Vous êtes sur la page 1sur 44

Terapi obat pada anak

Hedi R. Dewoto
Dept. Farmakologi & Terapeutik,
FKUI

1
Anak : lebih dari 25 % populasi
Anak < 5 th : rata2 mendapat 3 resep

Di AS.
Skt 60 % obat tidak / blm disetujui FDA
utk anak

Sejak tragedi talidomide perlu FDA approval


>1990 : undang2 utk penelitian obat pd
anak

2
perbedaan respons thd obat pd anak
terutama pada neonatus,prematur
dibandingkan dewasa

Perbedaan respons disebabkan oleh


perubahan farmakokinetik (>>)
perubahan respons jaringan

3
Dosis obat pd anak ?

anak bukan sekedar little adult

Dosis obat seringkali ditentukan berdasarkan :


usia, BB, luas permukaan tubuh

Usia anak : sd 1 th, 1-5 th, 5-12 th


Berdasar usia (Youngs rule) :
Dosis anak : Usia (dlm th) X dosis dewasa
usia +12

4
Berdasarkan BB anak (Clacks rule)

Dosis anak = BB (kg) X dosis dewasa


70

Dosis anak berdasar BB dan usia cenderung <

5
Luas permukaan tubuh :
dihitung berdasarkan tinggi & BB

Dosis anak :
luas permukaan tubuh anak X dosis dewasa
luas permukaan tubuh dewasa
(1,73 m2)

6
7
regimen dosis plg baik ditentukan berdasarkan
uji klinik krn adanya variabilitas kinetik dan
respons terhadap obat

Terutama utk obat dg batas keamanan sempit


spt : digoksin, aminoglikosida, sitostatika

8
Masalah dlm terapi obat untuk anak
Faktor pharmaceutical, cara peggunaan
Faktor farmakokinetik
Faktor farmakodinamik
Efek terapi dan efek toxik khusus pada anak
Masalah praktis

9
Masalah formula , cara penggunaan
obat
Oral , masalah
tdk semua obat bisa
muntah
kesulitan menelan bentuk tablet, kapsul
obat cair:
rasa dampak
ketepatan dosis
Cara penggunaan sulit memp. kepatuhan 10
Faktor Farmakokinetik
1. Absorpsi obat
Banyak faktor yg memp.abs.obat dr tempat
pemberian

Absorpsi mel. oral pada neonatus, bayi:


sekresi asam lambung kurang
motilitas usus , t pengosongan lambung
abs. brp obat menurun (mis. acetaminofen,
fenobarbital, fenitoin) dibanding dewasa
11
flora usus
(u hidrolisis konyugat-obat, abs vit K

adanya penyakit : mis diare

Aktivitas enzim amilase , lipase ,asam empedu


kurang pd neonatus mengurangi abs. obat
larut lemak

12
absorpsi mel. rektal
perlu bila mual, muntah, kejang
obat >> mengalami first pass metabolism

Diazepam : bioavailability rektal > baik dari oral


suppositoria: abs eratik, tdk sempurna
larutan: abs. baik.
contoh lain : midazolam, barbiturat

13
Absorpsi dari tempat suntikan IM
ditentukanoleh faktor lokal dan faktor obat
blood supply kurang , imobilitas abs <
exercise abs > cepat
fenitoin IM presipitasi

absorpsi perkutan
umumnya me pd neonatus, bayi, anak,
>> excoriasi, lukabakar toksisitas
Contoh: kortikosteroid, aminoglikosida/
polimiksin topikal

14
Boric acid (bedak) diare
Naphtalene (pd kamfer) bila def. G6-PD
anemia hemolitik
Hexachlorophene (antiseptik) neurotoxi-
city
2. Distribusi obat
komposisi tubuh berubah cepat pada anak
terutama pd neonatus, prematur

Tabel. Jumlah relatif air&lemak tubuh pd usia berbeda


usia Air tubuh Cairan Lemak
total extra-sel (%BB)
(%BB) (%BB)

Prematur 85 50 1
Neonatus 70 40 15
Bayi (6bln) 70 35 15
Anak 65 25 15
dewasa 60 15 20
16
Obat larut air (mis. aminoglikosida) pd
prematur,neonatus >> kadarnya pd reseptor
site

Obat larut lemak kurang pada prematur


ikatan protein obat
kurang pd neonatus, bayi krn kurangnya kadar
protein/ albumin plasma,
obat bebas > banyak efek > / toksisitas
hati2 bayi malnutrisi

morfin, fenobarbital
rasio kadar obat bebas thd obat total pada
darah umbilicus lebih besar dibanding plasma
dewasa

18
pada neonatus

Pemberian aspirin, sulfonamid dpt menggeser


bilirubin dr ikatan dg albuminfungsi hati blm
sempurna predisposisi kernicterus

19
Metabolisme obat

Kecepatan metabolisme obat umumnya


kurang pd neonatus terutama bayi prematur,
tetapi meningkat mencapai nilai dewasa
normal pd beberapa bulan pertama.

Masa kanak pd penyakit tertentu ( spt cystic


fibrosis), kecepatan metabolisme obat
melebihi nilai dewasa

20
Metabolisme obat
Fase I (oksidasi, Fase II (glukuronidasi,
reduksi, hidroksilasi) sulfatasi, asetilasi)

fenitoin acetaminofen
diazepam diazepam
codein morfin

Fase I : maturitas 6 bulan


Fase II : neonatus aktivitas 50-70 % dewasa
3-4 tahun: 100 % 21
Masa paruh eliminasi (jam)

obat neonatus bayi Anak dewasa

Diazepam 30 10 25 30

Teofilin 30 6,9 3,4 8,1

fenitoin 30-60 2-7 2-20 20-30

Kemampuan neonatus memetabolisme obat kurang


masa paruh eliminasi memanjang
22
Regimen dosis aminofilin pada dewasa
dan neonatus prematur
usia Loading Dosis infus
dose
Dewasa (asma) 5-6 mg/kg 0,9 mg/kg/jam

Neonatus prematur 5-6 mg/kg 0,1-0,2 mg/kg/jam


(apnoea)

23
Exkresi obat
GFR neonatus : 30-40 % dewasa
nilai dewasa : 6 bulan

Penting utk obat2 yg diexkresi ginjal:


aminoglikosida, penisilin, digoksin

Gentamisin :
Usia <7 hari : 5 mg/kg BB/hari interval 12 jam
usia >7 hari: 7,5 mg/ kg BB/hari interval 8 jam
24
Renal clearance digoxin:
neonatus: 33 ml/menit/ 1.73 m 2
3 bln : 98 ml/menit/1.73 m2
18 bln : 144 ml/menit/ 1.73 m 2

25
Sawar darah otak

neonatus fungsi BBB blm sempurna

Obat lrt lemak mis. obat anestesi umum, sedative,


morfin dan bahan endogen (mis. bilirubin tdk
terkonyugasi) mudah msk otak

Barbiturat tdk boleh utk induksi pd neonatus


Morfin tdk digunakan utk < 6 bln

Distribusi obat larut air (mis.aminoglikosida) ke SSP


sulit krn endothel kapiler yang ketat,
sulit mel. BBB pd bayi
Faktor Farmakodinamik
Respons jaringan pd anak terhadap digoksin <
dewasa.

Tetapi regimen dosis pada anak juga dipengaruhi


oleh perubahan farmakokinetik

GFR berkurang pada neonatus terutama prematur.


Digoksin (diekskresi terutama mel.ginjal) t1/2
memanjang 2-3 nilai dewasa

Meningkatnya vol. Distribusi pada neonatus


27
Berdasarkan regimen dosis empiris

Didapatkan :
Neonatus , bayi 1-6 bl relatif resisten thd efek
digoksin. Dibutuhkan kadar terapeutik lebih
tinggi dp anak > ,dan dewasa

Tetapi karena adanya perbedaan


farmakokinetik yang berkaitan dengan umur
perbedann dosis harian yg dibutuhkan
Neonatus 10 mg/kg, 1-6 bln skt 14 mg/kg bb,
6-12 bl skt 17 mg/kgBB, dewasa 5 mg/kgBB
28
Sensitivitas reseptor obat

Neonatus
lebih sensitif thd tubokurarin
(non depolarizing neuromuscular blocking agent),
kurang sensitif thd suksinilkolin (depolarizing NMBA)
Membutuhkan dosis atropin lebih besar utk
premedikasi dibanding bayi , anak>
Membutuhkan dosis adrenalin >

29
30
Masalah obat ditinjau dari waktu pemberian obat
pada anak

Farmakologi paediatric :
1. Periode intrauterus
2. Periode ekstrauterus

Periode intrauterus
1. Embriogenesis & organogenesis (trimester1)
2. Maturasi fetus ( trimester 2 - melahirkan)
3. Tepat sebelum melahirkan dan selama persalinan

31
Periode ekstrauterus

1. neonatus
2. bayi
3. toddler
4. anak kecil
5. remaja

32
Periode neonatus

Pd periode segera setelah melahirkan,


masalah dpt timbul dr obat yg diberikan pd
ibu dan ditransfer melalui plasenta ke bayi.
morfin depresi pernafasan
indometasin ggn fungsi ginjal, perdarahan
intraserebral, necrotizing enterocolitis

33
Antikonvulsi pd wanita hamil
dpt ggn koagulasi pd neonatus , mirip def. vit. K
PT, APTT memanjang, rendahnya kadar faktor
pembekuan II, VII, iX, X

perdarahan pd neonatus (terjadi dalam 24 jam


pasca melahirkan)

Barbiturat sedasi pd neonatus atau


withdrawal symptoms
Bayi yg minum ASI dpt dipengaruhi oleh
obat2 yang diminum ibunya, mis.
estrogen, tiazid, merokok menekan laktasi
antikanker

35
Periode bayi
* lebih dibutuhkan individualisasi terapi
* lebih mudah efek samping
* tidak adanya formulasi yg memungkinkan
ketepatan dosisinsidens kesalahan terapi >
* sulit mengidentifikasi efektivitas, toksisitas,
* tdk ada data regimen dosis yg menjadi dasar
penggunaan obat aman dan efektif pada
neonatus (uji klinik)
36
Toddler
* sering sakit ringan berulang dan
memerlukan terapi jangka pendek.

* kesulitan memberikan obat, anak sering


sulit mendapat obat sesuai yg diresepkan.

* Ketrampilan motorik & keingintahuan


berkembang cepat dr pd kemampuan
intelektual utk memahami risiko sangat
mungkin terjadi keracunan krn accident.
37
Anak kecil
* Kesulitan minum obat > jarang dari
toddler.

* peningkatan metabolisme bbrp obat


(mis.obat antiepileptik, teofilin), serta
excresi sejumlah obat (mis.aminoglikosida)

38
Remaja (Adolescence)
merokok dpt memp.metabolisme obat
konsumsi etanol, obat ilegal interaksi obat
gangguan psikiatrik (mis.bulimia ,anoreksia)

perubahan komposisi tubuh


masalah kepatuhan (under,over,erratic use).

39
Efek terapeutik dan toksik khusus
anak
Amfetamin
dewasa :me aktivitas motorik, behaviour
anak hiperkinetik, hiperaktif :
menenangkan
memperlama perhatian,
mengurangi tingkah laku merusak/ impulsif

Kortikosteroid, > sistemik pd anak E.S


pertumbuhan terhambat 40
Pemberian obat pd anak ,diperhatikan :

regimen dosis , cara pemberian yg paling


baik/ mudah digunakan

Pemberian penerangan pada orang tua


mengenai obat

41
Masalah Praktis
Kesulitan dosis dgn sendok kecil dan cairan
Anak tdk suka disuntik, tablet mungkin sulit
ditelan
Anak mudah muntah
Orang tua kurang perhatian kepatuhan
minum obat kurang, lama terapi antibiotik
mgk kurang krn kelihatan anak sdh sembuh
stop

42
Anak kecil suka mencoba-coba, keracunan
secara tdk sengaja/kecelakaan dengan obat yg
rasanya enak /manis

Efek samping obat pd anak


Insidens pd neonatus skt 25 %,
insidens pd bayi , anak 5-12 %
gejala a.l.kantuk,rash,nyeri perut, muntah, diare
nampaknya > dr dewasa
sulit dibedakan ESO atau akibat penyakit
43
44

Vous aimerez peut-être aussi