Vous êtes sur la page 1sur 40

ARTRITIS/

REMATIK
Oleh:
NIMATUL MUTHMAINNAH, S.Ked

Pembimbing :
dr. Amanda Trixie Hardigaloeh, Sp.PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUDSULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2017
PENDAHULUAN
Rematik adalah penyakit yang
menyerang persendian dan struktur
di sekitarnya.
ditandai dengan sejumlah gejala,
seperti pembengkakan, kemerahan,
nyeri di lutut, siku, pergelangan
maupun sendi sendi lain, gangguan
di otot dan tendon.
ARTRITIS REUMATOID
penyakit autoimun yang etiologinya belum
diketahui
menyebabkan peradangan pada sendi
ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris,
kronik dan progresif
Dengan berjalannya waktu, dapat terjadi
erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan
sendi dan kerusakan total sendi.
3 jenis berdasarkan perjalanan penyakit
monosiklik, polisiklik dan progresif.
Epidemiologi
Faktor Resiko
Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR
daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara
umur 40 sampai 60 tahun.
Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang
menderita penyakit artritis rematoid
maka anda kemungkinan besar akan
terkena juga.
Patogenesis
Gejala Klinis
Gejala utama poliatritis
kerusakan pada rawan sendi
(biasanya sendi perifer tangan dan
kaki yang simetris)
Sistemik rasa lelah, nyeri
muskuloskeletal difus
Skor >= 6 definitif RA
Sendi besar adalah bahu, siku, lutut, pangkal paha dan pergelangan kaki.
Sendi kecil adalah MCP, PIP, MTP II-V, IP ibu jari dan pergelangan tangan.
Definitiv = 5 kriteria
Probable = 3 kriteria
Possible = 2 kriteria
Prinsip tatalaksana RA
1. Program latihan fisik aerobik
2. Terapi fisik dg laser kekuatan rendah
3. TENS (Trancutaneous Electrical Nerve
Stimulation)
4. Muskular electro stimulation
5. Magnetotherapy
mengurangi kerusakan sendi, 6. Termotherapy
mempertahankan integritas dan fungsi sendi
efek setelah 1-6 bulan

sinovitis refrakter
Terjadi keterbatasan gerak (memburuknya
fungsi sendi akibat kerusakan sendi/deformitas)
Sebelum pemberian DMARD cek lab
Disease Modifying awal
Anti Rheumatic 1.darah perifer lengkapLED, CRP, RF atau
ACPA,
Drugs (DMARD) 2.Fungsi ginjal dan hati
3.serologi untuk hepatitis B dan C
4.Foto toraks
Disease Modifying Anti
Rheumatic Drugs (DMARD)
Agen biologik
Diberikan jika dgn non biologik tidak
menunjukkan respon yang memuaskan
Kortikosteroid
Kortikosteroid oral dosis rendah/sedang bisa menjadi bagian
dari pengobatan AR, tapi sebaiknya dihindari pemberian
bersama OAINS sambil menunggu efek terapi dari DMARDS.
Berikan kortikosteroid dalam jangka waktu sesingkat
mungkin dan dosis serendah mungkin yang dapat
mencapai efek klinis.
Dikatakan dosis rendah jika diberikan kortiksteroid setara
prednison < 7,5 mg sehari dan dosis sedang jika diberikan
7,5 mg 30 mg sehari.
Selama penggunaan kortikosteroid harus diperhatikan efek
samping yang dapat ditimbulkannya seperti hipertensi,
retensi cairan, hiperglikemi, osteoporosis, katarak dan
kemungkinan terjadinya aterosklerosis dini
Obat Anti Inflamasi Non
Steroid
OAINS u/ tx awal OAINS bekerja dengan
cara :
untuk mengatasi nyeri
Memungkinkan stabilitas
sendi akibat inflamasi membran lisosomal
yang seringkali Menghambat pembebasan
dijumpai walaupun dan aktivitas mediator
belum terjadi inflamasi(histamin,
proliferasi sinovial serotonin, enzim lisosomal
dan enzim lainnya).
yang bermakna.
Menghambat migrasi sel ke
tempat peradangan
Menghambat proliferasi
seluler
Menetralisasi radikal oksigen
Menekan rasa nyeri
PEMANTAUAN PENGOBATAN
Pemantauan melalui evaluasi klinis maupun laboratorium
dengan skor DAS 28 atau kriteria remisi dari ACR 1987
cek LED atau CRP
Perubahan terapi dilakukan setelah target tidak tercapai
dalam 6 bulan
Timbul komplikasi
Pantau munculnya komorbid seperti HT, PJK, osteoporosis,
infeksi, keganasan.
Efek samping obat
ATRITIS GOUT
Sindroma klinis klinis yang heterogen
sebagai akibat deposit kristal
Monosodium Urate (MSU) dalam
jaringan, atau akibat supersaturnasi
asam urat didalam cairan ekstraseluler.
Gout diakibatkan o/ hiperurisemia
(keadaan dimana terjadi pe kadar AU
darah diatas normal akibat pe
metabolisme AU, pe pengeluaran AU
atau ke-2nya
Patogenesis
GEJALA KLINIS
Artritis gout akut,
Deposit kristal Na-urat dalam jaringan
(tofus)
Batu asam urat pada traktus urinarius
Nefropati interstitialis atau nefropati gout.
Diagnosis
Staging gout
Manajemen nonfarmakologi

pada gout yang stabil


Tujuan u/ me(-)i serangan, me kadar AU darah dan
memperbaiki kesehatan pasien sambil mencegah
perburukan penyakit.
Rekomendasi pola diet: :
1. Makanan yang harus dihindari: jeroan,
makanan/minuman dengan kandungan fruktosa tinggi
(misalnya sirup jagung), minuman beralkohol.
2. Makanan yang harus dibatasi: makan daging atau
seafood dalam porsi besar, gula, jus buah, garam.
3. Makanan yang disarankan: susu rendah lemak atau
tanpa lemak. Mengurangi berat badan bagi pasien
dengan obesitas, stop merokok dan berolahraga
merupakan pola hidup yang disarankan bagi pasien
gout.
Terapi Farmakologi
Obat penurun asam urat (OPA) harus
dipertimbangkan pada pasien dengan:
1. 1 atau lebih tophi
2.>=2 kali serangan pertahun
3.penyakit ginjal kronis/PGK (stadium 2 atau
lebih)
4.pasien dengan riwayat kencing batu
(urolithiasis).
Penggunaan OPA direkomendasikan dengan
memberikan allopurinol atau febuxostat;
Terapi Farmakologi
Allopurinol (penghambat xantin oksidase)
Dosis awal jangan melebihi 100 mg/hari
dan pasien dengan PGK stadium 4 atau
lebih harus diberikan dosis awal 50
mg/hari.
Dosis selanjutnya dititrasi/disesuaikan
setiap 2 - 5 minggu untuk mencapai target
yang diinginkan dan dapat ditingkatkan
hingga lebih dari 300 mg/hari asalkan
pasien diedukasi dan dimonitor efek
samping yang mungkin timbul.
Terapi Farmakologi
Probenesid mencegah kerusakan
sendi dan pembentukan kristal gout).
KI: riwayat urolitiasis. Dosis 250mg,
2x/hari.
Penanganan serangan
akut
OAINS
FDA merekomendasikan pemberian OAINS naproxen,
indomethacin dan sulindac, akan tetapi OAINS jenis lain
juga dapat sama efektifnya.
Untuk pasien yang tidak mentolerir dengan OAINS
konvensional dapat diberikan celecoxib dengan dosis awal
800 mg, diikuti dosis 400 mg pada hari pertama dan 400
mg setiap 2 hari sekali selama 1 minggu.
Penanganan serangan
akut
Colchicine
Colchine direkomendasikan sebagai pilihan terapi
gout akut jika serangan dimulai dalam waktu 36
jam terakhir.
Penanganan serangan
akut
Profilaksis
OSTEOATRITIS
suatu kelainan sendi kronis (jangka
lama) dimana terjadi proses
pelemahan dan disintegrasi dari
tulang rawan sendi yang disertai
dengan pertumbuhan tulang dan
tulang rawan baru pada sendi.
Kelainan ini merupakan suatu proses
degeneratif pada sendi yang dapat
mengenai satu atau lebih sendi.
OSTEOATRITIS
Gejala Klinis
Nyeri sendi
Hambatan gerak sendi
Kaku pada pagi hari
Krepitasi
Pembesaran sendiri (bony
enlargement)
Perubahan gaya berjalan
Gambaran radiologis
berdasarkan Kellgren-
Lawrence
Tatalaksana
Tujuan pengobatan OA adalah :
Membantu penderita agar mengerti penyakitnya
Memberi bantuan psikologis
Menghilangkan rasa sakit
Menekan proses inflamasi (peradangan)
Mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
perubahan sendi dengan mempertahankan aktivitas
fisik
Melakukan koreksi terhadap kelainan yang sudah terjadi
Memperbaiki fungsi sendi Memperkuat otot-otot yang
lemah
Melakukan rehabilitasi terhadap penderita secara
individu.
Tatalaksana
1. Modifikasi gaya hidup, dengan cara:
Menurunkan berat badan
Melatih pasien untuk tetap menggunakan
sendinya dan melindungi sendi yang sakit
2. Pengobatan Medikamentosa
Analgesik topikal
NSAID (oral):
non selective: COX1 (Diklofenak, Ibuprofen,
Piroksikam, Mefenamat, Metampiron)
selective: COX2 (Meloksikam)
Terapi farmakologis
Terapi obat-obatan berupa antinflamsi non
steroid merupakan penatalaksanaan utama
pada OA. Pengobatan ini selain membantu
menghilangkan gejala nyeri juga dapat
mencegah perburukan yang dapat
terjadi.Penyuntikan (injeksi) kortikosteroid
pada sendi dapat mengurangi nyeri untuk
sementara, namun injeksi ini tidak boleh
sering diulang karena merupakan dapat
menyebabkan destruksi tulang.

Vous aimerez peut-être aussi