Vous êtes sur la page 1sur 74

AIDS & NARKOBA

I Made Mahardhika
Pelaksana Program
Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gianyar
SITUASI KASUS AIDS PER KABUPATEN DI BALI
S/D BULAN AGUSTUS 2012
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Urutan ke 4
di Bali
PERKEMBANGAN KASUS HIV DAN AIDS DI KABUPATEN
GIANYAR
TAHUN 2007 2012
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali
SITUASI KASUS AIDS DI KABUPATEN GIANYAR
MENURUT KECAMATAN
TAHUN 1987 - 2012
CARA PENULARAN HIV
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali
GOLONGAN UMUR
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Fenomena Gunung Es
Kasus HIV/AIDS yang tercatat/ ditemukan lebih
sedikit dari jumlah kasus sebenarnya yang ada di
masyarakat
HIV
(Human Immunodeficiency
Virus)
Virus yang menurunkan dan merusak sistem
kekebalan tubuh manusia sehingga mudah
diserang berbagai penyakit
HIV membunuh bagian terpenting dari sel
darah putih di limfosit T (Cluster of
Deferensiation : 4 atau CD4)
CD4 berperan dalam melawan bibit penyakit
yang masuk kedalam tubuh.
HIV berkembangbiak dengan cara reflikasi
atau memperbanyak diri
HIV adalah suatu retro virus yang diduga
hasil mutasi dari SIV pada jenis kera hijau di
Afrika
HIV bersifat khas & infeksi bersifat permanen
HIV terbagi 2 tipe : HIV tipe 1 & HIV tipe 2
HIV mudah mati bila berada diluar tubuh
manusia terkena sinar matahari, air, sabun,
Penemu Virus HIV
HIV ditemukan oleh Dr. Luc Montaigner dan kawan-kawan dari
Institute Pasteur Perancis. Mereka berhasil mengisolasi virus
penyebab AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar
getah bening dalam tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
yang membengkak.

Bulan Juli 1994 Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional
di Amerika Serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus
baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III.

J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia


namakan AIDS Related Virus yang disingkat ARV.

Mei 1986 Komisi Taksonomi International sepakat menyebut


nama virus penyebab AIDS ini dengan HIV.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)

Kumpulan berbagai gejala penyakit akibat menurunnya


kekebalan tubuh individu yang disebabkan oleh Virus HIV.

Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan


tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke
dalam tubuh. Penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan
menjadi sangat berbahaya.

Penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik


yaitu :
TBC, Radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker,
sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, infeksi usus yang
menyebabkan diare parah berminggu - minggu, dan infeksi
otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
Sejarah HIV/AIDS

Belum diketahui dengan jelas dari mana dan kapan jelasnya


HIV/AIDS muncul.

Diperkirakan pada akhir 1970-an di daerah sub sahara


Afrika HIV sudah berkembang dan meluas. Perkiraan ini
dibuat berdasarkan catatan kasus-kasus penyakit yang ada
di rumah rumah sakit di beberapa negara Afrika pada saat
itu. Hal ini juga diperkuat oleh beberapa contoh darah pada
tahun 1950-an yang telah mengandung HIV.

Kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottleib dkk di


Los Angeles pada tanggal 5 Juni 1981.
Kasus HIV/AIDS Pertama Di Indonesia
Secara resmi kasus AIDS pertama di Indonesia yang dilaporkan
adalah pada seorang turis asing di Bali pada tahun 1987.
Walaupun sebelumnya sudah ada berita tidak resmi bahwa
sedikitnya ada tiga kasus AIDS di Jakarta pada tahun 1983 tetapi
karena tidak tercatat di Indonesia maka kasus pertama di
Indonesia disepakati pada tahun 1987

Perkembangan Kasus HIV/AIDS Di Indonesia


Menurut Jaringan Epidemiologi Nasional ada beberapa kondisi yang
membuat penyebaran AIDS di Indonesia menjadi cepat antara
lain :
Meluasnya pelacuran
Peningkatan hubungan seks pra nikah dan di luar nikah
Prevalensi penyakit menular seksual yang tinggi
Kesadaran pemakaian kondom masih rendah
Urbanisasi dan migrasi penduduk yang tinggi
Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
Lalu lintas dari dan ke luar negeri yang bebas
PENULARAN HIV
Ketika Virus HIV telah merusak sistem kekebalan
tubuh manusia, maka semua penyakit dengan
mudah masuk kedalam tubuh. Karena sistem
kekebalan tubuh menjadi sangat lemah, penyakit
yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat
berbahaya .

Prinsip Penularan HIV ( ESSE)


EXIT : virus harus keluar dari tubuh orang HIV
SURVIVE : virus harus dapat bertahan hidup.
SUFFICIENT : jumlah virus harus cukup
ENTER : virus harus masuk ke darah
seseorang.
HIV Hanya menular melalui : Darah, Dairan
Kelamin dan ASI
Laki-laki resti
Kelompok Beresiko Tertular HIV

1.Pekerja Seks dan pasangannya


2.Pelanggan Pekerja Seks dan pasangannya
3.Pengguna Narkoba Suntik dan pasangannya
4.Kelompok dengan hubungan seks banyak
pasangan
5.Pasangan pengidap HIV atau ODHA
6.Bayi dari Ibu yang HIV Positif
1. HUBUNGAN SEKS BERISIKO
Banyak pasangan/ Berganti ganti
pasangan
Perilaku seks berisiko tanpa kondom
Homoseks
Lebih cepat dengan Infeksi Menular
Seksual

2. PEMAKAIAN NARKOBA SUNTIKAN


( IDU )
Mengunakan narkoba suntik bersama
sama
Jarum suntik secara berganti
Jarum suntik tidak steril
Perilaku seks berisiko
Penularan HIV sangat cepat
3. PENGGUNAAN ALAT/ JARUM TIDAK STERIL
Jarum suntik tidak steril
Jarum tato yang tidak steril
Pisau cukur tidak steril
Alat operasi tidak steril

4. TRANFUSI DARAH DAN IMPLANTASI ORGAN TUBUH YANG


TERCEMAR VIRUS HIV

Antenatal : didalam rahim, melalui plasenta


5. PENULARAN DARI IBU KE JANIN/ BAYI MELALUI PERSALINAN
DAN MENYUSUI
Intranatal : proses persalinan, terpapar

darah/cairan vagina

Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air

susu ibu
Waktu & Risiko Penularan HIV dari ibu ke anak

Ibu hamil yang dijumpai HIV+ sekitar 1%


Jumlah ibu hamil di Bali dalam satu tahun: sekitar 60.000, Bayi yang
lahir dengan HIV+ dalam 1 tahun: sekitar 300
semua akan meninggal sebelum umur 6 tahun
Perjalanan penyakit dari infeksi HIV
Sejak masuknya HIV seseorang telah terinfeksi HIV dan
dpt menularkan HIV sepanjang hidupnya

Masuk
HIV HIV (+) AIDS
Masa jendela
Nampak sehat/ tanpa gejala
========== ========================= ======= ====
meninggal
6 bln 2-10 tahun 2 th

FASE 1 FASE 2 FASE 3 FASE 4


Fase HIV dan AIDS

Fase Window Periode


Fase mulai masuknya virus HIV kedalam tubuh dan belum menunjukan
gejala. Kekebalan tubuh belum terbentuk sehingga ketika tes darah
belum menunjukan hasil.
Umur infeksi ini antara 1 sampai 6 bulan

Fase HIV +
Menjadi pembawa dan penular virus HIV selama hidupnya. Tampak sehat
tanpa gejala tetapi sudah dapat menularkan kepada orang lain.
Fase ini antara 1 - 10 tahun.

Fase AIDS
Setelah 10 tahun baru mulai muncul gejala awal penyakit sebagai
berikut :
Gejala Ringan :
Flu, pilek, batuk, mencret yang berkepanjangan tanpa sebab yang jelas,
sesak nafas, sering demam, batuk, berat badan menurun drastis,
pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan lipatan paha.

Gejala Berat :
Kanker kulit, Radang hati, TB, Sarkoma kaposi, Infeksi usus, Diare kronis
dan Infeksi otak. Jika tanpa penangangan dan pengobatan pada fase ini
dapat menimbulkan kematian.
Pengobatan HIV/AIDS
Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat
menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu.

Obat untuk menahan laju perkembangan virus adalah ARV


(antiretroviral) dan infeksi oportunistik.

ARV adalah obat yang dipergunakan untuk retrovirus seperti


HIV guna menghambat perkembangbiakan virus. Obat-
obatan yang termasuk anti retroviral yaitu AZT, Didanoisne,
Zaecitabine, Stavudine.

Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk


penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya
kekebalan tubuh. contoh: obat anti TBC, Kanker, Diare, dll.
Layanan Kesehatan AIDS dan Narkoba
di Kabupaten Gianyar
Klinik VCT Sinta RSUD Sanjiwani Gianyar
Alamat :
Sebelah Utara Sal Ayodia RSUD Sanjiwani Gianyar
Jln. Ciung Wanara No. 2 Gianyar
Telp. (0361) 943022, (0361) 3610183

Jenis Layanan :
1.Konseling dan Test HIV Sukarela (VCT)
2.Pencegahan Penularan HIV dari Ibu hamil ke Anak (PMTCT)
3.Pengobatan dan Terapi ARV (CST)
4.Kelompok Dukungan Sebaya
PERKEMBANGAN TEMUAN KASUS HIV DAN AIDS
DI KLINIK VCT SINTA RSUD SANJIWANI GIANYAR
TAHUN 2008 SEPTEMBER 2012
PENANGGULANGAN AIDS

Pencegahan HIV dan AIDS


a.Penyebaran KIE AIDS & Narkoba
b.Pencegahan HIV melalui Transmisi seks
c.Pencegahan HIV melalui alat suntik
d.Pencegahan HIV di LP dan Rutan
e.Pencegahan HIV dari Ibu ke Bayi
f.Pencegahan HIV di Tempat Kerja
g.Pencegahan HIV pada generasi muda dan sekolah
h.Pengembangan KSPAN, KDPA, Pokja Penanggulangan AIDS
i.Intregrasi AIDS & Narkoba dalam Pesraman Budi Pekerti
j.Kewaspadaan Universal

Perawatan, Pengobatan dan Dukungan (CST) kepada


ODHA
a.Pengembangan Pelayanan VCT, CST, HR dan PMTCT
b.Pengobatan ARV, Dukungan Psikologis dan Sosial bagi ODHA
c.Penyediaan tenaga kesehatan, konselor HIV dan pendamping
yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan
d.Pengembangan sistem rujukan dan jaringan konselor VCT
STIGMA DAN DISKRIMINASI

Stigma dan Dikriminasi terhadap ODHA terjadi karena :


a.Kurang informasi yang benar tentang cara penularan HIV/AIDS
b.Tidak percaya pada informasi yang ada sehingga ketakutan
mereka terhadap HIV/AIDS berlebihan.

Contoh :
a.Masyarakat dan ada keluarga yang tidak menerima anggota
keluarga yang mengidap HIV dan mengucilkan mereka
b.Masyarakat banyak meminta ODHA untuk dikarantina ke
shelter khusus AIDS
c.Perlakuan tidak adil terhadap ODHA pada tatanan pelayanan
kesehatan, tempat kerja, penjara, dll
d.Perlakuan bagi Jenasah ODHA yang tidak diupacarai sesuai
ketentuan agama dan adat
e.Masih ada penyedia layanan kesehatan yang tidak mau
memberikan pelayanan kepada penderita HIV/AIDS
EPIDEMI GANDA
AIDS DAN
NARKOBA
HUBUNGAN AIDS DAN
NARKOBA
Sebagian besar pengguna beberapa jenis NAPZA cenderung
menggunakan Jarum Suntik sebagai media pemakaiannya.

Penggunaan jarum suntik yang tidak seril dan dilakukan


secara bergantian sangat rentan terhadap penularan virus
HIV/AIDS (tertular maupun menularkan).

Pengguna Napza yang merupakan ODHA (Orang dengan


HIV/AIDS) akan membuatnya lebih cepat memasuki fase
AIDS. Hal ini dikarenakan karakteristik NAPZA yang bersifat
menggerogoti organ tubuh. Termasuk juga perokok, karena
rokok memiliki sifat yang sama.

Perilaku Seks Aktif pada pecandu narkoba sangat tinggi


KASUS AIDS MASIH MENINGKAT

Program
NSP
pertama di
Bali
1997 UU
Narkotika dan
Psikotropika
disahkan sis i
i m
Kr no
o
Ek
PENGGUNA NARKOBA DI INDONESIA

Di tahun 2008, diestimasikan terdapat sebanyak 3.3 juta


pengguna narkoba akan naik menjadi 4.5 juta di tahun
2013.
Dengan rincian sebagai berikut:
26 % pengguna eksperimental,
27 % pengguna rutin,
40 % ketergantungan narkoba (non-injectors), dan
7 % Penasun (IDU).

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah secara


signifikan

Source: National Narcotics Board of Indonesia 2011


PENGGUNA NARKOBA
Pengguna coba - coba relatif umum ada disetiap komunitas,
khususnya diantara anak muda perkotaan

Masyarakat umum yang mencoba narkoba terlarang :


menggunakan hanya sesekali dan tidak menjadi ketergantungan
tidak menyebabkan masalah kesehatan don sosial yang besar

Pecandu Jalanan
Penggunaan narkoba murah dan kecil kecilan
Anak Jalanan

Pecandu Gedongan
Penggunaan narkoba mahal dalam jumlah cukup banyak
Orang Kaya, Anak Orang Kaya

Penasun adalah yang paling berisiko dalam bentuk penggunaan


narkoba,
Meningkatkan risiko ketergantungan
Terinfeksi HIV dan infeksi lain
Overdosis dan Kematian
Istri lalu ke bayi

Pelanggan

WPS

Penasun

WPS

Pelanggan
Penasun
sebagai
Episentrum Istri lalu ke bayi
Pola Transmisi HIV
Penasun ada di mana-mana
Waspada: Perilaku Berisiko
Ganda
PREVALENSI HIV PADA IDU
DI BALI

Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Bali


Pemicu Penularan Epidemi HIV di
Indonesia

Gelombang 4

Gelombang 3

Gelombang 2

Gelombang 1
Kumulatif Kasus AIDS 2006 vs 2010
Seks & Suntik

Kesehatan Hukum:
UU Narkotika 35/2009

HIV, NARKOBA
Hep, B,
Hep. C.
dll
SPEKTRUM PENYALAHGUNAAN NARKOBA
KOMPLIKASI
PUTAW
INJECTING
DRUG USERS
SHABU

GANJA
UNSAFE SEX

ECSTASY

OVER DOSIS
HIV / AIDS
HEPATITIS B / C
Sumber: Depkes, Juni 2011 46
Data memperlihatkan ..
PPKUI (2002):
Studi Behavioral Surveillance & Survey:
Penasun perilaku rawan tertular HIV, 64% pernah suntik
bersama/berbagi, 65% tak berakses ke jarum suntik
baru, 20% pakai jarum suntik bekas, rata-rata
pasangan seks 5 per tahun, separuhnya dg PSK.

PPKUI (2007) =
HIV (+) (ELISA) pada sampel IDU peserta VCT di Jakarta
= 55%

47
BAGAIMANA
PENANGANANNYA?
PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA &
ZAT ADIKTIF LAINNYA (NAPZA/NARKOBA

SUPPLY DEMAND HARM


REDUCTION REDUCTION REDUCTION

PENCEGAHAN & PROMOTIF


MENCEGAH
REPRESI PRODUKSI, PREVENTIF
PERLUASAN
DISTRIBUSI, DAN KURATIF
DAMPAK BURUK
PEREDARAN REHABILITATIF
TERAPI REHABILITASI

DAN

TERAPI RUMATAN
Prinsip Dasar Terapi
Narkoba
Beberapa isu yang sangat terkait dengan hal ini meliputi :
Penggunaan (Use)
Penyalahgunaan (Abuse/ Abnormal Use)
Ketergantungan/ Adiksi (Addiction)

Tidak semua gangguan penggunaan Narkoba terkait


dengan masalah ketergantungan atau adiksi.

Banyak masalah gangguan penggunaan Narkoba yang


tidak berada dalam taraf ketergantungan tetapi
mempunyai risiko untuk menjadi ketergantungan.

Intervensi yang diberikan harus disesuaikan dengan


masalah, pengalaman dan faktor risiko yang ada pada
seseorang.
Adiksi adalah Penyakit kronis
dengan tingkat kekambuhan
yang tinggi yang
membutuhkan Terapi dan
Rehabilitasi
Tujuan Terapi Rehabilitasi
Tujuan dari perawatan dan terapi adalah untuk
membantu individu:
Berhenti dari penggunaan Narkoba
Mencegah penularan HIV/AIDS di kalangan
Penasun
Mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih
produktif bagi keluarga, pendidikan, pekerjaan,
dan masyarakat
Perawatan adalah sebuah proses panjang yang
meliputi multi intervensi dan upaya untuk abstinen
Penasun dapat berproses melewati perawatan,
terapi dan pemulihan
Penentuan Terapi Rehabiltasi bisa
dilakukan dengan melalui
Skrining:
Bertujuan untuk mengetahui penggunaan
narkoba (salah satunya adalah Tes Urin)

Assesment:
Bertujuan mengetahui tingkat
penggunaan atau kecanduan serta
menentukan jenis terapi yang butuhkan
Harm Reduction
Harm Reduction adalah suatu strategi praktis yang bertujuan
untuk mengurangi konsekuensi negatif dari penggunaan
napza, termasuk didalamnya suatu spektrum strategi dari
penggunaan yang lebih aman, menuju penggunaan yang
diatur, hingga abstinensia

Tujuan
a.mencegah penyebaran HIV di kalangan penasun dan
pasangannya;
b.mencegah penyebaran HIV dari penasun dan pasangannya
ke masyarakat luas;
c.mengintegrasikan pengurangan dampak buruk penggunaan
napza suntik kedalam sistem kesehatan masyarakat dalam
layanan pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan
HIV dan AIDS serta pemulihan ketergantungan napza.
Penekanan pada tujuan pragmatis jangka pendek, bukan
tujuan idealis jangka panjang

Sasaran

a. menjangkau dan melayani penasun yang dilaksanakan secara


bertahap;

b. menyediakan paket komprehensif pencegahan, pengobatan,


dan perawatan untuk menjamin perawatan berkelanjutan;

c. menyediakan akses pengobatan yang terjangkau oleh seluruh


penasun;

d. menyediakan kegiatan layanan Harm Redcution di unit


pelayanan pemerintah termasuk di LAPAS, RUTAN dan unit
pelayanan non pemerintah di seluruh Indonesia;
TERAPI RUMATAN
Terapi menggunakan zat/ obat yang
efeknya menyerupai zat yang dipakai
sebelumnya dengan efek samping lebih
ringan.

Contoh:
Metadon
Buprenorfin
Codein
Program Terapi Rumatan
Metadon
Merupakan salah satu cara untuk
mengurangi dampak buruk (harm
reduction) penggunaan opiat suntik dan
terapi adiksi opioida

Metadon : opioida dapat digunakan untuk


terapi medik UU RI No 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, masuk dalam golongan II
METADON
Opioida sintetik yang berada satu grup
dengan heroin, morfin, kodeine.
Availabilitas oral baik
Relatif aman, tak ada toksisitas jangka
panjang
Pengobatan dapat membantu klien untuk
memutuskan kebiasaan menyuntikkan heroin
TUJUAN UTAMA :
Meminimalkan/ mengurangi bahaya/risiko yang
dialami oleh penderita ketergantungan opioida
menormal-kan gaya hidup dan perilakunya.

Tujuan lainnya meliputi:


mengurangi Penasun (Pengguna Narkoba Suntik)
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
menurunkan penularan virus : HIV, Hepatitis B/ C
mengurangi penggunaan Napza ilegal
mengurangi angka kematian akibat pemakaian obat
keras dan overdosis
menstabilkan kehidupan pemakai Napza
PRINSIP
PERTAMA
PENASUN DIDORONG UNTUK BERHENTI MEMAKAI NARKOBA

KEDUA
JIKA PENASUN BERSIKERAS UNTUK TETAP MENGGUNAKAN
NAPZA
MAKA DIDORONG UNTUK BERHENTI MENGGUNAKAN DENGAN
CARA SUNTIK

KETIGA
KALAU TETAP BERSIKERAS MENGGUNAKAN DENGAN JARUM
SUNTIK MAKA DIDORONG DAN DIPASTIKAN MENGGUNAKAN
PERALATAN SUNTIK SEKALI PAKAI ATAU BARU

KEEMPAT
JIKA TETAP TERJADI PENGGUNAAN BERSAMA PERALATAN JARUM
SUNTIK MAKA DIDORONG DAN DILATIH UNTUK
MENYUCIHAMAKAN PERALATAN SUNTIK
Komponen dalam Program Harm
Reduction
KIE
Penjangkauan
Konseling
VCT
Terapi HIV & AIDS (ARV)
Needle Syringe (Exchange) Program
Methadon replacement
Terapi kesehatan umum
Rujukan
Klinik Harm Reduction Puskesmas Ubud II
Gianyar
Alamat :
Puskesmas Ubud II
Desa Sayan, Kec. Ubud, Kabupaten Gianyar
Telp. (0361) 970112

Klinik HR Ubud II merupakan Klinik Satelit Rumatan Metadhone


atau Tempat Rehabilitasi bagi Pencandu Narkoba.

Jenis Layanan :
1. Terapi Rumatan Metadone/ Rehabilitasi Pecandu Narkoba
2. Konseling HIV
3. Test HIV Sukarela (VCT)
4. Layanan Satelit ARV
Data Klien Klinik Harm Reduction
Puskesmas Ubud II Gianyar

6 orang IDU
HIV+
PPKUI, 2006:
Dampak KIE-HIV/ AIDS dan NARKOBA kepada Penasun di Depok dan
Jakarta Selatan

2000 2005

Pernah Menggunakan Jarum Suntik Secara Bergantian 53,4 18,8
Selalu Membersihkan Jarum Suntik Bekas Pakai Orang Lain 67,7 100
Sebelum Digunakan Sendiri
Pernah Menggunakan Wadah, Air dan Peralatan Menyuntik
Lainnya Secara Bersama Sebulan Terakhir 81,3 57,4
Pernah Berhubungan Sex dengan Bukan Pasangan Tetap (Non
Komersial) 59,6 34,7
Pernah Berhubungan Sex dengan Penjaja Sex Komersial Setahun
Terakhir 31,5 28,7
Selalu Menggunakan Kondom Ketika Berhubungan Sex
~ Pasangan Sex Tidak Tetap Non Komersial 9,1 17,1
~ Pasangan Sex Tidak Tetap Komersial 34,5

65
REGULASI ?
PERMENKOKESRA NO.02 /PER/MENKO/KESRA/I/2007
TENTANG
KEBIJAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
MELALUI PENGURANGAN DAMPAK BURUK PENGGUNAAN
NARKOTIKA
PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF SUNTIK

Pengguna napza di bawah usia 18 tahun ditangani dengan


perlindungan khusus dengan memperhatikan prinsip-prinsip
perlindungan anak dalam rangka pengurangan dampak buruk
penggunaan napza suntik;
a. Non diskriminasi;
b. Kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan;
d. Penghargaan terhadap pendapat anak

Perlindungan khusus adalah perlakuan yang memungkinkan


dilakukannya pelayanan, perawatan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan.
PP No. 25 Tahun 2011
Tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika

Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan Narkotika


dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.

Korban Penyalahgunaan Narkotika adalah seseorang yang tidak sengaja


menggunakan Narkotika karena dibujuk, diperdaya, ditipu, dipaksa, dan/atau diancam
untuk menggunakan Narkotika.

Wajib Lapor dilakukan oleh:


a. Orang tua atau wali Pecandu Narkotika yang belum cukup umur
b. Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur atau keluarganya.

Pecandu Narkotika yang telah melaksanakan Wajib Lapor wajib menjalani rehabilitasi
medis dan/atau rehabilitasi sosial sesuai dengan rencana rehabilitasi

Kewajiban menjalani rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial berlaku juga bagi
Pecandu Narkotika yang diperintahkan berdasarkan:
a. Putusan pengadilan jika Pecandu Narkotika terbukti bersalah melakukan tindak pidana
Narkotika;
b. Penetapan pengadilan jika Pecandu Narkotika tidak terbukti bersalah melakukan
tindak pidana Narkotika.
UU 35/2009 Tentang Narkotika
Penyalahguna, pecandu dan korban penyalahgunaan
a. Wajib pengobatan melalui rehabilitasi medis/sosial (Ps 54),
b. Pemerintah/ masyarakat dapat melakukan melalui
keagamaan & tradisional (Ps 55 & 57).
c. Orang tua/wali pecandu belum cukup umur, wajib lapor,
tidak lapor pidana maks 6 bln/ denda mak Rp100 jt (Ps 128).
d. Pecandu cukup umur wajib lapor diri/dilaporkan oleh
keluarga, tdk lapor kurungan mak 6 bl/denda mak Rp2 jt,
bagi kel tdk lapor kurungan mak 3 bl/denda mak Rp1 jt (Ps
134).
e. Pecandu yg jalani rehab medis dua kali tdk dituntut pidana
(Ps 128 ayat 2 dan ayat 3).
f. Pecandu Narkotika sejauh mungkin ditahan ditempat
tertentu yg sekaligus mrp tempat perawatan (Penjelasan
Ps 21 ayat (4) huruf b KUHAP)
SEMA
Nomor : 04 Tahun 2010
TENTANG PENEMPATAN PENYALAHGUNAAN, KORBAN PENYALAHGUNAAN
DAN PECANDU NARKOTIKA KE DALAM LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN
REHABILITASI SOSIAL
7 April 2010

Pada saat tertangkap tangan ditemukan BB satu hari pakai, contoh :

Shabu : 1 gram Kelompok LSD : 2 gram


MDMA: 2,4 gram Kelompok PCP : 3 gram
Heroin : 1,8 gram Kelompok Fentanil : 1 gram
Kokain : 1,8 gram Kelompok Metadon : 0,5 gram
Ganja : 5 gram Kelompok Morfin :
Daun Koka : 5 gram 1,8 gram
Meskalin : 5 gram Kelompok Petidin :
Kelompok Psilosybin : 3 gram 0,96 gram
Kelompok LSD : 2 gram Kelompok Kodein :
72 gram
Kelompok Buprenorfin : 32 mg
Surat keterangan uji laboratorium dan positif
menggunakan Narkoba;

Bukan residivis kasus Narkoba;

Perlu surat keterangan dari Dokter Jiwa /psikiater


(Pemerintah) yang ditunjuk Hakim;

Tidak terdapat bukti bahwa yang bersangkutan


merangkap sebagai pengedar/produsen gelap
Narkoba.
KESIMPULAN
1. Masalah HIV/AIDS dan Narkoba merupakan tanggung
jawab kita semua (Pemerintah, Swasta, Masyarakat)
2. Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHA dapat
menghambat program penanggulangan HIV/AIDS
3. Penggunaan Narkoba rentan tertular HIV terutama
pada Pengguna Narkoba Suntik dan Seks Bebas
4. ODHA yang menggunakan Narkoba lebih cepat
masuk ke fase AIDS
5. Pecandu Narkoba adalah Korban Penyalahgunaan
Narkoba sehingga wajib direhabilitasi
6. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI adalah
Vaksin Pencegah HIV dan Penyalahgunaan Narkoba
KOMITMEN BERSAMA
MENUJU
INDONESIA BEBAS
AIDS dan NARKOBA
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi

  • Iopjkl
    Iopjkl
    Document2 pages
    Iopjkl
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • SPPD Kelas Ibu Hamil 2016
    SPPD Kelas Ibu Hamil 2016
    Document64 pages
    SPPD Kelas Ibu Hamil 2016
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Bidan Penyelia 2018
    Bidan Penyelia 2018
    Document84 pages
    Bidan Penyelia 2018
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Ruk RPK
    Ruk RPK
    Document1 page
    Ruk RPK
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • 1 - Cover SPK
    1 - Cover SPK
    Document3 pages
    1 - Cover SPK
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Keterangan Penelitian
    Keterangan Penelitian
    Document1 page
    Keterangan Penelitian
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • 7 - Daftar Hadir
    7 - Daftar Hadir
    Document6 pages
    7 - Daftar Hadir
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Keterangan Penelitian
    Keterangan Penelitian
    Document1 page
    Keterangan Penelitian
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Ruk RPK
    Ruk RPK
    Document2 pages
    Ruk RPK
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • 1 - Cover SPK
    1 - Cover SPK
    Document1 page
    1 - Cover SPK
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Ruk RPK
    Ruk RPK
    Document2 pages
    Ruk RPK
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Contoh Anjab Perawat Gigi
    Contoh Anjab Perawat Gigi
    Document5 pages
    Contoh Anjab Perawat Gigi
    Dee Rara
    Pas encore d'évaluation
  • Thypoid
    Thypoid
    Document14 pages
    Thypoid
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • 7 - Daftar Hadir
    7 - Daftar Hadir
    Document6 pages
    7 - Daftar Hadir
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Renstra 2019-2023
    Renstra 2019-2023
    Document2 pages
    Renstra 2019-2023
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Renstra
    Renstra
    Document1 page
    Renstra
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Rumusan Rencana Program Dan Kegiatan SKPD - XLSX 2019
    Rumusan Rencana Program Dan Kegiatan SKPD - XLSX 2019
    Document13 pages
    Rumusan Rencana Program Dan Kegiatan SKPD - XLSX 2019
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah Tugas Kertas
    Makalah Tugas Kertas
    Document23 pages
    Makalah Tugas Kertas
    Hapsari Amel
    100% (1)
  • Biodata
    Biodata
    Document1 page
    Biodata
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Pengadaan Alat Kesehatan
    Pengadaan Alat Kesehatan
    Document22 pages
    Pengadaan Alat Kesehatan
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    100% (1)
  • Januari
    Januari
    Document6 pages
    Januari
    Waliputri Warmadewi
    Pas encore d'évaluation
  • Petikan Daftar Gaji
    Petikan Daftar Gaji
    Document1 page
    Petikan Daftar Gaji
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • PROMKES_TRADISIONAL
    PROMKES_TRADISIONAL
    Document3 pages
    PROMKES_TRADISIONAL
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Lokmin September
    Lokmin September
    Document8 pages
    Lokmin September
    Waliputri Warmadewi
    Pas encore d'évaluation
  • Surat PIS-PK
    Surat PIS-PK
    Document7 pages
    Surat PIS-PK
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • ABSEN
    ABSEN
    Document2 pages
    ABSEN
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Januari
    Januari
    Document5 pages
    Januari
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Tanaman Obat Keluarga
    Tanaman Obat Keluarga
    Document22 pages
    Tanaman Obat Keluarga
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation
  • Biodata
    Biodata
    Document1 page
    Biodata
    DaìíuSharma LarasShanti D'Panzer
    Pas encore d'évaluation