Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Sakit
Sali Setiatin,
A.Md.PerKes.,S.ST.
STANDARISASI
4. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat dapat mengenal (secara formal)
dengan melihat sertifikat akreditasi, sehingga
dapat membantu mereka memilih rumah sakit
yang dianggap baik pelayanannya.
b. Masyarakat akan merasa lebih aman
mendapat pelayanan di rumah sakit yang
sudah diakreditasi daripada yang belum
diakreditasi
5. Bagi Pemilik
a.Pemilik mempunyai rasa kebanggaan bila rumah
sakitnva diakreditasi.
b.Pemilik dapat menilai seberapa baik pengelolaan
sumber daya (efisiensi) rumah sakit ini
6. Bagi Pegawai/Petugas:
a.Petugas (medis, para medis, non medis) merasa lebih senang dan
aman serta terjamin bekerja pada rumah sakit yang diakreditasi.
b.Biasanya pegawai pada unit pelayanan yang mendapat nilai baik
sekali akan mendapat imbalan (materil/non materil) dari manajemen
atas usahanya selama ini dalam memenuhi standar.
c. Self-assessment akan menambah kesadaran akan pentingnya
pemenuhan standar dan peningkatan mutu sehingga dapat
memotivasi pegawai tersebut bekerja lebih balk.
Yang berwenang melakukan akreditasi Rumah
Sakit, baik milik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, BUMN maupun swasta adalah
a. PERSI
b. Organisasi profesi bidang
kesehatan
c.Ahli perumah sakitan
d.Departemen Kesehatan
e.Instansi/unit terkait.
METODE
Survei pra-akreditasi
Self assessment setelah menerima
kuesioner pra-akreditasi
Survei akreditasi
Dilakukan oleh surveyor yang
ditugaskan oleh KARS (site-visit)
Proses akreditasi rumah sakit
secara garis besar adalah
sebagai
1. Sebelum dilakukan berikut:
akreditasi oleh Tim Akreditasi, rumah sakit
mempersiapkan diri sebaik-baiknya melaksanakan dan
melengkapi apa saja yang akan dinilai,
2. Dengan melakukan penilaian diri sendiri dengan instrument atau
kuesioner (pra survey).
3. Hasil pengisian pra survey ini akan memberikan gambaran
tentang profil rumah saki tersebut bagi surveyor (anggota Komisi
Akreditasi RS).
4. Pada saatnya Komite Akreditasi RS melakukan pemeriksaan
(survey) ke rumah sakit tersebut dan memeriksa dokumen-
dokumen yang ada, peralatan medis, mengamati kegiatan
pelayanan medis, mewawancarai manajer, staf medis, paramedis
dan non medis serta pasien dan keluarganya.
5. Lamanya survey tergantung kelas dan besarnya RS. Komite
Akreditasi akan berdiskusi dengan pejabat senior rumah sakit
untuk lebih memperoleh keadaan yang mendekati kebenaran.
Akreditasi Rumah sakit dilakukan
sekurang-kurangnya setiap 3
tahun sekali dan ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
KEPUTUSAN AKREDITASI
Tidak dapat diakreditasi
Bila belum mampu memenuhi standar yang ditetapkan
Akreditasi bersyarat
Memenuhi persyaratan minimal, tapi ada beberapa standar yang
diberi rekomendasi khusus
- Berlaku satu tahun
- Setelah satu tahun, dapat mengajukan untuk survei ulang
- Bila memenuhi persyaratan, terakreditasi penuh selama 2
tahun
- Bila tidak memenuhi, dinyatakan gugur (tidak terakreditasi)
Akreditasi penuh
- Berlaku selama 3 tahun
- Setelah 3 tahun, dapat mengajukan untuk periode berikutnya
Akreditasi istimewa
Yang memenuhi persyaratan selama 3 periode berturut-turut,
sertifikat berlaku 5 tahun
Langkah-langkah pelaksanaan akreditasi
rumah sakit
1. Tingkat rumah sakit
1. Membentuk Sub komite akreditasi di
tingkat rumah sakit.
2.Mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
akreditas yang diadakan baik oleh wilayah
maupun pusat.
3.Diseminasi informasi mengenal akreditasi
kepada seluruh staf di rumah sakit.
4.Menyiapkan atau memenuhi standar.
2. Pelaksanaan akreditasi rumah sakit
secara nasional
a. Penjadwalan rumah sakit yang akan
diakreditasi
Rumah sakit dapat diakreditasi berdasarkan permohonan
dari rumah sakitnya sendiri, usulan dari kantor Wilayah
ataudijadwalkandaripusat.
2.Pentahapankegiatanpelayananyangakandiakreditasi
Pada tahap awal, yang diakreditasi adalah pelayanan dasar
(dan beberapa pelayanan penunjang/pelengkap, jika RS
telahsiap).
3. Proses/prosedur pelaksanaan akreditasi rumah sakit :
a. Setelah Komisi Gabungan menerima surat permohonan akreditasi dari
rumah sakit yang telah siap untuk diakreditasi, Komisi akan
mengirimkan instrumen/kuesioner pra-survei yang harus diisi clan
dilengkapi oleh rumah sakit. Pada saat awal akan dinilai terutama 5
kegiatan pelayanan pokok (ditambah tujuh kegiatan lain yang dianggap
essensial).
4. Dokumentasi yang tepat mengenai kegiatan disimpan dan kerahasiaan pasien dan
staf medik tetap dijaga.
Dokumen Mutu
Yaitu gambaran secara luas kepada
karyawan mengenai pegangan untuk
menilai efektivitas sistem mutu yang
dibuat secara tertulis dengan
pendekatan sistematika.
Ada 3 bentuk dokumentasi
mutu yaitu
b.TanggungJawab:
Penanggungjawab pelaksanaan kebijakan
Kata kuncinya adalah :
Belum tentu satu manajer / Kepala Unit
Melihat tanggungjawab dan wewenang pada uraian tugas.
Sebut dulu jabatan, kemudian tanggungjawabnya.
c. Aktivitasmutu:
(Bunyi kebijakan )
Aktivitas yang dilakukan untuk pelaksanaan kebijakan (bunyi
kebijakan) yang telah ditetapkan.
Kata kunci :
Diambil dari elemen sistem mutu yang ada dalarn standard.
d. Dokumen Terkait :
Prosedur yang merupakan penjabaran dari kebijakan
- Dokumen lain yang berhubungan dengan elemen sistem mutu
Kata kunci
- Diambil dari kebijakan, tidak harus satu kebijakan / aktivitas mutu
menjadi satu prosedur.
PENGELOLAAN REKAM MEDIS
RUMAH SAKIT
NO. REVISI Halaman
NO. DOKUMEN
B 1/1
Ruang Lingkup
Tanggung Jawab
Kebijakan 1.
2.
3.
I
Dokumen Terkait
Penyusunan SOP
Definisi:
Standar Operating Prosedur adalah perangkat
instruksi aikan suatu proses kerja rutin tertentu.
Kebijakan (policy) : adalah serangkaian
konsep dan asas (ketentuan pokok) yang
menjadi garis besar dan dasar bagi rencana (al.
SOP) dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, serta
konsisten dengan tujuan organisasi.
Kebijakan yang efektif harus : Rasional,
Relevan, Wajar, Direvisi Bila diperlukan,
Disosialisaikan dengan adequat.
Kebijakan terdiri dari :
Kebijakan organisasi/RS: berlaku bagi
selurug jajaran organisasi. Meliputi : aktifitas
mutu, cakupan dan batas pelayanan, hak dan
etika, koordinasi, perencanaan, SDM,
pengendaloan infeksi dll.
Kebijakan Bidang/Departemen.: berlaku
spesifik bagi bidang ybs. Kebijakan ini
mencakup : pelayanan spesifik, batas batas
pelayanan, peran dan kewenangan petugas,
standar dan monitoring.dll.
Tujuan
Penngertian Dokter yang ditugaskan memonitor keadaan pasen ICCU/ICU dan ruangan
Prosedur 1.
2.
3.
I
Unit Terkait
RUMAH SAKIT JIWA REKAM MEDIK
BANDUNG PROSEDUR CODING RAWAT JALAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
04.02.03 1
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN DIREKTUR,
PROSEDUR TETAP
RS JIWA BANDUNG
11 Februari 2002
Dr.H.Dengara Pane,Sp.Kj,MHA
Coding rawat jalan merupakan kegiatan pengolahan
NIP. 140 066 046 data dalam
Pengertian memberikan kode dari diagnosa pasien rawat jalan sesuai
dengan kode dari ICD X atau dari PPDGJ III
ICD X merupakan kepanjangan dari International Clasification
Diseases X yang diterbitkan oleh WHO, dan memuat semua
diagnosa beserta kodenya.
PPDGJ III merupakan kepanjangan dari Pedoman Penggolongan
dan Diagnosa Gangguan Jiwa, terbitan dari Direktorat Yanmed
Sebagai
Depkes RI,acuan untuk penerapan
yang memuat tentang semua langkah-langkah untuk
diagnosa gangguan
Tujuan memberi kode diagnosa pasien rawat jalan.
jiwa beserta kodenya yang mengacu pada ICD X
Kebijakan 1.Berdasarkan Permenkes No.749a/Men.Kes/PER/XII/Tahun
1989, tentang Rekam Medis/Medical Record
2. SK Dirjen Yanmed No. YM.00.3.2.2 1296 tantang revisi
pedoman pengelolaan rekam medis rumah sakit.
3. SK Direktur RS Jiwa Bandung tentang Pemberlakuan buku
pedoman pengelolaan rekam medis di lingkungan RS Jiwa
Bandung
Prosedur 1. Menerima
4. SK Direktur berkas
tentang rekam medis pasien
pemberlakuan baru
ICD X dan dariIII rawat
PPDGJ serta
jalan/UGD
simbul dan tanda bahaya di lingkungan RS Jiwa Bandung
2.Memeriksa diagnosa yang diberikan dokter
3. Mencari dan mencocokan diagnosa dengan buku ICD X atau
PPDGJ III
4. Setelah ketemu penggolongan diagnosa, maka petugas
Unit Terkait rekam
1. medisRawat
Poliklinik menuliskan
jalan / kode
UGD tersebut disebelah diagnosa atau
dikolom kode diagnosa
STANDAR YANG DINILAI
DALAM AKREDITASI RUMAH SAKIT
STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN
PENDIDIKAN