Vous êtes sur la page 1sur 17

ASUHAN KEPERAWATAN

KEGAWATDARURATAN
AKIBAT ASMA

Ferdinandus Felix T, S.Kep Ners

Critical Care Nursing


Definisi
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif
intermiten, reversible dimana trakea dan bronkus
berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu, dan dimanifestasikan dengan penyempitan
jalan napas, yang mengakibatkan dispnea, batuk dan
mengi. (Brunner & Suddarth, Edisi 8, Vol. 1, 2001. Hal.
611).

Status asmatikus adalah asma yang berat dan


persisten yang tidak berespons terhadap terapi
konvensional. Serangan dapat berlangsung lebih dari
24 jam. Ini merupakan situasi yang mengancam
kehidupan dan memerlukan tindakan segera.
Jenis Asma
a. Asma alergik serbuk sari binatang, makanan
dan jamur. Biasanya mempunyai riwayat keluarga
yang alergen dan riwayat medis masa lalu.
b. Asma idiopatik atau non alergik faktor-
faktor seperti common cold, infeksi traktus
respiratorius, latihan, emosi dan lingkungan
pencetus serangan. Dapat berkembang menjadi
bronkitis kronis dan empisema.
c. Asma gabungan bentuk asma yang paling
umum, mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik maupun bentuk idiopatik atau non alergik.
Klasifikasi Asma
Mid Intermiten kurang dari 2 kali seminggu dan
hanya dalam waktu yang pendek, tanpa gejala.

Mid Persistent serangan lebih ringan tetapi


tidak setiap hari, serangan pada waktu malam
timbul lebih dari 2 kali sebulan.

Moderat Persistent serangan timbul setiap


hari dan memerlukan penggunaan bronkodilator.

Severe Persistent gejala muncul terus


menerus dengan aktivitas yang
terbatas,peningkatan frekuensi serangan
Etiologi
Faktor Ekstrinsik serbuk sari yang
hidup, bulu halus binatang, kain pembalut

Faktor Intrinsik Faktor-faktor non


spefisik seperti flu biasa, latihan fisik atau
emosi dapat memicu serangan asma

Patofisiologi bisa liat Patoflow diagram


Tanda dan Gejala
Batuk produktif

Wheezing

Dispnea

Mengi

Ekspirasi memanjang

Barrel chest (dada tong)

Orthopnea

Berkeringat

Tachypnea

Tachycardia.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Test fungsi paru ( Spirometer )
2. Pemeriksaan gas darah arteri
3. Arus puncak ekspirasi
4. Pemeriksaan Foto Thoraks
5. Elektrokardiografi
Penanganan Asma
1. Oksigen 4 6 liter / menit
2. Agonis B2 ( salbutamol 5 mg atau feneterol
2,5 mg atau terbulatin 10 mg ).
3. Aminofilin bolus iv 5 6 mg / kg BB
4. Kortikosteroid hidrokortison 100 200 mg iv
KAJIAN KEPERAWATAN KRITIS
Pengkajian
a. Keluhan :
- Sesak nafas tiba-tiba, biasanya ada faktor
pencetus
- Terjadi kesulitan ekspirasi / ekspirasi
diperpanjang
- Batuk dengan sekret lengket
- Berkeringat dingin
- Terdengar suara mengi / wheezing keras
AIRWAY
Pengkajian:
Pada pasien dengan status asmatikus ditemukan
adanya penumpukan sputum pada jalan nafas.
Hal ini menyebabkan penyumbatan jalan napas
sehingga status asmatikus ini memperlihatkan
kondisi pasien yang sesak karena kebutuhan
akan oksigen semakin sedikit yang dapat
diperoleh.
Diagnosa keperawatan :

Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d penumpukan

sputum

Intervensi :

a.Amankan pasien ke tempat yang aman

R/ lokasi yang luas memungkinkan sirkulasi udara yang

lebih banyak untuk pasien

b.Kaji tingkat kesadaran pasien

R/ dengan melihat, mendengar, dan merasakan dapat

dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien


c. Segera minta pertolongan
R/ bantuan segera dari rumah sakit
memungkinkan pertolongan yang lebih intensif
d.Auskultasi bunyi napas dengan mendekatkan
telinga ke mulut pasien
R/ mengetahui tingkat pernapasan pasien dan
mengetahui adanya penumpukan sekret
e. Berikan teknik membuka jalan napas dengan
cara memiringkan pasien setengah telungkup
dan membuka mulutnya
R/ memudahkan untuk mengeluarkan sputum
pada jalan napas
Pengkajian : BREATHING

Adanya sumbatan pada jalan napas pasien


menyebabkan bertambahnya usaha napas
pasien untuk memperoleh oksigen yang
diperlukan oleh tubuh. Namun pada status
asmatikus pasien mengalami nafas lemah hingga
adanya henti napas. Sehingga ini memungkinkan
bahwa usaha ventilasi pasien tidak efektif.
Diagnose keperawatan :
Ketidakefektifan pola napas b/d penurunan
kemampuan bernapas
Intervensi :
a.Kaji usaha dan frekuensi napas pasien
R/ mengetahui tingkat usaha napas pasien
b.Auskultasi bunyi napas dengan mendekatkan
telinga pada hidung pasien serta pipi ke mulut
pasien
R/ mengetahui masih adanya usaha napas
pasien
c.Pantau ekspansi dada pasien
R/ mengetahui masih adanya pengembangan
dada pasien
CIRCULATION
Pengkajian :

Pada kasus status asmatikus ini adanya usaha yang


kuat untuk memperoleh oksgien maka jantung
berkontraksi kuat untuk memenuhi kebutuhan
tersebut hal ini ditandai dengan adanya peningkatan
denyut nadi lebih dari 110 x/menit. Terjadi pula
penurunan tekanan darah sistolik pada waktu
inspirasi. Adanya kekurangan oksigen ini dapat
menyebabkan sianosis yang dikaji pada tahap
circulation ini.
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan perfusi jaringan perifer b/d
kekurangan oksigen
Intervensi :
a. pantau tanda tanda vital ( nadi, warna
kulit ) dengan menyentuh nadi jugularis
R/ mengetahui masih adanya denyut nadi
yang teraba
SEKIAN & TERIMA
KASIH

Vous aimerez peut-être aussi