Vous êtes sur la page 1sur 35

Aset tetap tak berwujud adalah aset-

aset yang umumnya lebih dari satu


periode akuntansi dan tidak memiliki
wujud fisik.

Aset tetap tidak berwujud


mencerminkan hak-hak istimewa atau
posisi yang menguntungkan
perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan.
Diperoleh dari pihak lain untuk
dikembangkan sendiri oleh
perusahaan.
Memberikan hak-hak mutlak dan
istimewa kepada pemiliknya.
Memberikan manfaat dan digunakan
dalam operasi normal perusahaan.
Mempunyai masa kegunaan relatif
permanen atau lebih dari satu periode
akuntansi.
Aset tak berwujud ada yang mempunyai umur terbatas,
sehingga setiap tahun harus diakui sebagai beban secara
proporsional selama umur yang diestimasi, misalnya: hak paten
(patens), hak cipta (copyright), waralaba (franchise).
Namun ada juga aset tak berwujud yang mempunyai umur yang
tidak terbatas (unlimited),sehingga tidak perlu dilakukan
pembebanan setiap tahun, misalnya: merk dagang (trademaek),
goodwill, dan biaya organisasi (organization cost). Aset tak
berwujud dengan umur tak terbatas harus segera dihapus
apabila sudah tidak mempunyai nilai ekonomis.
1. Didapat / dibeli dari pihak lain atau
dikembangkan oleh perusahaan
sendiri.
2. Memberikan hak-hak istimewa
kepada perusahaan.
3. Memberikan manfaat dan digunakan
dalam kegiatan normal perusahaan.
4. Mempunyai masa kegunaan relatif
permanen atau lebih dari satu
periode akuntansi.
Aset tidak berwujud dapat dikelompokkan
menjadi :

1. Yang umurnya dibatasi oeh undang-undang,


peraturan, perjanjian atau oleh sifat aset itu
sendiri, misal : hak paten, hak cipta, dsb
2. Yang tidak terbatas umurnya, misal :
goodwill, merk dagang, dll
3. Kelebihan nilai investasi dalam saham
untuk perusahaan induk pada perusahaan
anak diatas nilai kepentingannya pada
kekayaan perusahaan anak.
Selain itu aset tidak berwujud dikelompokkan
pula atas dasar sbb :

1. Dapat tidaknya diidentifikasikan secara


khusus dengan hak, jenis aktifitas tertentu.
a. Yang dapat diidentifikasikan, seperti hak cipta,
hak paten, dsb
b. Yang tidak dapat dididentifikasikan, seperti
goodwill

2. Cara perolehan
a. Yang diperoleh dengan pembelian, seperti hak
paten dan hak cipta
b. Yang dikembangkan sendiri seperti formula
rahasia
3. Periode keuntungan yang
diharapkan
a. Terbatas kegunaannya, seperti hak
paten
b. Tidak terbatas kegunaannya, seperti
goodwill

4. Dapat tidaknya dipisahkan dari


eksistensi perusahaan
a. Dapat dipisahkan seperti hak cipta
b. Tidak dapat dipisahkan seperti goodwill
Perolehan Aset Tak Berwujud dicatat dan
diakui sebesar nilai faktur serta ditambah
semua biaya yang menyertai untuk
mendapatkan aset/haknya.
Apabila terjadi pengeluaran setelah
perolehan aset tak berwujud (expenditure)
biaya biaya tersebut dikapitalisasi ataupun
dibebankan ke periode berjalan.
Pada Amortisasi Aset Tak Berwujud, seperti
halnya penyusutan pada aset tetap, dialokasikan
harga perolehannya menjadi biaya (beban
usaha). pencatatan maupun penghitungan
amortisasi sama caranya dengan penghitungan
dan pencatatan penyusutan aktiva tetap.

Kecuali trade mark (merk dagang) yang


dikelompokan kedalam HPP, mayoritas
Amortisasi merupakan biaya usaha.
Metode garis lurus mungkin lebih baik
diaplikasikan dalam Amortisasi, karena aset tak
berwujud pada dasarnya tak berhubungan
dengan produk/output yang dihasilkan entitas
bisnis.
1. Pada Saat Didapat

Masalah Akuntansi dalam hal ini menyangkut penentuan


Harga Perolehan Aset yang bersangkutan :
Apabila Aset dibeli secara tunai, maka Harga
Perolehan Aset diukur dengan jumlah uang yang
dikeluarkan untuk mendapatkan hak / aset tersebut.
Apabila aset diperoleh melalui transaksi selain
pembelian tunai, maka Harga Perolehan diukur
dengan Harga Pasar dari barang / jasa yang
dikorbankan untuk mendapatkan aset tersebut, atau
Harga Pasar dari Aset yang bersangkutan.
Apabila Aset diperoleh dengan riset dan
pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan
sendiri, maka pada umumnya tidak dicatat tersendiri.
Masalah Akuntansi dalam hal ini menyangkut
usaha untuk mempertahankan atau menjaga
pemilikan atas aset dan program alokasi
Harga Perolehan aset tersebut sesuai dengan
masa kegunaannya (amortisasi). Amortisasi
ini dilakukan hanya untuk Aset Tetap Tak
Berwujud yang terbatas masa kegunaannya.
Pemberhentian Aset tetap tak berwujud
terjadi apabila :
a. Aset yang bersangkutan dijual.
b. Aset yang bersangkutan ditukar dengan
aset lain.
c. Karena sebab lain sehingga aset tersebut
harus dihapuskan.
Perlakuan akuntansi pemberhentian aset
tetap tak berwujud sama dengan perlakuan
akuntansi pemberhentian aset tetap
berwujud.
Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus
diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode
berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar
nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset
tidak berwujud bergantung pada cara
perolehannya. Aset tidak berwujud yang diperoleh
melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka
harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang
yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan.
Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses
pertukaran dengan aset lainnya maka harga
perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar
dari aset yang digunakan sebagai penukar.
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27
(revisi 2009) biaya perolehan aset
tidak berwujud terdiri dari:
a. harga beli, termasuk bea masuk

(import), dan pajak pembelian


yang tidak dapat dikembalikan,
setelah dikurangkan diskon dan
rabat: dan
b. segala biaya yang dapat dikaitkan

secara langsung dalam


mempersiapkan aset tersebut
sehingga siap untuk digunakan.
Selama umurnya, harga perolehan
aset tidak berwujud harus dilakukan
amortisasi. Dalam PSAK 19 (revisi
2009) dinyatakan bahwa:
a. Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset
tidak berwujud harus dialokasikan secara
sistematis berdasarkan perkiraan terbaik
dari masa manfaatnya.
b. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat
ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat
terbatas ataupun masa manfaat yang tidak
terbatas.
c. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak
berwujud siap digunakan.
Adalah suatu hak yang diberikan oleh
pemerintah kepada pihak yang menemukan
sesuatu hal baru untuk membuat, menjual
atau mengawasi penemuannya selama
jangka waktu tertentu. Jangka waktu
tersebut dapat diperbarui. Biasanya jangka
waktu yang diberikan adalah 17 tahun.
Yang termasuk harga perolehan hak paten
ialah :
Biaya pendaftaran
Biaya pembuatan model atau gambar
Biaya percobaan dan pengembangan, dll
Amortisasi hak paten dicatat sebagai
berikut :
Amortisasi paten xxx
Paten xxx
Contoh :
PT.JAYA RAYA membeli hak paten dengan harga
perolehan Rp. 60.000.000. Masa manfaat hak
tersebut diperkirakan adalah 8 tahun.
Jurnal saat Penerimaan hak paten
Tgl Keterangan REF Debit Kredit
Paten Rp60.000.0
00
Kas Rp60.000.0
Perhitungan: 00
Amortisasi (Rp. 60.000.000 : 8) =Rp7.500.000
per tahun
Jurnal penyesuaian amortisasi periodik hak paten
Tgl Keterangan REF Debit Kredit
:
Amortisasi Paten Rp7.500.00
0
Paten Rp7.500.00
0
Adalah hak yang diberikan atau dijamin oleh
pemerintah/undang-undang kepada
pengarang, pemain, artis dan lain
sebagainya untuk menerbitkan, menjual
atau mengawasi karangannya, musik,
pekerjaan pementasan, gambar peta dan
lain sebagainya untuk jangka waktu tertentu
dan dapat diperpanjang. Biasanya jangka
waktu yang diberikan selama 28 tahun.
Yang termasuk harga perolehan hak cipta
adalah :
Biaya pendaftaran
Semua biaya yang berhubungan dengan
penciptaan hasil karya
Lisensi atau konsesi adalah hak untuk
menjalankan usaha bagi suatu perusahaan pada
suatu lokasi tertentu dimana tidak setiap orang
dapat memperolehnya secara bebas atau mudah
Adalah suatu kontrak yang terjadi antara satu
pihak misalnya pemerintah dengan pihak lain
misal : swasta, dalam hal ini penjamin
memberikan izin kepada yang dijamin untuk
mempergunakan atau mengoperasikan atau
menjual barang tertentu dengan jangka waktu
terbatas atau terus menerus dengan hak
pencabutan kembali atau tidak.
Adalah pengakuan tanda simbol, model dan cap
sebagai suatu identifikasi atas produk sehingga
mudah dikenal oleh pembeli.
Harga perolehan merk dagang dapat ditentukan
dengan cara :
Dihitung dari harga beli dan semua biaya pembelian
jika merk dagang diperoleh dengan cara pembelian
Dihitung dari semua biaya untuk merencanakan dan
mendaftarkan jika merk dagang dibuat sendiri
Adalah semua kelebihan yang terdapat dalam
suatu usaha, seperti letak perusahaan yang
strategis, nama yang terkenal, pimpinan yang
ahli, dll. Perhitungan goodwill dapat dilakukan
dengan menghitung selisih antara nilai riil aset
dikurangi kewajiban atau utang dengan nilai atau
harga yang diserahkan oleh pemberi
keistimewaan kepada yang diberi keistimewaan.
Goodwill yang boleh dicatat hanyalah apabila perusahaan
membeli kekayaan bersih dari perusahaan lain yang sudah
berjalan, dengan pembayaran di atas harga pasar dari
seluruh aset yang secara spesifik dapat diidentifikasikan
dikurangi dengan seluruh hutang-hutangnya. Sehingga
dengan demikian, maka Harga Perolehan Goodwill adalah
sebesar selisih lebih dari harga yang dibayar untuk
perusahaan secara keseluruhan di atas harga pasar
kekayaan bersih yang dapat diidentifikasikan, di dalam
transaksi pembelian atau penggabungan badan usaha.
Contoh:
PT.GOOD membeli PT.NICE dengan harga Rp
900.000.000. Data neraca PT.NICE saat transaksi
pembelian menunjukkan total aset Rp
1.950.000.000 dan total kewajiban Rp
1.000.000.000. Berdasarkan penilaian, harga
pasar wajar semua Aset PT.NICE berjumlah Rp
1.850.000.000

Harga perolehan goodwill diatas adalah:


Harga beli PT.NICE Rp 900.000.000
Harga pasar kekayaan bersih PT.NICE :
Rp 1.850.000.000 Rp 1.000.000.000 =(Rp
850.000.000)
Harga perolehan goodwill Rp
50.000.000
Adalah biaya yang terjadi dalam proses
pendirian perusahaan seperti biaya
notaris, izin, pajak, biaya cetak saham dan
formulir, dll. Biaya-biaya yang berubungan
dengan pendirian perusahaan
dikapitalisasikan dalam rekening biaya
pendirian.
Adalah biaya yang dikeluarkan didalam
melakukan penelitian atau percobaan
ataupun untuk memperbaiki,
mengembangkan produksi maupun
produknya.
Adalah hak dari penyewa untuk
menggunakan aset tetap dalam
suatu perjanjian sewa menyewa.
Sesuai dengan prinsip biaya, aset tidak berwujud
harus dicatat pada saat diakuisisi dengan biaya
ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli,
biaya transfer dan hukum, dan setiap pengeluaran
lainnya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya
akuisisi merupakan biaya pasar saat ini dari semua
penukar yang diserahkan atau dari aset yang
diterima, mana yang lebih dapat ditentukan.
Amortisasi adalah penurunan nilai
atau penyusutan dari sebuah aset
yang mempunyai umur ekonomis
yang lama.
Pencatatan dan metode amortisasi Aset
tidak berwujud pada umumnya adalah
sebagai berikut:
1. Metode amortisasi, biasanya
menggunakan metode garis lurus dan tidak
memperhitungkan adanya nilai residu.
2. Beban amortisasi untuk tiap periode,
dicatat debet pada akun Beban amortisasi
dan dikreditkan langsung pada akun Aset
tidak berwujud yang bersangkutan.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
penyajian Aset tetap dan Aset tidak berwujud dalam
neraca adalah sebagai berikut:
1. Tiap jenis Aset harus dinyatakan dalam neraca
secara terpisah atau dirinci pada catatan atas laporan
keuangan.
2. Aset tetap dinyatakan sebesar harga
perolehannya, dan akumulasi penyusutan dinyatakan
sebagai pengurang harga perolehan Aset tetap yang
bersangkutan (sebagai offseting account).
3. Masing-masing jenis Aset tidak berwujud harus
dinyatakan dalam neraca secara terpisah.
4. Aset tidak berwujud dalam neraca dinyatakan
sebesar nilai manfaat yang tersisa
Berdasarkan prinsip-prinsip tsb, Aset
tidak berwujud dalam neraca tidak
perlu dinyatakan seharga
perolehannya, tetapi dinyatakan
sebesar nilai manfaat yang tersisa.
Apabila taksiran nilai manfaat yang
tersisa ternyata lebih rendah
daripada harga bukunya, selisih yang
timbul dicatat sebagai rugi
penurunan nilai Aset tidak berwujud.
PT HEC menggunakan tahun kalender sebagai tahun
bukunya. Perusahaan membeli hak paten secara
tunai dari perusahaan lain dengan harga
Rp.100.000.000 dalam tahun 2002. Menurut prediksi
yang dibuat oleh manajemen, hak paten akan
bermanfaat selama 10 tahun dan kehilangan nilai
ekonomisnya pada akhir tahun ke 10 tersebut.
Perusahaan menggunakan metode garis lurus
sebagai dasar perhitungan amortisasi aset tak
berwujud dengan masa amortisasi satu tahun penuh
untuk tahun pertama.
Ayat-ayat yang berhubungan dengan hak paten
tersebut dalam tahun buku 2002, akan meliputi ayat
jurnal transaksi pembelian hak paten dan
amortisasinya sebagai berikut :
Tgl Keterangan REF Debit Kredit
Hak Paten Rp100.000.0
00
Kas Rp100.000.0
00
Amortisasi hak paten Rp10.000.00
0
Hak Paten Rp10.000.00
0
Perhitungan:
(Rp.100.000.000/10) x 1) = Rp10.000.000

Vous aimerez peut-être aussi