Vous êtes sur la page 1sur 26

INFERTILITAS

TUTORIAL 11
Definisi
Ketidakmampuan untuk hamil
setelah sekurang-kurangnya satu
tahun berhubungan seksual
sedikitnya empat kali seminggu
tanpa kontrasepsi (Strigh B, 2005 : 5)
Epidemiologi
ANGKA KEJADIAN
Secara umum mencapai 15 % pasangan usia subur
Angka kejadian semakin meningkat oleh karena :

NEGARA BERKEMBANG
Faktor kesehatan secara umum
Infeksi genital , radang panggul
Pengetahuan yang belum memadai

NEGARA MAJU
Perubahan pola hidup & emansipasi wanita
Menunda perkawinan
Menunda kehamilan
Peningkatan pemakaian kontrasepsi
Aborsi lebih liberal
Menunggu kemapanan ekonomi
Etiologi & Faktor
Predisposisi
ETIOLOGI
Suami 40 % ( cenderung meningkat )
Istri 40 %
Pasangan yang tidak diketahui 20 %

FAKTOR YANG BERPENGARUH


Makin tua usia pasangan fertilitas berkurang
Ada korelasi frekwensi senggama
Istri dengan pola haid normal ovulatoar
Perhitungan masa subur senggama
Lingkungan obat, pestisida, spermatisida, radiasi
Rokok, alkohol
Operasi organ genitalia
Infeksi hubungan seksual
Penyebab Infertilitas Suami

N0. Penyebab Frekuensi


(%)
1 Tidak diketahui 50
2 Varicocele 20
3 Epididimiditis 15
4 Kegagalan testikuler 10
5 Kwalitas sperma tidak 5
baik
Sumber : The FIGO Manual of Human Reproduction
Penyebab Infertilitas Istri

N0. Penyebab Frekuensi


(%)
1 Oklusi tuba 30

2 Gangguan ovulasi 25
3 Tidak diketahui 20
4 Masalah serviks 15
5 Gangguan hormonal 10
Sumber : The FIGO Manual of Human Reproduction
Pemeriksaan Suami
Anamnesis
lama nikah
cara hubungan / senggama
pengobatan / usaha infertilitas
sebelumnya
penyakit sitemik yang kronis /
Parotitis
riwayat pengobatan khusus / lama
pernah trauma / dilakukan
pembedahan
infeksi : STD , Non STD
risiko lingkungan / pekerjaan
kebiasaan rokok, alkohol , narkoba
Pemeriksaan Suami
Pemeriksaan fisik
keadaan umum, tanda vital , TB dan BB
fisik umum
tanda kelamin sekunder, ginekomastia
penis : bentuk, ukuran, hipospadia, sikatriks
testis : tempat, ukuran, epididimis, vas
deferens, varikokel
palpasi prostat
Pemeriksaan Suami
Analisis semen
metoda: WHO Laboratory Manual for
The Examination of Human and Semen
Cervical Mucus Interaction .
minimal 2 pemeriksaan jarak minimal
2 minggu
Nomenklatur
(Eliasson et.al)

Normosprnia ejakulat sesuai standar normal


Oligozoospermia konsentrasi < standar
Asthenozoospermia motilitas < standar
Teratozoospermia morfologi normal <
standar
Oligoasthenoteratozoospermia kombinasi
Azoospermia tidak ada sperma dalam
ejakulat
Aspermia tidak ada ejakulat
Nilai Normal (WHO)
Volume > 2 ml
Konsentrasi sperma > 20 juta /ml
Motilitas > 50 % gerak
lurus /
> 25 % cepat
lurus
Morfologi > 30 % normal
Lekosit < 1 juta / ml
Tes imunologi < 25 %
Mar tesAngka
sperma
ini hanya sebagai:patokan,<
ada10 % parameter yang harus d
beberapa
Cairan Semen Ejakulat
Volume > 2 ml
Warna putih keruh
pH 7,2 7,8
Kekentalan < 2 cm
Likuifaksi < 15 menit
Biokimia Fruktosa (rendah
curiga sumbatan)
Pemeriksaan Suami
Pemeriksaan tambahan
Kimia darah
pijatan getah prostat bakteriologis
urine pasca orgasmus retrograde
ejakulasi
Pemeriksaan hormon
FSH, Testosteron, Prolaktin
Biopsi testis
Doppler varikokel
Sistem Reproduksi Pria & Organ
yang Berpengaruh
Pemeriksaan Istri
Anamnesis
perkawinan
haid gambaran haid ovulasi / anovulasi
kebiasaan senggama masa subur ?
riwayat obstetri
komplikasi waktu hamil persalinan
pemakaian kontrasepsi
pemeriksaan / pengobatan infertilitas sebelumnya
penyakit sistemik
pembedahan terutama organ genitalia
infeksi panggul, keputihan dll
infeksi STD maupun Non STD
keluar ASI
Pemeriksaan Istri
Pemeriksaan fisik umum
tanda vital, TB & BB
tanda kelamin sekunder
keluar ASI
penyakit sistemik yang
berpengaruh
Pemeriksaan Istri
Periksa ginekologik
genitalia eksterna
genitalia interna : kelainan bentuk, infeksi
endometriosis
Suhu Badan Basal bifasik
Uji lendir serviks menilai pengaruh estrogen
terhadap lendir serviks volume, viskositas,
spinbarkeit, Fern selularitas tentukan score
Uji Pasca Sanggama melihat interaksi
antara lendir serviks dan kemampuan
spermatozoa melewati lendir serviks
Pemeriksaan Istri
Pemeriksaan HSG mengetahui cavum
uteri, patensi tuba
Pemeriksaan USG mengetahui
kelainan uterus , adneksa dengan probe
vagina folikel, tebal endometrium
Laparoskopi diagnosis + operatif
(endometriosis , adhesi) tes
kromotubasi
Hormonal mengetahui profil
menstruasi dan hormonal
Sistem Reproduksi Wanita &
Organ yang berpengaruh
Tes Lendir Servik Fern Daun
Pakis
Laparoskopi & Foto HSG

Lesi endometriosis Adesiolisis FOTO HSG


Fertilisasi 1 spermatozoa
Diagnostik Suami
Disfunsi seksual atau ejakulasi
Kelainan kongenital
Penyakit sistemik
Peneyebab iatrogenik
Kelainan spernatozoa
Kelainan cairan semen
Infeksi genitalia atau kelenjar asesori
Kerusakan testis atau saluran
Varikokel
Faktor immunologi
Faktor endokrin
Sebab yang tidak diketahui
Diagnostik Istri
Disfungsi seksual
Kelainan kongenital
Kelainan sistemik
Sebab iatrogenik
Gangguan haid : amenorea, oligomenorea, polimenorea
Gangguan ovulasi
Faktor endokrin
Uji lendir serviks / Uji Pasca Senggama tidak normal
Kelainan : vagina , serviks , uterus.
Oklusi tuba
Kelainan ovarium
Endometriosis
Infeksi atau perlekatan organ dalam panggul
Sebab yang tidak diketahui
Keberhasilan Tergantung
Pemeriksaan dasar yang benar
Diagnosis benar
Pengelolaan dan terapi yang rasional
sesuai diagnosis
Peran bidan pada pelayanan awal
mempermudah pengelolaan pada pusat
rujukan
Memanfaatkan teknologi rekayasa
reproduksi secara proporsional

Vous aimerez peut-être aussi