA L F R A M E W O R K O F
ACCOUNTING (CF)
NORMATIVE ACCOUNTING THEORY CONCEPTUAL
FRAMEWORK OF ACCOUNTING (CF)

Memahami conceptual framework


(CF) sebagai legitimasi praktek
akuntansi dan profesi akuntansi
serta landasan berpikir dalam
pengembangan standar akuntansi
THE ROLE OF A CONCEPTUAL FRAMEWORK

Conceptual
Framework of
Accounting
bertujuan untuk
membuat sebuah
teori akuntansi yang
lengkap, konsisten,
dan terstruktur.
CONCEPTUAL FRAMEWORK
Conceptual Framework itu sendiri Manfaat dan peran penting
didefinisikan oleh FASB sebagai didalam akuntansi, diantaranya
berikut : yaitu :
... a coherent system of interrelated Financial reporting requirements
objectives & fundamentals that is
expected to lead to consistent Adanya regulations
standards and that prescribes the seluruh requirements dalam membuat
nature, function and limits of financial financial report telah tertera jelas
accounting and reporting. Kata didalam framework.
coherent system dan consistent
Meminimalisir resiko dari over-
mencerminkan bahwa FASB membuat
regulation.
framework yang teoritis dan non-
arbitary, serta kata prescribes lebih memahami financial reporting
menunjukkan pendekatan normatif requirements
dalam penyusunannya. lebih economical.
OBJECTIVES OF CONCEPTUAL FRAMEWORK

Tujuan dari conceptual framework adalah untuk memberikan


pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum (general purposes financial statements).

Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melaporkan informasi yang berisi


:
Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Berguna dalam menilai prospek arus kas.
Berisi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut
dan perubahan yang ada di dalamnya.
OBJECTIVES OF CONCEPTUAL FRAMEWORK
OBJECTIVES OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK
IASB menyatakan bahwa kerangka tersebut:
Mendefinisikan tujuan dari laporan keuangan.
Mengidentifikasi karakter kualitatif yang membuat informasi dari laporan
keuangan berguna.
Mengidentifikasi elemen dasar dari laporan keuangan dan konsep untuk
pengakuan dan pengukuran dari laporan keuangan.

IAS 8 mensyaratkan bahwa manajemen harus menggunakan kerangka


tersebut dalam mengembangkan dan menerapkan aturan akuntansi agar
menghasilkan informasi yang :
Relevan dan Reliable.
OBJECTIVES OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang:
Bermanfaat dalam membuat keputusan kredit dan investasi oleh
pihak yang ingin memahahi kegiatan ekonomi dan bisnis
perusahaan.
Membantu kreditor dan investor yang ada atau potensial, serta
users lain dalam menentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian
cash flow di masa yang akan datang.
Mengenai sumber-sumber ekonomi, tuntutan terhadap sumber
ekonomi, dan perubahan di dalamnya.
DEVELOPING A CONCEPTUAL
FRAMEWORK
Dalam pengembangannya, conceptual framework dipengaruhi beberapa isu,
yakni:
Principles-Based and Rule-Based Standard Setting
Information for Decision Making and The Decision-Theory Approach
THE DECISION THEORY PROCESS

Overall Individual Prediction Decision


Accountin Accountin Model of Model of
g Theory g System User User
IASB/FASB CO NCEPT UAL FRAM EWO RK PRO JECT

Fase Topik
A Objective and Qualitative Characteristics
B Elements and Recognition
C Measurement
D Reporting Entity
E Presentation and Disclosure, including Financial Reporting Boundaries
(Inactive)
F Framework Purpose and Status in GAAP Hierarchy (Inactive)
G Applicability to the Not-for-Profit Sector (Inactive)
H Remaining Issues (Inactive)
CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS
CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS

First Level
Basic objective - Untuk memberikan informasi keuangan
tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor
sekarang dan potensial, lenders dan kreditur lain dalam
pengambilan keputusan dalam kapasitasnya penyedia
modal.
CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS
Second Level
Karakteristik kualitatif

Fundamental qualities: Enhancing


qualities:
a. Comparability
a. Relevance : b. Verifiability
Predictive Value c. Timeliness
Confirmatory Value
d. Understandability

b. Faithful Representation :
Completeness
Neutrality
Free from error
CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS

Second Level

2. Unsur-unsur laporan keuangan

a. Assets: manfaat ekonomi masa datang


b. Liabilities: pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan
datang
c. Equity and net assets: nilai sisa antara selisih assets dan liabilities
d. Revenues: aliran masuk atau perluasan assets
e. Expenses: aliran keluar atau penggunaan/penghabisan assets
CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS

Third Level
Recognition, measurement, and disclosure concept

Asumsi Dasar
Economic entity
Going concern
Monetary unit
Periodicity
Accrual basis of accounting: transaksi dicatat dalam periode di mana
peristiwa terjadi.
CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS
Third Level
Prinsip Dasar
a. Measurement
Cost
Fair value
b. Revenue recognition
c. Expense recognition
d. Full disclosure

Constraint
Biaya : biaya dan penyediaan mformasi harus mempertimbangkan manfaat
yang dapat ditimbulkan darimenggunakannya
Materialitas : suatu item dianggap material jika dimasukkannya atau kelalaian
memasukkannya akanmempengaruhi atau mengubah penilaian dari orang
yang menggunakannya.
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL FRAMEWORK PROJECTS

Conceptual framework yang telah ada ternyata menuai kritik dari


berbagai negara, Kritik-kritik tersebut memiliki analisis yang
menjelaskan alasan mereka mengeluarkan kritik.
conceptual framework harus menggunakan pendekatan yang scientific,
sehingga validasi framework harus dapat dijelaskan secara logis dan empiris.
Selanjutnya, pendekatan secara profesional yang berfokus untuk
menyarankan tindakan terbaik dengan melakukan tindakan yang profesional.

Sebenarnya, tujuan pembuatan conceptual frameworks adalah untuk


menjawab segala pertanyaan-pertanyaan mengenai standar
akuntansi, sehingga menghindari terulangnya argumen mengenai hal
yang sama. Selain itu, conceptual frameworks juga memberikan
arahan dan keputusan bagi akuntan praktisi dalam menjelaskan
informasi yang relevan untuk pembuatan keputusan ekonomi
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK PROJECTS
Dopuch dan Sunder berpendapat bahwa conceptual framework yang
dikeluarkan oleh FASB tidak cukup membantu dalam menyelesaikan isu
kontemporer pada measurement dan disclosure. Menurut mereka, terdapat
tiga isu yang masih ambigu:

Definisi liabilities masih terlalu umum sehingga sulit untuk menentukan posisi
deferred taxes.
Conceptual framework mendukung dua prinsip akuntansi yang bertolak belakang
yaitu full cost dan successful efforts.
Tidak menyelesaikan masalah estimasi.
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK PROJECTS
Ontological and Epistemological Assumptions
Tujuan dari pembentukan conceptual framework adalah untuk menghasilkan
laporan keuangan yang objektif dan tidak bias. Maksud dari tidak bias atau
netral adalah kualitas informasi yang menghindari penggunanya mengarahkan
pada kesimpulan yang memberikan keamanan pada kebutuhan atau keinginan
tertentu. Solomon menjelaskan kebebasan dari bias sebagai financial map
making, dimana suatu peta yang baik adalah peta yang dapat menunjukkan
seluruh fakta yang ada.
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK PROJECTS
Circularity of Reasoning
Dalam sudut pandang yang dangkal terhadap conceptual framework
mengindikasikan bahwa paling tidak akuntan mengikuti satu jalur ilmiah, yaitu
menarik kesimpulan dari prinsip dan praktik yang disamaratakan. Namun,
banyak pula negara yang conceptual framework-nya ditandai dengan adanya
internal circularity, maksudnya satu kualitasnya, bergantung pada kualitas
aspek yang lain. Namun, tidak dituliskan diperlukannya kondisi tertentu untuk
mencapai berbagai kualitas tersebut. Sehingga tidak terdapat arahan yang
spesifik mengenai cara pencapaian kondisi yang seharusnya.
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK PROJECTS
An Unscientific Disipline
Stamp (1981):
Until we are sure in our minds about the nature of accounting, it is fruitless
for the profession to invest large resources in developing a conceptual
framework to support accounting standards

Stamp meyakini bahwa akuntansi lebih berpihak kepada hukum daripada physical
science karena profesi akuntansi dan hukum berhubungan dengan konflik yang terjadi
diantara kelompok pengguna ilmu tersebut dengan kepentingan dan tujuan yang
bermacam-macam. Menurutnya, hukum merupakan normative discipline yang penuh
dengan konsep nilai sarat, dan akuntansi berhadapan dengan kondisi pasar tidak
sempurna dan bersifat subjektif sesuai dengan proses pembuatan keputusan.
Sedangkan yang dimaksud physical science adalah positive discipline, hal yang dapat
dideskripsikan dan memiliki karakteristik bebas dari nilai konsep.
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK PROJECTS
Positive Research
Tujuan utama dari dibuatnya conceptual framework adalah untuk menyediakan
informasi keuangan yang dapat membantu pengguna menentukan economic
decision. Namun, sekarang riset pasar meragukan kemampuan data akuntasi
yang dipublikasikan untuk mempengaruhi harga saham. Beberapa teknik
akuntansi digunakan untuk memanipulasi keadaan pasar. Tujuan dari
conceptual framework adalah untuk meyakinkan pengguna laporan keuangan
dapat mendapatkan informasi yang berguna untuk proses pengambilan
keputusan.
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK PROJECTS
The Conceptual Framework as A Policy Document
Sebuah cara yang dapat digunakan untuk melihat conceptual framework
menjadi scientific adalah dengan mempertimbangkannya menjadi sebuah
policy model. Ijiri membedakan normative dan policy model. Normative model
dibuat berdasarkan asumsi pasti mengenai tujuan yang akan dicapai. Meskipun
normative model memiliki implikasi, namun tetap berbeda dengan policy
judgement yang melibatkan komitmen terhadap tujuannya.
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK PROJECTS
Professional Values and Self-Preservation

Professional value merupakan tindakan yang berlandaskan idealisme dan lebih


mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, sedangkan self
preservation adalah kebalikannya.

Efek dari adanya professional values ada terciptanya nilai sosial yang dapat
membuat kelompok professional bertanggung jawab dan menyediakan segala
kepentingan komunitas.
A CRITIQUE OF CONCEPTUAL
FRAMEWORK PROJECTS
Professional Values and Self-Preservation

Professional value merupakan tindakan yang berlandaskan idealisme dan lebih


mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, sedangkan self
preservation adalah kebalikannya.

Efek dari adanya professional values ada terciptanya nilai sosial yang dapat
membuat kelompok professional bertanggung jawab dan menyediakan segala
kepentingan komunitas.
THANK YOU

Vous aimerez peut-être aussi