Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BRONCHIAL
FAKHRI MUBAROK 1510211033
APA ITU ASMA ?
Penyakit paru
dengan karakteristik;
Obstruksi saluran
napas reversibel
(tetapi tdk lengkap pd
bbrp pasien)
Inflamasi kronik
saluran napas
Hipereaktivitas
(peningkatan respons
saluran napas thd
berbagai rangsangan)
EPIDEMIOLOGI
Limfosit T Epitel
Berperan limfosit T-
Teraktivasi
CD4+ subtipe Th2)
sebagai orchestra mengeluarkan
inflamasi saluran napas a.l 15-HETE,
dengan mengeluarkan PGE2 pada
sitokin antara lain IL-3, penderita asma.
IL-4,IL-5, IL-13 dan GM-
Dapat
CSF.
IL-4 menginduksi Th0 mengekspresi
ke arah Th2 + IL-13 membran
menginduksi sel limfosit marker seperti
B mensintesis IgE. molekul adhesi,
IL-3, IL-5 serta GM-CSF
endothelin, nitric
maturasi, aktivasi serta
oxide synthase,
memperpanjang
EOSINOFIL
Karakteristik untuk asma tetapi tidak
spesifik.
Ditemukan pada saluran napas
penderita asma dalam keadaan
teraktivasi.
Berperan sebagai efektor dan
mensintesis sejumlah sitokin antara
lain IL-3, IL-5, IL-6, GM-CSF, TNF-alfa
serta mediator lipid antara lain LTC4 yang mengandung
Eosinofil
IL-3, IL-5 dan GM-CSF
dan PAF. granul protein ialah eosinophil
meningkatkan cationic protein (ECP), major basic
maturasi, aktivasi protein (MBP), eosinophil
dan memperpanjang peroxidase (EPO) dan eosinophil
ketahanan hidup derived neurotoxin (EDN) yang
eosinofil. toksik terhadap epitel saluran
Sel Mast
Mempunyai reseptor IgE dengan afinitas yang tinggi.
Cross-linking reseptor IgE dengan factors pada sel
mast mengaktifkan sel mast terjadi degranulasi sel
mast yang mengeluarkan;
preformed mediator seperti histamin dan protease
serta
newly generated mediators antara lain prostaglandin
D2 dan leukotrin.
Sel mast juga mengeluarkan sitokin antara lain TNF-alfa,
IL-3, IL-4, IL-5 dan GM-CSF
Makrofag
Sel terbanyak didapatkan pada organ
pernapasan, baik pada orang normal maupun
penderita asma, didapatkan di alveoli dan
seluruh percabangan bronkus.
Menghasilkan berbagai mediator antara lain
leukotrin, PAF serta sejumlah sitokin proses
inflamasi, regulasi airway remodeling.
Peran tersebut melalui a.l sekresi growth-
promoting factors untuk fibroblast, sitokin,
PDGF dan TGF
AIRWAY REMODELING
Proses inflamasi kronik pada asma menimbulkan
kerusakan jaringan yang secara fisiologis proses
penyembuhan (healing process) perbaikan (repair) dan
pergantian selsel mati/rusak dengan sel-sel yang baru.
Melibatkan regenerasi/perbaikan jaringan yang rusak/injuri
dengan jenis sel parenkim yang sama dan pergantian
jaringan yang rusak/injuri dengan jaringan peyambung
yang menghasilkan jaringan skar.
Pada asma terdapat saling ketergantungan antara proses
inflamasi dan remodeling.
Infiltrasi sel-sel inflamasi terlibat dalam proses remodeling,
juga komponen lainnya seperti matriks ekstraselular,
membran retikular basal, matriks interstisial, fibrogenic
growth factor, protease dan inhibitornya, pembuluh darah,
otot polos, kelenjar mukus.
Perubahan struktur yang terjadi :
Hipertrofi dan hiperplasia otot polos jalan
napas
Hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus
Penebalan membran reticular basal
Pembuluh darah meningkat
Matriks ekstraselular fungsinya meningkat
Perubahan struktur parenkim
Peningkatan fibrogenic growth factor
menjadikan fibrosis
GAMBARAN KLINIS
Serangan
Tdpt gambaran/pola gejala
episodik batuk khas pd asma
Mengi Episodik
Sesak napas Reversibilitas
Variabilitas
Awal serangan : Faktor pencetus asma
Rasa berat di dada
Disertai pilek/bersin
asma alergik
Batuk tanpa sekret
+sekret
<< hanya batuk
tanpa mengi
cough variant
asthma
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Tergantung derajat Px penunjang standar
Spirometer
obstruksi saluran napas
Ekspirasi memanjang
Mengi
Hiperinflasi dada
Pernapasan cepat
Wheezing pd umumnya
bilateral polifonik
nadi, frekuensi napas
Penggunaan otot2 bantu
napas
Pulsus paradoksus, dll Pengukuran APE
SPIROMETRI
Penilaian obstruksi jalan
napas dgn manuver ekspirasi
u/ mendapatkan VEP1, KVP,
dan APE
Penilaian obstruksi jalan
napas berdasarkan rasio
VEP1: KVP; normal > 75-80%,
anak >90%
Reversibilitas dilakukan dgn
menilai perubahan cepat dr
VEP1/APE setelah pemberian
bronkodilator tjd perubahan
VEP1 >= 12% (>=200mL)
Pengukuran APE
Kelebihan :
Alat tidak mahal, portabel, plastik
Ideal u/ pasien melakukan di
rumah sbg penilaian objektif
obstruksi jalan napas
Pd dx pengukuran APE
digunakan mll;
Penilaian reversibilitas
Perub.APE >= 60 1/menit / 20%
sereleh pemberian bronkodilator
Penilaian variabilitas
Rata2
variabilitas harian selama 2
minggu >20%
Px penunjang tambahan Px Kadar IgE total
Uji Provokasi Bronkus & IgE spesifik dlm
Bbrp cara spt uji provokasi dgn sputum
histamin, metakolin kegiatan PxIgE total
jasmani, udara dingin, larutan
menyokong adanya
garam hipertonik, & bahkan
dgn aqua destilata VEP1
atopi
sebesar 20% Foto Rontgen
Uji dgn kegiatan jasmani Analisis Gas Darah
APE paling sedikit 10%
hanya dilakukan
Uji provokasi dgn alergen
pd asma yg berat\
Px sputum Awal serangan
Px Eosinofil Total Stadium lbh berat
Uji kulit hanya menyokong Asma sangat berat
anamnesis
DIAGNOSIS BANDING
Bronkitis kronik
Emfisema paru
Gagal jantung kiri akut
Emboli paru
Penyakit lain yg jarang
Stenosis trakea
Poliarteritis nodosa
Karsinoma bronkus
KOMPLIKASI
Pneumotoraks
Pneumomediastinum & emfisema
subkutis
Atelekstasis
Aspergilosis bronkopulmoner alergik
Gagal napas
Bronkitis
Fraktur iga