Vous êtes sur la page 1sur 24

MATERI

SISTIM PEMBANGKITAN
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
BAHAN BAKAR MINYAK)

1. Circulating Water Pump.


2. Desalination Evaporator.
3. Distillate Pump.
4. Make-up Water Tank.
5. Demin Water Tank.
6. Condenser.
7. L.P Heater.
8. Deaerator.
9. Boiler Feed Pump.
10. H.P Heater.
11. Economiser.
12. Steam Drum.
13. Boiler.
14. Superheater.
15. Steam Turbine.
16. Kapal/Tongkang.
17. Pumping House.
18. F.O Tank.
19. F.O Heater.
20. Burner.
21. F.D Fan.
22. Air Heater.
23. Stack.
I. Sistem Air dan Uap

Air laut yang jumlahnya melimpah dipompa oleh CWP (Circulating


Water Pump) (1) yang sebagian besar dipakai untuk media
pendingin di Condenser (6) dan sebagian lagi dijadikan air suling di
Desalination Evaporator (2). Setelah air menjadi tawar, kemudian
dipompa oleh Distillate Pump (3) untuk kemudian dimasukkan ke
dalam Make Up Water Tank (4) yang kemudian dipompa lagi masuk
ke sistem pemurnian air (Demineralizer) dan selanjutnya dimasukkan
ke dalam Demin Water Tank (5). Dari sini air dipompa lagi untuk
dimasukkan ke dalam Condenser berfungsi sebagai air penambah
bersatu dengan air kondensat..
Air kondensat yang kondisinya sudah memenuhi persyaratan boiler
dipompa lagi dengan menggunakan pompa kondensat, kemudian
masuk ke dalam 2 buah pemanas Low Pressure Heater (7) dan
mengalir ke Deaerator (8). Untuk mengeluarkan atau membebaskan
unsur O2 yang terkandung dalam air. Selanjutnya air tersebut dipompa
lagi dengan bantuan Boiler Feed Pump (9) dipanaskan lagi di dalam 2
buah High Pressure Heater (10) untuk diteruskan ke dalam boiler yang
terlebih dahulu dipanaskan lagi dengan Economizer (11) baru
kemudian masuk ke dalam Steam Drum (12). Proses pemanasan di
ruang bakar menghasilkan uap jenuh dalam steam drum,Guna
mendapatkan uap yang kering dipanaskan lagi oleh Superheater (14)
untuk kemudian dialirkan dan memutar Turbin Uap (15). Uap setelah
memutar sudu yang keluar turbin diembunkan dalam condenser dengan
bantuan pendinginan air laut, kemudian air kondensat ditampung di hot
well.
II. Sistem Bahan Bakar

Bahan bakar minyak residu/MFO dialirkan dari kapal/tongkang (16) ke


dalam Pumping House (17) untuk dimasukkan ke dalam Fuel Oil Tank
(18). Dari sini dipompa lagi dengan fuel oil pump selanjutnya masuk ke
dalam Fuel Oil Heater (19) untuk dikabutkan di dalam Burner (20)
sebagai alat proses pembakaran bahan bakar dalam Boiler.

III. Sistem Udara Pembakaran

Udara di luar dihisap oleh FDF (Forced Draft Fan) (21) yang kemudian
dialirkan ke dalam pemanas udara (Air Heater) (22) dengan memakai
gas bekas sisa pembakaran bahan bakar di dalam Boiler (13) sebelum
dibuang ke udara luar melalui Cerobong/Stack (23).
IV. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

Perputaran Generator (24) akan menghasilkan energi listrik yang


oleh penguat/exciter tegangan mencapai 11,5 kV, kemudian oleh
Trafo Utama/Main Transformater (25) tegangan dinaikkan menjadi
150 kV. Energi listrik itu lalu dibagi melalui Switch Yard / Gardu
Induk (26) untuk kemudian dikirim melalui Transmisi Tegangan
Tinggi (27). Kemudian, tenaga listrik itu dialirkan lagi pada para
konsumen.
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP & GAS (PLTGU)
BAHAN BAKAR MINYAK/GAS

1. ARCO Gas Station.


2. Combustion Chamber.
3. Gas Turbine.
4. Main Compressor.
5. Air Filter.
6. Generator Gas Turbine.
7. Penghantar.
8. Katup.
9. Katup.
10. Heat Recovery Steam
Generator.
11. Deaerator.
12. H.P Flow Meter.
13. L.P Flow Meter.
14. Katup Uap Utama.
15. H.P Turbine.
16. L.P Turbine.
17. Generator Steam Turbine.
18. Penghantar.
19. Condenser.
20. Condensate Pump.
21. H.P Bypass.
22. Katup Uap Tekanan Tinggi.
23. L.P Bypass.
24. Katup Uap Tekanan Rendah.
25. Katup Uap Utama Tekanan
Tinggi.
26. Katup Utama.
Proses pada Turbin Gas

Bahan gas alam (natural gas) yang disupply dari ARCO Station (1)
langsung dimasukkan ke dalam ruang bakar/Combustion Chamber
(2), bersama-sama dengan udara yang disupply dari Main
Compressor (4) setelah terlebih dahulu melalui saringan udara/Air
Filter (5). Maka akan menghasilkan gas panas yang selanjutnya akan
dimasukkan langsung ke dalam Turbin Gas (3) .Sedangkan gas
bekas yang telah melalui turbin gas tadi, apabila tidak dipakai (open
cycle) akan langsung dibuang keluar melalui katup (8). Bila dipakai
lagi (closed cycle) akan dimasukkan kembali melalui katup (9) ke
dalam Heat Recovery Steam Generator HRSG (10).
Proses pada Turbin Uap (PLTU)

Air pengisi yang berada di dalam deaerator (11) akan dibagi dua
yaitu melalui Low Pressure Flow Water/LPFW (13) dan High
Pressure FW/HPFW (12). Air pengisi yang dari HPFW akan
dimasukkan ke dalam HRSG setelah melalui pipa/saluran uap HP
Admission Steam diteruskan ke Turbin Uap High Pressure
Turbine/HPT (15) yang sebelumnya terlebih dahulu melalui Katup
Uap Utama (14) dan setelah itu diteruskan lagi ke Low Pressure
Turbine/LPT (16) yang selanjutnya dikopling dengan Generator
(17) untuk menghasilkan tenaga listrik melalui Penghantar (18).
Uap bekas yang keluar dari LPT tadi akan dialirkan kembali ke
dalam Condenser (19) untuk diubah kembali menjadi air
kondensat setelah dikondensasi oleh air pendingin/air laut. Air
kondensat selanjutnya akan dipompakan oleh Condensate Pump
(20) untuk selanjutnya terus dimasukkan ke dalam Feed Water
Tank yang berada pada deaerator.
Air dari Condensate Pump tadi dicabang lagi ke dalam HP Bypass
(21), uap diatur dengan Katup uap tekanan tinggi (22), sedangkan
cabang yang lain yaitu LP Bypass (23) uap diatur dengan Katup
uap tekanan rendah (24). Katup uap tekanan tinggi utama (25)
digunakan untuk mengatur jumlah uap tekanan tinggi masuk ke
dalam turbin uap (HPT), sedangkan uap tekanan tinggi yang dipakai
untuk memanaskan deaerator diatur jumlahnya oleh Katup Uap (26).
PERALATAN-PERALATAN PLTGU
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)

1. Steam Receiving
Header.
2. Flow Meter.
3. Separator.
4. Demister.
5. Main Steam Valve.
6. Turbine.
7. Generator.
8. Step-up Transformer.
9. Sistim Penyaluran Jawa-
Bali.

10. Condenser.
11. Cooling Water Pump.
12. Cooling Water.
13. First-stage dan second-
stage.
14. Sumur Reinjeksi.
15. Reservoir.
16. Primary Pump.
17. Inter Condenser.
Uap dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header
(1), yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami
gangguan meskipun terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi.
Selanjutnya melalui flow meter (2) dialirkan ke separator (3) dan
demister (4) untuk memisahkan zat-zat padat, silika dan bintik-bintik air
yang terbawa didalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbine.
Uap yang telah bersih itu dialirkan melalui main steam valve/electric
control valve/governor valve (5) menuju ke turbine (6). Di dalam
turbine, uap tersebut berfungsi untuk memutar double flow condensing
yang dikopel dengan generator (7), pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini
menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz, dan
tegangan 11,8 kV. Melalui step-up transformer (8), arus listrik dinaikkan
tegangannya hingga 150 kV, selanjutnya dihubungkan secara paralel
dengan sistem penyaluran Jawa-Bali (9).
Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar
dari turbin harus dalam kondisi vakum (0,10 bar).
Dengan mengkondensasikan uap dalam condenser (10) kontak
langsung yang dipasang di bawah turbine. Exhaust steam dari turbin
masuk dari sisi atas condenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spray-
nozzle. Level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua
buah cooling water pump (11), lalu didinginkan dalam cooling water
(12) sebelum disirkulasikan kembali.
Untuk menjaga kevakuman condenser, gas yang tak terkondensasi
harus dikeluarkan secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas
ini mengandung: CO2 85-90% wt; H2S 3,5% wt; sisanya adalah N2 dan
gas-gas lainnya. Di Kamojang dan Gunung Salak, sistem ekstraksi gas
terdiri atas first-stage dan second-stage (13) sedangkan di Darajat
terdiri dari ejector dan liquid ring vacuum pump.
Sistem pendingin di PLTP merupakan sistem pendingin dengan sirkulasi
tertutup dari air hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang
terjadi direinjeksi ke dalam sumur reinjeksi (14). Prinsip penyerapan
energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan mengalirkan udara
pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5
forced draft fan. Proses ini terjadi di dalam cooling water.
Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam
cooling water, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir
(15). Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran
lingkungan, mengurangi ground subsidence, menjaga tekanan, serta
recharge water bagi reservoir. Aliran air dari reservoir disirkulasikan lagi
oleh primary pump (16). Kemudian melalui after condenser dan
intercondenser (17) dimasukkan kembali ke dalam reservoir.
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
(BAHAN BAKAR BATU BARA)

1. Stacker Reclaimer.
2. Telescopic Chute.
3. Junction House.
4. Conveyor.
5. Coal Bunker.
6. Coal Feeder.
7. Pulverizer.
8. Ptimary Air Fan.
9. Coal Burner.
10. F. D Fan.
11. Air Heater.
12. I. D Fan.
13. Electric Precipitator.
14. Stack.
15. Superheater Tube Boiler.
16. H. P Turbine.
17. Reheater Tube Boiler.
18. I.P Turbine.
19. L.P Turbine.
20. Rotor Generator.
21. Stator Generator.
22. Generator Transformer.
23. Condenser.
24. Condensate Extraction Pump.
25. L.P Heater.
26. Sea Water.
27. Deaerator.
28. Boiler Feed Pump.
29. Economiser.
30. H.P Heater.
31. Steam Drum.
32. Cooling Water Pump.
Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty kemudian dikeruk
dengan menggunakan Stacker Reclaimer (1), dan selanjutnya
diangkut dengan conveyor menuju penyimpan sementara (Temporary
Stock) dengan melalui Telescopic Chute (2) untuk kemudian dikirim
ke Boiler. Selanjutnya batubara tersebut ditransfer melalui Junction
House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu ke Coal Bunker (5),
diteruskan ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran
ke Pulverizer (7) di mana batubara digiling sesuai kebutuhan menjadi
serbuk yang sangat halus seperti tepung. Serbuk batubara ini
dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan (8) dan dibawa ke
Coal Burner (9) yang menghembuskan batubara tersebut ke dalam
ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk
mengubah air menjadi uap.
Udara panas yang digunakan oleh P.A. Fan dipasok dari F.D. Fan (10)
yang menekan udara panas setelah dilewatkan melalui Air Heater (11).
F.D. Fan juga memasok udara ke Coal Burner untuk mendukung proses
pembakaran. Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah
berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah
Boiler secara periodik dikeluarkan dan disimpan. Gas hasil pembakaran
dihisap keluar dari Boiler oleh I.D. Fan (12) dan dilewatkan melalui
Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% dari abu terbang dan
debu dengan sistem Elektrode yang dihembuskan ke cerobong
asap/stack (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil
dengan alat Pneumatic Gravity Conveyor yang digunakan sebagai
material untuk bahan pembuatan jalan, semen dan bahan bangunan
(conblok). Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap
oleh pipa-pipa penguap/Waterwalls menjadi uap jenuh/uap basah yang
selanjutnya dipanaskan dengan Superheater (15).
Kemudian uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan tinggi H.P. Turbine
(16), di mana uap tersebut ditekan melalui Nozzle ke sudu-sudu turbin.
Tenaga dari uap menghantam sudu-sudu turbin dan membuat turbin
berputar. Setelah melalui H.P. Turbine, uap dikembalikan ke boiler untuk
dipanaskan ulang di Reheater (17) sebelum uap tersebut digunakan di
I.P. Turbine (18) dan L.P. Turbine (19). Sementara itu, uap bekas
dikembalikan menjadi air di Condensor (23) dengan air laut/Sea Water
(26) yang dipasok oleh C.W. Pump (32). Air kondensasi akan digunakan
kembali di Boiler. Air dipompakan dari Condensor dengan menggunakan
Condensate Extraction Pump (24), dipanaskan lagi oleh L.P. Heater
(25), dinaikkan ke Deaerator (27).
Tangki pemanas kemudian dipompa oleh Boiler Feed Pump
(28) melalui H.P. Heater (29), di mana air tersebut dipanaskan
lebih lanjut sebelum masuk ke boiler pada Economiser (30),
kemudian air masuk ke Steam Drum (31). Poros turbin
tekanan rendah dikopel dengan Rotor Generator (20). Rotor
dalam Elektromagnit berbentuk silinder ikut berputar apabila
turbin berputar. Generator dibungkus dalam Stator Generator
(21). Stator ini digulung dengan menggunakan batang
tembaga. Listrik dihasilkan dalam batangan tembaga pada
stator oleh Elektromagnit rotor melalui perputaran dari medan
magnit. Tegangan listrik 23 KV kemudian dinaikkan menjadi
500.000 Volt dengan Generator Transformer (22).
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

1. Pintu Pengambil Air atau


Saringan.
2. Pusat Pengendali
Bendungan.
3. Terowongan Tekan.
4. Pipa Pesat.
5. Tanki Pendatar.
6. Rumah Keong.
7. Turbin.
8. Katup Utama.
9. Pipa Lepas.
10. Saluran Pembuangan.
11. Poros Generator.
12. Trafo Utama.
13. Serandang Hubung.
14. Saluran Tegangan
Ekstra Tinggi.
Aliran sungai Citarum dengan sejumlah anak sungainya memiliki debit
air yang sangat besar. Air itu ditampung dalam waduk berkapasitas
875.000.000 m3, yang dikenal sebagai Waduk Saguling. Dari waduk,
air dialirkan melalui Pintu Pengambil Air atau Saringan (1), yang
pengaturannya dilakukan lewat Pusat Pengendali Bendungan (2),
selanjutnya masuk ke dalam Terowongan Tekan (3). Sebelum
memasuki Pipa Pesat (4), air itu harus melewati Tanki Pendatar (5)
yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat, apabila terjadi
tekanan mendadak/tekanan kejut saat Katup Utama (8)
tertutup/ditutup seketika.
Setelah katup utama dibuka, aliran air memasuki Rumah Keong (6).
Aliran air yang bergerak memutar itu berfungsi menggerakkan Turbin
(7). Dari turbin air keluar melalui Pipa Lepas (9), dan selanjutnya
dibuang ke Saluran Pembuangan (10). Poros turbin yang berputar tadi
dikopel dengan Poros Generator (11). Oleh Trafo Utama (12),
tegangan listrik itu dinaikkan dari 16,5 kV menjadi 500 kV. Kemudian
aliran listrik bertegangan tinggi itu dikirim ke Gardu Induk melalui
Serandang Hubung (13) serta Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (14).
TRIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi