Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I Made Mahardhika
Pelaksana Program
Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gianyar
SITUASI KASUS AIDS PER KABUPATEN DI BALI
S/D BULAN AGUSTUS 2012
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Urutan ke 4
di Bali
PERKEMBANGAN KASUS HIV DAN AIDS DI KABUPATEN
GIANYAR
TAHUN 2007 2012
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali
SITUASI KASUS AIDS DI KABUPATEN GIANYAR
MENURUT KECAMATAN
TAHUN 1987 - 2012
CARA PENULARAN HIV
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali
GOLONGAN UMUR
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Fenomena Gunung Es
Kasus HIV/AIDS yang tercatat/ ditemukan lebih
sedikit dari jumlah kasus sebenarnya yang ada di
masyarakat
HIV
(Human Immunodeficiency
Virus)
Virus yang menurunkan dan merusak sistem
kekebalan tubuh manusia sehingga mudah
diserang berbagai penyakit
HIV membunuh bagian terpenting dari sel
darah putih di limfosit T (Cluster of
Deferensiation : 4 atau CD4)
CD4 berperan dalam melawan bibit penyakit
yang masuk kedalam tubuh.
HIV berkembangbiak dengan cara reflikasi
atau memperbanyak diri
HIV adalah suatu retro virus yang diduga
hasil mutasi dari SIV pada jenis kera hijau di
Afrika
HIV bersifat khas & infeksi bersifat permanen
HIV terbagi 2 tipe : HIV tipe 1 & HIV tipe 2
HIV mudah mati bila berada diluar tubuh
manusia terkena sinar matahari, air, sabun,
Penemu Virus HIV
HIV ditemukan oleh Dr. Luc Montaigner dan kawan-kawan dari
Institute Pasteur Perancis. Mereka berhasil mengisolasi virus
penyebab AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar
getah bening dalam tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
yang membengkak.
Bulan Juli 1994 Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional
di Amerika Serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus
baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III.
darah/cairan vagina
susu ibu
Waktu & Risiko Penularan HIV dari ibu ke anak
Masuk
HIV HIV (+) AIDS
Masa jendela
Nampak sehat/ tanpa gejala
========== ========================= ======= ====
meninggal
6 bln 2-10 tahun 2 th
Fase HIV +
Menjadi pembawa dan penular virus HIV selama hidupnya. Tampak sehat
tanpa gejala tetapi sudah dapat menularkan kepada orang lain.
Fase ini antara 1 - 10 tahun.
Fase AIDS
Setelah 10 tahun baru mulai muncul gejala awal penyakit sebagai
berikut :
Gejala Ringan :
Flu, pilek, batuk, mencret yang berkepanjangan tanpa sebab yang jelas,
sesak nafas, sering demam, batuk, berat badan menurun drastis,
pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan lipatan paha.
Gejala Berat :
Kanker kulit, Radang hati, TB, Sarkoma kaposi, Infeksi usus, Diare kronis
dan Infeksi otak. Jika tanpa penangangan dan pengobatan pada fase ini
dapat menimbulkan kematian.
Pengobatan HIV/AIDS
Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat
menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu.
Jenis Layanan :
1.Konseling dan Test HIV Sukarela (VCT)
2.Pencegahan Penularan HIV dari Ibu hamil ke Anak (PMTCT)
3.Pengobatan dan Terapi ARV (CST)
4.Kelompok Dukungan Sebaya
PERKEMBANGAN TEMUAN KASUS HIV DAN AIDS
DI KLINIK VCT SINTA RSUD SANJIWANI GIANYAR
TAHUN 2008 SEPTEMBER 2012
PENANGGULANGAN AIDS
Contoh :
a.Masyarakat dan ada keluarga yang tidak menerima anggota
keluarga yang mengidap HIV dan mengucilkan mereka
b.Masyarakat banyak meminta ODHA untuk dikarantina ke
shelter khusus AIDS
c.Perlakuan tidak adil terhadap ODHA pada tatanan pelayanan
kesehatan, tempat kerja, penjara, dll
d.Perlakuan bagi Jenasah ODHA yang tidak diupacarai sesuai
ketentuan agama dan adat
e.Masih ada penyedia layanan kesehatan yang tidak mau
memberikan pelayanan kepada penderita HIV/AIDS
EPIDEMI GANDA
AIDS DAN
NARKOBA
HUBUNGAN AIDS DAN
NARKOBA
Sebagian besar pengguna beberapa jenis NAPZA cenderung
menggunakan Jarum Suntik sebagai media pemakaiannya.
Program
NSP
pertama di
Bali
1997 UU
Narkotika dan
Psikotropika
disahkan sis i
i m
Kr no
o
Ek
PENGGUNA NARKOBA DI INDONESIA
Pecandu Jalanan
Penggunaan narkoba murah dan kecil kecilan
Anak Jalanan
Pecandu Gedongan
Penggunaan narkoba mahal dalam jumlah cukup banyak
Orang Kaya, Anak Orang Kaya
Pelanggan
WPS
Penasun
WPS
Pelanggan
Penasun
sebagai
Episentrum Istri lalu ke bayi
Pola Transmisi HIV
Penasun ada di mana-mana
Waspada: Perilaku Berisiko
Ganda
PREVALENSI HIV PADA IDU
DI BALI
Gelombang 4
Gelombang 3
Gelombang 2
Gelombang 1
Kumulatif Kasus AIDS 2006 vs 2010
Seks & Suntik
Kesehatan Hukum:
UU Narkotika 35/2009
HIV, NARKOBA
Hep, B,
Hep. C.
dll
SPEKTRUM PENYALAHGUNAAN NARKOBA
KOMPLIKASI
PUTAW
INJECTING
DRUG USERS
SHABU
GANJA
UNSAFE SEX
ECSTASY
OVER DOSIS
HIV / AIDS
HEPATITIS B / C
Sumber: Depkes, Juni 2011 46
Data memperlihatkan ..
PPKUI (2002):
Studi Behavioral Surveillance & Survey:
Penasun perilaku rawan tertular HIV, 64% pernah suntik
bersama/berbagi, 65% tak berakses ke jarum suntik
baru, 20% pakai jarum suntik bekas, rata-rata
pasangan seks 5 per tahun, separuhnya dg PSK.
PPKUI (2007) =
HIV (+) (ELISA) pada sampel IDU peserta VCT di Jakarta
= 55%
47
BAGAIMANA
PENANGANANNYA?
PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA &
ZAT ADIKTIF LAINNYA (NAPZA/NARKOBA
DAN
TERAPI RUMATAN
Prinsip Dasar Terapi
Narkoba
Beberapa isu yang sangat terkait dengan hal ini meliputi :
Penggunaan (Use)
Penyalahgunaan (Abuse/ Abnormal Use)
Ketergantungan/ Adiksi (Addiction)
Assesment:
Bertujuan mengetahui tingkat
penggunaan atau kecanduan serta
menentukan jenis terapi yang butuhkan
Harm Reduction
Harm Reduction adalah suatu strategi praktis yang bertujuan
untuk mengurangi konsekuensi negatif dari penggunaan
napza, termasuk didalamnya suatu spektrum strategi dari
penggunaan yang lebih aman, menuju penggunaan yang
diatur, hingga abstinensia
Tujuan
a.mencegah penyebaran HIV di kalangan penasun dan
pasangannya;
b.mencegah penyebaran HIV dari penasun dan pasangannya
ke masyarakat luas;
c.mengintegrasikan pengurangan dampak buruk penggunaan
napza suntik kedalam sistem kesehatan masyarakat dalam
layanan pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan
HIV dan AIDS serta pemulihan ketergantungan napza.
Penekanan pada tujuan pragmatis jangka pendek, bukan
tujuan idealis jangka panjang
Sasaran
Contoh:
Metadon
Buprenorfin
Codein
Program Terapi Rumatan
Metadon
Merupakan salah satu cara untuk
mengurangi dampak buruk (harm
reduction) penggunaan opiat suntik dan
terapi adiksi opioida
KEDUA
JIKA PENASUN BERSIKERAS UNTUK TETAP MENGGUNAKAN
NAPZA
MAKA DIDORONG UNTUK BERHENTI MENGGUNAKAN DENGAN
CARA SUNTIK
KETIGA
KALAU TETAP BERSIKERAS MENGGUNAKAN DENGAN JARUM
SUNTIK MAKA DIDORONG DAN DIPASTIKAN MENGGUNAKAN
PERALATAN SUNTIK SEKALI PAKAI ATAU BARU
KEEMPAT
JIKA TETAP TERJADI PENGGUNAAN BERSAMA PERALATAN JARUM
SUNTIK MAKA DIDORONG DAN DILATIH UNTUK
MENYUCIHAMAKAN PERALATAN SUNTIK
Komponen dalam Program Harm
Reduction
KIE
Penjangkauan
Konseling
VCT
Terapi HIV & AIDS (ARV)
Needle Syringe (Exchange) Program
Methadon replacement
Terapi kesehatan umum
Rujukan
Klinik Harm Reduction Puskesmas Ubud II
Gianyar
Alamat :
Puskesmas Ubud II
Desa Sayan, Kec. Ubud, Kabupaten Gianyar
Telp. (0361) 970112
Jenis Layanan :
1. Terapi Rumatan Metadone/ Rehabilitasi Pecandu Narkoba
2. Konseling HIV
3. Test HIV Sukarela (VCT)
4. Layanan Satelit ARV
Data Klien Klinik Harm Reduction
Puskesmas Ubud II Gianyar
6 orang IDU
HIV+
PPKUI, 2006:
Dampak KIE-HIV/ AIDS dan NARKOBA kepada Penasun di Depok dan
Jakarta Selatan
2000 2005
Pernah Menggunakan Jarum Suntik Secara Bergantian 53,4 18,8
Selalu Membersihkan Jarum Suntik Bekas Pakai Orang Lain 67,7 100
Sebelum Digunakan Sendiri
Pernah Menggunakan Wadah, Air dan Peralatan Menyuntik
Lainnya Secara Bersama Sebulan Terakhir 81,3 57,4
Pernah Berhubungan Sex dengan Bukan Pasangan Tetap (Non
Komersial) 59,6 34,7
Pernah Berhubungan Sex dengan Penjaja Sex Komersial Setahun
Terakhir 31,5 28,7
Selalu Menggunakan Kondom Ketika Berhubungan Sex
~ Pasangan Sex Tidak Tetap Non Komersial 9,1 17,1
~ Pasangan Sex Tidak Tetap Komersial 34,5
65
REGULASI ?
PERMENKOKESRA NO.02 /PER/MENKO/KESRA/I/2007
TENTANG
KEBIJAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
MELALUI PENGURANGAN DAMPAK BURUK PENGGUNAAN
NARKOTIKA
PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF SUNTIK
Pecandu Narkotika yang telah melaksanakan Wajib Lapor wajib menjalani rehabilitasi
medis dan/atau rehabilitasi sosial sesuai dengan rencana rehabilitasi
Kewajiban menjalani rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial berlaku juga bagi
Pecandu Narkotika yang diperintahkan berdasarkan:
a. Putusan pengadilan jika Pecandu Narkotika terbukti bersalah melakukan tindak pidana
Narkotika;
b. Penetapan pengadilan jika Pecandu Narkotika tidak terbukti bersalah melakukan
tindak pidana Narkotika.
UU 35/2009 Tentang Narkotika
Penyalahguna, pecandu dan korban penyalahgunaan
a. Wajib pengobatan melalui rehabilitasi medis/sosial (Ps 54),
b. Pemerintah/ masyarakat dapat melakukan melalui
keagamaan & tradisional (Ps 55 & 57).
c. Orang tua/wali pecandu belum cukup umur, wajib lapor,
tidak lapor pidana maks 6 bln/ denda mak Rp100 jt (Ps 128).
d. Pecandu cukup umur wajib lapor diri/dilaporkan oleh
keluarga, tdk lapor kurungan mak 6 bl/denda mak Rp2 jt,
bagi kel tdk lapor kurungan mak 3 bl/denda mak Rp1 jt (Ps
134).
e. Pecandu yg jalani rehab medis dua kali tdk dituntut pidana
(Ps 128 ayat 2 dan ayat 3).
f. Pecandu Narkotika sejauh mungkin ditahan ditempat
tertentu yg sekaligus mrp tempat perawatan (Penjelasan
Ps 21 ayat (4) huruf b KUHAP)
SEMA
Nomor : 04 Tahun 2010
TENTANG PENEMPATAN PENYALAHGUNAAN, KORBAN PENYALAHGUNAAN
DAN PECANDU NARKOTIKA KE DALAM LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN
REHABILITASI SOSIAL
7 April 2010