Vous êtes sur la page 1sur 68

KINEMATIKA PARTIKEL

PENDAHULUAN
Kinematika merupakan cabang dari dinamika yang menggambarkan
gerakan benda tanpa mengacu kepada gaya-gaya, baik yang mengakibatkan
gerakan atau yang ditimbulkan sebagai hasil dari gerakan itu

Dalam pembahasan pada bab ini, benda dianggap sebagai partikel

Gerakan partikel dapat


dinyatakan dengan
menggunakan koordinat yang
diukur dari sumbu acuan yang
tetap (analisis gerak mutlak)
atau dengan menggunakan
koordinat yang diukur dari
sumbu acuan yang bergerak
(analisis gerak relative)
GERAK LURUS (PROBLEM SATU DIMENSI)
Yang dimaksud dengan gerak lurus adalah suatu gerak yang lintasannya
membentuk suatu garis lurus
Kedudukan P setiap saat t dapat
O P P ditentukan oleh jaraknya s yang diukur
-s +s dari titik acuan O yang tetap pada garis
s lurus tadi. Pada waktu t + t partikel
s
telah bergeser ke P dan koordinatnya
menjadi s + s.
Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan dalam koordinat kedudukan
dalam selang waktu tertentu.
Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t adalah s
perpindahan dibagi selang waktu tersebut atau vav
t
Kecepatan sesaat adalah s ds
kecepatan dimana t mendekati v lim atau v s (2.1)
nol dalam limitnya, yaitu t 0 t dt
Jadi, kecepatan adalah perubahan koordinat kedudukan s terhadap waktu.
Harganya positif atau negative tergantung dari perpindahannya positif atau
negative
Percepatan adalah perubah kecepatan
Percepatan rata-rata dalam selang waktu t adalah v
aav
kecepatan dibagi dengan selang waktu atau t
Percepatan sesaat adalah percepatan dimana t mendekati nol dalam
limitnya, yaitu
v 2
dv d s
a lim atau a 2 s (2.2)
t 0 t dt dt
Percepatan positif atau negative tergantung dari apakah kecepatan
bertambah atau berkurang. Bila kecepatan berkurang partikel mengalami
perlambatan

Yang harus selalu diingat bahwa kecepatan dan percepatan adalah vector.
Dengan demikian memiliki besar dan arah

Dari persamaan (2.1) dan (2.2) kita dapatkan



v dv a ds atau s d s s ds (2.3)

Persamaan (2.1), (2.2) dan (2.3) adalah persamaan diferensial gerak lurus
partikel
Hubungan perpindahan s, kecepatan v dan percepatan a
Gambar a menunjukkan hubungan s
dan t untuk suatu gerak lurus. Dengan
menarik garis singgung pada kurva
pada waktu t, diperoleh sudut arah
(slope), yang merupakan kecepatan
ds
v
dt
Gambar b menunjukkan hubungan v
dv
dan t, sudut arah dari kurva v-t
dt
pada suatu waktu memberikan
percepatan pada waktu itu
Luasan di bawah kurva v-t dalam waktu dt adalah v dt, yang
menunjukkan perpindahan tempat ds. Dengan demikian s2 t2
perpindahan neto partikel dalam selang waktu dari t1 ke t2 s1
ds
t1
v dt
merupakan luasan di bawah kurva yang bersesuaian, yaitu
v2 t2
Dengan cara yang sama untuk gambar c kita dapatkan

v1
dv t1
a dt
Gambar a disamping menunjukkan
hubungan a dan s. Luasan di bawah kurva
selama perpindahan tempat ds adalah a ds.
Jadi luasan neto di bawah kurva antara
koordinat tempat s1 dan s2 adalah

v2 s2
v1
v dv
s1
a ds

Gambar b menunjukkan kecepatan


sebagai fungsi koordinat tempat s. Sudut

arah kurva pada titik A adalah


dv
ds
Selanjutnya dengan menarik garis normal AB dan garis AC sejajar sumbu v
dari titik itu, kita dapatkan sebuah segitiga sebangun dengan segitiga yang
dibentuk oleh sudut arah. Dari kedua segitiga sebangun ini kita dapatkan
hubungan
CB dv
CB ds v dv CB a
v ds
ds dv d 2
s
Berdasarkan definisi v s dan a 2 s
dt dt dt
terdapat beberapa kemungkinan, yaitu
a. PERCEPATAN KONSTAN

Dari persamaan (2.2) dan (2.3) kita dapatkan


v2 t2 v2 s2
v1
dv a
t1
dt dan
v1
v dv a
s1
ds

Untuk kondisi yang lebih familier kita ganti t1 = 0 , t2 = t , v1 = v0


, v2 = v , s1 = s0 ,dan s2 = s , sehingga kita peroleh

v v0 at
v 2 v02 2 a s s0
Selanjutnya dari persamaan (2.1) dengan mengganti harga v, kita
dapatkan
s t t
ds v dt v at dt
s0 t0 t0 s s0 vot 21 at 2
b. PERCEPATAN SEBAGAI FUNGSI WAKTU
Dari persamaan (2.2) dan (2.1) kita dapatkan
v2 t2 t
dv f t dt v v0 f t dt

v1 t1 0

s2 t2 t
s1
ds
t1
v dt
s s0 v dt
0

c. PERCEPATAN NOL
Dari persamaan (2.2) kita dapatkan bahwa kecepatan adalah konstan,
selanjutnya dari persamaan (2.1) kita peroleh
s s0 v0 t
d. Percepatan sebagai fungsi kecepatan a = f(v)
Dari persamaan (2.2) kita dapatkan
dv dv dv t v dv
a
dt
dt
a

f v
t dt
0 v0 f v
Dari persamaan (2.3) kita dapatkan
v v dv s v v dv
v dv f v ds
v0
ds
f v s0
s s0 v0 f v

e. Percepatan sebagai fungsi perpindahan a = f(s)


Dari persamaan (2.3) kita dapatkan

v dv f s ds
v s s
v dv f s ds v v 2
2 2
0 f s ds
v0 s0 s0

Dengan kata lain kita dapatkan v g s , selanjutnya kita dapatkan

ds s ds t
ds

s
v dt
dt so g s 0
t
so g s
CONTOH SOAL

1. Gerak partikel sepanjang garis lurus ditentukan oleh persamaan


15 t
s 3 2 t2 2 3
,dimana s adalah koordinat tempat dalam meter,
dan t waktu dalam sekon. Gambarkan kecepatan v partikel terhadap waktu
t, untuk gerakan 10 sekon pertama dan hitung percepatan a untuk t = 0 , 5
dan 10 sekon
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Perpindahan partikel dinyatakan dengan persamaan s 3 2 t 2

2
15
t 3

b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)


1). Grafik Kecepatan terhadap waktu selama 10 detik pertama
2). Percepatan partikel pada t = 0, 5 dan 10 sekon
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak diperlukan karena sudah merupakan problem matematik
d. Perhitungan-perhitungan

s 32t 2 2
15 t 3 v
ds
dt

4 t 2 t2
5 a
dv
dt

4 4 t
5
Hubungan v , t dan a adalah

t v a t v a t v a

0.00 0.00 4.00

0.25 0.98 3.80 2.75 7.98 1.80 5.25 9.98 -0.20

0.50 1.90 3.60 3.00 8.40 1.60 5.50 9.90 -0.40

0.75 2.78 3.40 3.25 8.78 1.40 5.75 9.78 -0.60

1.00 3.60 3.20 3.50 9.10 1.20 6.00 9.60 -0.80

1.25 4.38 3.00 3.75 9.38 1.00 6.25 9.38 -1.00

1.50 5.10 2.80 4.00 9.60 0.80 6.50 9.10 -1.20

1.75 5.78 2.60 4.25 9.78 0.60 6.75 8.78 -1.40

2.00 6.40 2.40 4.50 9.90 0.40 7.00 8.40 -1.60

2.25 6.98 2.20 4.75 9.98 0.20 7.25 7.98 -1.80

2.50 7.50 2.00 5.00 10.00 0.00 7.50 7.50 -2.00


t v a t v a

7.75 6.98 -2.20 9.00 3.60 -3.20


8.00 6.40 -2.40 9.25 2.78 -3.40
8.25 5.78 -2.60 9.50 1.90 -3.60
8.50 5.10 -2.80 9.75 0.97 -3.80
8.75 4.38 -3.00 10.00 0.00 -4.00

e. Jawaban
1). Grafik kecepatan versus waktu : dapat dibuat berdasarkan hasil
perhitungan di atas

2). Percepatan pada t = 0 sekon adalah 4 m/s2


Percepatan pada t = 5 sekon adalah 0 m/s2
Percepatan pada t = 10 sekon adalah - 4 m/s2
2. Kedudukan suatu partikel ditentukan oleh s 4 t 2 t 18 t 5
3 2

dengan s dalam meter, dan t dalam sekon. Tentukan waktu t dan percepatan a
, bila v = 0. Hanya untuk harga t yang positif saja

Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
s 4 t 3 2 t 2 18 t 5
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Tentukan waktu t dan percepatan a, bila v = 0 (untuk harga t yang positif
saja)
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak diperlukan karena sudah merupakan problem matematik
d. Perhitungan-perhitungan
s 4 t 3 3 t 2 18 t 5 v 12 t 2 6 t 18 a 24 t 6
Untuk v = 0 kita dapatan 12 t 2 4 t 18 0
6 36 4 12 18 6 30
t1,2
24 24
didapat t1 = 1 detik dan t2 = - 1,5 detik
a 24 t 6 24 1 6 30 m/s2
e. Jawaban
Percepatan a = 30 m/s2

3. Pada tahap akhir pendaratan di bulan lunar module


turun dengan retro-thrust dari mesin pendaratannya
sampai sejarak h = 6 m dari permukaan bulan dan
mempunyai kecepatan ke bawah 3 m/s. Bila mesin
pendarat tiba-tiba dimatikan pada kedudukan
tersebut, hitung kecepatan tumbukan pada roda
pendarat dengan bulan. Gravitasi bulan adalah

Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Pada h = 6 m, v = 3 m/s Gravitasi = 61 gravitasi bumi
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Kecepatan tumbukan pada roda pendarat dengan bulan
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak diperlukan karena sudah merupakan problem matematik
d. Perhitungan-perhitungan
1
Gravitasi = 6 gravitasi bumi
Bilamana kita ambil percepatan gravitasi di bumi g = 9,81 m/s2 , kita

dapatkan g bulan 61 9 ,81 1,635 m/s2


Dengan menggunakan persamaan 1
2
v 2
2
v12 1,635 h
Kita dapatkan v22 2 1,635 h v12 2 1,635 6 3 2 28 ,62
v = 5,35 m/s
e. Jawaban
Kecepatan tumbukan pada roda pendarat dengan bulan adalah 5,35 m/s
GERAKAN PADA BIDANG KURVILINIER (PROBLEM DUA DIMENSI)

Dalam menjelaskan gerakan pada bidang kurvilinier ini kita gunakan


matematika vector. Hal ini bertujuan untuk lebih mudah memahami tentang
suatu perubahan posisi yang menyangkut masalah besar dan arah. Untuk
hal ini diperlukan vector tempat yaitu suatu vector yang menunjukkan posisi
partikel setiap saat

DASAR TEORI
Gambar disamping menunjukkan
sebuah partikel bergerak
sepanjang kurva bidang. Pada
waktu t , partikel berada di A, yang
kedudukannya ditentukan oleh
vector tempat r diukur dari O (titik
asal yang tetap dari suatu
koordinat). Pada saat t + t partikel
berada di A , kedudukannya
ditentukan oleh vector tempat r +
r. Jika kita perhatikan, vector r +
r merupakan penjumlahan dari
vector r dan vector r
Perpindahan partikel dalam waktu
t adalah vector r yang
merupakan perubahan vector
tempat. Sedangkan jarak
sebenarnya yang ditempuh partikel
ketika berpindah dari A ke A adalah
panjang scalar s yang diukur
sepanjang lintasan
Vektor kecepatan rata-rata
r
didefinisikan sebagai v av
t
yang merupakan vector dengan arah searah r dan besarnya adalah
besaran r dibagi t
Vektor kecepatan sesaat didefinisikan sebagai harga limit dari r
v lim
kecepatan rata-rata ketika selang waktu mendekati nol, jadi t 0 t

Jika kita perhatikan, arah dari r mendekati garis singgung lintasan ketika t mendekati
nol. Dengan demikian kecepatan v selalu merupakan vector yang menyinggung lintasan
tersebut. Sesuai dengan definisi derivative, kita dapatkan vector kecepatan (velocity)
adalah
dr
v r (2.4)
dt
dr ds
Besar vector kecepatan (speed) didefinisikan v v r s
dt dt
Vektor kecepatan partikel di A adalah v dan vector kecepatan partikel di A adalah v,
terdapat perubahan vector kecepatan. Vektor kecepatan di A ditambah vector
perubahannya harus sama dengan vector kecepatan di A, sehingga dapat kita

tuliskan persamaan vector kecepatannya adalah : v'v v


v
Vektor percepatan rata-rata dari titik A ke A didefinisikan a av
t
Vektor percepatan rata-rata ini memiliki arah sama dengan arah v,
sedangkan besarnya adalah besar v dibagi dengan t
Vektor percepatan sesaat didefinisikan sebagai harga limit dari percepatan
rata-rata ketika selang waktu mendekati nol, jadi
v dv
a lim v (2.5)
t 0 t dt

Perlu dipahami bahwa percepatan


mengakibatkan perubahan arah dan
besar kecepatan. Pada umumnya arak
vector percepatan tidak menyinggung
lintasan maupun tegaklurus (normal)
terhadap lintasan
KOORDINAT TEGAK LURUS
Sistem koordinat tegak lurus ini sangat berguna untuk menggambarkan gerakan
kurvilinier menjadi dua buah gerakan lurus ke arah sumbu x dan y
Gambar disamping menunjukkan vector
tempat r, kecepatan v dan percepatan a
diuraikan ke arah sumbu x dan y. Berda-
sarkan matematika vector kita dapatkan
r xi yj

v r xi y j (2.6)

a v r xi y j
i dan j adalah vector satuan kearah sumbu x
dan y. Karena arahnya selalu
konstan maka tidak terpengaruh oleh waktu, dengan demikian tidak
memiliki derivative terhadap waktu
x dan y adalah perpindahan kearah sumbu x dan y, merupakan fungsi waktu, sehingga
memiliki derivative terhadap waktu

Komponen v vx x v 2 v x2 v 2y a x vx x a 2 a x2 a 2y
dan a adalah vy
vy y tan ay vy y
vx
CONTOH SOAL

1. Suatu partikel yang bergerak dengan gerak kurvilinear memiliki koordinat


(dalam milimeter) yang berubah terhadap waktu t (dalam sekon) menurut
persamaan x 3 t 2 4 t dan y 4t 2 31 t 3 Tentukan besarnya kecepatan
v dan percepatan a dan sudut yang dibentuk vektor dengan sumbu x bila
t=2s
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Partikel yang bergerak menurut persamaan x 3 t 2 4 t dan y 4t 3 t
2 1 3

(x dan y dalam milimeter, t dalam sekon)


b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Besarnya kecepatan v dan percepatan a dan sudut yang dibentuk vektor
dengan sumbu x bila t = 2 s ?
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan

x 3 t2 4 t vx 6 t 4 ax 6
y 4t 2 31 t 3 vy 8 t t 2 ay 8 2 t

Untuk t = 2 s kita dapatkan

vx 8 mm/s v 8 2 12 2 14 ,42 mm/s


v y 12 mm/s 1 v y 12
x tan tan 1 56 ,310
vx 8

2 a 6 2 4 2 7 ,21 mm/s 2
a x 6 mm/s
1 ay 4
1
a y 4 mm/s 2
x tan tan 33 ,69 0
ax 6
e. Jawaban
v 14 ,42 mm/s dengan x 56 ,310

a 7 ,21 mm/s2 dengan 33 ,69 0


x
2. Vektor tempat dari suatu titik yang bergerak dalam bidang x-y dinyatakan
2 3 3 2 t4
dengan r 3 t 2 t i 12 j dengan r dalam meter dan t dalam sekon

Tentukan kecepatan v dan percepatan a bila t = 3 s. Apa yang dijelaskan oleh
hasil ini tentang lengkung lintasan pada saat itu?
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui) 2 3 3 2 t4
r t t i j
Vektor tempat dinyatakan dengan 3 2 12
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Kecepatan v dan percepatan a bila t = 3 s
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan

2 3 3 2
r t t i
t4
j v
dr
dt

t3
2t 3t i j
2
3
a
dv
dt
4 t 3 i t 2 j
3 2 12

Untuk t = 3 s kita dapatkan


v 2 3 3 3 i
2 33
3
j 9 i 9 j 9 i j m/s a 4 3 3 i 3 2 j 9 i 9 j 9 i j m/s2
3. Gerak x dan y dari batang pandu A dan B
dengan celah siku-siku mengendalikan
gerak kurvilinear dari pen penghubung P
yang meluncur pada kedua celah. Untuk
selang waktu yang pendek, gerakan
ditentukan oleh x 20 41 t 2 dan y 15 61 t 3
di mana x dan y dalam milimeter dan t dalam
sekon. Hitunglah besarnya kecepatan v dan
percepatan a pen untuk t = 2 s. Gambarkan
arah lintasan dan tunjukkan kelengkungannya
pada saat itu
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui) x 20 41 t 2 dan y 15 61 t 3

b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)


Besarnya kecepatan v dan percepatan a pen untuk t = 2 s
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
1
d. Perhitungan-perhitungan x 20 t 1 2
4
v x 21 t ax
2
y 15 61 t 3 v y 12 t 2 ay t
Untuk t = 2 s kita dapatkan
vx 1 m/s
v 12 2 2 2 ,24 m/s
v y 2 m/s
a x 21 m/s2
a 0 ,5 2 2 2 2 ,06 m/s 2
a y 2 m/s 2

e. Jawaban
Kecepatan = 2,24 m/s
Percepatan = 2,06 m/s2

4. Bila sekrup pengatur pada soal (3) berputar secara periodik dan menerus-
kan gerak ke masing-masing batang pandu bercelah dengan persamaan
x 30 24 sin t 2 dan y 40 32 cos t 2 di mana x dan y dalam
milimeter dan t dalam sekon, tentukanlah besarnya kecepatan v dan
percepatan a dari pen P untuk t = 2,5 s. Gambarkan arah lintasan dan
tunjukkan kelengkungannya pada saat itu
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
x 30 24 sin t 2 dan y 40 32 cos t 2
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Besarnya kecepatan v dan percepatan a dari pen P untuk t = 2,5 s

c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)


Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan v x 12 cos t 2
x 30 24 sin t 2
a x 6 2 sin t 2

v y 16 sin t 2
y 40 32 cos t 2
a y 8 2 cos t 2
Untuk t = 2 s kita dapatkan
v x 26 ,7 mm/s
v 44 ,42 mm/s
v y 35 ,5 mm/s
a x 41,8 mm/s 2
a 69 ,8 mm/s 2
a y 55 ,9 mm/s 2

e. Jawaban
Kecepatan v = 44,42 mm/s
Percepatan a = 69,8 mm/s2
KOORDINAT NORMAL DAN TANGENSIAL (n-t)

Bila kita tinjau sebuah kurva lengkung seperti yang ditunjukkan pada
gambar , di setiap titik dari kurva dapat dibuat sebuah garis yang
menghubungkan titik dimaksud dengan pusat kelengkungan kurva (disebut
garis normal) dan sebuah garis singgung (disebut garis tangensial) pada
titik tersebut. Kedua garis ini saling tegak lurus dan dipergunakan sebagai
system koordinat yang sangat alamiah guna memberikan gambaran
gerakan kurvilinier. Pada system koordinat normal-tangensial ditetapkan
bahwa arah positif n adalah menuju pusat kelengkungan lintasan,
sedangkan arah positif t adalah kearah gerakan partikel
Perhatikan gambar disamping
memperlihatkan sebuah partikel
bergerak pada lintasan lengkung
yang posisi partikel setiap
saatnya ditentukan dengan
koordinat normal-tangensial.
Vektor satuan kearah sumbu n
adalah en dan vector satuan
kearah sumbu tangensial adalah
et . Perlu dipahami bahwa vector
satuan ini setiap saat berubah
arah sesuai dengan kondisi
lintasan. Sekarang kita tinjau
partikel yang bergerak dari titik A
ke A dalam waktu dt, kita
dapatkan
ds d
Dimana
adalah jejari kelengkungan lintasan pada kondisi ini (kita tidak
meninjau perubahan diferensial antar titik A dan A karena akan
muncul suku order tinggi yang akan lenyap bila diambil limitnya).
d adalah perubahan sudut yang terjadi dalam radian
ds d d
Jadi besarnya kecepatan adalah v
dt dt dt

Vektor kecepatan adalah v v et et (2.7)

dv d v e t
Vektor percepatan adalah a v et v et (2.8)
dt dt
Dari persamaan (2.8) terlihat bahwa vector satuan et memiliki derivative karena

et
arahnya berubah. Untuk mendapatkan perhatikan gambar 2.9a yang me-
nunjukkan perubahan et selama penambahan diferensial gerak ketika partikel
berpindah dari A ke A. Sehubungan dengan hal ini vector et berubah menjadi et ,
dan selisih vector det ditunjukkan pada gambar 2.9b. Vector det dalam limit
besarnya sama dengan panjang busur yang diperoleh dengan memutar vector
satuan et sebesar sudut d dinyatakan dalam radian. Arah det sama dengan en.
Jadi, kita dapatkan det = en d . Selanjutnya kita bagi dengan dt, kita dapatkan
de t d
en atau e t en (2.9)
dt dt

Substitusikan persamaan (2.9) ke persamaan (2.8) dan juga memperhatikan


2
v , kita dapatkan a en v e t an en at e t (2.10)
Substitusikan persamaan (2.9) ke persamaan (2.8) dan juga memperhatikan

v , kita dapatkan
2
a en v e t an en at e t (2.10)

2
Dimana v2
an v at v s a an2 at2

CONTOH SOAL
1. Sebuah partikel bergerak pada lintasan lingkaran (circular path) dengan
jejari 0,3 m. Hitunglah besarnya a dari percepatan partikel itu (a) bila
kecepatannya adalah konstan 0,6 m/s dan (b) bila kepesatannya 0,6 m/s
tetapi dengan laju pertambahan sebesar 0,9 m/s setiap detik (sekon).
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Lintasan lingkaran dengan jejari r = 0,3 m.
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
(1). Percepatan partikel bila v = 0,6 m/s konstan.
(2). Percepatan partikel bila v = 0,6 m/s dengan laju pertambahan
sebesar 0,9 m/s2
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan
(1). Pada lintasan lingkaran bila kecepatan partikel konstan, maka berlaku :

v2 0 ,6 2
a an a 1,2 m/s
r 0 ,3

(2). Karena kecepatan tidak konstan, maka laju pertambahan sebesar


0,9 m/s2 adalah percepatan ke arah tangensial ( at ). Dengan demikian
kita dapatkan : 2
a an at 1,2 0 ,9 1,5 m/s
2 2 2 2

e. Jawaban
(1). Percepatan partikel bila v = 0,6 m/s konstan adalah 1,2 m/s2.
(2). Percepatan partikel bila v = 0,6 m/s dengan laju pertambahan
sebesar 0,9 m/s2 adalah 1,5 m/s2
2. Sebuah partikel P bergerak pada seluruh lintasan lingkaran dengan jejari 2
m. Pada saat diamati, kecepatan partikel bertambah dengan laju 6 m/s2, dan
besarnya percepatan total adalah 10 m/s2. Tentukan kecepatan v dari
partikel tersebut pada saat itu
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui) r 2 m at 6 m/s2 a 10 m/s 2

b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)


Kecepatan v dari partikel tersebut pada saat itu
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan
a 2 at2 an2 an2 10 2 6 2 64 an 8 m/s 2

v2
an v an r 8 2 4 m/s
r
e. Jawaban
Kecepatan v = 4 m/s
3. Sebuah mobil balap berjalan dengan kecepatan tetap melewati belokan
horisontal dengan jejari kelengkungan 300 m. Berapakah kecepatan
maksimum v mobil tersebut, bila percepatan normalnya tidak dapat melebihi
0,8g tanpa menyebabkan mobil itu selip?
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Sebuah mobil balap berjalan dengan kecepatan tetap melewati belokan
horisontal dengan jejari kelengkungan 300 m.
an 0 ,8 g 0 ,8 9 ,81 7 ,848 m/s2

b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)


Kecepatan maksimum v mobil
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan
v2
an v an r 7 ,848 300 48 ,52 m/s
r
e. Jawaban
Kecepatan maksimum v mobil = 48,52 m/s
KOORDINAT KUTUB ( r- )
Bilamana letak partikel ditentukan oleh jarak r dari suatu kutub yang tetap dan
oleh pengukutan sudut terhadap garis radial, maka system ini dikatakan
menggunakan koordinat kutub.
Gambar disamping menunjukkan
koordinat kutub r dan yang
menentukan letak sebuah partikel
yang bergerak pada lintasan
lengkung. Sebagai sumbu acuan
untuk prngukuran kita gunakan
sumbu x. Pada koordinat ini, vector
satuan er dan e masing-masing
ditetapkan pada arah r dan
positip. Vektor tempat r bagi partikel
di A mempunyai besar sama dengan
jarak r dan arahnya ditentukan oleh
vektor satuan er. Jadi vector tempat
fapat dinyatakan
r = r er
Vektor kecepatan kita dapatkan dengan mendeferensialkan vector tempat,
kita dapatkan
dr d r e r
v r er r e r
dt dt

Dengan cara yang sama dengan kita mendapatkan e t pada system koordinat

normal-tangensial kita cari e t dan e
Dari gambar diatas, selama waktu dt arah koordinat berputar dengan sudut d.
Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan vector der pada arah positip, dan
vector de pada arah r negatip. Sedangkan besarnya perubahan vector ini
dalam limitnya sama dengan vector satuan sebagai jari-jari kali sudut dalam
radian, dapat kita tuliskan

der e d dan de er d
Perlu diingat bahwa panjang vector satuan adalah satu satuan panjang.
Selanjutnya kita dapatkan :
de r de
e dan er
d d
d d
er e e dan e er er (2.12)
dt dt
Substitusikan persamaan (2.12) kedalam persamaan vector kecepatan diperoleh :

v r r e r r e r r e r r e
(2.13)
v vr er v e

Dimana : vr r v r v vr2 v2
Komponen r dari v merupakan laju pertambahan vector r, sedangkan komponen
dari v disebabkan oleh rotasi r
Vektor percepatan a kita dapatkan sebagai berikut :


a v r e r r e r r e r e r e

2

a r r e r r 2 r e

(2.14)
a ar er a e
2
Dimana : ar r r a r 2 r a ar2 a2

1 d 2
Secara alternative dapat kita tuliskan a r
r dt
Untuk lebih memahami persamaan
(2.14) perhatikan gambar (a) disamping
yang menunjukkan vector kecepatan
dan komponen r dan pada
kedudukan A dan A setelah
perpindahan tempat yang sangat kecil.
Komponen-komponen ini masing-
masing mengalami perubahan harga
dan arah (gambar b), yaitu :

a. Perubahan harga vr : berupa


perubahan panjang vr atau

dvr d r , hal ini menimbulkan

d r
percepatan sebesar r
dt
pada arah r yang positif.

b. Perubahan arah vr : ditunjukkan sebagai vr d r d pengaruhnya terhadap
d
percepatan adalah r r pada arah positip.
dt


c. Perubahan harga v : Berupa perubahan panjang sebesar v atau d r



d r
dan pengaruhnya pada percepatan adalah r r
dt
pada arah positip.

d. Perubahan arah v : besarnya perubahan ini adalah v d r d
2
d
dan menyumbang pada percepatan sebesar r r
dalam arah r negatip. dt

Sekarang kita perhatikan masing-masing suku yang ada


pada persamaan percepatan, yaitu :

a). Suku r adalah percepatan yang akan dimiliki partikel sepanjang jejari.
2
b). Suku r merupakan komponen normal perce-patan bila r konstan
seperti pada gerak linkaran.

c). Suku r adalah percepatan tangensial yang akan dimiliki partikel
apabila r konstan, tetapi hanyalah sebagian dari percepatan karena v
berubah besarnya apabila r peubah.

d). Suku 2 r terdiri dari 2 bagian, bagian pertama adalah perubahan besarnya


d r dari v akibat berubahnya r, dan bagian kedua adalah perubahan

arah vr.

Gambar disamping menunjukkan


percepatan total a dan komponennya.

Untuk gerak dalam lintasan lingkaran


dengan r konstan, kita dapatkan

vr 0 v r
2
ar r a r

Perlu diingat bahwa arah r yang positif berada pada arah n negative,
dengan demikian ar an
Komponen percepatan ar dan a dalam bentuk scalar dapat juga diperoleh
dengan diferensiasi langsung dari hubungan koordinat x = r cos dan
y = r sin .
CONTOH SOAL
1. Kedudukan blok geser P dalam
lengan beralur OA dikendalikan oleh
sekrup penggerak seperti terlihat
pada gambar. Pada saat yang

ditunjukkan 8 rad/s dan

20 rad/s2. Juga pada saat yang

sama r = 200 mm r 300 mm/s ,

dan r 0 Tentukan harga komponen r dan dari percepatan P untuk
saat itu
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)

8 rad/s 20 rad/s2, r = 200 mm, r 300 mm/s dan r 0

b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)


Tentukan harga komponen r dan dari percepatan P
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan
2
ar r r 0 0 ,2 8 2 12 ,8 m/s 2

a r 2 r 0 ,2 20 2 0 ,3 8 8 ,8 m/s 2

e. Jawaban ar 12 ,8 m/s 2 dan a 8 ,8 m/s 2

2. Koordinat kutub dari suatu partikel ditentukan oleh r 2 5 t 2


2
dan
0 ,5 3 t 2 4 di mana r dalam mm, dalam radian, dan t dalam sekon.
Tentukanlah besarnya kecepatan v dan komponen r dan dari percepatan
a partikel bila t = 2 s.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui) r 2 5 t2 2 dan 0 ,5 3 t 2 4
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Besarnya kecepatan v dan komponen r dan dari percepatan a partikel
bila t = 2 s

c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)


Tidak memerlukan gambar

d. Perhitungan-perhitungan r 25t 22
r 5t r 5

0 ,5 3 t 4
2
3t 2 3 2

Bila t = 2 s, maka : vr r 10 mm/s

v 10 2 36 2 37 ,36 mm/s
v r 36 mm/s
2
ar r r 5 2 10 3 103 mm/s 2
2


a r 2 r 2 10 3 2 2 10 3 78 mm/s 2
e. Jawaban
Besarnya kecepatan v =37,36 mm/s.
2
Komponen percepatan adalah ar 103 mm/s dan a 78 mm/s 2

3. Sebuah pen yang terkendala oleh dua bagian mesin yang bersambung
dengannya mempunyai gerak kurvilinear bidang yang ditentukan oleh
koordinat kutub r r0 e dan C t dengan r0 , k dan C adalah konstanta
kt

dan dalam radian. Tentukanlah persamaan yang menyatakan besarnya


kecepatan v dan percepatan a pen, dalam besaran waktu t.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui) r r0 e kt dan C t dengan r0 , k dan C
adalah konstanta dan dalam radian
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Persamaan yang menyatakan besarnya kecepatan v dan percepatan a pen,
dalam besaran waktu t.
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar

d. Perhitungan-perhitungan r r0 e kt r r0 k e kt
r r0 k 2 e kt

Ct C 0

vr r r0 k e kt v r ke Cr e
0
kt 2
0
kt


v r C r0 e kt v r0 e kt k 2 C 2
2 e. Jawaban
ar r r r0 k e C r0 e 2 kt 2 kt
Besarnya kecepatan

a r 2 r 2Cr0 ke kt v r0 e kt k 2 C 2

a r k e C r e 2Cr ke
2 kt 2 kt 2 kt 2 Besarnya percepatan

0 0 0

a r k C e
0
2 2 kt a r0 k 2 C 2 e kt
GERAK KURVILINIER RUANG

Bilamana partikel bergerak sepanjang


kurva ruang , maka kita memerlukan
adanya suatu system koordinat dengan
tiga sumbu. System koordinat yang
seperti ini adalah system koordinat
tegak lurus (x-y-z) , koordinat silindris
(r--z) dan koordinat bola (R--).

Perlu diperhatikan bahwa vector tempat


dalam kasus ini kita gunakan notasi R.

Koordinat tegak lurus (x-y-z)

R xi y jzk

v R xi y j zk (2.15)

a v R xi y j z k
Koordinat silindris (r--z)
Vektor tempat R bagi partikel dengan koordinat silindris adalah : R = r er + z k

Vektor kecepatan adalah v R r er r er z k z k

d
k 0 v r
Dimana : er e e Dimana : vr r
dt

vz z v vr2 v2 v z2
v R r e r r e z k
Jadi : (2.16)
v R vr er v e v z k

Vektor percepatan adalah : a v r er r er r e r e r e z k
d d
Dengan substitusikan er e e dan e er er
dt dt
2
kita dapatkan : a v r e r r e r e r e r e r z k
2


a r r e r r 2 r e z k
Jadi :
(2.17)
a ar er a e a z k

2 1 d 2 az z a ar2 a2 a z2
Dimana : ar r r a r 2 r r
r dt
Koordinat bola (R--)
Pada koordinat bola ini, kita gunakan vector satuan eR , e dan e.
Berdasarkan vector satuan tersebut dapat kita tuliskan vector kecepatan
dan vector percepatan adalah :

v vR eR v e v e (2.18)
a a R eR a e a e (2.19)

Dimana : vr R v R cos v R
2 2
ar R R R cos 2

cos d 2
a R 2 R cos
2
R dt
2
1 d 2
a R R sin cos
R dt
CONTOH SOAL
1. Sekrup daya mula-mula diam dan diberi laju

putaran yang bertambah secara teratur
terhadap waktu t, sesuai persamaan

kt dengan k adalah konstanta. Tentukan
persamaan kecepatan v dan percepatan a bagi
pusat bola A, bila sekrup itu telah berputar
satu putaran penuh dari keadaan diam. Jarak
maju sekrup (jarak maju setiap putaran
sekrup) adalah L.
Penyelesaian

a. Diketahui (data yang diketahui) k t Jarak maju = L. 2
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Persamaan kecepatan v dan percepatan a bagi pusat bola A, bila sekrup
itu telah berputar satu putaran penuh dari keadaan diam.
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
c. Diagram Benda Bebas
(gambar-gambar yg diperlukan)
d. Perhitungan-perhitungan
Dari gambar terlihat bahwa lintasannya
berbentuk heliks pada permukaan silindris,
dengan demikian kita gunakan koordinat
silindris. 1 2
k t dt k t
d 2 t2
k t
dt 1 k
2 k t 2
2
Sehingga laju sudut pada satu putaran adalah : k 2 2 k
k
Pada suatu lintasan berbentuk heliks, sudut heliks diperoleh berdasarkan
persamaan sin sin sin

L 2 b L2 4 2b 2
L
tan
2 b 2 b
cos
L2 4 2b 2
Dari gambar diperoleh hubungan v v cos

Dari koordinat silindris kita dapatkan v r

r L2 4 2b 2 k
Sehingga kita dapatkan : v 2b k L2 4 2b 2
cos 2 b
Komponen percepatan diperoleh berdasarkan persamaan (2.17)
2
2 4 b k

ar r r 0 b 2 k
4 b k 2 b k 2 k L

a r 2 r b k 2 0 2 k bk a
2

d d d
a z z v z v z v tan b tan
dt dt d
a bk 1 16 2 4Lb 2 2
L kL
a z b tan b k
2 b 2
e. Jawaban
k
Kecepatan v L2 4 2b 2

Percepatan a bk 1 16 2 4Lb 2 2
2. Tinjaulah sekrup daya pada contoh (1) dengan jarak maju L = 30 mm. Bila
b = 150 mm dan sekrup berputar dengan laju konstan 4 putaran/sekon,
hitung besarnya kecepatan dan percepatan pusat bola A.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Sekrup daya pada contoh (1) dengan jarak maju L = 30 mm. Bila b = 150
mm dan sekrup berputar dengan laju konstan 4 putaran/sekon
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Besarnya kecepatan dan percepatan pusat bola A.
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
Tidak memerlukan gambar
d. Perhitungan-perhitungan v r 0,150 2 4 3,771 m/s
30
tan 1 tan 1 0,032 rad 1,830
2 150
v 3,771
v 3,773 m/s
cos cos1,830

2
ar r r 0 0.150 2 4 2 94,8 m/s2

a r 2 r 0,150 0 2 0 2 4 0


a z b tan 0,150 tan 1,830 0 0
e. Jawaban
Besarnya kecepatan v 3,773 m/s
Besarnya percepatan a ar 94,8 m/s2

3. Kecepatan dan percepatan partikel yang bergerak sepanjang kurva ruang


pada suatu saat diberikan oleh v = 6 i 2 j + k m/s dan a = 2 i + 3 j 6 k
Tunjukkan bahwa v dan a saling tegak lurus dan gunakan kenyataan itu

untuk menentukan v . Tentukan juga jejari kelengkungan dalam bidang
singgung yang sehubungan dengan itu.
GERAK RELATIF (SUMBU-SUMBU TRANSLASI)
y
Pada pembahasan sebelumnya kita Y
gunakan sumbu acuan yang tetap,
hasilnya disebut besaran absulut. A
Sebetulnya tidaklah mungkin kita j
mendapatkan suatu sumbu acuan yang
benar-benar tetap, dengan demikian kita
rA
perlu membahas suatu gerakan yang
diukur dari suatu titik acuan yang x
bergerak. Untuk keperluan ini, dalam B i
sub-bab ini kita bahas suatu sumbu
rB
acuan yang bergerak translasi, hasil
analisanya disebut analisa gerak relative.
X
O
Sekarang perhatikan gambar diatas yang memperlihatkan dua buah partikel A
dan B yang memiliki gerak kurvilinier yang terpisah pada suatu bidang tertentu
atau pada bidang-bidang yang sejajar. Selanjutnya kita letakkan sumbu translasi
(yang tidak berotasi) x-y secara sembarang pada partikel B dan mengamati gerak
A dari kedudukan B yang berpindah-pindah. Vektor tempat bagi A yang diukur
relative terhadap salib-sumbu x-y adalah rA/B = x i + y j. Kedudukan absulut B
ditentukan oleh vector rB yang diukur dari titik asal salib sumbu tetap X-Y.
Selanjutnya secara matematika vector kita dapatkan hubungan :
rA = rB + rA/B
Vektor kecepatan dan percepatan kita dapatkan sebagai berikut :

rA rB r A/B atau v A vB v A/B (2.20)

rA rB r A/B atau a A aB a A/B (2.21)

Dalam persamaan (2.20) dan (2.21)


menunjukkan kecepatan dan percepatan
yang dimiliki A yang kita amati dari
kedudukan di B yang melekat pada sumbu
bergerak x-y adalah

r A/B v A/B x i y j

r A/B v A/B x i y j

Perlu disadari bahwa percepatan partikel yang terlihat dalam system translasi x-
y ini sama dengan yang terlihat pada system tetap X-Y bila system yang
bergerak memiliki kecepatan yang konstan.
CONTOH SOAL
1. Pesawat angkut jet B sedang terbang ke utara
dengan kecepatan vB = 600 km/jam ketika peawat A
yang lebih kecil lewat di bawahnya dengan arah
600 seperti tergambar. Namun oleh penumpang di
B peawat A tampak seperti terbang ke samping dan
bergerak ke timur. Tentukan kecepatan A
sebenarnya dan kecepatan A yang tampak relative
bagi B.
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Jet B sedang terbang ke utara dengan kecepatan vB = 600 km/jam ketika
peawat A yang lebih kecil lewat di bawahnya dengan arah 600 seperti
tergambar.
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Kecepatan A sebenarnya dan kecepatan A yang tampak relative bagi B?

c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)


Tidak memerlukan Diagram Benda Bebas.

d. Perhitungan-perhitungan
Dengan memperhatikan hubungan vector vA , N
vB dan vA/B tersebut, dapat kita selesaikan
dengan tiga cara, yaitu : VA/B
VB
I). Trigonometri VA
Secara trigonometri kita lihat segitiga siku- 600
siku, sehingga berlaku :
E
vB 600
vA 0
1200 km/jam
cos 60 0,5
v A / B vB tan 600 600 tan 600 1039 km/jam

II). Vektor
Secara vector kita dapatkan hubungan : vA = vA/B i + vB j
di mana : v A / B vB tan 600 600 tan 600 1039 km/jam
Sehingga vA = 1039 i + 600 j

III). Grafis
Bila diselesaikan secara grafis, yang pertama harus kita lakukan adalah
menentukan skala. Untuk khasus ini kita ambil skala 1 cm = 200 km/jam.
Langkah kedua gambarkan vB = 600 km/jam sesuai dengan arahnya (ke atas).

Langkah ketiga dari pangkal vB


buat garis yang membentuk
sudut 600 dan dari ujungnya buat
garis horizontal, sehingga
diperoleh perpotongannya.
Kedua garis ini sesuai dengan
arah yang diketahui.
Langkah ke empat ukur panjang
garis vA dari pangkal vB sampai
perpotongan, juga ukur panjang
garis vA/B dari ujung vB sampai
perppotongan, diperoleh :

vA = 6 cm = 6 x 200 =1200 km/jam


vA/B = 5,2 cm = 5,2 x 200 = 1040 km/jam

e. Jawaban v A 1200 km/jam

v A / B 1039 km/jam
2. Pesawat terbang penumpang B terbang ke timur
dengan kecepatan vB = 800 km/jam. Pesawat jet
militer A terbang ke selatan dengan kecepatan vA =
1200 km/jam lewat di bawah B dengan ketinggian
sedikit lebih rendah. Berapa kecepatan yang
dimiliki A yang tampak oleh penumpang di B, dan
ke mana arah kecepatan yang kelihatan itu ?
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Pesawat B terbang ke timur dengan kecepatan vB
= 800 km/jam. Pesawat A terbang ke selatan
dengan kecepatan 1200 km/jam
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan) VB
Kecepatan vA yang tampak oleh
penumpang di B dan arahnya.

c. Diagram Benda Bebas


VA/B
(gambar-gambar yg diperlukan)
VA
d. Perhitungan-perhitungan
Dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
I). Trigonometri
v A / B v A2 vB2 1200 2 800 2 1442 km/jam

v A 1200
tan 1,5 56 ,30
vB 800

II). Vektor v A v A j 1200 j


vA = vB + vA/B
vB vB i 800 i
vA/B = vB + vA v A 1200
tan 1,5 56 ,30
= 800 i 1200 j vB 800
III). Grafis
Penyelesaiannya
seperti contoh 1)

e. Jawaban v A / B 1442 km/jam

56 ,30
3. Sebuah perahu mampu berkepesatan 16 knot pada air yang tenang.
Perahu itu mempertahankan arah yang benar ke barat ketika menghadapi
arus yang mengalir dari utara ke selatan dengan kecepatan 3 knot. Berapa
arah perahu seharusnya (diukur searah jarum jam dari utara pada sudut
terkecil) ?. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh perahu itu untuk maju
24 mil laut kearah barat ?
Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Perahu mampu berkepesatan 16 knot pada air yang tenang. Perahu
mempertahankan arah ke barat ketika menghadapi arus yang mengalir ke
selatan dengan kepesatan 3 knot.
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
1). Arah perahu vP
2). Waktu yang ditempuh untuk
maju 24 mil ke arah barat. vA

c. Diagram Benda Bebas
(gambar-gambar yg diperlukan) vA/P
d. Perhitungan-perhitungan

vA 3
cos 77 ,6 0
vP 14
vA P
sin v A P 14 sin 77 ,6 0 13 ,7 knot
vP

24 24
t 1,75 jam = 1 jam 45 menit
v A P 13,7

e. Jawaban
1). 77 ,6
0

2). t = 1,75 jam = 1 jam 45 menit


GERAK TERKENDALA DARI PARTIKEL-PARTIKEL TERHUBUNG
Pada pembahasan sebelumnya kita
menitikberatkan pada partikel yang
berdiri sendiri, dengan demikian
seolah-olah partikel tersebut
gerakannya hanya dibatasi oleh
lintasannya saja. Terdapat partikel-
partikel yang saling berhubungan,
dengan demikian gerak partikel yang
satu terkendala gerak partikel
lainnya.
Sekarang perhatikan gambar disam-
ping yang menunjukkan partikel A
terhubung dengan partikel B.
Problem kita adalah bagaimana memformulasikan gerakan kedua partikel
tersebut. Untuk dapat memformulasikannya, kita harus dapat memahami
gerakan kedua partikel tersebut. Jika kita perhatikan dengan seksama,
terdapat dua hal yang dapat kita gunakan sebagai langkah awal yaitu :
a. Panjang penghubung adalah konstan
Panjang penghubung (panjang kabel) pada gambar adalah :
r2
L x 2 y r1 b
2
Di mana L, r1 , r2 dan b semuanya konstan. Selanjutnya kita dapatkan

0 x 2 y atau v A 2 vB 0 x 2 y atau a A 2 aB
Hasilnya tidak tergantung pada panjang atau jejari
puli, maka panjang penghubung bisa kita nyatakan L x 2 y konstanta

b. Hubungan gerakan partikel satu terhadap gerakan partikel lain.


Pada gambar diatas juga ditunjukkan gerakkan garis tengah puli bawah
ABC pada suatu saat. Gerak A dan A adalah sama besarnya, demikian
juga B dan B. Dalam tinjauan ini kita anggap titik C tetap. Dengan
demikian gerakan titik A adalah dua kali gerakan B.

Sistem yang ditunjukkan pada gambar diatas mempunyai satu derajat


kebebasan karena hanya satu peubah ( x atau y ) yang diperlukan untuk
menentukan kedudukan semua bagian dari system.
Sistem dua derajat kebebasan
ditunjukkan dalam gambar
disamping. Kedudukan dari silinder
bawah dan puli C tergantung pada
spesifikasi dua koordinat yA dan yB.
Panjang kabel yang diikatkan pada
silinder A dan B masing-masing
dapat ditulis sebagai :

L A y A 2 y D konstanta
LB y B yC yC y D konstanta
Derivatifnya terhadap waktu adalah :

0 y A 2 y D dan 0 y B 2 yC y D

0 y A 2 yD dan 0 y B 2 yC y D

Dengan menghapuskan suku y D dan y D kita dapatkan

y A 2 y B 4 yC 0 dan y A 2 y B 4 yC 0
Dari persamaan terlihat bahwa harga kecepatan dan percepatan tidak semuanya
positip, hal ini menunjukkan adanya perbedaan arah. Misal A dan B memiliki

kecepatan ke bawah v A y A dan vB y B , maka C akan memiliki
v v
kecepatan keatas vC yC A B
4 2

Seperti pada kasus satu derajat kebebasan, pada kasus ini dapat juga diperoleh
dengan pemeriksaan gerakan dua puli di C dan D. Karena adanya penambahan
dyA (dengan yB dipegang tetap), pusat D pindah ke atas sebesar dy A 2 yang
mengakibatkan gerak ke atas sebesar dy A 4 bagi pusat C.
Sedangkan penambahan dyB (dengan yA dipegang tetap), pusat C pindah ke
atas sebesar dy B 2

Kombinasi dari kedua gerakan tersebut akan memberikan perpindahan ke


atas bagi pusat C sebesar :

dy dy v A vB
dyC A B vC yC
4 2 4 2
CONTOH SOAL

1. Bila kecepatan naik x blok A pada
bidang miring bertambah dengan
laju 0,044 m/s setiap sekonnya, A
tentukan percepatan B.
Penyelesaian
B
a. Diketahui (data yang diketahui)

Percepatan naik x 0 ,044 m/s2
b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)
Percepatan B.
c. Diagram Benda Bebas
(gambar-gambar yg diperlukan)
y A
d. Perhitungan-perhitungan x
Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
I). Peninjauan panjang kabel B
Panjang kabel adalah :
L x 2 y konstanta
Kita diferensialkan terhadap waktu, kita dapatkan

0 x2y v A 2v B

0 x 2 y a A 2 aB
C E
Selanjutnya kita dapatkan
a A 0,044
aB 0,022 m/s2
2 2 E
II). Peninjauan gerakan puli
Kita perhatikan puli bawah (tempat menggantung
blok B)
Dari gambar, terlihat bahwa pergerakan blok B adalah B
sama dengan pergerakan titik D, sedangkan pergerakan
blok A adalah sama dengan pergerakan titik E.
Berdasarkan dua buah segitiga yang sebangun, maka pergerakan titik D
adalah setengah pergerakan titik E. Dengan demikian kecepatan dan
percepatan titik D adalah setengah kecepatan dan percepatan titik E.
a A 0,044
aB 0,022 m/s2
2 2

e. Jawaban a B 0,022 m/s2


2. Tentukan kenaikan vertical h bagi beban W selama
5 sekon bila drum pengangkat menggulung kabel
dengan laju tetap sebesar 320 mm/s.

Penyelesaian
a. Diketahui (data yang diketahui)
Waktu t = 5 sekon
Kabel pada penggulung
memiliki kecepatan konstan
320 mm/s

b. Ditanyakan (hasil yang diinginkan)


Tinggi angkat h.
c. Diagram Benda Bebas (gambar-gambar yg diperlukan)
d. Perhitungan-perhitungan
Dari gambar terlihat bahwa pergerakan beban W adalah
seperempat pergerakan kabel yang digulung, sehingga
vW 0,25 320 80 mm/s

Jadi tinggi angkat h adalah h vW t 80 5 400 mm

Vous aimerez peut-être aussi