Vous êtes sur la page 1sur 39

Manajemen Terpadu Balita

Sakit Berbasis Masyarakat


(MTBS-M)
Program Kesehatan Ibu dan Anak
PUSKESMAS SIRAMPOG
18 Maret 2017
MTBS-M
Merupakan pendekatan pelayanan kesehatan
bayi dan anak balita terintegrasi yang
bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap
perawatan esensial bayi muda dan tatalaksana
balita sakit ditingkat masyarakat yang sesuai
standar.
Yang disebut bayi muda adalah
rentang usia anak mulai dari
baru lahir (0 hari) hingga berusia
sebelum genap berusia 2 bulan.
Sedangkan balita dalam konteks
pedoman ini dimulai dari bayi
berusia 2 bulan hingga sebelum
genap berusia 5 tahun.
MTBS-M PADA
PENYAKIT DIARE
DIARE atau Mencret
Merupakan proses alamiah tubuh untuk membersihkan saluran
pencernaan dari virus atau kuman penyebab diare.
Virus atau kuman yang ada akan dikeluarkan bersama dengan
tinja.
Minum obat-obatan untuk segera menghentikan diare bukanlah
tindakan yang tepat, karena hanya menghentikan gejala-
gejalanya saja.
Diare terjadi bila buang air besar (BAB) dengan tinja
lembek atau cair, bahkan berupa air dengan
frekuensi sering (3 kali atau lebih) dalam sehari.
BAB dengan tinja lembek atau bahkan air saja dapat
menyebabkan dehidrasi. Sehingga perlu diwaspadai.
Pada bayi yang masih diberi ASI, tinjanya sering
kali lembek. Namun, ini bukanlah diare. Ibu yang
masih memberi ASI eksklusif dapat mengenali
apakah bayinya terkena diare atau tidak dengan
membandingkan kepadatan tinja atau frekuensi
BAB yang berbeda daripada biasanya.
Macam diare;
Diare akut
Terjadi kurang dari 14 hari. Diare akut menyebabkan dehidrasi
dan malnutrisi. Anak yang menderita diare akut berujung pada
kematian.
Diare persisten

Terjadi lebih dari 14 hari. Dapat berujung kematian karena kurang


gizi.
Disentri

Diare disertai dengan adanya darah pada tinja. Penyebab paling


sering adalah Shigella.
TANDA BAHAYA
Mengenali tanda bahaya pada anak
yang diare untuk memudahkan
mengambil keputusan yang tepat
dan cepat bagi petugas kesehatan
dan masyarakat awam.
Tanda bahaya UMUM Tanda bahaya KHUSUS

Tidak dapat menyusu atau Balita rewel dan gelisah


minum
Tidak sadar atau susah untuk Mata balita tampak cekung
dibangunkan

Anak memuntahkan semua yang Bayi haus dan minum dengan


diberikan kepadanya lahap

Kejang Cubitan kulit perut kembali


dengan lambat
Bayi rewel dan gelisah
Gejala Pengelompokkan Penanganan
Jika terdapat 2 atau DIARE DENGAN Rujuk segera ke
lebih tanda-tanda DEHIDRASI BERAT petugas kesehatan
berikut: Jika balita masih
Tidak sadar atau bisa minum berikan
susah dibangunkan ASI dan larutan
Mata cekung oralit selama
Tidak bis aminum perjalanan.
atau malas minum
Cubitan kulit perut
kembali sangat
lambat
Diare lebih dari 14
hari.
Jika terdapat 2 atau DIARE DENGAN Rujuk anak ke fasilitas
lebih tanda-tanda DEHIDRASI kesehatan terdekat,
berikut: SEDANG/RINGAN dimana anak akan
Rewel dan gelisah mendapatkan:
Mata cekung Oralit setiap kali
Haus, minum BAB
dengan lahap Tablet zinc selama
Cubitan kulit perut 10 hari berturut-
kembali dengan turut
lambat Dorong ibu untuk
Ada darah dalam tinja DISENTRI Rujuk ke ptugas
kesehatan terdekat
untuk mendapatkan
antibiotik.
Tidak cukup tanda- DIARE TANPA Berikan oralit
tanda untuk masuk DEHIDRASI setiap kali BAB
dapat kelompok diare Mintalah kepada
dengan dehidrasi petugas kesehatan
berat atau tablet zinc untuk
sedang/ringan. diminum selama 10
hari berturut-turut
Beri cairan yang
tersedia dirumah
tangga seperti
kuah sayur, kuah
sup, atau air
matang.
Berikan makanan
dan minum seperti
biasa.
LINTAS DIARE
(LIMA LANGKAH TUNTASKAN DIARE)

1. Berikan oralit
2. Berikan tablet zinc selama 10 hari
berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI atau makanan
sesuai umur anak
4. Berikan obat dan antibiotik sesuai
dengan anjuran petugas kesehatan
5. Segera kembali ke petugas kesehatan
jika kondisi anak tidak membaik.
1. Berikan oralit
Oralit berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh
yang hilang.
Oralit diberikan kepada balita setiap kali anak
BAB dengan takaran sebagai berikut:
Bayi kurang dari 1 tahun : 50 ml 100 ml
(1/4 -1/2 gelas belimbing) setiap kali anak
BAB.
Umur 1-5 tahun : 100 ml 200 ml (1/2 1
gelas belimbing) setiap kali anak BAB.
Larutan Gula Garam (LGG) dirumah sudah tidak
dianjurkan lagi.
2. BERIKAN TABLET ZINC SELAMA
10 HARI BERTURUT-TURUT
Zinc salah satu zat gizi yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil oleh tubuh.
Zinc berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan
proses penyembuhan luka.
Zinc disarankan di seluruh dunia untuk standar
pengobatan diare, karena;
a. Mempersingkat lamanya diare dan mengurangi
tingkat keparahan diare, karena membantu proses
perbaikan dinding usus.
b. Memberikan daya tahan tubuh selama 2-3 bulan
berikutnya sehingga diare dan atau pneumonia tidak
berulang lagi.
Dosis pemberian tablet zinc:
1. Umur 2-6 bulan : tablet perhari
2. Umur > 6 bulan : 1 tablet perhari

Cara pemberian tablet zinc;


Larutkan tablet zinc dengan sedikit ASI/air putih (bila sudah
tidak menyusui) dalam satu sendok teh sesuai dengan dosisnya.
Segera berikan pada anak
Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet
zinc, ulangi lagi dengan cara memberikan potongan yang lebih
kecil dilarutkan beberapa kali sehingga memenuhi dosis sesuai
umur anak.
Berikan tablet zinc selama 10 hari berturut-turut setiap hari,
meskipun diare berhenti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian tablet zinc:
Jangan larutkan tablet zinc dengan oralit. Gunakan ASI atau air
putih (bila sudah tidak menyusu)
Tablet zinc tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat lain,
beri selisih waktu minimal 30 menit.
Tablet zinc tidak diberikan kepada bayi muda (usia 0 bulan
samapi kurang dari dua bulan), karena belum ada manfaatnya
untuk bayi.
3. Teruskan Pemberian ASI atau Makanan
sesuai Umur Anak

Untuk mencegah anak menjadi kurang gizi saat ia


menderita diare, ibu perlu meneruskan pemberian
ASI atau makanan sesuai umur anak.
Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi
kecil.
Beri makanan yang banyak mengandung Kalsium
seprti buah segar, pisang dan air kelapa hijau.
Jika anak masih diberi ASI, ibu dapat
menyusui lebih sering dan lebih lama.
Bila anak sudah lebih dari 60 bulan,
berikan cairan tambahan yang biasa
ada di rumah tangga seperti kuah
sayur, air tajian atau air matang.
4. BERIKAN OBAT ATAU ANTIBIOTIK SESUAI
DENGAN ANJURAN PETUGAS KESEHATAN
Petugas kesehatanlah yang akan menentukan
apakah anak perlu mendapat antibiotik atau
tidak.
Gunakan antibiotik sesuai aturan pakai.
Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai
aturan pakai akan menyebabkan tubuh
menjadi kebal terhadap daya kerja antibiotik
tersebut.
5. Segera kembali ke petugas
kesehatan
Perlu kembali ke petugas kesehatan bila dalam 3 hari
diare belum membaik atau mengalami salah satu
kondisi berikut ini;
a. BAB lebih sering dengan tinja yang cair
b. Muntah berulang ulang
c. Rasa haus yang nyata
d. Anak malas minum atau makan
e. Anak demam
f. Tinja berdarah.
Diare dapat menular dengan
fecal-oral, melalui makanan
atau minuman yang tercemar
kuman atau bakteri dari tinja
yang kemudian dimakan atau
diminum si penderita.
BAGAIMANA CARA MENCEGAH AGAR
BALITA TIDAK TERKENA DIARE?
Berikan ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan.
Mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu

penting;
a. Sebelum makan
b. Setelah BAB
c. Sebelum memegang bayi
d. Setelah menceboki anak
e. Sebelum menyiapkan makanan
Memberikan air minum yang sehat, yaitu air
yang direbus sampai mendidih.
Mengelola sampah dengan baik sehingga
makanan tidak tercemar oleh kecoa, lalat,
lipas, dll, termasuk tinja bayi.
BAB dengan tangki septik
Memastikan peralatan makan balita terjaga
kebersihannya.
KUNJUNGAN
RUMAH
Kunjungan rumah dilakukan kepada ibu yang
anaknya kita duga mengalami diare, atau
pneumonia, BBLR atau ibu hamil diketahui
menderita malaria.
Kunjungan rumah dilakukan untuk memberikan
dukungan atau motivasi sehingga ibu mampu
memutuskan tindakan yang harus diambil.
Kegiatan kunjungan rumah
menerapkan prinsip-prinsip
dasar konseling, sehingga
ketrampilan dasar seperti
bertanya dan mendengar
secara aktif memegang
peranan penting untuk bisa
memahami situasi dan
perasaan si ibu terhadap
kondisi yang ia alami.
Langkah-langkah
konseling
a. Tanya dan amati
Bertanya akan membangun komunikasi dengan ibu.
Ada banyak hal yang dapat ditanyakan kepada ibu, seperti;
. Nama, umur bayi/anak?
. Gejala atau keluhan yang dirasakan atau diamati?
. Tanda bahaya yang mungkin ada?
. Hal yang sudah dilakukan ibu/pengasuh selama

bayi/anak sakit?
Saat bertanya gunakan bahasa sederhana yang
dipahami oleh ibu.
Ulangi pertanyaan jika ibu merasa kesulitan
Dengarkan dan perhatikan jawaban ibu
Tidak perlu mengkoreksi jawaban ibu jika
jawabannya kurang benar

Sambil bertanya, kita juga dapat


mengamati kondisi di bayi/anak.
Perhatikan apakah ada tanda bahaya pada
anak.
b. Puji
Pemberian pujian akan membangun rasa percaya
diri ibu/pengasuh, mendorong ibu untuk
meneruskan perbuatannya yang sudah benar, dan
membuat ibu untuk lebih mudah menerima
nasihat/saran berikutnya.
Jangan terburu-buru untuk memberikan
nasihat/saran atas masalah yang dihadapi ibu.
c. Nasihati atau beri saran
Berdasarkan kesimpulan dari informasi yang kita dapatkan
dengan bertanya dan mengamati, berikanlah saran/nasihat
yang paling sesuai dengan kebutuhan si bati/anak saat itu.
Misalnya, bila bayi mengalami kejang/kehilangan
kesadaran, saran paling sesuai adalah mendorong ibu untuk
segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan.
Bila saran berupa cara perawatan yang dilakukan ibu
dirumah, lakukan dengan 3 langkah dasar yaitu;
1. Berikan informasi misal informasi tentang cara
menyiapkan larutan oralit.
2. Tunjukkan contohnya misalnya bagaimana
menyiapkan oralit dengan takaran air yang pas.
3. Beri kesempatan untuk ibu mempraktekan misalnya
biarkan ibu mencoba sendiri bagaimana menyiapkan
oralit.
Bila saran yang kita berikan sangat berbeda dengan apa
yang telah ibu lakukan sebelumnya, tidak perlu bahwa
ibu/pengasuh telah melakukan keslahan. Fokuslah pada apa
yang harus ibu lakukan dalam waktu dekat.
d. Cek pemahaman ibu
Penting untuk mengakhiri kegiatan konseling. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui pemahaman ibu atas saran
yang kita berikan.
Caranya;
Ajukan pertanyaan terbuka yang diawali denga kata

tanya apa, mengapa, bagaimana, atau kapan?


Hindari penggunaan pertanyaan tertutup yang hanya

akan dijawab iya atau tidak oleh ibu.


Diskusi DIARE
FAKTA ATAU
MITOS
Bila bayi BAB lembek atau cair, artinya dia
mencret.
Bayi ASI eksklusif yang sedang mencret perlu
diberi air dan teh untuk menggantikan cairan
tubuhnya.
Bahaya mencret menyebabkan dehidrasi atau
kurang cairan tubuh yang dapat berakibat
kematian.
Mencret merupakan reaksi alamiah tubuh untuk
membersihkan saluran pencernaan. Karena itu
tidak perlu memberikan obat mampet atau
berhenti mencret.
Anak yang sedang mencret sebaiknya tidak
diberi makan atau minum supaya mencretnya
berhenti.
Cuci tangan pakai sabun dan BAB/BAK pada
tempatnya merupakan cara pencegahan
mencret.
Apabila bayi menderita mencret atau
muntah-muntah, maka ibu harus berhenti
menyusui.
Jika bayi/balita yang mencret malas atau
tidak bisa minum maka ibu perlu waspada
dan segera membawa ke Puskesmas atau
Rumah Sakit.
Saat ini, pengobatan diare dianjurkan
menggunakan tablet zinc sebanyak 10 hari
berturut-turut walaupun diare sudah berhenti.
Tujuan :
1. peserta mengetahui
a. Apa itu diare
b. Tanda bahaya umum dan khusus diare
c. Pengelompokkan diare
d. LINTAS DIARE
e. Cara pencegahan kejadian diare
2. Peserta mampu membedakan fakta dan mitos seputar diare.
. Metode : Permainan dan diskusi. Demonstrasi

Vous aimerez peut-être aussi