Vous êtes sur la page 1sur 20

ASMA BRONCHIAL

Oleh Kelompok 3 :

Ardhia Winda Prastia 1501460038


Asharini Dwi Jayanti 1501460006
Fitri Fatmawati 1501460012
Ajeng Pamella Anggraeni 1501460031
Primadanu Ishtibar Hidayat 1501460032
Indikasi dan Kontraindikasi Bronkospasme Steroid
Inhalasi

Anti Inflamasi
Mekanismenya yaitu dapat mengurangi jumlah eosinofil yang
berada dalam sirkulasi dan jumlah sel mast di saluran
pernafasan dan meningkatkan jumlah reseptor adrenergik -
2, selain itu juga mengurangi hiperresponsivitas saluran
nafas dengan mengurangi inflamasi
Untuk mengontrol gejala, direkomendasikan untuk
menggunakan dosis terendah, yaitu 2-4 hirupan sebanyak 2-
4 kali sehari. Steroid inhalasi ada yang dalam bentuk serbuk,
dengan harapan dapat mencapai paru-paru dengan lebih
baik. Contohnya budesonid (Pulmicort turbuhaler)
Anti Kolinergik
Obat golongan anti kolinergik yaitu ipratropium
bromida, tiotropium dan deptropin. Agen
antikolinergik memperbaiki efek vagal yang dimediasi
bronkospasme tetapi bukan bronkospasme yang
diinduksi oleh allergen atau olahraga.
Efek samping jarang terjadi dan biasanya berupa
mulut kering, mual nyeri pada kepala dan pusing.
Dosis: inhalasi 3-4 sehari 2 semprotan dari 20 mcg
(bromida)
Ciclesonide (Alvesco)
Ciclesonide adalah aerosol inhalasi
kortikosteroid diindikasikan untuk pengobatan
pemeliharaan asma sebagai terapi profilaksis
pada pasien dewasa dan remaja berusia 12 dan
lebih tua.
Untuk pasien yang tidak memadai menanggapi
dosis awal setelah 4 minggu terapi, dosis yang
lebih tinggi dapat memberikan kontrol asma
tambahan.
Farmakokinetik
Sediaan inhalasi memiliki mula kerja yang cepat
(waktu untuk mencapai kadar maksimum 13 menit)
dibandingkan dengan sediaan oral (1,8 jam). Di
samping itu, efek sistemik pemberian secara inhalasi
lebih kecil dibandingkan dengan pemberian per oral
Parameter farmakokinetik lainnya:
Absorpsi (sistemik) lambat; bioavailabilitas: 62%
Distribusi (sistemik): Vd: 78 kurang lebih 32 mL/kg
Ekskresi (sistemik): bilier, hepatic
Waktu paruh (sistemik): 26 hari
Contoh Obat dan Cara Kerja
Bitolterol (Tornalate) merupakan obatyang bekerja lama dan
tersedia dalam bentuk inhalasi, obat ini lebih disukai untuk
profilaksis bronkospasme pada pasien yang berusia lebih dari
12 tahun
Epinefrin merupakan obat pilihan untuk orang dewasa dan
anak-anak untuk mengatasi bronkospasme akut, termasuk yang
diakibatkan oleh anafilaksis, obat ini juga tersedia dalam bentuk
inhalasi
Formoterol (foradil) adalah obat inhalasi untuk terapi rumatan
asma danpencegahan bronkospasme pada pasien yang berusia
lebih dari 5 tahun dan memiliki penyakit jalan napas obstruktif
reversibel, serta untuk pencegahan bronkospasme akibat
olahraga pada pasien yang berusia lebih dari 12 tahun.
Isoetarin (Bronkosol dan lainnya) merupakan obat inhalasi
yang digunakan untuk profilaksis dan pengobatan bronkospasme.
Pedoman dosis bagi anak-anak masih belum ditetapkan
Isoproterenol (Isuprel dan obat yanglain) digunakan untuk
pengobatan bronkospasme selama anestesia dan berbagai obat
inhalasi untuk pengobatan bronkospasme pada orang dewasa
dan anak-anak, obat ini dikaitkan dengan lebih banyaknya efek
samping jantung daripada obat-obatanyang lain
Levalbuterol (Xopenex) merupakan obat inhalasi yang berfungsi
untuk mengobati dan mencegah bronkospasme pada pasien
yang berusia lebih dari 6 tahun dan menderita penyakit paru
obstruktif reversibel
Pirbuterol (Maxair) merupakan obat inhalasi yang digunakan
baik untuk pengobatan maupun profilaksis bronkospasme pada
pasien yang berusia lebihbdari 12 tahun
Salmeterol (Serevent) merupakan obat inhalasi yang terbukti
berhasil untuk mencegah asma akibat olaharaga dan sebagai
obat profilaksis bronkospasme pada pasien tertentu yang berusia
Terbutalain (Brethaire dan obat lain) dapat digunakan
secara oral, parenteral dan inhalasi, baik sebagai profilaksis
maupun sebagai pengobatan bronkospasme pada pasien
yang berusia labih dari 12 tahun
Bronkodilator/AntiasmatikusBronkodilator, merupakan
obat yang digunakan untuk mendilatasi jalan nafas
XantinTermasuk kafein dan teofilin, berasal dari berbagai
macam sumber alami. Obat ini dahulu merupakan obat
pilihan untuk mengatasu asma dan bronkospasme. Namun,
obat ini memiliki batas aman yang relatif sempit, dan
berinteraksi dengan berbagai macam obat lainnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRE SCHOOL
DENGAN ASMA BRONCHIAL
DI RUANG 7 RSSA MALANG

PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : An. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 5 tahun
Nama Ayah : Tn S
Nama Ibu : Ny.L
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMP
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : Swasta
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl.mawar 123 Dampit Malang
Taggal MRS : 20 juli 2007
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Sumber Informasi : Orangtua klien.
Pengkajian tanggal : 20 Juli 2007
RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat Keperawatan Sekarang
Keluhan Utama : Batuk dengan dahak sulit keluar dan sesak nafas.
Sejak empat jam yang lalu.
Riwayat Keperawatan Sebelumnya
Prenatal : Selama hamil ibu tidak pernah sakit, minum obat-
obatan maupun minum jamu-jamuan.
Natal : Anak lahir pada usia kehamilan 9 bulan 10 hari, dengan
berat badan lahir 3,5 kg, ditolong bidan. Lahir spontan langsung
menangis, warna kulit merah, tidaka ada cianosis, kuning, dan tidak
ada kejang.
Post-Natal : Perkembangan dan pertumbuhan sampai anak
berumur 5 th Berjalan normal.
Alergi : Anak tidak alergi obat, anak jika terpapar dengan dingin,
kena debu atau bulu-bulu dari selimut atau kapas langsung bersin-
bersin dan sesak napas.
PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Respirasi : Inspeksi : bentuk pergerakan dada simetris,penggunaan otot
bantu pernapasan positip, anak tampak sesak, respirasi rate 40 x/ menit dan reguler.
Perkusi dada : sonor. Auskultasi : ronchi kering +/+, wheezing +/+
Sistem Cardiovaskuler : TD : 100/60, nadi 112x/mnt, tidak terdapat tanda-tanda
cyanosis, diaporesis.
Sistem Neurosensori: Compos mentis.
Sistem Genitourinary : BAK lancar, spontan, warna kuning dan bau khas.
Sistem Gastrointestinal : Nafsu makan menurun, anak hanya mau makan 3 sendok
makan, minum tidak suka, harus dipaksakan baru mau minum. Mual tidak ada, muntah
tidak terjadi. Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah hepar dan abdomen.Bising usus
8x/mnt.
Sistem muskuloskeletal :Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada deformitas,
keempat ekstremitas simetris, kekuatan otot baik.
Sistem Integumen :S : 366 , turgor baik, tidak ada luka,keringatan.
Sistem Endokrin :Tidak ada kelainan.
DIAGNOSTIC TEST / PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM : TANGGAL 18 JULI 2002
Hb : 12,7 g/dl ( P : 11,4-15,1 )
Leko : 12,5 x 109/l ( P : 4,3 11,3 )
Trombo : 377 ( 150 350 )
HCO3 : 18,5 mmol ( 21-25 )
BE : - 7,1mmol/l ( P -3,3 + 1,2 )
PH : 7, 347 ( 7,35-7,45 )
PCO2 : 34,5 ( 35-45 mmHg )
PO2 : 84,0 ( 80-104 mmHg )
O 2 saturasi : 95 %
Ct CO2 : 19,0.
PROGRAM TERAPI
Infus D saline 1500 cc/24 jam.
Oksigen 2 l/menit.
Ampicillin 3x300 mg/iv.
Cloxacillin 3x150 mg/iv.
Nebulizer Ventolin 4x1 cc + pz 1 cc.
Aminophilin 4,5 cc/ iv bolus dan 4,5 cc drip.
Chest fisioterapi.
Diet B 5 TIK 1450 Kkal + 40 gr Protein.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan
nafas dan tidak efektif pola nafas berhubungan dengan
Bronchospasme, edema mucosa, dan meningkatnya
produksi sekret pada saluran napas.
Fatique berhubungan dengan hipoksia dan
meningkatnya usaha nafas.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan Intake nutrisi dan minum
yang tidak adekuat.
Kecemasan meningkat berhubungan dengan distress
pernafasan dan hospitalisasi.
PERENCANAAN
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas dan tidak efektif pola
nafas berhubungan dengan Bronchospasme, edema mucosa, dan meningkatnya
produksi sekret pada saluran napas.
Tujuan : Pertukaran gas, bersihan jalan nafas , dan pola nafas klien menjadi
baik.
Kriteria : Tidak sukar dalam bernafas, tidak ada penggunaan otot-otot bantu
nafas, tidak ada ronchi dan wheezing, respirasi rate 20-30 x/menit, batuk yang
produktif, nilai gas darah tetap dalam batas normal, nadi dalam batas normal (80-
100 x/mnt) dan anak memperlihatkan kepatenan pada jalan nafas.
Intervensi :
Kaji pernapasan setiap 2-4 jam; kedalamannya, irama, penggunaan otot-otot bantu
nafas, cuping hidung, dan adanya batuk.
Auskultasi bunyi nafas setiap 2-4 jam.
Monitor ABGS.
Pemberian oksigen dengan humidifikasi.
Tinggikan bagian kepala saat tidur 30-40 derajad dengan kepala sedikit ekstensi.
Berikan istirahat dan aktivitas secara periodik.
Lakukan fisioterapi dada, nebulizer dan suction.
Monitor nadi; apakah ada takikardi; bila takikardi ada disebabkan oleh karena
hypoxia.
Lakukan program medik: bronkodilator, B1 Agonis dan steroid.
Fatique berhubungan dengan hipoksia dan meningkatnya usaha nafas.
Tujuan : Anak tidak tampak fatigue.
Kriteria : Tidak iritabel, dapat beradaptasi dan aktivitas sesuai dengan
kondisi.
Intervensi :
Kaji tanda dan gejala hypoxia; kegelisahann fatigue, iritabel, tachycardia,
tachypnea.
Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting yang dapat
membuat anak lelah, berikan istirahat yang cukup.
Intrusikan pada orang tua untuk tetap berada didekat anak.
Berikan kenyamanan fisik; support dengan bantal dan pengaturan posisi.
Berikan oksigen humidifikasi sesuai program.
Berikan nebulizer; kemudian pantau bunyi nafas, dan usaha nafas setelah
terapi.
Setelah krisis, ajarkan untuk aktivitas yang sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan untuk meningkatkan ventilasi,dan
memperluas perkembangan psikososial.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang berhubungan dengan
intake yang kurang
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, tidak terjadi
penurunan berat badan, Nafsu makan meningkat, porsi makanan
yang disajikan mampu dihabiskan klien, mual dan muntah
berkurang.
Intervensi :
Kaji keluhan mual, muntah atau penurunan nafsu makan
Berikan makanan yang mudah ditelan mudah cerna
Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
Hindari makanan yang merangsang (pedas / asam) dan
mengandung gas.
Beri makanan kesukaan klien
Kolaborasi pemberian cairan parenteral.
Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distres pernafasan.
Tujuan : Kecemasan menurun
Kriteria : Anak tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya,
orang tua merasa tenang dan berpartisipasi dalam perawatan anak.
Intervensi :
Ajarkan teknik relaksasi; latihan nafas, melibatkan penggunaan bibir
dan perut, dan ajarkan untuk berimajinasi.
Pertahankan lingkungan yang tenang ; temani anak, dan berikan
support.
Ajarkan untuk ekspresi perasaan secara verbal
Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi.
Informasikan tentang perawatan, pengobatan dan kondisi anak.
Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan.
Perencanaan pemulangan : tanggal 20 Juli 2002, implementasi
keperawatan yang diberikan :
Menjelaskan proses penyakit.
Menghindari faktor pemicu : kebersihan lantai rumah, debu-
debu, bulu binatang, dll.
Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang harus diperhatikan.
Menjelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk
latihan nafas.
Menjelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang
adekuat.
Mematuhi program pengobatan / terapi.
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi