Vous êtes sur la page 1sur 171

STRATEGI PENGELOLAAN DESTINASI PARIWISATA DAN

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA

Dr. FRANS TEGUH, MA


ASDEP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN EKOSISTEM PARIWISATA
Bagian 1.

STRATEGIC RATIONALE AND


STRATEGIC SITUATION ANALYSIS

2
TOURISM PERFORMANCE 2015

PARIWISATA PENGHASIL GDP TERTINGGI KE-3 DENGAN


KONTRIBUSI 9,3%

SHARE
Industri pariwisata, baik
secara langsung maupun
secara tidak langsung,
berada pada peringkat
ke-3 penghasil PDB
Indonesia pada tahun
2014, total 9,3% dari.

Ini hampir dua kali ukuran


dampak GDP dari
pendidikan sebesar 5,0%,
dan lebih besar dari dampak
PDB jasa keuangan sebesar
6,8%.

Automotive Financial Retail Chemicals Travel and Agricultur


Education Banking (Without Manufacturing Tourism Mining
Manufacturing Services e
wholesale)

Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 3


TOURISM PERFORMANCE 2015

GROWTH FORECAST
PDB dari industri pariwisata di Indonesia diperkirakan meningkat rata-rata
4,8% dengan trend peningkatan hingga 6,9%. Jauh lebih tinggi dari sektor
pertambangan, dan masih lebih tinggi dibandingkan sektor pertanian.

GROWTH TRENDS
PDB langsung dari industri
pariwisata dunia meningkat
67% pada tahun 1995-2014,
dengan pertumbuhan total
ekonomi dunia sebesar 117%.

Industri manufaktur bahan


Education Automotive Agriculture Travel and
Mining
Manufacturing Tourism kimia dunia, tumbuh 383%
selama periode 19 tahun ini,
tetapi industri otomotif hanya
sebesar 3.2%.

Chemicals Total Economy Financial Retail Banking


Manufacturing Services (Without
wholesale)

Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 4


TOURISM PERFORMANCE 2015

Industri
Pariwisata
peringkat ke-
3 penghasil
PDB, namun
memiliki
dampak tidak
langsung ke-
2.

Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 5


TOURISM PERFORMANCE 2015

TRANSAKSI PARIWISATA MEMILIKI DAMPAK TERTINGGI TERHADAP PDB

COMPARING THE EFFECT OF


US$1 MILLION IN SPENDING
Industri pariwisata merupakan
industri dengan multiplier effect
yang paling banyak, tergantung
pada nilai tambah lokal dan
keterkaitan ke seluruh
perekonomian.

Di Indonesia, dalam
pengeluaran pariwisata senilai
US$ 1 juta yang terjadi pada
industri pariwisata,
menghasilkan US$ 1,7 juta
PDB.
Ini TERTINGGI dibanding
Agriculture Mining Chemicals Communications Financial Education Travel and
Total
Economy sektor lainnya.
Manufacturing Services Tourism
Automotive
Manufacturing

Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 6


TOURISM PERFORMANCE 2015

PARIWISATA PENYUMBANG 48% DARI SELURUH EKSPOR LAYANAN INDONESIA

TOURISMS SHARE &


EXPORTS
Industri pariwisata
merupakan sumber
signifikan dari pendapatan
ekspor untuk Indonesia.
Pada tahun 2014, ekspor
wisman mencapai US$ 11,2
milyar. Ini adalah 48% dari
seluruh ekspor layanan dan
5,6% dari seluruh ekspor
(termasuk barang dan jasa)
Indonesia.

GROWTH OF TOURISM
Travel and Others Service
EXPORTS
Tourism Exports Selama tahun 2000-2014,
ekspor industri pariwisata
Indonesia melonjak 114%.
Hanya kalah dari total ekspor
barang dan jasa (TKI) Indonesia
Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 yang tumbuh 183% pada7
TOURISM PERFORMANCE 2015

88% PERPUTARAN UANG DI INDUSTRI PARIWISATA BEREDAR DI DALAM NEGERI

HOW MUCH OF TOURISM &


TRAVEL SPENDING STAYS IN THE
ECONOMY?
Ketika wisatawan menghabiskan
uang, tidak semua uang tersebut
tetap didalam negeri, karena
beberapa barang dan jasa perlu
diimpor. Ini merupakan
"kebocoran" untuk nilai ekonomi
yang dihasilkan.

Di Indonesia, hanya 12% dari


perputaran uang di industri
pariwisata yang
mengakibatkan kebocoran
Agriculture Mining Automotive Financial Education ekonomi melalui impor. Masih
Manufacturing Services Total Economy
jauh lebih kecil dari industri
Chemicals Communications Travel and
Manufacturing Tourism manufaktur otomotif, yang
membutuhkan impor sebesar
37% dari total penjualan.
Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 8
PENERIMAAN DEVISA
PERBANDINGAN DEVISA PARIWISATA ASIA
(dalam Juta USD)
SETENGAH
Penerimaan devisa pariwisata Indonesia hanya
dari Malaysia dan SEPEREMPAT dari Thailand.
Peringkat Negara 2011 2012 2013 2014

1 Tiongkok 48,464 50,028 51,664 56,913

2 Thailand 27,184 33,826 42,080 38,437


- Hong Kong, SAR 28,455 33,074 38,940 38,376
3 Malaysia 19,656 20,250 21,496 21,820
4 Singapore 18,086 18,939 19,301 19,203
5 India 17,707 17,971 18,397 19,700
6 Japan 10,966 14,576 15,131 18,853
7 South Korea 12,476 13,429 14,629 18,147
8 Taiwan 11,065 11,770 12,323 14,618

9 Indonesia 8,554 9,121 10,054 11,166


10 Viet Nam 5,710 6,850 7,250 7,330

Sumber: UNWTO Tourism Highlights, 2015 Edition. 9


PEROLEHAN DEVISA INDONESIA MENURUT LAPANGAN USAHA

2013 2014 2015


No
Nilai Nilai Nilai
Jenis Komoditas Jenis Komoditas Jenis Komoditas
(juta US$) (juta US$) (juta US$)
1 Minyak & gas bumi 32,633.2 Minyak & gas bumi 30,318.8 Minyak & gas bumi 18,906.7

2 Batu bara 24,501.4 Batu bara 20,819.3 Batu bara 16,359.6

3 Minyak kelapa sawit 15,839.1 Minyak kelapa sawit 17,464.9 Minyak kelapa sawit 15,485.0

4 Pariwisata 10,054.1 Pariwisata 11,166.3 Pariwisata 12,578.6

5 Karet olahan 9,316.6 Pakaian jadi 7,450.9 Pakaian jadi 7,340.5

6 Pakaian jadi 7,501.0 Karet olahan 7,021.7 Makanan olahan 6,351.2

7 Alat listrik 6,418.6 Makanan olahan 6,486.8 Karet olahan 5,997.4

8 Makanan olahan 5,434.8 Alat listrik 6,259.1 Alat listrik 5,713.3

9 Tekstil 5,293.6 Tekstil 5,379.7 Tekstil 5,048.8


Kertas dan barang dr Kertas dan barang dr
10 3,802.2 Kayu olahan 3,914.1 3,647.5
kertas kertas

11 Kayu olahan 3,514.5 Bahan kimia 3,853.7 Kayu olahan 3,448.9

Kertas dan barang dr


12 Bahan kimia 3,501.6 3,780.0 Bahan kimia 2,871.7
kertas

Sumber : BPS dan Pusdatin Kemenpar, 2015 (estimasi) 10


PENERIMAAN DEVISA INDONESIA
(FOREIGN EXCHANGE EARNINGS)

PROYEKSI PENERIMAAN DEVISA DARI SEKTOR-SEKTOR UTAMA DALAM


PEREKONOMIAN INDONESIA
Tahun
250002020, sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar

bagi Indonesia

20000

15000
Minyak
BatuBara
Pariwisata
CPO
10000 Karet

5000

0
2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Pusdatin Kemenpar, 2014 11


TOURISM INDUSTRY PERFORMANCE
2015

PARIWISATA MENYUMBANGKAN 10 JUTA TENAGA KERJA NASIONAL

EMPLOYMENT SIZE
Industri pariwisata
mempekerjakan 9,8 juta
tenaga kerja langsung,
maupun tidak langsung di
Indonesia pada tahun 2014.

Industri pariwisata di
Indonesia secara langsung
mempekerjakan lebih
banyak tenaga kerja
dibandingkan semua
sektor, kecuali untuk
pendidikan, ritel, dan
pertanian.

Dampak tenaga kerja


langsung di Industri
Automotive
Manufacturing
Chemicals
Banking Manufacturing Mining
Financial
Services
Travel and
Tourism Education
Retail
(Without Agriculture pariwisata, dua kali lebih
wholesale)
banyak dari Industri
pertambangan di
Indonesia.
Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 12
TOURISM INDUSTRY PERFORMANCE
2015

PARIWISATA MENYUMBANGKAN 8,4% DARI TOTAL TENAGA KERJA INDONESIA

EMPLOYMENT SHARE
Tenaga kerja yang terkait
langsung maupun tidak
langsung di industri
pariwisata sebesar 8,4%
dari total tenaga kerja di
Indonesia pada tahun 2014.

Hampir dua pekerjaan


lainnya, secara langsung
maupun tidak langsung,
tercipta dari setiap
pekerjaan yang terkait
langsung dengan industri
pariwisata. Keterkaitan ini
lebih kuat dari pada sektor
pendidikan, ritel, dan sektor
Automotive Chemicals Financial Travel and Retail
Manufacturing Banking Manufacturing Mining Services Tourism Education (Without Agriculture
wholesale)
pertanian.

Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 13


TOURISM INDUSTRY PERFORMANCE
2015
SATU PEKERJA LANGSUNG PARIWISATA
MENCIPTAKAN 2 PEKERJAAN TIDAK LANGSUNG

Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 14


TOURISM INDUSTRY PERFORMANCE
2015

Pariwisata merupakan pencipta lapangan kerja termurah yaitu


dengan US$ 5.000/satu pekerjaan, dibanding rata-rata industri lainnya
sebesar US$ 100.000/satu pekerjaan
TRAVEL & TOURISMS
EMPLOYMENT POTENTIAL
Untuk setiap transaksi
senilai US$ 1 juta yang
terjadi di industri
pariwisata, 198 pekerja
yang terlibat (67 direct,
84 indirect, and 47
induced). Industri
pariwisata berada pada
peringkat ke-3, dan lebih
baik dibandingkan
dengan rata-rata
ekonomi, yang
menghasilkan 12 US$ 1 million
Agriculture: 432 jobs per
pekerjaan
Education: 309 per
jobs per
US$US$1
1 million
juta
Auto manufacturing: 93 jobs per US$ 1
Agriculture Mining Chemicals Communications Financial Education
Total Economy
Travel and Total Economy
dalam pengeluaran.
million
Manufacturing Services Tourism
Communications: 93 jobs per US$ 1
Automotive
Manufacturing million
Chemicals: 93 jobs per US$ 1 million
Financial services: 88 jobs per US$ 1
Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 million 15
Pariwisata sebagai
Core Economy Indonesia
Pariwisata Indonesia memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif:
1. Pariwisata Penghasil Devisa Terbesar
Tahun 2019 Industri Pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia yaitu US$ 24
Miliar, melampaui sektor Migas, Batubara dan Minyak Kelapa Sawit. Dampak devisa yang masuk langsung
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Terbaik di Regional
Tahun 2019, Pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional, bahkan melampaui
ASEAN. Pesaing utama kita adalah Thailand dengan devisa pariwisata lebih dari US$ 40 Miliar, sedangkan
negara lainnya relatif mudah dikalahkan.
3. Country Branding Wonderful Indonesia
Country Branding Wonderful Indonesia yang semula tidak masuk ranking branding di dunia, pada tahun 2015
melesat lebih dari 100 peringkat menjadi ranking 47, mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia
(ranking 96) dan country branding Amazing Thailand (ranking 83). Country branding Wonderful Indonesia
mencerminkan Positioning dan Differentiating Pariwisata Indonesia.

16
Lanjutan.
Pariwisata sebagai
Core Economy Indonesia
4. Indonesia Incorporated
Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh
Kementerian/Lembaga yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung Core Business yang telah ditetapkan. Maju
Serentak Tentu Kita Menang.
5. Indonesia Sebagai Tourism Hub Country
Untuk menjadi Trade dan Investment Hub akan terlalu sulit bagi Indonesia untuk mengalahkan negara lain, seperti
Singapura. Di lain pihak, Indonesia dapat dengan mudah menjadi destinasi utama pariwisata dunia, sekaligus
Tourism Hub. Dengan menjadi tourism hub, yang pada prinsipnya menciptakan people-to-people relationship,
maka diyakini Trade dan Investment akan ikut tumbuh dengan pesat.
6. Alokasi Sumber Daya
Setelah ditetapkan sebagai Core Business Negara, maka alokasi sumber daya, terutama anggaran harus
diprioritaskan.

17
IMEPP:
SEKTOR PRIORITAS
PEMBANGUNAN
KABINET KERJA

1. Infrastruktur.
2. Maritim.
3. Energi.
4. Pangan.
5. Pariwisata.
18
4 Januari 2016
8 ARAHAN PRESIDEN RI
TAHUN 2016 ADALAH TAHUN PERCEPATAN
I. Arahan Presiden pada Sidang Kabinet Awal Tahun, 4 Januari 2016

Pastikan kemajuan di lapangan


pada 10 destinasi wisata nasional.

II. Arahan di KemenPU dan PeRa, tanggal 6 Januari 2016

III. Arahan di KemenHub, tanggal 18 Januari 2016

19
MENCIPTAKAN
10 BALI BARU
Danau Toba

Tanjung Kelayang Tanjung Lesung Kepulauan Seribu

Borobudur Bromo Tengger Semeru Mandalika

Labuan Bajo Wakatobi Morotai


20
LOKASI 10 DESTINASI PARIWISATA PRIORITAS
Danau Toba Tanjung Kelayang Mandalika Wakatobi Pulau Morotai
Sumatera Utara Bangka Belitung Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tenggara Maluku Utara

Kepulauan Seribu
DKI Jakarta

Komodo
Nusa Tenggara Timur

Tanjung Lesung Borobudur Bromo Tengger Semeru


Banten Jawa Tengah Jawa Timur

KSPN/Kawasan Strategis Pariwisata Nasional KEK/Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

21
KONSEP PENGEMBANGAN:
DPN/KSPN
1) Center of Tourism
2) Center of Tourism Goals:
Gravity
Economic Growth
(Hub & Distribution)
Size / Magnitude
Sustainability
Growth
3) Tourism Ecosystem Spread
Area
(Tourism Value Chains,
Linkage &
Vertical/Horizontal/Diag
onal Clusters)

PENDEKATAN/CRITICAL SUCCESS FACTOR


PENGEMBANGAN DPN/KSPN
Kapasita Kompleksit
Skala Sinergi
s as

22
The Tourism Ecosystem: Concepts
Point of
Uniquene
Differen
ss
Specialt ce
Locality
y
Tourism Characters/DNA Nature
Culture
Themed
Sports Sun
&beach
Travel
Tourism Lodging Tourism
Services MICE
industry & Foods Marketing
Planning Tourism Products & Services
Tourism Human Tourism Research
Capital Tourism and Statistics
Development Investment
Security Promotion
Connectivity
Tourism Sector Enablers
Health &
Safety Accessibility
Environmental Infrastructure
Sustainability
Tourism System Enablers
Modifikasi Atalla and Nasr,
2014
6
P E R C E PATA N P E M B A N G U N A N
KAWASAN PARIWISATA

DANAU TOBA
SUPER VOLCANO GEOPARK

24
Visioning
Menjadi Destinasi Super Volcano
Geopark Kelas Dunia dengan
Target Kunjungan 1 JUTA
WISMAN dengan
Devisa 16 Triliun Rupiah pada
How We tahun
are2019
Getting
There
Dengan Meningkatkan
Konektivitas dan
Penguatan
TARGET DANAU TOBA Kelembagaan
2014
melalui
TARGET 2019

Kontribusi terhadap PDRB


Badan Otorita
Rp 36 Triliun
Rp 12 Triliun
macro
macro

Devisa Rp 4 Triliun Pariwisata


Rp 16 Triliun
Kontribusi terhadap Kesempatan Kerja 80 Ribu 300 Ribu

Indeks Daya Saing kepariwisataan #70 #30


micro
micro

Kedatangan Wisatawan Mancanegara 250 Ribu 1 Juta


Perjalanan Wisatawan Nusantara 3 Juta 5 Juta

25
Masterplan KSPN Danau Toba : TRANSPORTASI
DARAT

Sumber: MASTER PLAN KSPN TOBA dan sekitarnya, 2012


26
Masterplan KSPN Danau Toba : TRANSPORTASI
DARAT (KERETA API)

Sumber: MASTER PLAN KSPN TOBA dan sekitarnya, 2012


27
Masterplan KSPN Danau Toba : TRANSPORTASI
DANAU DAN UDARA

Bandara Sibisa

Bandara Silangit

Sumber: MASTER PLAN KSPN TOBA dan sekitarnya, 2012


28
2. Formulasi Strategi : Result Area dalam
Strategi Pariwisata
Hasil yang Diharapkan
No Strategi Pariwisata
(Results Area)
1. Meningkatkan konektivitas dan
daya dukung destinasi pariwisata LANGKAH PENGEMBANGAN
DESTINASI PARIWISATA
2. Meningkatkan lingkungan yang (Melalui 3 A: Atraksi,
kondusif bagi investasi swasta di Aksesibilitas, Amenitas)
bidang pariwisata

3. Memajukan partisipasi lokal serta


peran aktif masyarakat dalam LANGKAH PENGEMBANGAN SDM
ekonomi pariwisata (community DAN INDUSTRI PARIWISATA
base tourism) (Melalui SDM, Masyarakat, dan
4. Industri)
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan untuk
memfasilitasi pengembangan
pariwisata terpadu dan
berkelanjutan 29
LANGKAH PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA
Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Danau Toba
No Perihal Penanggung Jawab Target
ATRAKSI
1 Restorasi Lingkungan Danau Toba Kemen LHK Q4/2017

2 Penyusunan Portfolio Atraksi (Sejarah dan Kemenpar Q4/2016


Budaya) Danau Toba

3 Taman Bunga Danau Toba Kemen LHK, Kemen ATR Q4/2017

AKSESIBILITAS
1 Pembangunan Jalan Tol Kuala Namu Parapat Kemen PUPR, BPJT Q4/2019
(160.5 Km) Status: Ruas Kualanamu -Tebing Tinggi
62 Km target operasi 2017, Tebing
Tinggi-Prapat 98,5 Km dalam studi FS

2 Perpanjangan landasan Bandara Silangit Kemenhub Q1/2017 (Silangit) menjadi 2.650m x


(Eksisting 2.400m x 30m) dan Bandara 35m
Q4/2018 (Sibisa) menjadi 2.250m x
Sibisa (Eksisting 750m x 23m)
30m

3 Rehabilitasi Dermaga Eksisting (Mogang Kemenhub, Kemen PUPR Q4/2017, dan


Palipi, Meat, Simanindo, Tiga Ras, Q3/2018
Status : Jembatan masih dalam tahap
P.Sibandang) dan Pembangunan Jembatan
penyusunan DED, Normalisasi dalam
Tano Ponggol tahap penyusunan UKL-UPL

AMENITAS
1 Penyusunan Integrated Masterplan (Zona Badan Pelaksana Otorita Q1/2017
Koordinatif dan Zona Otoritatif) Danau Toba

2 Perumusan Skema Investasi dan PTSP Kemenpar, Q3/2017


(Pembentukan KEK Pariwisata) Kemenko Perekonomian

3 Pembangunan 1.000 Home stay (Rumah Kemen PUPR, Q4/2017 30


LANGKAH PENGEMBANGAN SDM DAN INDUSTRI PARIWISATA
Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Danau Toba
No Perihal Penanggung Jawab Target
SDM
1 Pelatihan pengelolaan kawasan dan obyek wisata untuk Pemprov, Kemenpar 2016
Pemkab dan Geo Park 50 pejabat pemprov Sumut dan 7 pemkab
2 Pelatihan hospitality in tourism, Eco Tourism dan responsible Kemenpar 2016
tourism untuk Pemprov, Pemkab dan Geo Park 50 pejabat
Pemprov Sumut dan 7 Pemkab
3 Sertifikasi Pemandu Wisata 100 orang Kemenpar 2016
MASYARAKAT
1 Sosialisasi, promosi dan diseminasi hospitality in tourism dan Kemenpar 2016
responsible tourism pada 10 universitas; 10 SMA; 5 LSM
2 Kampanye Sapta Pesona pariwisata pada berbagai komunitas di Bekraf 2016
masyarakat 10 komunitas penggiat industri kepariwisataan
3 Kampanye Sapta Pesona pariwisata untuk Pemprov, Pemkab dan Kemenpar 2016
Geo Park di seluruh Kabupaten/ Kota di Sumut, khususnya 7
kabupaten
USAHA/INDUSTRI
1 Sertifikasi Operator Perjalanan Wisata dan Auditor Pariwisata 10 Kemenpar 2016
Biro Perjalanan/ Travel Agent
2 Sertifikasi restoran yang memenuhi standar kelayakan wisata 10 Kemenpar 2016
Restoran
3 Pembangunan inkubasi Pengrajin Fesyen Khas Sumatera Utara Bekraf 2017
(Ulos, dsb.)

31
4. Timeframe Pengembangan Destinasi
Danau Toba
Masterplan
KSPN Danau
Toba
Visioning
Development
Kawasan Koordinatif
Masterplan
Plan KSPN
(Kementerian Pinjaman
Danau Toba
Pariwisata) Efektif
Action Plan
KSPN Danau
Toba
Procurement of Consultant for Plan Integrated Tourism Master Plan
Screening of 2017
work plan to
Demand Assessment improve tourism Implementation of 2017 work plan
and Economy Analysis focus (Kementrian
PU+PERA)
Sept 2016 Nov 2016 Jan 2017 Mar 2017 Mei 2017 Jul 2017
Zona Otoritatif (600 Ha)

Okt 2016 Des 2016 Feb 2017 Apr 2017 Jun 2017

Visioning Masterplan
Feasibility Study Kawasan
(Kementerian Pariwisata)

Conceptual & Schematic Masterplan Basic


Design
Detail
Enginee
ring
Kementerian Kementerian APBN/APBDI/APBDII Design
PUPR Pariwisata (DED)

32
PROGRAM UTAMA KAWASAN STRATEGIS DANAU TOBA TAHUN 2016
Tanjung Morawa
Pembangunan:
1. Bendung dan Jaringan
Pelebaran Jalan: Berastagi
Kutacane DI. Sidilanitano 2.420
Tebing Tinggi
1. Lingkar Pulau Samosir: Merek Ha Tapanuli Utara
(a) Pangururan - Wisata KEK Sei Mangkei
2. Peningkatan Embung
Pemandangan
Ambarita - Lagundi - Aek Natonang di Kab.
Onan Runggu, (b) Tele Samosir
- Pangururan -
Nainggolan - Onan
Runggu
Parapat
2. Preservasi dan Wisata Air, Pusat
Pelebaran Jalan T. 1. Pembangunan
Akomodasi, & Jasa

Tinggi - P. Siantar - Infrastruktur Kawasan


Parapat (Jalan Lingkar Singkil Kisaran Permukiman
Luar Parapat) Perdesaan Kec.
Siborong-borongKab
Tapanuli Utara, Kab
Toba Samosir, Kab
Penyediaan Perumahan Dolok Humbang Hasundutan
Berkarakter Lokal dalam Sangul
Balige Rantau 2. Pembangunan
Mendukung Pariwisata Prapat Sanimas Kab. Dairi,
(Usulan APBN-P) Kab. Simalungun, dan
Humbang Hasundutan
Barus 3. Pembangunan TPS 3R
Kab. Dairi, Kab. Toba
Samosir, Kab.
Simalungun, Kab.
Samosir, dan Kab.
Padang Humbang Hasundutan
Sibolga Sidempua
n
Sumber : Paparan Kemen PUPR pada Rapat di Rakor Pariwisata Toba, 9 Jan 2016
33
PROGRAM UTAMA KAWASAN STRATEGIS DANAU TOBA tahun 2017
1. Peningkatan Kualitas
Rumah Hunian Masyarakat
Saribudolok-Tanjung Morawa 1. Pembangunan
Berpenghasilan Rendah di
Berastagi-Medan Infrastruktur
pusat perkotaan dan Kutacane Tebing Tinggi
Pengaman Pantai
perdesaan (Pangururan - Merek KEK Sei Mangkei
Situngkir
Tuktuk - Tomok) Wisata
Pemandangan 2. Pembangunan
2. Peningkatan Kualitas
Infrastruktur
Lingkungan Permukiman
Pengaman Pantai
Perkotaan & Perdesaan di
Pesanggrahan
setiap Kabupaten
3. Normalisasi Saluran
3. Dukungan Fasilitas Kredit
Tanah Ponggol
Pemilikan Rumah Prapat
Wisata Air, Pusat
Bersubsidi Akomodasi, & Jasa
(KPR Bersubsidi)
Singkil Kisaran

1. Penataan Kawasan
1. Pelebaran jln Kolektor Wisata Pangururan
Primer di Ruas: -Tuktuk Tomok
a. Pematang SiantarTiga (SPAM, IPAL,
Dolok
Rasarah Seribu Dolok/ Persampahan)
Sangul Rantau
Merek. Balige 2. Pembangunan SPAM
b. Tomok Pangururan Prapat IKK Onan Runggu
c. Ajibata - dermaga 3. Pembangunan SPAM
Ajibata IKK Nainggolan. Kab
2. Pembangunan Jembatan Barus Samosir
Artistik Pangururan-Tele
Pengembangan:
1. Jalan Tol Tebing Tinggi-
Siantar
2. Jalan Tol Siantar-Parapat Padang
3. Jalan Tol Parapat-Sibolga Sibolga Sidempua
n
Sumber : Paparan Kemen PUPR pada Rapat di Rakor Pariwisata Toba, 9 Jan 2016 34
SKEMA PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
DANAU TOBA
1. Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan:
Pengembangan kawasan Danau Toba sebagai Destinasi Utama
berstandar Internasional yang menjaga kearifan lokal.
2. Critical Success Factor : Single Destination, Multi Management
harus berubah menjadi Single Destination, Single
Management.
Pembentukan Badan Otorita Destinasi Pariwisata Nasional (DPN)
Danau Toba.
3. Meningkatkan Kunjungan Wisman menjadi 1 juta orang pada
tahun 2019, dengan devisa sebesar US$ 1 Miliar.
4. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 20,06 Triliun, yang terdiri
dari:
A. Rp 11,36 Triliun investasi Pemerintah, dan
B. Rp 9,7 Triliun investasi swasta (PMA/PMDN).
5. Percepatan Peraturan Presiden (PerPres) terkait Penetapan
Badan Otorita DPN Danau Toba, Akselerasi Pembangunan
Infrastruktur, dan Zona Badan Otorita.
35
KEY SUCCESS FACTOR
SINGLE DESTINATION - SINGLE MANAGEMENT
(Badan Otorita Destinasi Pariwisata Nasional Danau Toba)

1. Integrated Planning termasuk Zonasi dan Delineasi KSPN


Danau Toba dskt
2. Pembangunan Shared Infrastucture
a. Pembangunan & Peningkatan Jalan Nasional & Jalan Tol
. Tol Medan - Parapat
. Percepatan pegusulan status jalan lingkar Danau Toba sebagai jalan nasional.
b. Peningkatan Kualitas Bandara
. Peningkatan Kualitas Bandara: Kualanamu, Silangit, Sibisa (perpanjangan
runway).
c. Rehabilitasi Dermaga
. Rehabilitasi Dermaga Mogang Palipi, Meat, Simanindo, Tiga Ras, P.Sibandang.
3. Pengembangan Danau Toba sebagai Global Geopark
Network (GGN)
4. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
5. Skema insentif yang kondusif untuk investasi dan bisnis
6. Penetapan Masterplan Kawasan

36
Bagian
2.

STRATEGY FORMULATION
1. 3 A + Komitmen Pejabat Daerah
2. Sinergi Pusat dan Daerah
3. Sinergi antar Kementerian/Lembaga
4. Analisis Ekonomi Dukungan
Pembangunan Infrastruktur Pariwisata

37
PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA
Destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan,
meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat

PERWILAYAHAN ATRAKSI WISATA AKSESIBILITAS AMENITAS MASYARAKAT INVESTASI

50 DPN (Destinasi Pariwisata Daya Tarik Wisata Alam; Prasarana Prasarana Umum Peningkatan kapasitas Insentif investasi
Nasional); Daya Tarik Wisata transportasi Fasilitas Umum sumber daya Kemudahan
88 KSPN (Kawasan Strategis Budaya; Sarana transportasi Fasilitas pariwisata masyarakat investasi
Pariwisata Nasional); Daya Tarik Wisata Sistem transportasi Peningkatan kesadaran Promosi investasi
222 KPPN (Kawasan Buatan Manusia dan peran masyarakat
Pengembangan Pariwisata
Nasional)

PORTFOLIO PRODUK WISATA


ALAM/Nature (35%) BUDAYA/Culture (60%) BUATAN MANUSIA/ Manmade (5%)
1. Wisata Bahari 35% 1. Wisata Warisan Budaya dan Sejarah 20% 1. Wisata MICE dan Even 25%
2. Ekowisata 45% 2. Wisata Belanja dan Kuliner 45% 2. Wisata Olah Raga 60%
3. Wisata Petualangan 20% 3. Wisata Kota dan Desa 35% 3. Wisata Kawasan Terintegrasi 15%

TUJUAN PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA : Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata
OUTCOME/IMPACT :
1. Jumlah Wisatawan : Mancanegara dan Nusantara
2. Jumlah Devisa dari Wisatawan Mancanegara
3. Jumlah Pengeluaran Wisatawan Nusantara
4. PDB Bidang Pariwisata

38
SINERGI ANTARA PUSAT DAN DAERAH

Penambahan Direct Flight Nasional & Internasional


Pembukaan Direct Flight Nasional & Internasional
Aksesibilitas

Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Pelabuhan
Membangun Konektifitas antar destinasi

Menetapkan Calender Event beserta tanggal Pelaksanaannya

Atraksi
Koordinasi dengan travel agent untuk mempersiapkan paket-
paket wisata tematik
Dukungan terhadap Event-event di Daerah

Menyiapkan Fasilitas umum standar di Destinasi pariwisata


(Toilet, Mushola, Tempat bersuci)
Amenitas Menyediakan TIC di Destinasi Pariwisata Unggulan
Menyiapkan layanan Hotel, restourant, Perbankan di destinasi
Wisata

39
Indonesia Inc. Pusat Daerah untuk Sinergi
Menyiapkan Destinasi Pariwisata
Peningkatan Destinasi Baru : Aksesibilitas
Intervensi Pusat Daerah
PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Koordinasi dengan sektor Koordinasi dengan SKPD Koordinasi dengan SKPD
AKSESIBILITAS terkait untuk mempercepat
pembangunan pergerakan
terkait untuk
mempercepat
terkait untuk
mempercepat
wisatawan menuju destinasi pembangunan pergerakan pembangunan
dan pergerakan wisatawan wisatawan menuju pergerakan wisatawan
- SARANA TRANSPORTASI di destinasi : destinasi dan pergerakan menuju destinasi dan
1) Pembangunan bandara, wisatawan di destinasi pergerakan wisatawan di
pelabuhan, terminal; skala provinsi: destinasi di tingkat
2) Pembangunan akses 1) Penyediaan lahan untuk kabupaten/kota :
jalan; pembangunan bandara, 1) Penyediaan lahan untuk
- PRASARANA TRANSPORTASI 3) Mengupayakan pelabuhan, terminal; pembangunan bandara,
ketersediaan dan 2) Pembangunan akses pelabuhan, terminal;
penambahan jalur jalan dan transportasi di 2) Pembangunan akses
langsung dari asal tingkat provinsi jalan dan transportasi di
wisatawan; tingkat kab/kota
- SISTEM TRANSPORTASI

40
Indonesia Inc. Pusat Daerah untuk Sinergi
Menyiapkan Destinasi Pariwisata
Peningkatan Destinasi Baru : Amenitas
Intervensi Pusat Daerah

PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA


Koordinasi terkait Koordinasi dengan Koordinasi dengan

AMENITAS percepatan
pembangunan prasarana
SKPD, terkait
percepatan
SKPD, terkait
percepatan
umum : listrik, air bersih, pembangunan pembangunan
energi, telekomunikasi prasarana umum : prasarana umum :
Koordinasi terkait listrik, air bersih, energi, listrik, air bersih,
- PRASARANA UMUM percepatan telekomunikasi energi, telekomunikasi
pembangunan fasilitas Koordinasi dengan SKPD Koordinasi dengan
umum : fasilitas terkait percepatan SKPD terkait
keamanan, perbankan, pembangunan fasilitas percepatan
perdagangan, kesehatan, umum : fasilitas pembangunan fasilitas
- FASILITAS UMUM parkir keamanan, perbankan, umum : fasilitas
Fasilasi promosi investasi perdagangan, keamanan, perbankan,
Pariwisata kesehatan, parkir perdagangan,
Mendukung penyiapan kesehatan, parkir
- FASILITAS PARIWISATA lahan untuk Mendukung penyiapan
pembangunan fasilitas lahan untuk
Pariwisata pembangunan fasilitas
pariwisata

41
Tourism Travel Competitiveness Index
INDEKS DAYA SAING PARIWISATA INDONESIA
DIBANDINGKAN NEGARA-NEGARA ASEAN
: Top Five (Rank) : Bottom Five (Rank)

Menurut Travel and Tourism Competitiveness Report 2015 oleh World Economic Forum (WEF), di ASEAN, Indonesia peringkat 4
setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand
Singapor
No. Sub Index / Pillar e
Malaysia Thailand Indonesia Philippines Vietnam Lao PDR Cambodia
Travel and Tourism Competitiveness Index 2015 11 25 35 50 74 75 96 105
I ENABLING ENVIRONMENT 5 40 74 80 90 73 84 105
1 Business Environment 1 10 38 63 60 66 56 129
2 Safety and Security 8 42 132 83 128 75 56 92
3 Health and Hygiene 61 73 89 109 91 83 108 112
4 Human Resources and Labour Market 3 30 29 53 42 55 67 72
5 ICT Readiness 10 54 60 85 86 97 106 102
TRAVEL AND TOURISM POLICY AND ENABLING
II 1 24 49 9 17 112 80 64
CONDITION
6 Prioritization of Travel and Tourism 4 56 40 15 27 119 50 37
7 International Openness 1 46 49 55 29 89 76 59
8 Price Competitiveness 116 6 36 3 24 22 48 40
9 Environmental Sustainability 51 119 116 134 112 132 112 118
III INFRASTRUCTURE 5 41 37 75 82 94 100 113
10 Air Transport Infrsatructure 6 21 17 39 67 68 89 103
11 Ground and Port Infrastructure 2 35 71 77 93 87 96 116
12 Tourist Service Infrastructure 34 68 21 101 82 105 97 108
IV NATURAL AND CULTURAL RESOURCES 40 24 21 17 56 33 94 82
13 Natural Resources 69 26 16 19 49 40 77 70
14 Cultural Resources and Business Travel 22 27 34 25 62 33 113 76

Source : World Economic Forum (WEF), 2013. 42


PERBANDINGAN TTCI 2015
7.00 TOTAL TTCI SCORE
INDONESIA: 4.04
6.00 MALAYSIA : 4.41

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00

MALAYSIA
INDONESIA

43
Bussiness Environment
Sub Indikator Rank K/L Terkait
Property Right 59 Kementerian HAKI

Impact of Rules on FDI 59 BKPM

Efficiency of legal framework settling disputes 43 Kementerian Hukum dan HAM

Efficiency of legal framework challenging regs 38 Kementerian Industri

No. of days to deal with contruction permits 110 Kementerian PU-PR

Contructions permit cost (%) 102 Kementerian PU-PR

Extent of market dominance 43 KPPU

No. of days to start a business 129 BKPM

Cost to start a business (%GNI/Capita) 105 Kementerian Keuangan

Effect of taxation on incentives to work 31 Kementerian Keuangan

Effect of taxation on incentives to Invest 30 Kementerian Keuangan

Total tax rate (% Profit) 42 Kementerian Keuangan

Labour and contributions tax rate (% Profit) 40 Kementerian Keuangan

Profit tax rate (% Profit) 67 Kementerian Keuangan

Other taxes rate (% Profit) 94 Kementerian Keuangan

44
Safe and Security
Sub Indikator Rank K/L Terkait
80 Kepolisian Negara Republik
Business cost of crime and violance
Indonesia
67 Kepolisian Negara Republik
Reliability of policies services
Indonesia

Business cost of terrorism 104 Kementerian Pertahanan

Index of terrorism incidence 123 Kementerian Pertahanan

7 Kepolisian Negara Republik


Homicide rate
Indonesia

Health and Hygiene


Sub Indikator Rank K/L Terkait
Physician density per 1,000 pop 113 Kementerian Kesehatan

Access to improved sanitation (% pop) 105 Kementerian Kesehatan/PU-PR

Access to improved drinking water (% pop) 105 Kementerian PU-PR

Hospital bed per 10,000 pop 113 Kementerian Kesehatan

HIV prevalence (% pop) 74 Kementerian Kesehatan

Malaria incidence per 100,000 pop 48 Kementerian Kesehatan

45
Human Resources

Sub Indikator Rank K/L Terkait


85 Kementerian Pendidikan dan
Primary education enrolment rat (%)
Kebudayaan
90 Kementerian Pendidikan dan
Secondary education enrolment rate (%)
Kebudayaan

Extent of staff training 24 Kementerian Tenaga Kerja

Treatment of customer 39 Kementerian Industri

Hiring and firing practices 32 Kementerian Tenaga Kerja

Ease of finding skilled employees 42 Kementerian Tenaga Kerja

Ease of hiring foreign labour 36 Kementerian Tenaga Kerja

Pay and productivity 30 Kementerian Tenaga Kerja

Female Labour participation (% to Men) 111 Kementerian Tenaga Kerja

46
ICT Readiness

Sub Indikator Rank K/L Terkait


51 Kementerian Komunikasi dan
ICT use for B2B transactions
Informatika
28 Kementerian Komunikasi dan
Internet use for B2C transactions
Informatika
110 Kementerian Komunikasi dan
Individuals using internet
Informatika
102 Kementerian Komunikasi dan
Broadband internet subs.per 100 pop
Informatika
47 Kementerian Komunikasi dan
Mobile telephone subs. Per 100 pop
Informatika
78 Kementerian Komunikasi dan
Mobile broadband subs. Per 100 pop
Informatika
1 Kementerian Komunikasi dan
Mobile network coverage (% pop)
Informatika

Quality of electricity supply 83 Kementerian ESDM

47
Prioritization of Tourism & Travel
Sub Indikator Rank K/L Terkait
Government priotization of T&T industry 78 Kementerian Pariwisata

T&T gov't expenditure (% gov't budget) 14 Kementerian Pariwisata

Effectiveness of marketing to attract tourists 51 Kementerian Pariwisata

Comprehensiveness of T&T data (0-120 Best) 21 Kementerian Pariwisata

Timeliness of T&T data (0-21 Best) 16 Kementerian Pariwisata

Country Brand Strategy Rating (1-10 best) 47 Kementerian Pariwisata

International Openness
Sub Indikator Rank K/L Terkait
Visa requirements 28 Kementerian Hukum dan HAM

Openness of bilateral ASA (0-38) 31 Kementerian Perhubungan

No. of regional trade agreements in force 66 Kementerian Perdagangan

48
Price Competitiveness
Sub Indikator Rank K/L Terkait
Ticket taxes, Airport charges (0-100 best) 11 Kementerian Perhubungan

Hotel price index (US$) 17 PHRI / Kemenpar

Purchasing power parity 17 Kementerian Keuangan

Fuel price levels (US$ cents/litre) 11 Kementerian ESDM

Tourist Service Infrastructure


Sub Indikator Rank K/L Terkait
Hotel rooms per 100 pop 100 PHRI / Kemenpar

Extension of business trip recommended 67 Kementerian Pariwisata

Presence of major car rental companies 105 Asosiasi Industri

ATM's accepting Visa cards per millions pop 86 OJK / Kementerian BUMN

49
Environmental Sustainability
Sub Indikator Rank K/L Terkait
Stringency of environmental regulations 73 Kementerian LHK

Enforcement of environmental regulations 64 Kementerian LHK

Sustainability of T&T development 57 Kementerian Pariwisata

Particulate matter (2.5) concentration (g/m3) 80 Kementerian LHK

No. of envtl treaty ratifications (0-27 best) 63 Kementerian LHK

Baseline water stress (0-5 worst) 99 Kementerian LHK

Threatened species 129 Kementerian LHK

Forest cover change (% average per year) 97 Kementerian LHK

Wateland treatment (%) 117 Kementerian LHK

Coastal shelf fishing pressure (tonees per km2) 73 Kementerian Kelautan

50
Air Transport Infrastructure
Sub Indikator Rank K/L Terkait
Quality of air transport infrastucture 64 Kementerian Perhubungan

Airline dom. Seat kms per week (millions) 7 Kementerian Perhubungan

Airline int'l. seat kms pes week (millions 26 Kementerian Perhubungan

Departure per 1,000 pop 73 Kementerian Perhubungan

Airport density per millions urban pop 97 Kementerian Perhubungan

No. of operating airlines 34 Kementerian Perhubungan

Ground and Port Infrastructure


Sub Indikator Rank K/L Terkait
Quality of Road 72 Kementerian PU-PR

Quality of Railroad infrastructure 40 Kementerian Perhubungan

Quality of Port infrastructure 77 Kementerian Perhubungan

Quality of ground transport network 72 Kementerian PU-PR

Railroad density (km/surface area) 81 Kementerian Perhubungan

Road density (km/surface area) 73 Kementerian PU-PR

Paved road density (km/surface area) 67 Kementerian PU-PR


51
Natural Resources
Sub Indikator Rank K/L Terkait
No. of World Heritage natural sites 10 Kementerian LHK

Total known species 4 Kementerian LHK

Total protected areas (% total territorial area) 94 Kementerian LHK

Natural tourism digital demand (0-100 best) 49 Kementerian Pariwisata

Quality of the natural environment 81 Kementerian LHK

Cultural Resources and Business Travel


Sub Indikator Rank K/L Terkait
No of World Heritage cultural sites 51 Kementerian LHK

No of oral and intangible cultural expressions 18 Kementerian LHK

No of large sports stadiums 18 Kementerian Olahraga

No of international associations meetings 40 Kementerian Pariwisata

Cult./entert. Tourism digital demand (0-100 best) 49 Kementerian Pariwisata

52
Indonesia Inc. Antar K/L Untuk Meningkatkan
Peringkat Indonesia di TTCI
Peningkatan Kualitas Keselamatan dan Keamanan

Intervensi Stakeholder Terkait

biaya bisnis kejahatan dan kekerasan KEPOLISIAN RI BNPT KEMENHAN KEMENHUMHAM

Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan


pengamanan upaya peran aparat pengamanan jalur
objek khusus pencegahan TNI dalam keluar masuk
Kualitas Layanan Polisi (objek vital, terjadinya aksi menjaga orang asing
objek wisata, terorisme, stabilitas (imigrasi)
objek khusus meningkatkan keamanan
tertentu dan kewaspadaan, nasional
Biaya bisnis terorisme objek vital dan memberikan
nasional) perlindungan
terhadap objek-
objek pariwisata
Index of terrorism incidence

53
Peningkatan Kualitas Health and Hygiene

INTERVENSI STAKEHOLDER
TERKAIT
Physician density per 1,000 pop.
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
Access to improved KESEHATAN PU-PR
sanitation (% pop.)

Access to improved drinking Dukungan Pengembangan


water (% pop.) pembangunan kawasan pemukiman,
sarana, prasarana sistem penyediaan air
pelayanan kesehatan, minum dan
Hospital beds per 10,000 pop. sanitasi, air bersih, penyehatan
dan penyehatan lingkungan,
kawasan pemukiman Pembangunan TPA
Malaria incidence per
100,000 pop.

54
Peningkatan Kualitas ICT Readiness

Intervensi Stakeholder Terkait

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN KEMENTERIAN ENERGI


INFORMATIKA DAN SUMBER DAYA
Individuals using MINERAL
internet (%) Penyediaan akses internet dan
penyediaan Infrastruktur
Penyiaran
Broadband internet Penyediaan base transceiver
subs. per 100 pop. station (BTS) dan peningkatan
bandwitch

Mobile telephone subs.


per 100 pop.
Pembangunan
infrastruktur
Quality of electricity ketenagalistrikan,
supply proyek pembangkit
listrik

55
Peningkatan Kualitas Tourist Services
Infrastructure
Intervensi Stakeholder Terkait

KEMENTERIAN KEMENTERIAN BKPM


PERHUBUNGAN BUMN , BANK
INDONESIA
Hotel rooms per 100 Promosi
pop. Investasi di
Bidang
Perhotelan
Extension of business Pembangunan
trips recommended bandara, dermaga,
dan penambahan
Presence of major car fasilitas jalan
rental companies

Penambahan
ATMs accepting Visa jumlah ATM dan
cards per million pop. money changer

56
Peningkatan Kualitas Lingkungan Berkelanjutan
Environmental Sustainability
Intervensi Stakeholder Terkait

KEMENTERIAN PU PR KEMENTERIAN KLH

Baseline water
stress (05 worst) Penanganan Air Limbah
Kawasan

Wastewater treatment
(%)
Peningkatan program konservasi
di Taman Nasional dan kawasan
lindung
Komitmen pengembangan dan
Threatened species (% penerapan rencana aksi
total species) Sustainable Development Goals
dan Climate change

57
Peningkatan Kualitas Air Transport Infrastructure

Intervensi Stakeholder Terkait

KEMENTERIAN KEMENTERIAN
Airport density per million urban pop
PERHUBUNGAN BUMN, AP
Airline intl. seat kms per week
(millions) Dukungan Pengembangan
pembukaan jalur fasilitas terminal
Departures per 1,000 pop penerbangan bandara,
langsung penambahan seat
capacity
Airport density per million urban pop Dukungan
peningkatan fasilitas
bandara
No. of operating airlines

58
Peningkatan Kualitas Ground and Port
Infrastructure
Intervensi Stakeholder Terkait

Kualitas Jalan
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
PU - PR PERHUBUNGAN
Kualitas Infrastruktur Kereta Api

Peningkatan Peningkatan akses


Kualitas Infrastruktur Pelabuhan
pemeliharaan, transportasi,
pelebaran, keselamatan dan
rekonstruksi dan kenyamanan moda
Kualitas jaringan transportasi darat
rehabilitasi jalan transportasi darat

Kepadatan jalan ( km / luas permukaan )

Kepadatan kereta api ( km / luas permukaan )

Kepadatan jalan beraspal ( km / luas permukaan )

59
2015 HOW TARGET
2019
Indonesia Indonesia
Monitoring &
Evaluasi

255 Juta Wisnus Selling 275 Juta Wisnus


Economic Economic
Growth Growth
Impact Advertising Impact

10 Juta Wisman 20 Juta


Branding Wisman

Pengembangan Infrastruktur
Destinasi
155 Triliun 240 Triliun
Devisa Devisa
60
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PARIWISATA

PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN
PEMBANGUNAN
NASIONAL
INFRASTRUKTUR
(DESTINASI,
(JALAN,
INDUSTRI,
TRANSPORTASI, )
PEMASARAN,
KELEMBAGAAN

Kebutuhan
koordinasi lintas
sektor KEWENANGAN KEMENTERIAN
KEWENANGAN KEMENTERIAN
PUPR/PERHUBUNGAN/ESDM/DL
PARIWISATA
L

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR UNTUK INFRASTRUKTUR BAGI
MENDUKUNG KEPARIWISATAAN PENGEMBANGAN WILAYAH

KAJIAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR UNTUK


MENDUKUNG PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
NASIONAL SERTA ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR

61
MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

62
RUANG LINGKUP WILAYAH KAJIAN

KSPN PULAU MOROTAI


KSPN TANJUNG PUTING

KSPN BUNAKEN KSPN RAJA AMPAT

KSPN TORAJA KSPN WAKATOBI

KSPN KOMODO

KSPN BOROBUDUR
KSPN ENDE-KELIMUTU
KSPN BROMO-TENGGER-SEMERU
KSPN MANDALIKA
KSPN IJEN-BALURAN KSPN GILI TRAMENA
KSPN RINJANI

TERMASUK KE DALAM 10 DESTINASI PRIORITAS KSPN MENJANGAN-PEMUTERAN


KSPN KINTAMANI-DANAU BATUR
KSPN KUTA-SANUR-NUSA DUA

63
TINGKAT KEDALAMAN KAJIAN

64
TINGKAT KEDALAMAN KAJIAN

65
RUANG LINGKUP SUBSTANSI - KAJIAN

REKAPITULASI PROGRAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
IDENTIFIKASI
INFRASTRUKTUR DARI DOKUMEN
RENCANA
RENCANA PEMBANGUNAN, RENCANA
KEBUTUHAN
TATA RUANG, DAN RENCANA SEKTORAL
INFRASTRUKTUR
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
PENDUKUNG
PEMBAGUNAN INFRASTRUKTUR
PARIWISATA DAN
MELALUI OBSERVASI LAPANGAN
PEMUTAKHIRAN
KONFIRMASI KEBUTUHAN
DATA KEBUTUHAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KEPADA STAKEHOLDER DAERAH
ANALISIS DAMPAK & MANFAAT
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
ANALISIS EKONOMI TERHADAP PEMBANGUNAN
DUKUNGAN KEPARIWISATAAN NASIONAL
PEMBANGUNAN ANALISIS DAMPAK & MANFAAT
INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
TERHADAP PEMBANGUNAN
WILAYAH SECARA UMUM
66
LINGKUP INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PARIWISATA

KOMPONEN
RINCIAN KOMPONEN
INFRASTRUKTUR
PRASARANA JALAN Jaringan Jalan
SIMPUL TRANSPORTASI Bandar Udara
Pelabuhan Laut/Penyeberangan
Terminal Bus
Stasiun Kereta Api
MODA TRANSPORTASI Pesawat Udara
Kapal Laut
Bus; Angkutan Kota; Taksi; dll
SARANA PRASARANA Jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan air limbah, jaringan persampahan
UTILITAS

67
RUANG LINGKUP SUBSTANSI - KAJIAN

IDENTIFIKASI RENCANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PARIWISATA


DAN PEMUTAKHIRAN DATA KEBUTUHAN

RENCANA & KEBIJAKAN


RENCANA KEPARIWISATAAN
TERKAIT
DAFTAR RENCANA
RTRW PEMBANGUNAN
Rencana Induk KSPN
RDTR INFRASTRUKTUR YANG
Rencana Detail KSPN
RPJM SUDAH ADA
Ripparda
RENCANA/KEBIJAKAN
Masterlist Pembangunan, dll
SEKTORAL

KEBUTUHAN PEMBANGUNAN
KONSEP PENGEMBANGAN KSPN KONDISI EKSISTING INFRASTRUKTUR YANG
PERLU DITAMBAHKAN

KEBUTUHAN
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
PENDUKUNG PARIWISATA
68
RUANG LINGKUP SUBSTANSI - KAJIAN

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


MEMBUTUHKAN
PENDUKUNG PARIWISATA

MANFAAT EKONOMI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

MANFAAT EKONOMI BAGI PEMBANGUNAN MANFAAT EKONOMI BAGI


SEKTOR PARIWISATA PEREKONOMIAN WILAYAH

PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN EKONOMI


NASIONAL SEKTOR PARIWISATA WILAYAH
KONTRIBUSI THD PDB NASIONAL
JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA TINGKAT INVESTASI
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN TINGKAT PDRB SEKTOR
NUSANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN
JUMLAH DEVISA BANGKITAN TENAGA KERJA

69
KERANGKA PENYELESAIAN KEGIATAN

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


PARIWISATA

IDENTIFIKASI RENCANA KEBUTUHAN


INFRASTRUKTUR PENDUKUNG ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA DAN PEMUTAKHIRAN DATA INFRASTRUKTUR
KEBUTUHAN

PEMETAAN ANALISIS PENGARUH


ANALISIS PENGARUH
RENCANA UPDATING PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR THD
INFRASTRUKTUR THD
DARI DOK. INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN
PEREKONOMIAN WILAYAH
RENCANA PARIWISATA

DAFTAR KEBUTUHAN PEMBANGUNAN POLA HUBUNGAN INFRASTRUKTUR DENGAN


INFRASTRUKTUR PENDUKUNG TARGET PEMBANGUNAN PARIWISATA NASIONAL
PARIWISATA DAN PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH

PRIORITAS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PARIWISATA

RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR PARIWISATA JANGKA
MENENGAH

70
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

PENDEKATAN BERDASARKAN KEBUTUHAN EKSISTING DAN TREND POLA HUBUNGAN INFRASTRUKTUR


KEBUTUHAN DENGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA YANG TERBENTUK

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

IDENTIFIKASI RENCANA KEBUTUHAN


INFRASTRUKTUR PENDUKUNG ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA DAN PEMUTAKHIRAN DATA INFRASTRUKTUR
KEBUTUHAN

REGRESI ANALISIS INPUT-


PEMETAAN KONDISI
MULTIVARIAT OUTPUT

PRIORITAS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PARIWISATA

ANALISIS PENTAHAPAN

71
Bagian
3.
1. Analisis Pengaruh Pembangunan
STRATEGY IMPLEMENTATION
Infrastruktur Terhadap Perekonomian
Wilayah
2. Profil Kepariwisataan & Profil
Infrastruktur Pendukung Pariwisata
3. Identifikasi KSPN Prioritas dan
Infrastruktur Prioritas
4. Analisis Ekonomi Dukungan
Infrastruktur Pariwisata

72 72
1. Analisis Pengaruh Pembangunan
Infrastruktur Terhadap
Perekonomian Wilayah

73
HASIL BACKWARD DAN FORWARD LINKAGE

HASIL PERHITUNGAN INDEKS DAYA PENEBARAN DAN INDEKS Sektor periwisata memiliki nilai Indeks Daya
DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI INDONESIA DENGAN Penyebaran atau backward linkages sebesar 1,096
MENGGUANAKAN DATA INPUT OUTPUT INDONESIA 2010 lebih besar dari satu.
daya penyebaran sektor pariwisata berada di atas
BACKWARD FORWARD
LINKAGES
rata-rata daya penyebaran seluruh sektor
LINKAGES
SEKTOR EKONOMI
(DERAJAT perekonomian.
(DAYA
PENYEBARAN) KEPEKAAN) sektor pariwisata mempunyai kemampuan menarik
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.778 1.201 pertumbuhan sektor ekonomi lainnya yang
2 Pertambangan dan Penggalian 0.821 1.142 menyediakan input bagi sektor pariwisata lebih
3 Industri Pengolahan 1.105 2.764 besar dibandingkan rata-rata seluruh sektor
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.583 1.325 perekonomian.
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 0.786 0.648
Limbah dan Daur Ulang
Sektor pariwisata memiliki nilai Indeks Derajat
6 Konstruksi 1.180 0.842
Kepekaan atau forward linkages sebesar 0,850 lebih
Perdagangan Besar dan Eceran,
7
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
0.921 1.176 kecil dari satu.
derajat kepekaan sektor periwisata berada di
8 Transportasi dan Pergudangan 1.035 0.939
Penyediaan Akomodasi dan Makan bawah rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor
9 1.123 0.724 perekonomian.
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 0.944 1.013 kemampuan sektor pariwisata mendorong
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.851 0.930 pertumbuhan sektor lainnya yang mempergunakan
12 Real Estat 0.787 0.644 input dari pariwisata lebih kecil dari sektor lainnya
13 Jasa Perusahaan 0.967 0.823 sektor pariwisata adalah sektor hilir yang
Administrasi Pemerintahan, bergerak di sektor jasa. Sektor hilir adalah sektor
14 0.973 0.673
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang produknya langsung dikonsumsi sebagai
15 Jasa Pendidikan 0.930 0.638 output akhir bukan merupakan produk antara atau
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.120 0.668 produk primer yang menjadi bahan baku bagi sektor
JASA LAINNYA (TERMASUK
17
SEKTOR PARIWISATA)
1.096 0.850 lainnya.
74
HASIL MULTIPLIER EFFECT (ANGKA PENGGADA) OUTPUT
MULTIPLIER
HASIL PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA OUTPUT
SEKTOR EKONOMI INDONESIA
URUTAN NILAI KOEFISIEN OUTPUT MULTIPLIER SEKTOR
NO SEKTOR EKONOMI OUTPUT
MULTIPLIER
PARIWISATA SEBESAR 1,7976
1 4 Pengadaan Listrik, Gas 2.5972
2 6 Konstruksi 1.9365
3 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan
1.8430
Minum
4 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.8375 JIKA TERJADI PENAMBAHAN PERMINTAAN
5 3 Industri Pengolahan 1.8129 AKHIR (BAIK DALAM BENTUK KONSUMSI
6 17 JASA LAINNYA 1.7976
RUMAH TANGGA, PENGEKUARAN PEMERINTAH
7 8 Transportasi dan Pergudangan 1.6975
8 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan ATAU INVESTASI) SEBESAR RP 1 (SATU
1.5967 RUPIAH) MAKA AKAN MEMBANGKITKAN NIAI
dan Jaminan Sosial Wajib
9 13 Jasa Perusahaan 1.5871 OUTPUT PADA SEKTOR PARIWISATA SEBESAR
10 10 Informasi dan Komunikasi 1.5479 RP 1,798.
11 15 Jasa Pendidikan 1.5253
12 7 Perdagangan Besar dan Eceran,
1.5111
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
13 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1.3963
14 2 Pertambangan dan Penggalian 1.3464
15 12 Real Estat 1.2908
16 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
1.2891
Limbah dan Daur Ulang
17 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.2760
75
HASIL MULTIPLIER EFFECT (ANGKA PENGGADA) INCOME
MULTIPLIER

URUTAN NILAI ANGKA PENGGANDA PENDAPATAN RUMAH TANGGA NILAI KOEFISIEN ANGKA
PENGGANDA PENDAPATAN
URUTAN RUMAH TANGGA UNTUK
NO SEKTOR MULTIPLIER SEKTOR PARIWISATA
INCOME SEBESAR 0.45
1 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.64
2 15 Jasa Pendidikan 0.62
3 17 JASA LAINNYA 0.45
4 16 DAN BERADA PADA URUTAN
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.35
TERTINGGI KETIGA. DENGAN
5 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.29
NILAI KOEFISIEN SEBESAR
6 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.29 ITU ARTINYA SETIAP
7 13 Jasa Perusahaan 0.28 PENINGKATAN PERMINTAAN
8 6 Konstruksi 0.27 AKHIR, BAIK BERUPA
9 7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor 0.27 KONSUMSI,PENGELUARAN
10 10 Informasi dan Komunikasi 0.27 PEMERINTAH ATAUPUN
11 8 0.26 INVESTASI PADA SEKTOR
Transportasi dan Pergudangan
12 1 PARIWISATA SEBESAR RP 1
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.25
(SATU RUPIAH), MAKA AKAN
13 3 Industri Pengolahan 0.23 MENAMBAH PENDAPATAN
14 4 Pengadaan Listrik, Gas 0.21 RUMAH TANGGA YANG
15 2 Pertambangan dan Penggalian 0.17 BEKERJA PADA SEKTOR
16 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.14 PARIWISATA SEBESAR
17 12 Real Estat 0.09 RP 0,45.

76
HASIL MULTIPLIER EFFECT (ANGKA PENGGADA)
MULTIPLIER TK
URUTAN HASIL PERHITUNGAN MULTIPLIER TENAGA KERJA DARI
TERTINGGI KE TERENDAH
KOEF KOEF NILAI MULTIPLIER ATAU PER
NO
SEKTOR MULTIPLIER MULTIPLIER RP 1 SEBESAR 0,00004832
URUT
PER RP 1 PER RP 1 M ATAU PER RP 1 M SEBESAR
1 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.00009265 92,648 48.324.
2 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.00005534 55,341
3 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.00004911 49,113
4 17 JASA LAINNYA 0.00004832 48,324
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
5 14 0.00004117 41,168
Jaminan Sosial Wajib SETIAP ADA TAMBAHAN
6 15 Jasa Pendidikan 0.00003869 38,689 PERMINTAAN AKHIR
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi (KONSUMSI RUMAH TANGGA,
7 7 0.00003795 37,950
Mobil & Sepeda Motor PENGELUARAN
8 3 Industri Pengolahan 0.00002814 28,139 PEMERINTAH, DAN
9 6 Konstruksi 0.00002601 26,005 INVESTASI) PADA SEKTOR
10 8 Transportasi dan Pergudangan 0.00002520 25,199 PARIWISATA SEBESAR RP 1
11 10 Informasi dan Komunikasi 0.00002229 22,291 MILYAR, MAKA AKAN
12 13 Jasa Perusahaan 0.00001343 13,431 MENAMBAH TENAGA KERJA
13 4 Pengadaan Listrik, Gas 0.00001297 12,971 PADA SEKTOR TERSEBUT
14 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.00001013 10,132 SEBANYAK 48.324 ORANG.
15 12 Real Estat 0.00000885 8,852
16 2 Pertambangan dan Penggalian 0.00000692 6,924
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
17 5 0.00000614 6,140
dan Daur Ulang

77
2. Profil Kepariwisataan dan Profil
Infrastruktur Pendukung
Pariwisata

78
KSPN-KSPN DI PULAU LOMBOK | PROFIL UMUM

1 2

1 KSPN Gili
Tramena
2 KSPN Rinjani

3 KSPN
3
Mandallika

79
KSPN GILI TRAMENA| PROFIL UMUM

LINGKUP
Kabupaten Lombok Utara
WILAYAH

1 TEMA KSPN Wisata Bahari

DTW Gili Air, Gili Meno, Gili Terawangan

DPN Lombok Gili Tramena Dan Sekitarnya

JUMLAH WISATAWAN DI KEC. PEMENANG


(Kab. Lombok Utara) 2014

J umlah Wisatawan th 2014


(orang)
WisNus,
53,272

Sumber: PP No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS


Wisman,
464,838
1 KSPN Gili Tramena
Sumber: Kec. Pemenang Dalam Angka, 2015

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


80DI 9 KSPN
KSPN GILI TRAMENA| DTW

GILI MENO
GILI AIR

GILI TRAWANGAN

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


81DI 9 KSPN
KSPN RINJANI| PROFIL UMUM

Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten


LINGKUP
Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok
WILAYAH
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat

TEMA KSPN Wisata Alam

G. Rinjani, D. Segara Anakan, Desa


Sembalun Lawang, Air Terjun Benang
DTW
Kelambu, Benang Stokel, Sendang Gile,
Jukut, Joben, Tiu Kelep, Sumber air panas

DPN Lombok Gili Tramena Dan Sekitarnya

J umlah Wisatawan
50000
45000
40000
35000
30000

orang
25000
20000
15000
10000
5000
0
2012 2013 2014 2015
WIsNus 8826 20204 37516 43519
Wisman 10956 17634 24176 27186

Sumber: Balai TNGR, 2016

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


82DI 9 KSPN 82
KSPN RINJANI| DTW

Desa Sembalun
Desa Senaru

D. Segara Anakan

Air Terjun Tiu Kelep

Air Terjun Benang Kelambu Puncak G. Rinjani

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


83DI 9 KSPN
MANDALIKA | PROFIL UMUM

J umlah Wisatawan Kab. Lombok Tengah


60,000
50,000
3
40,000

orang
30,000
20,000
10,000
0
WisNus WisMan
2011 49,509 17,286
2015 53,820 46,908

Sumber: Kab. Lombok Tengah Dalam Angka, 2015 & 2016


3 KSPN Mandalika
Kabupaten Lombok Tengah,
LINGKUP WILAYAH
Provinsi Nusa Tenggara Barat

TEMA KSPN Wisata Bahari, Wisata Budaya

DTW Pantai Kuta, Pantai Seger, Tanjung Aan, Teluk Gerupuk

DPN Lombok Gili Tramena Dan Sekitarnya

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


84DI 9 KSPN 84
KSPN-KSPN DI PULAU LOMBOK | KONEKTIVITAS

KSPN
Gili
Tramena KSPN

Rinja
PEL. PADANG ni
BAI (BALI) Pel. Bangsal
Dermaga
Teluk Nara

TERMINAL
MANDALIKA
HUB UTAMA:
PEL.
1. Bandara Internasional KOTA KAYANGAN
MATARAM
Lombok
2. Pelabuhan Lembar
3. Pelabuhan Kayangan BANDARA
INTL
4. Terminal Mandalika LOMBOK

PEL. LEMBAR
Terhubung dg jaringan jalan
Nasional

Terhubung dg jaringan jalan


Provinsi
KSPN
Terhubung dg jaringan laut Mandali
ka
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
85DI 9 KSPN
KSPN-KSPN DI PULAU LOMBOK | TRANSPORTASI UDARA

EKSISTING
HUB Bandara Internasional Lombok (LOP)
LOKASI Praya, Kabupaten Lombok Tengah, NTB
Garuda Indonesia, Citilink, Air Asia, Lion Air, Batik Air, Wings Air,
MASKAPAI
Trans Nusa Aviation, Jetstar Airways, Tiger Air dan Silk Air

FREKUENSI 28.621 Penerbangan (Domestik)


PENERBANGAN
(2014) 2034 Penerbangan (Internasional)

PENERBANGAN Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar,


DOMESTIK Sumbawa, Bima, Bandung
PENERBANGAN
Kuala Lumpur, Singapura, Perth
INTERNASIONAL
DIMENSI RUNWAY 2.750 x 45 m2

APRON 48.195 m2
MODA Airbus; Jet; Boeing; ATR; Helikopter
Ruang Tunggu, Baggage Claim, Lahan Parkir, Mushola, ATM,
FASILITAS Money Changer, Snack Bar, Cafe, Lounge, Spa & Massage,
PENDUKUNG Store/Factory Outlet, Nursery Room, Children Playground &
Smoking Area, Reservasi Transportasi Lanjutan

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


86DI 9 KSPN 86
KSPN-KSPN DI PULAU LOMBOK | TRANSPORTASI LAUT

EKSISTING

HUB Pelabuhan Laut & Pel. Penyeberangan Lembar

LOKASI Lembar, Kabupaten Lombok Barat, NTB

JUMLAH DERMAGA 4 unit (Dermaga Nusantara 1, Nusantara 2, Lokal dan Pelra)

KAPASITAS CALL
8.640 Kapal / Tahun ( 24 Kapal / Hari)
KAPAL

KOTA ASAL-TUJUAN Surabaya, Bali, Makassar

JML PENUMPANG 4.320.000 orang / Tahun ( 500 Orang / Hari)

KAPASITAS BARANG 250.000 ton

JENIS KAPAL Cruise; Pelni; Kapal Barang; Tongkang; Ferry

FASILITAS Parkir, Loket Tiket 24 jam, Fasilitas Musholla, Ruang


PENDUKUNG Tunggu, Meeting Point penumpang, Toilet Umum, Kios

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


87DI 9 KSPN 87
KSPN-KSPN DI PULAU LOMBOK | TRANSPORTASI LAUT

EKSISTING

HUB Pelabuhan Penyeberangan Kayangan (Labuhan Lombok)

LOKASI Labuhan Lombok, Kab. Lombok TImur

JUMLAH
DERMAGA

KAPASITAS CALL
8.640 Kapal / Tahun ( 24 Kapal / Hari)
KAPAL

KOTA ASAL-
Surabaya, Bali, Makassar
TUJUAN

Jumlah penumpang: 10.899 orang (2014)


JUMLAH
Jumlah kendaraan 309.000 (2014)
PENUMPANG
Jumlah kapal 430 (2014)

JUMLAH BARANG

JENIS KAPAL Ferry

FASILITAS
PENDUKUNG

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


88DI 9 KSPN
KSPN-KSPN DI PULAU LOMBOK | TRANSPORTASI DARAT

EKSISTING

HUB Terminal Bus Mandalika

LOKASI Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat


TIPE TERMINAL A
TIPE KENDARAAN AKAP, AKDP, Angkutan Perkotaan, Angkutan Perdesaan
KAPASITAS
-
PENUMPANG
KAPASITAS KENDARAAN -

FASILITAS PENDUKUNG Toilet, kios/kantin/warteg, ruang informasi dan pengaduan, wartel, mushola, lahan parkir, Loket tiket

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


89DI 9 KSPN 89
KSPN GILI TRAMENA| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JALAN
Terdapat beberapa ruas jalan di Pulau Lombok untuk Pembangunan jalan arteri primer di beberapa ruas di

menuju KSPN yang dalam kondisi rusak Pulau Lombok
Kualitas jalan desa masih rendah. Masih sering terdapat Perbaikan jalan desa di 3 Gili

genangan air.
BANDAR UDARA
Jumlah penerbangan menuju Pulau Lombok masih Penambahan jumlah rute dan frekuensi penerbangan x
terbatas, terutama untuk penerbangan internasional Pengembangan Bandara Internasional Lombok Praya
sebagai Bandar Udara Sekunder (RTRWN 2008)
PELABUHAN
Hanya terdapat dua dermaga sandar kapal ferry di Pel. Pembangunan dermaga baru dengan spesifikasi x
Lembar tidak sebanding dengan jumlah kapal ferry yang penyandaran kapal besar
tersedia.
Tidak ada jetti khusus untuk penumpang dengan kapal Penataan ulang jeti dengan memisahkan jalur x
rakyat dan kapal cepat di Pel. Bangsal. penumpang kapal rakyat dan kapal cepat
Area parkir di Pel. Bangsal relatif terbatas. Perluasan area parkir dan pembatasan jam parkir bagi x
mobil pariwisata yang menunggu wisatawan one day tour
berwisata di Gili

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


90DI 9 KSPN
KSPN GILI TRAMENA| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
TERMINAL
Kondisi terminal tipe A Mandalika Mataram yang Peningkatan pelayanan terminal penumpang regional
masih kurang tertata Mandalika
Terminal khusus cidomo di kawasan Gili belum Pengembangan Terminal khusus Cidomo di ketiga Gili
digunakan secara maksimal Pengembangan sistem koordinasi pengelolaan terminal
Rehabilitasi dan pemeliharaan terminal
MODA TRANSPORTASI
Kurangnya pelayanan moda transportasi yang Pengembangan rute moda transportasi umum untuk menuju
ada di terminal tipe A Mandalika Mataram untuk klaster-klasteri wisata KSPN dari Terminal tipe A Mandalika
menuju lokasi wisata Pengembangan jalur angkutan barang dan orang dalam dan
antar kota
SISTEM JARINGAN ENERGI
Pasokan listrik masih belum maksimal terutama Peningkatan pasokan tenaga listrik
di Gili Meno dan Gili Air Pengembangan sumber energi alternatif
SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Masih terbatasnya jaringan sinyal dan provider di Peningkatan jumlah operator telekomunikasi
kawasan 3 Gili Tower telekomunikasi seluler (BTS) sebanyak 34 unit di semua
kecamatan
Peningkatan jangkauan pelayanan telokomunikasi

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


91DI 9 KSPN
KSPN GILI TRAMENA| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
AIR BERSIH
Tidak terdapat sumber air bersih di 3 Gili, penginapan Penyediaan tempat penampungan air bersih dan x
yang sudah menggunakan air tawar harus mengambil Eksplorasi sumber air
sendiri menggunakan dirigen dan kontainer ke pulau
lombok
Masih banyak penginapan yang mengandalkan air payau Untuk kawasan pariwisata dan kawasan rawan bencana
untuk kebutuhan wisatawan akan dilakukan pengembangan potensi air tanah secara
terpadu
SANITASI
Minimnya fasilitas toilet umum Penyediaan fasilitas toilet umum
Pengadaan toilet keliling ditempat-tempat yang tidak
dimungkinkan untuk dibangun fasilitas MCK umum
Terdapat saluran limbah (greywater) terbuka yang Penutupan saluran pembuangan air limbah X
berdampingan dengan ruas jalan lingkungan yang sering Pembangunan dan perbaikan drainase primer,
dilalui oleh wisatawan untuk menuju pantai drainase sekunder, dan drainase tersier diseluruh
wilayah Kabupaten Lombok Utara
SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH
Pengelolaan sampah dilakukan dengan pengumpulan Pengadaan TPS terintegrasi di lokasi wisata
sampah dan diangkut ke Pulau Lombok untuk dibawa ke Pengembangan pengolahan sampah menggunakan
TPA terdekat (milik pemprov), dimana pengolahan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan berbasis
dilakukan seadanya sehingga di kawasan gili masih sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan Sanitary
sangat banyak sampah berserakan Landfill.

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


92DI 9 KSPN
KSPN RINJANI| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR
TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JALAN
Jalan menuju KSPN Rinjani dsk masih belum cukup lebar Pemeliharaan jalan menuju KSPN Rinjani dsk

dan memerlukan perbaikan di beberapa titik Pengembangan jalan ke arah timur Pulau Lombok
BANDAR UDARA
Jumlah penerbangan menuju Pulau Lombok masih X
Penambahan jumlah rute dan frekuensi penerbangan
terbatas, terutama untuk penerbangan internasional
PELABUHAN
Hanya terdapat dua dermaga sandar kapal ferry di Pel. Pembangunan dermaga baru
Lembar tidak sebanding dengan jumlah kapal ferry yang Pengembangan jalan arteri primer x
tersedia. Perbaikasifikasi penyandaran kapal besar
Tidak ada jetti khusus untuk penumpang dengan kapal Penataan ulang jeti dengan memisahkan jalur
x
rakyat dan kapal cepat di Pel. Bangsal. penumpang kapal rakyat dan kapal cepat
Perluasan area parkir dan pembatasan jam parkir bagi
Area parkir di Pel. Bangsal relatif terbatas. x
mobil pariwisata yang menunggu wisatawan
TERMINAL
Kondisi terminal tipe A Mandalika Mataram yang masih Peningkatan pelayanan terminal penumpang regional

kurang tertata Mandalika
MODA TRANSPORTASI
Kurangnya pelayanan moda transportasi yang ada di Pengembangan rute moda transportasi umum untuk

terminal Mandalika Mataram untuk menuju lokasi wisata menuju klaster2i wisata KSPN dari Terminal Mandalika
SISTEM AIR BERSIH

Pasokan air bersih masih terbatas Peningkatan distribusi air bersih


ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
93DI 9 KSPN
KSPN MANDALIKA| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JALAN
Kondisi jalan menuju kawasan yang masih kurang Pengembangan Jaringan Jalan Nasional
lebar Lintas Selatan Pulau Lombok
Kondisi jalan antar daya tarik wisata yang sangat Pengembangan Jembatan dan Prasarana Lainnya
buruk (berlubang, dsb) Menuntaskan dan memperbaiki jaringan jalan
antara Kawasan Mandalika dengan lokasi atraksi
wisata sekitarnya
BANDAR UDARA
Jumlah penerbangan menuju Pulau Lombok masih Penambahan jumlah rute dan frekuensi penerbangan x
terbatas, terutama untuk penerbangan internasional Pengembangan Bandara Internasional Lombok Praya
sebagai Bandar Udara Sekunder (RTRWN 2008)
PELABUHAN
Hanya terdapat dua dermaga sandar kapal ferry di Pel. Pembangunan dermaga baru dengan spe x
Lembar tidak sebanding dengan jumlah kapal ferry yang Perbaikasifikasi penyandaran kapal besar
tersedia.
Tidak ada jetti khusus untuk penumpang dengan kapal Penataan ulang jeti dengan memisahkan jalur x
rakyat dan kapal cepat di Pel. Bangsal. penumpang kapal rakyat dan kapal cepat
Area parkir di Pel. Bangsal relatif terbatas. Perluasan area parkir dan pembatasan jam parkir bagi x
mobil pariwisata yang menunggu wisatawan one day tour
berwisata di Gili

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


94DI 9 KSPN
KSPN MANDALIKA| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
TERMINAL
Kondisi terminal tipe A Mandalika Mataram yang masih Peningkatan pelayanan terminal penumpang regional
kurang tertata Mandalika
MODA TRANSPORTASI
Kurangnya pelayanan moda transportasi yang ada di Pengembangan rute moda transportasi umum untuk
terminal tipe A Mandalika Mataram untuk menuju lokasi menuju klaster-klasteri wisata KSPN dari Terminal tipe
wisata A Mandalika
Pengembangan jalur angkutan barang dan orang
dalam dan antar kota
SISTEM JARINGAN ENERGI
Distribusi jaringan listrik di kawasan masih belum Peningkatan daya listrik
merata. Pengembangan pembangkit tenaga listrik
Di beberapa lokasi daya tarik wisata tidak terdapat Pengembangan jaringan tenaga listrik dan distribusi
sumber listrik sama sekali. minyak dan gas bumi.
Pengembangan Solar Energy.
SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Sinyal telekomunikasi di kawasan masih sangat minim Pengembangan jaringan telekomunikasi

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


95DI 9 KSPN
KSPN-KSPN DI PULAU LOMBOK | RENCANA
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

Pengembangan Terminal Pengembangan Air Tanah secara Pengembangan teknologi pengelolaan Persebaran TPS
Khusus Cidomo di 3 Gili terpadu di kws Gili Tramena dan pengolahan air limbah pada setiap desa
yang terintegrasi
dengan penyediaan
sarana dan
Pengembangan Sumber prasarana
Energi Alternatif di Kab. transportasi
Lombok Utara pesampahan.

Pembangunan Tower seluler


(BTS) sebanyak 34 unit di
semua kecamatan (Kab.
Lombok Utara)

Peningkatan pelayanan Bandar


Peningkatan pelayanan Udara Internasional Lombok
terminal penumpang Praya
regional Mandalika

Peningkatan daya listrik dan


Pembangunan Jalan Arteri pengembangan solar energi
Primer di beberapa ruas
Pulau Lombok
Penyediaan areal TPA dan
pengembangan teknologi
Pengembangan dermaga & pengolahan sampah
tempat sandar kapal
Perluasan areal parkir
Penataan ulang jetti Peningkatan supply air
bersih di kawasan mandalika

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


96DI 9 KSPN
KSPN TANJUNG PUTING| PROFIL UMUM

LINGKUP Kabupaten Kotawaringin Barat dan


WILAYAH Kabupaten Seruyan, Prov. Kalteng

TEMA KSPN Ekowisata


4
Tj. Harapan, Pondok Tanggui, Camp
Leakey, S. Perlu, S. Baung, TWA
DTW
Tanjung Keluang, Istana Keraton
Kuning, Pantai Kubu, dsb
DPN Palangkaraya-Tanjung Puting, dsk

J umlah Wisatawan di KSPN Tj. Puting


18,000
16,000
14,000
12,000

orang
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
4 KSPN Tanjung Puting 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

WISMAN WISNUS JML WISATAWAN

Sumber: Balai TNTP, 2015

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


97DI 9 KSPN
KSPN TANJUNG PUTING| DTW

Tanjung Harapan
Istana Keraton Kuning

Camp Leakey
Pantai Kubu

S. Buluh

TWA Tj. Keluang

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


98DI 9 KSPN
KSPN TANJUNG PUTING| KONEKTIVITAS

Pangkalan Bun BANDARA


ISKANDAR
HUB UTAMA:
1. Bandara Iskandar
2. Pelabuhan Kumai PEL. KUMAI
3. Terminal Natai Suka Pantai Kubu

Pondok
Tanggui
TWA Tj. Keluang
Camp
Leakey
Tj. Harapan

S. Buluh
Terhubung dg jaringan jalan Kolektor

Terhubung dg jaringan laut/sungai TAMAN


NASIONAL
TANJUNG
PUTING

S. Perlu

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


99DI 9 KSPN
KSPN TANJUNG PUTING| TRANSPORTASI UDARA

EKSISTING
HUB Bandar Udara Iskandar (kelas II/pengumpul tersier)
LOKASI Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barag, Prov. Kalimantan Tengah
JUMLAH
5 Maskapai Domestik (Garuda, Wings Air, Trigana, Kalstar, Susi Air)
MASKAPAI
FREKUENSI
-
PENERBANGAN
KOTA ASAL-
Jakarta, Semarang, Surabaya, Palangkaraya, Ketapang, Kotawaringin Timur,
TUJUAN
KAPASITAS
220.000 penumpang/tahun (3.274 pesawat/tahun)
PENUMPANG
DIMENSI RUNWAY Panjang 1.850 m x lebar 30 m
KAPASITAS
11 pesawat
APRON
MODA Boeing 737 300/400/500
FASILITAS
Lahan parkir, terminal, kargo,
PENDUKUNG
RENCANA
- Pembangunan Bandar Udara Pengumpul (Primer, Sekunder, Tersier) di Desa Sebuai, Kab.
Kotawaringin Barat.
- Pengembangan Bandar Udara Pengumpul Sekunder Kuala Pembuang Kab Seruyan

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


100
DI 9 KSPN 100
KSPN TANJUNG PUTING| TRANSPORTASI LAUT

EKSISTING
HUB Pelabuhan Laut Panglima Utara Kumai (Pelabuhan Nasional)
LOKASI Kabupaten Kotawaringin Barat, Prov. Kalimantan Tengah
LUAS 4.456 m2

DERMAGA

KAPASITAS CALL
-
KAPAL
KOTA ASAL-
Jakarta, Semarang, Surabaya
TUJUAN
JML KAPAL 2.900 kapal/tahun
JML PENUMPANG 130.000 190.000 penumpang/tahun
JML BARANG -
FASILITAS Kantor, pergudangan, lapangan penumpukan, terminal
PENDUKUNG penumpang tempat parkir, ATM, toilet umum, rumah makan,
RENCANA

Rencana pengembangan pelabuhan laut dalam di Sebuai atau Tanjung Pandan


Kecamatan Kumai

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


101
DI 9 KSPN 101
KSPN TANJUNG PUTING| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JALAN
Ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten - Peningkatan Jalan Negara Pangkalan Bun - Nangabulik
Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun) dengan - Peningkatan kapasitas jalan kolektor primer (K1); jalan
kota/kabupaten lain (Sampit, Seruyan, dsb) memiliki Penghubung Antar Jalan Lintas Kalimantan, dan jalan
kualitas perkerasan yang kurang baik Lainnya

Terdapat beberapa titik pada ruas jalan Pangkalan Pemeliharaan jalan menuju Pelabuhan Kumai
Bun Pel. Kumai yang kurang baik.
Sebagian kondisi jalan menuju Seruyan belum cukup Peningkatan Jalan Negara Pangkalan Bun ke Amin jaya -
baik Kabupaten Seruyan
MODA TRANSPORTASI
Belum tersedianya moda transportasi umum menuju Penyediaan moda transportasi umum dan bus pariwisata di
DTW sekunder yang berada di Kab. Kotawaringin kawasan Pangkalan Bun (Kab. Kotawaringin Barat) dan Kuala x
Barat dan Kabupaten Seruyan. Pembuang (Kab. Seruyan)
BANDAR UDARA
Terbatasnya maskapai menuju Bandara Iskandar - Pembangunan Bandara Baru di Desa Sebuai, Kab.
Pangkalan Bun. Kotawaringin Barat
Pengelolaan bandara miliki TNI-AU - Peningkatan kapasitas dan kualitas layanan penerbangan
dari & menuju Pangkalan Bun.
Terbatasnya fasilitas bandara yang memadai. Pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur Bandara x
Iskandar Pangkalan Bun

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


102
DI 9 KSPN 102
KSPN TANJUNG PUTING| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
PELABUHAN
Peningkatan kebutuhan pelayanan Pelabuhan Kumai Pembangunan dan peningkatan kapasitas Pelabuhan
& Pelabuhan Pangkalan BUn Laut: Pelabuhan Kumai, Pelabuhan Pangkalan Bun
Pengembangan fungsi outlet Pelabuhan Kumai dan
Pelabuhan Pangkalan Bun sebagai pelabuhan pengumpul
di Kobar
Pengembangan Pelabuhan Roro penumpang Kumai

JARINGAN KERETA API


Kebutuhan pengembangan jalan kareta api yang Perlu adanya pembangunan dan pengembangan jaringan
menghubungkan antar wilayah di P. Kalimantan kereta api.
Pembangunan Jalur kereta api:
1) Sampit Kuala Pembuang
2) Nanga Bulik Pangkalan Bun Kumai.
3) Sampit - Bagendang - Kuala Pembuang - Teluk
Segintung;
4) Kudangan - Nanga Bulik Kumai.
SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH
Pada beberapa daerah di Kabupaten Kotawaringin Penyediaan jaringan distribusi air bersih
Barat belum terdistribusi air bersih yang bersumber
dari PDAM.

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


103
DI 9 KSPN 103
KSPN TANJUNG PUTING| RENCANA PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR

Peningkatan jalan
Nasional Pangkalan Bun
Peningkatan Moda Nanga Buik
transportasi Umum &
Pariwisata

Peningkatan Pel. Kumai &


Pel. Pangkalan Bun Pembangunan Jaringan
Jalan KA (Nanga Buik
Pangkalan Bun Kumai)
Pembangunan Bandara
baru di Desa Sebuai

Peningkatan Pelayanan
Distsribusi Air Bersih

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


104
DI 9 KSPN
KSPN TORAJA| PROFIL UMUM

J umlah Wisatawan KSPN Toraja dsk


140000
120000
5
100000

orang
80000
60000
40000
20000
0
2011 2012 2013 2014

WisNus Wisman

Sumber: Kab. Tana Toraja & Toraja Utara Dalam Angka, 2015
5 KSPN Toraja dsk

LINGKUP WILAYAH Kabupaten Tana Toraja & Kabupaten Toraja Utara, Prov. Sulawesi Selatan
TEMA KSPN Wisata Budaya
Makam bayi Kambira, Museum Buntu Kalando, rumah adat Toraja, Wisata
DTW
alam Pango-pango, Pemakaman Lemo, Situs Megalitik Boru Palinding, dll
DPN Toraja, Lorelindu, dsk
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
105
DI 9 KSPN
KSPN TORAJA| KONEKTIVITAS

KSPN TORAJA

RANTEPAO

BANDARA
PONGTIKU
PELABUHAN
MAKALE TJ. RINGGIT (PALOPO)

PELABUHAN Terhubung dg jaringan jalan Arteri


NUSANTARA Primer
(PARE-PARE)
Terhubung dg jaringan laut

BANDARA SULTAN
HASANUDIN (MAROS)

PELABUHAN
SOEKARNO-HATTA
(MAKASSAR)

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


106
DI 9 KSPN
KSPN TORAJA| TRANSPORTASI UDARA

EKSISTING
HUB BANDARA SULTAN HASANUDDIN (Kelas IA/Internasional)
LOKASI Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan

MASKAPAI Garuda, Lion Air, Batik Air, Citilink,

FREKUENSI Domestik:
PENERBANGAN
(2014) Internasional:

Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Bandung,


PENERBANGAN
Manado, Palu, Ambon, Sorong, Papua, Kendari, Bau Bau, Tarakan,
DOMESTIK
dll.
PENERBANGAN
Kuala lumpur, Singapore, Jeddah
INTERNASIONAL
Runway #1: 3.000 m x 45 m
DIMENSI RUNWAY
Runway #2: 2.500 m x 45 m
APRON 3 buah apron; taxiway 13 buah

FASILITAS Terminal penumang (domestik, internasional), bank, cafetaria,


PENDUKUNG parkir, kargo, taxi, shuttle bus, dll

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


107
DI 9 KSPN 107
KSPN TORAJA| TRANSPORTASI LAUT

EKSISTING

HUB PELABUHAN SOEKARNO HATTA

LOKASI Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan

7 Dermaga, terdiri dari 5 dermaga di Pangkalan Soekarno dan 2


JUMLAH DERMAGA
dermaga di Pangkalan Hatta

KAPASITAS CALL
KAPAL

KOTA ASAL-TUJUAN Jakarta, Surabaya, Manado, Balikapan, Ambon, Tarakan, dll

JML PENUMPANG 70.000 penumpang

KAPASITAS BARANG

JENIS KAPAL

FASILITAS
PENDUKUNG

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


108
DI 9 KSPN 108
KSPN TORAJA| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR
TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JALAN
Jalan merupakan akses utama menuju KSPN Toraja, Pengembangan Jaringan Jalan Kota Makale- Batas
mengingat prasarana transportasi lainnya tidak Kabupaten Luwu (2011 - 2031)
beroperasi untuk menghubungkan Toraja dari daerah asal Pengembangan Jaringan Jalan Kota Makale Batas
wisatawan. Kondisi jalan yang masih belum cukup baik Kabupaten Mamasa (2011 - 2031)
baik dari segi konektivitas maupun segi kualitas, Pengembangan Jaringan Jalan Makale
merupakan permasalahan yang harus segera ditangani. Perbatasan Toraja Utara (2011 - 2031)
Pengembangan Jaringan Jalan Batas Kota Makale
Batas Kabupaten Enrekang (2011 - 2031)
Aksesibilitas di dalam KSPN relatif terbatas. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Jalan
Strategis Nasional Jalur Lingkar Wisata Toraja sepanjang
243.47 km
BANDAR UDARA
Landasan pacu di Bandara Pongtiku dengan dimensi Pemantapan Bandara PongtikuMakale (Kab. Tana
1400 m x 23 m, maksimal untuk pesawat CN-212, Toraja)
sehingga perlu pemantapan bahkan peningkatan
TERMINAL
Terbatasnya kualitas dan pelayanan Terminal Penumpang Pembangunan terminal tipe A di PKLp Mengkendek
Pembangunan Terminal Bis Tipe B di PKL Makale
JARINGAN KERETA API
Perlu adanya akses tambahan yang memudahkan Pembangunan jalur KA Makassar Pare-Pare (Tahap I
pergerakan dari luar menuju KSPN Toraja. dari Pengembangan Jalur Lintas Barat Sulawesi Bag.
Selatan)
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
109
DI 9 KSPN
KSPN TORAJA| RENCANA PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR

Pemantapan Bandara
PongtikuMakale dengan Peningkatan jaringan Jalan
dimensi landasan pacu 1400m Strategis Nasional Jalur
x 23m; maksimal untuk Lingkar Wisata Toraja meliputi
pesawat CN-212 24 ruas jalan (total panjang
jalan 243.27 km)

Pembangunan terminal Tipe A


di PKLp Mengkendek

Pembangunan Terminal Bis


Tipe B di PKL Makale Pembangunan jalur KA
Makassar Pare-Pare (Tahap I
dari Pengembangan Jalur
Lintas Barat Sulawesi Bag.
Selatan)

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


110
DI 9 KSPN
KSPN BUNAKEN| PROFIL UMUM

LINGKUP Kota Manado & Kab. Minahasa


WILAYAH Utara, Prov. Sulawesi Utara
6
TEMA KSPN Wisata Bahari

TN Laut P. Bunaken, P. Manado


DTW Tua, P. Bunaken, P. Siladen, P.
Mantehage, P. Nain
DPN DPN Manado Bunaken dsk

JumlahWisatawanKSPNBunakendsk
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2010 2011 2012 2013 2014

Wisnus Wisman
6 KSPN Bunaken
Sumber: Disbudpar Prov. Sulut, 2015

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


111
DI 9 KSPN
KSPN BUNAKEN| DTW

Nain

DAYA TARIK
WISATA

Siladen

Sumber: Rencana Induk dan Rencana Detail KSPN Bunaken dsk, 2014
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
112
DI 9 KSPN 112
KSPN BUNAKEN| KONEKTIVITAS

Terhubung Jalan Nasional


P. Nain Terhubung Jalan Provinsi
Terhubung Jalan Kabupaten
KSPN Terhubung Jalur Laut
BUNAKEN
P. Mantehage

P. Manado Tua Bandara Sam Ratulangi


P. Bunaken
P. Siladen

Pelabuhan Bitung
Pelabuhan Manado

Terminal Paal Dua

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


113
DI 9 KSPN
KSPN BUNAKEN| TRANSPORTASI UDARA

EKSISTING
HUB BANDARA SAM RATULANGI (Pengumpul Sekunder, Kelas IB)
LOKASI Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara

MASKAPAI Garuda, Lion Air, Batik Air, Citilink, NAM Air, Wings Air,

FREKUENSI
PENERBANGAN
(2014)

PENERBANGAN Jakarta, Makassar, Surabaya, Denpasar, Ternate, Sorong, Sangihe,


DOMESTIK Talaud, Gorontalo, Jayapura, Banggai, dll
PENERBANGAN
Kao, Macao
INTERNASIONAL
DIMENSI RUNWAY 2.650 m x 45 m
APRON 89.424 m2, taxiway: 6 buah

MODA

Terminal penumpang (domestik/internasional), Terminal Kargo,


FASILITAS
Informasi, Bank, Telepon Umum, Restaurant & Kafetaria, Kantor
PENDUKUNG
Pos, Personal Agent, Duty Free Shop. Drug Store, Parkir, dll

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


114
DI 9 KSPN 114
KSPN BUNAKEN| TRANSPORTASI LAUT

EKSISTING

HUB PELABUHAN BITUNG

LOKASI Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

JUMLAH DERMAGA 5 buah (dermaga samudera, nusantara, IKD, lokal, LCT)

KOTA ASAL-TUJUAN Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Ambon, Tarakan, dll.

JML PENUMPANG 40.000 85.000 penumpang

KAPASITAS BARANG

JUMLAH KAPAL 45.600 kapal (tahun 2014)

FASILITAS Dermaga, lapangan penumpukan, gudang, terminal penumpang,


PENDUKUNG lapangan parkir, mobil PMK, mobil crane, forklift, workshop, dll

115 115
KSPN BUNAKEN| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JALAN
Kondisi jalan arteri menuju pelabuhan/dermaga yang Pelebaran jalan menuju pelabuhan/dermaga
kurang lebar, tidak sebanding dengan volume kendaraan
Perjalanan yang cukup jauh bagi wisatawan yang datang Program pengembangan jalan layang dan jalan tol
dari Pelabuhan Bitung Manado untuk menuju KSPN Percepatan Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung
Bunaken dan Jalan Lingkar Manado
Penyelesaian pembangunan Jalan Boulevard tahap II
Terbatasnya kapasitas jalan di Kota Manado yang berlokasi di Kec. Singkil, Kec. Tuminting, dan Kec.
Bunaken
BANDAR UDARA
Dengan rencana pembukaan rute internasional baru, Perluasan Bandara Internasional Sam Ratulangi
kapasitas Bandar udara Internasional Sam Ratulangi Penambahan landasan pacu penerbangan Bandara
masih perlu ditingkatkan Internasional Sam Ratulangi
Penambahan Jam Operasional Bandara Sam
Ratulangi menjadi 1 x 24 jam
PELABUHAN
Kapasitas Pelabuhan Manado yang masih kurang Penguatan fungsi pelabuhan Manado sebagai pelabuhan
memadai saat musim liburan nasional yang merupakan pelabuhan pengumpul

Belum adanya kapal umum yang diperuntukkan bagi Pengadaan kapal umum yang diperuntukkan bagi

wisatawan wisatawan

116
KSPN BUNAKEN| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
TERMINAL
Kondisi Terminal Paal Dua sebagai terminal transit Perbaikan kondisi dan peningkatan kelas Terminal Paal
pengguna angkutan umum Bandara Sam Ratulangi Dua
Pelabuhan Manado masih kurang baik
JARINGAN KERETA API
Perjalanan yang cukup jauh bagi wisatawan yang datang Rencana pengembangan jaringan kereta api perkotaan
dari Pelabuhan Bitung Manado untuk menuju KSPN Manado - Bitung
Bunaken

117
KSPN BUNAKEN| RENCANA PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR

Pengembangan Bandara Sam Ratulangi, meliputi:


Penambahan landasan pacu
Penambahan jam operasional
Peningkatan kualitas pelayanan pintu kedatangan
internasional

Penguatan fungsi pelabuhan Penyelesaian pembangunan Jalan


Manado sebagai pelabuhan Boulevard tahap II yang berlokasi
nasional yang merupakan di Kec. Singkil, Kec. Tuminting, &
pelabuhan pengumpul Kec. Bunaken

Rencana pengembangan jaringan


kereta api perkotaan Manado -
Bitung

Percepatan pembangunan jalan


Perbaikan kondisi dan peningkatan layang & Tol menghubungkan
kelas Terminal Paal Dua Bitung - Manado

118
KSPN WAKATOBI| PROFIL UMUM

JumlahWIsatawanKSPNWakatobi
7 12000
orang
10000

8000

6000

4000

2000

0
2011 2012 2013 2014 2015

Wisman Wisnus

Sumber: Kab. Dalam Angka, 2016


7 KSPN Wakatobi

LINGKUP WILAYAH Kab. Wakatobi, Prov. Sulawesi Tenggara

TEMA KSPN Wisata Bahari

Dive spot Wangi-wangi,P. Hoga, Kampung Bajo, Benteng Liya Togo,


DTW
Benteng Kamali, dll
DPN DPN Kendari Wakatobi dsk

119
KSPN WAKATOBI| DTW

KEC.
WANGI WANGI

P. Hoga KEC. Benteng Liya Togo


KALEDUPA
Kampung Bajo

P. Kaledupa

KEC.
TOMIA
P. Kaledupa
P. Hoga

P. Tomia

P. Binongko
KEC.
BINONGKO P. Binongko
P. Tomia

120
KSPN WAKATOBI| KONEKTIVITAS

BANDARA
HALUOLEO (KENDARI)

BANDARA
MATOHARA

PELABUHAN WANGI-WANGI
KENDARI KSPN
WAKATOBI
PELABUHAN
WANGI-WANGI
KALEDUPA

PELABUHAN
BAU-BAU
TOMIA

BANDARA
BATEOMBARI (BAU-BAU)

BINONGKO

Terhubung dg jaringan jalan Arteri


Primer

Terhubung dg jaringan jalan Kolektor


Primer

Terhubung dg jaringan laut

Terhubung dg jaringan udara


ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
121
DI 9 KSPN
KSPN WAKATOBI| TRANSPORTASI UDARA

EKSISTING
HUB BANDARA MATAOHARA (Kelas III)
LOKASI Wangi-wangi, Kab. Wakatobi

MASKAPAI Wings Air

FREKUENSI
PENERBANGAN 1x sehari
(2016)
PENERBANGAN
Kendari
DOMESTIK
DIMENSI RUNWAY 2.000 m x 30 m

APRON 7.519 m2
MODA ATR

FASILITAS
Terminal penumpang, tempat parkir,
PENDUKUNG

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


122
DI 9 KSPN 122
KSPN WAKATOBI| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JARINGAN JALAN
Terbatasnya kualitas jalan di dalam pulau Pengembangan jalan kolektor primer Kawasan Perkotaan
maupun lingkar pulau masih dalam kondisi yang Wangi-Wangi Bandara Matahora
kurang baik. Pengembangan jalan kolektor primer Usuku Lapter
Maranggo Onemai
Pengembangan sistem jalan lingkar Pulau Wangi-Wangi
Pengembangan sistem jalan lingkar Pulau Kaledupa
Pengembangan sistem jalan lingkar Pulau Tomia
Pengembangan sistem jalan lingkar Pulau Binongko
BANDAR UDARA
Terbatasnya kapasitas bandar udara Revitalisasi Bandar Udara Matahora, Wakatobi
Pemantapan Bandar Udara Maranggo sebagai bandara
khusus pariwisata di Kecamatan Tomia
PELABUHAN
Terbatasnya kapasitas & pelayanan pelabuhan Pemantapan pelabuhan pengumpul Pangulubelo Wangi-Wangi
AIR BERSIH & ENERGI
Kebutuhan akan energi dan melimpahnya air laut Pembangunan sistem pengelolaan air laut dg memanfaatkan
menjadi potensi yang besar untuk menyelesaikan solar sel desa lmanggau, binongko, togo binongko
persoalan kelistrikan dan air bersih di KSPN Pembangunan sistem pengaman pantai pada daerah
Wakatobi. rawangelombang pasang dan abrasi pantai

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


123
DI 9 KSPN
KSPN WAKATOBI| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
MODA TRANSPORTASI
Perlu adanya akses tambahan yang Pel. Pangulubelo (Wangi-Wangi) Pel. Murhum Baubau
memudahkan pergerakan dari luar menuju KSPN Pel. Soekarno-Hatta (Makassar) Pel. Tanjung Perak
Wakatobi (Surabaya) Pel. Tanjung Priok (Jakarta)
Pel. Pangulubelo (Wangi-Wangi) Pel. Ambon Pel. Ternate
Pelabuhan Sorong Pelabuhan Timika
Makassar Pelabuhan Murhum Pelabuhan Pangulubelo
Ambon Banda Saumlaki Tual Dobo Timika Agast
Merauke (lintas trayek)
Nasional)Pelabuhan Pangulubelo Pelabuhan Murhum
Makassar Pelabuhan Bima
(NTB) Pelabuhan Benoa (Denpasar) Surabaya (lintas
trayek Nasional)
Terbatasnya jumlah airlines dan jumlah Penambahan airlines yang melayani rute penerbangan
penerbangan menuju Bandara Matohara Makassar Kendari Wakatobi
Terbatasnya jumlah penerbangan ke TOmia Penambahan rute penerbangan komersial menuju Pulau
Tomia dari Bandara Haluoleo Kendari
Terbatasnya gerbang (hub) bandara dari Penambahan rute penerbangan menuju Wakatobi dari

Bandara Matohara Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar Bali
SISTEM JARINGAN AIR LIMBAH
Terbatasnya pengolahan limbah Kegiatan Pembangunan Air Limbah Percontohan Skala
Komunitas (Sanimas)
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
124
DI 9 KSPN
KSPN WAKATOBI| RENCANA PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR

Pengembangan jalan kolektor Primer


ruas Wangi-wangi Bandara Matohara

Pemantapan pelabuhan Revitalisasi Bandara Matohara


pengumpul Pelabuhan
Pangulubelo Wangi-Wangi
Pemantapan Bandar Udara Maranggo
sebagai bandara khusus pariwisata di
Pengembangan Trayek Angkutan
Kecamatan Tomia
Laut Pelayaran Nasional dari
Wangi-Wangi:
Pel. Murhum Baubau Pel.
Soekarno-Hatta (Makassar)
Pel. Tanjung Perak (Surabaya) Pembangunan sistem pengelolaan air
Pel Tanjung Priok (Jakarta) laut dengan memanfaatkan solar sel
Pel. Ambon - Pelabuhan desa lmanggau, binongko, togo
Ternate Pel. Sorong Pel. binongko
Timika

Pemanfaatan teknologi dalam


Pengembangan jalan lingkar pada
seluruh pulau pemanfaatan sumber daya air laut

125
KSPN MOROTAI| PROFIL UMUM

Jumlah Wisatawan Di Morotai 2012 - 2015


7000

6000

8 5000

4000
WisatawanNusantara
3000
Wisatawan
Mancanegara
2000

1000

0
2012 2013 2014 2015

8 KSPN Morotai

LINGKUP WILAYAH Kab. Morotai, Prov. Maluku Utara


TEMA KSPN Wisata Bahari
DTW P. Dodola, P. Zumzum, Tanjung Gorango
DPN DPN Halmahera - Morotai dsk

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


126
DI 9 KSPN
KSPN MOROTAI| DTW

Tj. Gorago

P. Dodola

P. Zum Zum

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


127
DI 9 KSPN
KSPN MOROTAI| KONEKTIVITAS

Pantai Sopi Terhubung Jalan Nasional


Pantai Bere-Bere Terhubung Jalan Provinsi
Pantai Hapo Terhubung Jalan Kabupaten
Terhubung Jalan Lokal
Tanjung Gorango
P. RaoDermaga Wayabula Terhubung Jalur Laut

P. Ngele-Ngele Pulau Tabailenge


Air Terjun Kokoro River

Dermaga Bere-Bere
BANDARA PITU /
P. Dodola LEO WATTIMENA
Dermaga Daruba Pantai Wewemo
P. Kolorai
P.Zum-Zum

PELABUHAN DARUBA

P. Kokoya
Pantai Daloha / Jababeka

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


128
DI 9 KSPN
KSPN MOROTAI| TRANSPORTASI UDARA

EKSISTING

HUB Bandar Udara Pitu / Leo Wattimena (OTI) (Kelas III)

LOKASI Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara

MASKAPAI Wings Air

FREKUENSI
2 kali sehari
PENERBANGAN

PENERBANGAN
Ternate, Manado
DOMESTIK

PENERBANGAN
Belum Ada
INTERNASIONAL

DIMENSI RUNWAY 2.400 x 30 m2

22.800 m2
APRON

MODA ATR dan Boeing (Rencana)

FASILITAS Ruang Tunggu, Lahan Parkir, Reservasi Transportasi


PENDUKUNG Lanjutan

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


129
DI 9 KSPN 129
KSPN MOROTAI| TRANSPORTASI LAUT

EKSISTING

HUB Pelabuhan Imam Lastori Daruba

Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku


LOKASI
Utara

JUMLAH
1 Unit
DERMAGA

KAPASITAS
1114 Kapal / Tahun
CALL KAPAL

KOTA ASAL-
Ternate, Tobelo
TUJUAN

KAPASITAS 4.320.000 orang / Tahun ( 500 Orang / Hari)


PENUMPANG

KAPASITAS
-
BARANG

JENIS KAPAL Ferry, Kapal Barang, Kapal Cepat, PELNI

FASILITAS Parkir, Loket Tiket Fasilitas Ruang Tunggu, Toilet


PENDUKUNG Umum, Kios

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


130
DI 9 KSPN 130
KSPN MOROTAI| TRANSPORTASI DARAT

EKSISTING

HUB Terminal Pasar Baru

LOKASI Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara

TIPE TERMINAL C

TIPE KENDARAAN Angkutan Perkotaan, Angkutan Perdesaan

KAPASITAS
-
PENUMPANG

KAPASITAS
-
KENDARAAN

FASILITAS
Toilet, kios/kantin/warteg, ruang informasi, lahan parkir, loket tiket
PENDUKUNG

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


131
DI 9 KSPN 131
KSPN MOROTAI| TRANSPORTASI DARAT

EKSISTING
MODA
TRANSPORTA Taksi Bentor
SI
OPERATOR Swasta Swasta
JUMLAH
- -
ARMADA
KAPASITAS
4-7 Orang 1-2 Orang
PENUMPANG

JUMLAH
- -
TRAYEK

JANGKAUAN
Pulau Morotai Morotai Selatan
PELAYANAN

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


132
DI 9 KSPN 132
KSPN MOROTAI| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR
TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JARINGAN JALAN
Beberapa ruas jalan dalam kondisi rusak
Belum adanya akses jalan dari sopi menuju Pembangunan Jalan Lingkar Trans Morotai
wayabula
Dalam beberapa ruas jalan belum mempunyai Rencana penataan lampu penerangan jalan, antara lain:
penerangan jalan Penyeragaman ketinggian lampu penerangan jalan
Desain lampu yang spesifik sbg pembentuk identitas
lingkungan;
Tidak menempatkan papan reklame, spanduk & sejenisnya
pada lampu jalanan
Sumber tenaga lampu penerangan jalan agar dipisahkan
dengan kapling sekitarnya
Penempatan lampu penerangan pada Jalan Merdeka
diletakkan di median, sedangkan untuk jalan-jalan lokal lain
ditempatkan di sisi kiri atau kanan jalan.
MODA TRANSPORTASI
Terbatanya moda angkutan umum di P. Morotai Penambahan jumlah armada angkutan umum x
Tidak terdapat operator taksi resmi yang Penyediaan layanan taksi argo x
menggunakan sistem argo
Tidak terdapat kapal penyebrangan publik yang Penyediaan layanan kapal penyebrangan publik (PP) yang x
terjadwal (PP) untuk menuju ke pulau-pulau yang terjadwal untung Hopping Island
menjadi DTW
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
133
DI 9 KSPN
KSPN MOROTAI| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR
TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
BANDAR UDARA
Bandar udara Leo Wattimena belum Pengembangan dan peningkatan kualitas bandar udara yang
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas meliputi :
penunjang seperti restoran, airport lounge,
Pembangunan kelengkapan sarana dan prasarana terminal
money changer, baggage claim, dll
bandar udara sesuai dengan standar penerbangan sipil
Jumlah penerbangan dari dan menuju
Bandar Udara Leo Wattimena masih terbatas Pembangunan kelengkapan sarana dan prasarana landasan
Terbatasnya prasarana & sarana landas pacu pacu sesuai standar penerbangan sipil internasional
sesuai standar Pembuatan kerjasama pemanfaatan kawasan Bandar Udara
Terbatasnya penerangan di kawasan Leo Wattimena antara TNI-AU selaku pemilik dan pengelola
bandara saat ini dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Pembuatan kerjasama pemanfaatan kawasan Bandar Udara
Leo Wattimena antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
dengan pihak Maskapai Penerbangan Sipil Nasional
Pembuatan kerjasama penerbangan internasional antara
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan negara China
PELABUHAN LAUT
Terbatasnya dermaga untuk sandar kapal (hanya Pembangunan dermaga baru dengan spesifikasi penyandaran x
terdapat 1 dermaga) kapal besar
Tidak terdapat pemisahan antara dermaga Pembangunan dermaga khusus pariwisata (pelayaran menuju x
penumpang, barang dan untuk pariwisata pulau-pulau DTW)
Beberapa pelabuhan belum digunakan secara Peningkatan kapasitas Pelabuhan Daruba sebagai pelabuhan x
maksimal nasional dan regional
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
134
DI 9 KSPN
KSPN MOROTAI| RENCANA PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR

Percepatan infrastruktur listrik


untuk 10 kawasan strategis
pariwisata nasional (KSPN)
Prioritas

Percepatan infrastruktur air bersih


untuk 10 kawasan strategis pariwisata
nasional (KSPN) Prioritas

Pembangunan Jalan Lingkar Trans


Morotai
Peningkatan kapasitas Pelabuhan
Imam Lastori sebagai pelabuhan
nasional dan regional

Pengembangan dan peningkatan


kualitas Bandar Udara Pitu

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


135
DI 9 KSPN
KSPN MOROTAI| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR
TERMUAT
DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
DOKUMEN
RENCANA
TERMINAL
Terbatasnya jml terminal untuk angkutan umum Pembangunan Terminal C di Wayabula, Sangowo, Sopi, Bere-Bere

Terbatasnya shelter/halte Penataan shelter dg desain yang spesifik untuk memperkuat karakter
kawasan dan sesuai fungsinya.
Perencanaan pembangunan shelter/halte di:
Jalan Merdeka, depan SMU
Sekitar penginapan Pasific In
Jalan Proklamasi, sekitar perempatan menuju pelabuhan dan
sekitar kawasan perdagangan dan jasa
Jalan Ahmad Syukur, di depan terminal sekitar pasar
JARINGAN ENERGI
Terbatasnya kapasitas listrik. Percepatan infrastruktur listrik untuk 10 kawasan strategis pariwisata
Sejumlah DTW belum terlayani listrik nasional (KSPN) Prioritas
JARINGANA TELEKOMUNIKASI
Terbatasnya jumlah operator telepon seluler Peningkatan jumlah operator telepon seluler X

Terbatasnya jaringan telepon seluler (hanya Peningkatan jangkauan pelayanan telepon seluler X
ada di Daruba & Wayabula)

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


136
DI 9 KSPN
KSPN MOROTAI| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
AIR BERSIH
Percepatan infrastruktur air bersih untuk 10 kawasan strategis
Tingkat pelayanan air bersih masih terbatas
pariwisata nasional (KSPN) Prioritas
SANITASI
Tidak terdapat fasilitas toilet umum pada
Penyediaan fasilitas toilet umum portabel pada pulau-pulau DTW
beberapa pulau DTW
PERSAMPAHAN
Pembangunan TPST
Terbatasnya pengelolaan persampahan
Pengembangan sistem pengelolaan sampah

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


137
DI 9 KSPN
KSPN RAJA AMPAT| PROFIL UMUM

Jumlah Wisatawan Di Raja Ampat 2011 - 2015


9 14000

12000

10000
Wisatawan
8000
Nusantara
Wisatawan
6000
Mancanegar
a
4000

2000

0
2011 2012 2013 2014 2015

9 KSPN Raja Ampat

LINGKUP WILAYAH Kab. Raja Ampat, Prov. Papua Barat

TEMA KSPN Wisata Bahari

P. Wayag, P. Waigeo & Kabui, Selat Dampier, Desa Arborek, Misool,


DTW
Batanta, Salawati
DPN DPN Sorong, Raja Ampat, dsk

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


138
DI 9 KSPN
KSPN RAJA AMPAT| KONEKTIVITAS

Terhubung Jalan Nasional


Terhubung Jalan Provinsi
Terhubung Jalan Kabupaten
Pantai WTS Pantai Tapokreng Terhubung Jalur Udara
Pantai Saporkren Terhubung Jalur Laut
BANDARA
MARINDA
Waigeo Dive
Resort Gurara Dive Resort
Pelabuhan Waisai
(Port of Waisai)
Pulau Mansuar
Arborek

Painemo
Waya
g Pelabuhan Sorong

Bandara Dominique Edward


Osok (Sorong)

Pelabuhan Misool
Sumber: Hasil Survey Primer,
2016
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
139
DI 9 KSPN 139
KSPN RAJA AMPAT| TRANSPORTASI UDARA

EKSISTING
HUB Bandara Dominique Edward Osok (SOQ) (Kelas II)
LOKASI Kota Sorong, Papua Barat
Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Express Air, Susi Air, Wings
MASKAPAI
Air dan NAM Air

9.337 Penerbangan (Keberangkatan & Kedatangan Dalam


FREKUENSI Negeri)
PENERBANGAN
(2014) -

PENERBANGAN Jakarta, Makassar, Manado, Raja Ampat (Waisai), Jayapura


DOMESTIK dan Ambon

PENERBANGAN
-
INTERNASIONAL

DIMENSI RUNWAY 2.500 x 45 m2

-
Rigid 395 x 68m
APRON

MODA Airbus; Jet; Boeing; ATR; Helikopter

FASILITAS Ruang Tunggu, Baggage Claim, Lahan Parkir, Toko Oleh-


PENDUKUNG Oleh, ATM, Snack Bar, Cafe, Lounge

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


140
DI 9 KSPN 140
KSPN RAJA AMPAT| TRANSPORTASI UDARA

EKSISTING

HUB Bandar Udara Marinda (Kelas III)

LOKASI Waisai, Raja Ampat, Papua Barat

MASKAPAI Susi Air

FREKUENSI
-
PENERBANGAN

PENERBANGAN
Sorong
DOMESTIK

PENERBANGAN
Belum Ada
INTERNASIONAL

DIMENSI RUNWAY 1.300 x 30 m2

Apron #1: 60 x 40 m
APRON
Aparon #1: 90 x 75 m

MODA ATR

Ruang Tunggu, Lahan Parkir, Reservasi Transportasi


FASILITAS Lanjutan
PENDUKUNG

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


141
DI 9 KSPN 141
KSPN RAJA AMPAT| TRANSPORTASI LAUT

EKSISTING

HUB Pelabuhan Waisai

LOKASI Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat

JUMLAH
1 unit
DERMAGA

KAPASITAS
-
CALL KAPAL

KOTA ASAL-
Sorong
TUJUAN

KAPASITAS
-
PENUMPANG

KAPASITAS
-
BARANG

JENIS KAPAL Speedboat & Ferry

FASILITAS Parkir, Loket Tiket, Ruang Tunggu, Toilet Umum,


PENDUKUNG Souvenir Shop, Kios

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


142
DI 9 KSPN 142
KSPN RAJA AMPAT| TRANSPORTASI DARAT

EKSISTING
MODA
TRANSPORTA Angkutan Bus Mobil Rental Ojek
SI
OPERATOR Koperasi Swasta/Perorangan Swasta/Perorangan
JUMLAH
10 - -
ARMADA
KAPASITAS
20-25 Orang 4-7 Orang 1 orang
PENUMPANG
JUMLAH
1 (Waisai-Warsambin) - -
TRAYEK
Waisai Saporkren
JANGKAUAN Perumahan 200 Waisai dan Sebagian wilayah
Waisai
PELAYANAN Perumahan 300 - Pulau Waigeo
Warsambin

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


143
DI 9 KSPN 143
KSPN RAJA AMPAT| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR
TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
JALAN
Terbatasnya penerangan jalan di Waisai Penyediaan penerangan jalan
MODA TRANSPORTASI
Terbatasnya armada angkutan umum dalam kota Waisai Penambahan jumlah armada angkutan umum x
Tidak terdapat operator taksi resmi dengan sistem argo Penyediaan layanan taksi argo x
Tidak terdapat kapal penyebrangan publik yang terjadwal Penyediaan layanan kapal penyebrangan publik (PP)

(PP) untuk menuju ke pulau-pulau yang menjadi DTW yang terjadwal ke Pulau-Pulau di Kab. Raja Ampat
BANDAR UDARA
Terbatasnya fasilitas pendukung di Bandara Marinda Pengembangan dan peningkatan fasilitas pendukung di
restoran, airport lounge, money changer, dll Bandara Marinda (Waisai)

PELABUHAN
Terbatasnya jumlah dermaga untuk kapal besar Pembangunan dermaga baru dengan spesifikasi

penyandaran kapal besar
Tidak terdapat pemisahan antara dermaga penumpang, Pembangunan dermaga khusus pariwisata (pelayaran
dermaga barang/kontainer, dan dermaga pariwisata menuju pulau-pulau DTW)

Kondisi dermaga/pelabuhan yang masih kurang memadai Peningkatan fasilitas dan pengembangan pelabuhan

untuk sebuah kawasan pariwisata kelas dunia Waisai
TERMINAL
Terbatasnya terminal anagkutan umum Pembangunan Terminal Tipe C di 4 pulau besar

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
144
DI 9 KSPN
KSPN RAJA AMPAT| IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR

TERMUAT DALAM
KONDISI EKSISTING/PERMASALAHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DOKUMEN
RENCANA
SISTEM JARINGAN ENERGI
Pelayanan jaringan listrik belum merata ke seluruh Pembangunan dan Peningkatan Kapasitas Pembangkit

wilayah Listrik Tenaga Diesel (PLTD). (2011-2021)
TELEKOMUNIKASI
Terbatasnya pelayanan jaringan telekomunikasi Peningkatan jaringan telekomunikasi seluler

Penambahan jumlah BTS
Tidak terdapat operator taksi resmi dengan sistem argo Penyediaan layanan taksi argo
SISTEM JARINGAN AIR BERSIH
Terbatasnya pelayanan jaringan air bersih Pengembangan Sistem Pengolahan dan jaringan
pelayanan Air Bersih (2011-2021)

SANITASI
Belum tersedia sistem pengolahan limbah Pembangunan UPL Skala Kabupaten di Waisai

PERSAMPAHAN
Belum terdapat sistem pengelolaan sampah Pembangunan TPS skala kecamatan di seluruh distrik

(2011-2016)

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


145
DI 9 KSPN
KSPN RAJA AMPAT| RENCANA PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
Pengembangan Sistem Pengolahan Pembangunan dan Peningkatan
dan jaringan pelayanan Air Bersih Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD)

Penyediaan layanan kapal


penyebrangan publik (PP) yang
terjadwal ke Pulau-Pulau di Kab.
Raja Ampat

Peningkatan Kualitas Bandar Udara


Marinda Waisai

Pembangunan Jaringan Sanitasi


Skala Kabupaten di Waisai

Pembangunan terminal tipe c di Pembangunan TPS skala


keempat pulau besar di Raja Ampat kecamatan di seluruh distrik

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


146
DI 9 KSPN
3.Identifikasi KSPN Prioritas dan
Infrastruktur Prioritas di masing
masing KSPN

147
HASIL SKORING IDENTIFIKASI INFRASTRUKTUR
PRIORITAS (3 TERATAS)

KSPN RINJANI DSK


URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
Pengembangan Bandara Internasional Lombok Praya sebagai Bandar
1 47
Udara Sekunder
Perbaikan beberapa ruas jalan menuju kawasan TNGR dari Pintu
2 43
Masuk Pelabuhan Lembar dan Kota Mataram
Pengembangan Jalan Lokal Sembalun Lawang - Segara Anak | Jalan
3 41
Lingkar Sembalun Bumbung | Jalan Lingkar Sembalun Lawang

KSPN BUNAKEN DSK


URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
Pembangunan dan pengembangan lokasi jetti atau halte pantai di
1 41
Kec. Bunaken dan Kec. Bunaken Kepulauan
2 Pembangunan stasiun dan jaringan rel kereta api di Kec. Bunaken 41
Pengembangan pelabuhan penyebrangan dalam provinsi di Bunaken,
3 37
Manado Tua dan Siladen.

KSPN WAKATOBI DSK


URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
1 Revitalisasi Bandar Udara Matahora 51
Pengembangan pelabuhan penyebrangan Wangi-Wangi - Pelabuhan
2 51
Kamaru (Kab. Buton)
Pengembangan jalan kolektor primer Kawasan Perkotaan Wangi-
3 47
Wangi - Bandara Matahora
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
148
DI 9 KSPN
HASIL SKORING IDENTIFIKASI INFRASTRUKTUR
PRIORITAS (3 TERATAS)

MANDALIKA
URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
1 Peningkatan kualitas jalan-jalan lokal 47
Pengembangan Bandara Internasional Lombok Praya sebagai Bandar
2 45
Udara Sekunder
Perbaikan beberapa ruas jalan menuju kawasan Mandalika dari Pintu
3 43
Masuk Pelabuhan Lembar dan Kota Mataram

KSPN MOROTAI DSK


URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
1 Pembangunan Jalan Lingkar Trans Morotai 49
2 Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Bandar Udara Pitu 45
Peningkatan Kapasitas Pelabuhan Imam Lastori (Daruba) Sebagai
3 43
Pelabuhan Nasional dan Regional

KSPN RAJA AMPAT DSK


URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
1 Peningkatan Kualitas Bandara Marinda di Waisai 43
Penyediaan layanan kapal penyebrangan publik (PP) yang terjadwal
2 43
untuk menuju pulau-pulau di Raja Ampat
3 Pengembangan Pelabuhan di Misool dan Waigeo 43

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


149
DI 9 KSPN
HASIL SKORING IDENTIFIKASI INFRASTRUKTUR
PRIORITAS (3 TERATAS)

KSPN TORAJA DSK


URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
1 Pemantapan Bandara bukan Pusat Penyebaran Pongtiku, Makale 53
2 Pengembangan Jaringan Jalan Makale - Perbatasan Toraja Utara 51
Pengembangan Jaringan Jalan Batas Kota Makale - Batas Kabupaten
3 47
Enrekang

KSPN TANJUNG PUTING DSK


URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
1 Pembangunan Bandar udara pengumpul di Desa Sebuai Kobar 45
2 Pengembangan Pelabuhan Roro penumpang Kumai 41
Pengembangan Bandar Udara pengumpul sekunder Kuala Pembuang
3 39
Kab Seruyan

KSPN GILI TRAMENA DSK


URUTAN RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL SKOR
Pengembangan Bandara Internasional Lombok Praya sebagai Bandar
1 47
Udara Sekunder
2 Peningkatan Pelayanan Terminal Penumpang Regional Mandalika 41
Perbaikan beberapa ruas jalan menuju kawasan Gili Tramena dari
3 35
Pintu Masuk Pelabuhan Lembar, Bandara LOP dan Kota Mataram
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
150
DI 9 KSPN
4.Analisis Ekonomi Dukungan
Infrastruktur Pariwisata

151
HASIL REGRESI BERGANDA BANGKITAN WISATAWAN

Dependent Variable: LOG(WT) MODEL FIXED EFFECT


Method: Panel Least Squares
Date: 09/29/16 Time: 17:11
DENGAN TIDAK MEMPERTIMBANGKAN
Sample: 2009 2015 FREKUENSI KEDATANGAN KERETA API
Periods included: 7
Cross-sections included: 9 Tidak ada kereta api di KSPN
Total panel (balanced) observations: 63

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -16.52660 4.475613 -3.692589 0.0006
LOG(PJ) 0.215198 0.433731 0.496156 0.6220
LOG(FP) 2.065482 0.517251 3.993195 0.0002
LOG(LT) 0.065728 0.121425 0.541305 0.5908 Perubahan-perubahan pada jumlah
LOG(AB) 0.135603 0.276590 0.490267 0.6262 wisatawan total mampu dijelaskan oleh
LOG(TL) 0.362208 0.318495 1.137247 0.2611 perubahan-perubahan pada variabel
LOG(AP) 0.269892 0.257854 1.046685 0.3005
infrastruktur sebesar 93,98%, sisanya
Effects Specification 6,02% dijelaskan oleh variabel bebas lainnya
yang tidak terdapat dalam model regresi
Cross-section fixed (dummy variables)
(variabel-variabel yang termasuk dalam
R-squared 0.939841 Mean dependent var 10.19343 elemen attraction,amenity, dan anciliary)
Adjusted R-squared 0.922294 S.D. dependent var 1.908138
S.E. of regression 0.531907 Akaike info criterion 1.779562 KEBERADAAN INFRASTRUKTUR
Sum squared resid 13.58042 Schwarz criterion 2.289832
SIGNIFIKAN PENGARUHNYA TERHADAP
Log likelihood -41.05619 Hannan-Quinn criter. 1.980253
F-statistic 53.56312 Durbin-Watson stat 0.926191 PERUBAHAN JUMLAH KUNJUNGAN
Prob(F-statistic) 0.000000 WISATAWAN

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


152
DI 9 KSPN
MODEL REGRESI BERGANDA BANGKITAN WISATAWAN

WT = 0,215LOG(PJ) + 2,065LOG(FP) + 0,066LOG(LT) + 0,136LOG(AB) + 0,362LOG(TL) +


0,269LOG(AP) - 16,52660
dengan WT = jumlah wisatawan (jiwa) PJ = panjang jalan (km)
FP = jumlah kedatangan pesawat AB = kapasitas air bersih (m3)
AP = jumlah kedatangan kapal LT = jumlah KWH terjual (KWH)
TL = jumlah BTS

SEMUA INFRASTRUKTUR YANG DIKAJI MEMILIKI HUBUNGAN YANG POSITIF DALAM MENINGKATKAN
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN
INFRASTRUKTUR YANG
KODE ELASTISITAS KETERANGAN
DIANALISIS
1% peningkatan jumlah panjang jalan, mampu meningkatkan 0,215% jumlah kunjungan
Transportasi Darat Panjang Jalan PJ 0,215
wisatawan
1% peningkatan jumlah kedatangan pesawat, mampu meningkatkan 2,065% jumlah
Transportasi Udara FP 2,065
kunjungan wisatawan
1% peningkatan jumlah kedatangan kapal, akan mampu meningkatkan 0,066% jumlah
Transportasi Laut AP 0,066
kunjungan wisatawan
1% penambahan kapasitas air bersih, mampu meningkatkan 0,135% jumlah kunjungan
Jaringan Air Bersih AB 0,135
wisatawan
1% penambahan jumlah listrik yang terjual, akan mampu meningkatkan 0,362% jumlah
Jaringan Listrik LT 0,362
kunjungan wisatawan
1% penambahan jumlah BTS yang dipasang akan meningkatkan 0,269% jumlah
Jaringan Telekomunikasi TL 0,269
kunjungan wisatawan

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


153
DI 9 KSPN
PROYEKSI PENINGKATAN WISATAWAN 2025

Panjang Jalan Frekuensi Penerbangan Listrik


KSPN
2015 2025 2015 2025 2015 2025
KSPN Mandalika 78.87 79.78 17,312 20,113 13,687,967 21,000,000
KSPN Tanjung Puting 17,931.00 18,452.00 3,057 4,903 174,578,443 400,000,000
KSPN Rinjani 638.48 652.05 1,731 4,022 95,598,302 174,000,000
KSPN Gili Tramena 13.00 19.64 17,312 28,158 2,316,328 4,159,217
KSPN Toraja 2,697.00 3,977.14 9,825 11,796 84,390,679 148,000,000
KSPN Bunaken 59.80 68.47 4,419 6,107 15,360,131 39,361,160
KSPN Wakatobi 420.00 757.31 4,499 9,026 22,297,795 41,000,000
KSPN Morotai 95.65 115.23 693 4,767 10,566,218 20,000,000
KSPN Raja Ampat 221.59 437.02 5,969 12,467 941,594 2,587,446

Air Bersih Telekomunikasi Angkutan Penyebrangan


KSPN
2015 2025 2015 2025 2015 2025
KSPN Mandalika 432,654 689,292 18 37 3,367 7,152
KSPN Tanjung Puting 710,256 1,437,046 72 97 267 328
KSPN Rinjani 2,454,091 4,074,320 118 208 3,288 4,768
KSPN Gili Tramena 52,755 99,686 11 17 3,367 4,768
KSPN Toraja 2,131,087 2,343,853 22 77 417 524
KSPN Bunaken 92,875 124,191 28 287 836 1,820
KSPN Wakatobi 362,996 436,721 11 21 7,334 8,769
KSPN Morotai 5,465 7,111 3 10 1,407 2,098
KSPN Raja Ampat 4,133 4,699 19 38 1,131 1,665

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


154
DI 9 KSPN
PROYEKSI PENINGKATAN WISATAWAN 2025

JUMLAH WISATAWAN PROYEKSI JUMLAH


AKTUAL (orang) WISATAWAN (orang) PENAMBAHAN JUMLAH
KSPN WISATAWAN (orang)

2015 2025

KSPN Mandalika 759,726 815,371 55,645


KSPN Tanjung Puting 12,564 78,037 65,473
KSPN Rinjani 70,705 97,431 26,726
KSPN Gili Tramena 518,110 626,601 108,491
KSPN Toraja 219,114 319,302 100,188
KSPN Bunaken 40,610 347,458 306,848
KSPN Wakatobi 18,027 119,960 101,933
KSPN Morotai 3,733 6,281 2,548
KSPN Raja Ampat 13,585 74,933 61,348

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


155
DI 9 KSPN
INFRASTRUKTUR PRIORITAS 9 KSPN

Dependent Variable: LOG(WT)


Method: Panel Least Squares
Date: 09/29/16 Time: 17:11
Sample: 2009 2015
Periods included: 7
Cross-sections included: 9
VARIABEL
Total panel (balanced) observations: 63 KOEFISIEN
INFRASTRUKTUR
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Bandara 2,06
C -16.52660 4.475613 -3.692589 0.0006
LOG(PJ) 0.215198 0.433731 0.496156 0.6220 Jaringan 0,36
LOG(FP) 2.065482 0.517251 3.993195 0.0002
LOG(LT) 0.065728 0.121425 0.541305 0.5908
Telekomunikasi
LOG(AB) 0.135603 0.276590 0.490267 0.6262 Pelabuhan 0,26
LOG(TL) 0.362208 0.318495 1.137247 0.2611
LOG(AP) 0.269892 0.257854 1.046685 0.3005 Jalan 0,21
Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)


Keempat infrastruktur ini diprioritaskan
R-squared
Adjusted R-squared
0.939841
0.922294
Mean dependent var
S.D. dependent var
10.19343
1.908138
pengembangannya, karena
S.E. of regression 0.531907 Akaike info criterion 1.779562 mempercepat pertumbuhan jumlah
Sum squared resid 13.58042 Schwarz criterion 2.289832 wisatawan dan perekonomian wilayah di
Log likelihood -41.05619 Hannan-Quinn criter. 1.980253
F-statistic 53.56312 Durbin-Watson stat 0.926191 9 KSPN.
Prob(F-statistic) 0.000000

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


156
DI 9 KSPN
BACKWARD DAN FORWARD LINKAGE
Nasional KSPN 9
Sektor Ekonomi Backward Forward Backward Forward BACKWARD LINKAGE
Linkages Linkages Linkages Linkages Daya penyebaran sektor pariwisata di
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.78 1.20 0.88 1.19 wilayah KSPN 9 berada di atas rata-rata
daya penyebaran seluruh sektor
2 Pertambangan dan Penggalian 0.82 1.14 0.92 1.02 perekonomian di wilayah tersebut.
3 Industri Pengolahan 1.11 2.76 1.08 1.29 Sektor pariwisata mempunyai kemampuan
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.58 1.33 1.14 1.03 menarik pertumbuhan sektor ekonomi
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, lainnya yang menyediakan input bagi
5 0.79 0.65 0.84 0.78
Limbah dan Daur Ulang sektor pariwisata lebih besar dibandingkan
6 Konstruksi 1.18 0.84 1.04 1.02 rata-rata seluruh sektor perekonomian
Perdagangan Besar dan Eceran, (terutama, PERDAGANGAN BESAR DAN
7 0.92 1.18 0.95 1.31
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ECERAN, REPARASI DAN PERAWATAN
8 Transportasi dan Pergudangan 1.03 0.94 1.00 1.06 MOBIL DAN SEPEDA MOTOR, INDUSTRI
PENGOLAHAN, INFORMASI DAN
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 1.12 0.72 1.07 0.89 KOMUNIKASI dll)
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 0.94 1.01 1.02 1.14 FORWARD LINKAGE
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.85 0.93 0.94 1.03 Derajat kepekaan sektor periwisata di
12 Real Estat 0.79 0.64 0.90 0.79 wilayah KSPN 9 sama dengan rata-rata
13 Jasa Perusahaan 0.97 0.82 1.01 0.94 derajat kepekaan seluruh sektor
perekonomian di wilayah KSPN 9.
Administrasi Pemerintahan,
14 0.97 0.67 1.03 0.83 Kemampuan sektor pariwisata mendorong
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
pertumbuhan sektor lainnya yang
15 Jasa Pendidikan 0.93 0.64 0.95 0.80 mempergunakan input dari pariwisata
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.12 0.67 1.06 0.83 sama dengan kemampuan sektor ekonomi
Jasa lainnya (termasuk Sektor lainnya (terutama SEKTOR JASA JASA
17 1.10 0.85 1.18 1.06 PERUSAHAAN, JASA KESEHATAN DAN
Pariwisata)
KEGIATAN SOSIAL, dll)
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
157
DI 9 KSPN
MULTIPLIER OUTPUT

URUTAN NILAI ANGKA PENGGANDA OUTPUT


SEKTOR EKONOMI WILAYAH KSPN

Urutan
Output
No. Sektor Ekonomi
Multiplier
(besar ke kecil)
1 17 Jasa lainnya 1.5430
2 4 Pengadaan Listrik, Gas 1.5011
JIKA DI WILAYAH KSPN 9 TERJADI
3 3 Industri Pengolahan 1.4217
PENAMBAHAN PERMINTAAN AKHIR (BAIK
4 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.4040
DALAM BENTUK KONSUMSI RUMAH
5 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.3888
TANGGA, PENGELUARAN PEMERINTAH
6 6 Konstruksi 1.3622 ATAU INVESTASI) SEBESAR RP 1 (SATU
7 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.3482 RUPIAH) MAKA AKAN MEMBANGKITKAN
8 10 Informasi dan Komunikasi 1.3365 NILAI OUTPUT PADA SEKTOR PARIWISATA
9 13 Jasa Perusahaan 1.3274 SEBESAR RP 1,5430.
10 8 Transportasi dan Pergudangan 1.3112
11 15 Jasa Pendidikan 1.2455
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
12 7 Motor 1.2435
ADANYA PENINGKATAN INVESTASI
13 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1.2406
(termasuk investasi infrastruktur
14 2 Pertambangan dan Penggalian 1.2039
15 12 Real Estat 1.1859
pariwisata) SEBESAR Rp. 1,00 AKAN
16 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.1502 MEMBANGKITKAN OUTPUT SEKTOR
17 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.1057 PARIWISATA SEBESAR Rp. 1,5430

ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA


158
DI 9 KSPN
MULTIPLIER PENDAPATAN

URUTAN NILAI ANGKA PENGGANDA


PENDAPATAN RUMAH TANGGA WILAYAH KSPN

No Urutan
Sektor Ekonomi Multiplier
.
Income
1 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.61
2 15 Jasa Pendidikan 0.58
3 17 Jasa lainnya 0.42
4 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.29
5 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.27 SETIAP PENINGKATAN
6 13 Jasa Perusahaan 0.24 PERMINTAAN AKHIR, BAIK
7 10 Informasi dan Komunikasi 0.24 BERUPA KONSUMSI,
8 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.24 PENGELUARAN PEMERINTAH
9 7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor 0.23 ATAUPUN INVESTASI PADA
10 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.23 SEKTOR PARIWISATA SEBESAR
11 8 Transportasi dan Pergudangan 0.21 RP 1 (SATU RUPIAH), MAKA
12 6 Konstruksi 0.20 AKAN MENAMBAH PENDAPATAN
13 3 Industri Pengolahan 0.18 RUMAH TANGGA YANG BEKERJA
14 2 Pertambangan dan Penggalian 0.15 PADA SEKTOR PARIWISATA
15 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.12 SEBESAR RP 0,42
16 4 Pengadaan Listrik, Gas 0.11
17 12 Real Estat 0.08
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
159
DI 9 KSPN
MULTIPLIER TENAGA KERJA

URUTAN HASIL PERHITUNGAN MULTIPLIER TENAGA KERJA KSPN


Koef
NO Koef Multiplier per
Sektor Multiplier
Urut Rp 1
per Rp 1 M
1 1 Pertanian, kehutanan, dan perikanan 0.0000000615 61
2 9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 0.0000000534 53
3 17 Jasa lainnya 0.0000000499 50
4 16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0.0000000453 45
Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan SETIAP ADA TAMBAHAN
5 7 0.0000000429 43
perawatan mobil dan sepeda motor PERMINTAAN AKHIR (KONSUMSI
Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan RUMAH TANGGA, PENGELUARAN
6 14 0.0000000422 42
sosial wajib PEMERINTAH, DAN INVESTASI)
7 15 Jasa pendidikan 0.0000000387 39 PADA SEKTOR PARIWISATA
8 4 Pengadaan listrik dan gas 0.0000000311 31 SEBESAR RP 1 MILYAR, MAKA
9 5 Pengadaan air 0.0000000246 25 AKAN MENAMBAH TENAGA KERJA
PADA SEKTOR TERSEBUT
10 10 Informasi dan komunikasi 0.0000000241 24
SEBANYAK 50 ORANG.
11 8 Transportasi dan pergudangan 0.0000000241 24
12 3 Industri pengolahan 0.0000000236 24
13 6 Konstruksi 0.0000000214 21
14 13 Jasa perusahaan 0.0000000133 13
15 11 Jasa keuangan 0.0000000113 11
16 12 Real estate 0.0000000103 10
17 2 Pertambangan dan pengolahan 0.0000000067 7
ANALISIS EKONOMI DUKUNGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA
160
DI 9 KSPN
Bagian 4.
Kesimpulan dan Tindak
Lanjut
Baik saja tidak cukup, kita harus menjadi yang terbaik

161
Kesimpulan dan Tindak Lanjut

1. Pembangungan Infrastruktur 10 DPN dan 25


KSPNPentingnya koordinasi lintas sektor dalam
pembangunan infrastruktur agar tercapai sinergi
dalam pembangunan pariwisata

Attraksi Amenitas

Aksesibilit
as

162
Kesimpulan dan Tindak Lanjut

2. Analisis Ekonomi Infrastruktur Pariwisata


Sektor pariwisata mempunyai kemampuan menarik
pertumbuhan sektor ekonomi lainnya yang menyediakan
input bagi sektor pariwisata lebih besar dibandingkan rata-
rata seluruh sektor perekonomian terutama perdagangan
besar dan eceran, industry pengolahan dan Informasi dan
Komunikasi (nilai backward linkage di 9 KSPN , Pariwisata : 1.18 ,
Perdagangan besar dan eceran : 0.95 , Industri pengolahan : 1.08 ,
Informasi dan komunikasi 1.02)

Kemampuan sektor pariwisata mendorong pertumbuhan


sektor lainnya yang mempergunakan input dari pariwisata
sama dengan kemampuan sektor ekonomi lainnya (nilai
forward linkage di 9 KSPN sektor jasa lainnya termasuk
pariwisata : 1.06 )

Pengembangan infrastruktur memiliki pengaruh signifikan


terhadap kedatangan wisatawan (dengan model regresi
bangkitan wisatawan 1% peningkatan jumlah panjang jalan ,
mampu meningkatkan 0,215% jumlah kunjungan wisatawan .dll )163
Kesimpulan dan Tindak Lanjut

3. Kebutuhan Infrastruktur Setiap KSPN


Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan infrastruktur setiap
KSPN mencakup :
Airport, Airlines , Authorities
(Bandara , rute dan frekuensi penerbangan)
Jetty & Seaport
(Dermaga dan Pelabuhan)
Train , Rail Road & Station
(Pembangunan Kereta api)
Road & Transportation
(Ruas jalan dan moda transportasi)
Electricity Plan
(Penyediaan pasokan listrik dan pengembangan sumber energi
alternatif)
Water Supply
(Pelayanan dan penyediaan air bersih)
Telecommunication
(Peningkatan pelayanan dan jaringan telekomunikasi)
Waste Treatment
(Pengolahan Limbah)
164
TERIMA KASIH

165
STRATEGIC RATIONALE : PARIWISATA DI DUNIA
Dari PDB Dampak Langsung, PARIWISATA ADALAH KUNCI PEMBANGUNAN,
9.5% Dampak Tidak Langsung, dan
Dampak Ikutan (2014)
KESEJAHTERAAN DAN KEBAHAGIAAN :

1 dari 11 Lapangan Kerja PARIWISATA ADALAH SEKTOR UNGGULAN


(TOURISM IS A LEADING SECTOR)
US$ 1.4 Triliun Ekspor
- Meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata,
menjadikan Pariwisata sebagai faktor kunci dalam
Dari Ekspor Dunia 2014 pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja,
5%
pengembangan usaha dan infrastruktur;
Juta Wisatawan pada tahun
25 1950 - Pariwisata telah mengalami ekspansi dan
1138
Juta Wisatawan pada tahun
2014
diversifikasi berkelanjutan, dan menjadi salah satu
sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat
pertumbuhannya di dunia;
5 s.d. 6 Miliar Wisatawan Domestik
- Meskipun krisis global terjadi beberapa kali, jumlah
perjalanan wisatawan internasional tetap
menunjukkan pertumbuhan yang positif 25 juta
orang (1950) 278 juta orang (1980) 528 JutaJan.
Sumber: UNWTO Tourism Highlights, 2014
UNWTO World Tourism Barometer, orang
2015
(1995) 1,1 milyar orang (2014). WTTC, Jan. 2015

166
Pariwisata sebagai
penyumbang PDB, Devisa
dan Lapangan Kerja
yang paling mudah
dan murah.
Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc

Menteri Pariwisata RI

167
Pariwisata penyumbang PDB, Devisa dan Lapangan Kerja
yang paling mudah dan murah (2015).

A. PDB
1. Pariwisata menyumbangkan 10% PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN.
2. PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada
industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan.
3. Devisa pariwisata US$ 1 Juta, menghasilkan PDB US$ 1,7 Juta atau 170%, tertinggi dibanding
industri lainnya.

B. DEVISA
1. Peringkat ke-4 penyumbang devisa nasional, sebesar 9,3% dibandingkan industri lainnya.
2. Pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata tertinggi, yaitu 13%, dibandingkan industri minyak gas
bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif.
3. Biaya marketing yang diperlukan hanya 2% dari proyeksi devisa yang dihasilkan.

C. TENAGA KERJA
1. Penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4% secara nasional dan menempati urutan
ke-4 dari seluruh sektor industri.
2. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30% dalam waktu 5 tahun.
3. Pariwisata pencipta lapangan kerja termurah yaitu dengan US$ 5.000/satu pekerjaaan, dibanding rata-
rata industri lainnya sebesar US$ 100.000/satu pekerjaan.

168
STRATEGIC RATIONALE

PARIWISATA DI DUNIA
PARIWISATA ADALAH KUNCI PEMBANGUNAN,
2014 2015 KESEJAHTERAAN DAN KEBAHAGIAAN
Dari PDB Dampak Dari PDB Dampak
Lagsung, Dampak Langsung, Dampak PARIWISATA ADALAH SEKTOR UNGGULAN
9,5% Tidak Langsung, 10% Tidak Langsung,
dan Dampak dan Dampak Ikutan
(TOURISM IS A LEADING SECTOR)
Ikutan Meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata,
1 dari 11 Lapangan menjadikan Pariwisata sebagai faktor kunci
1 dari 11 Lapangan Kerja
dalam pendapatan ekspor, penciptaan
Kerja
US$ 1,4 Triliun Ekspor lapangan kerja, pengembangan usaha dan
US$ Triliun infrastruktur;
Dari Ekspor Dunia
1,5 Ekspor 7% 2015 Pariwisata telah mengalami ekspansi dan
Dari Ekspor Dunia Juta Wisatawan diversifikasi berkelanjutan, dan menjadi salah
5,7% 2015
25 pada tahun satu sektor ekonomi yang terbesar dan
Juta Wisatawan 1950 tercepat pertumbuhannya di dunia;
25 pada tahun
Milyar Meskipun krisis global terjadi beberapa kali,
1950
Wisatawan jumlah perjalanan wisatawan internasional
Milyar 1,18 pada tahun tetap menunjukkan pertumbuhan yang
Wisatawan 2015 positif 25 juta (1950) 278 juta (1980) 528
1,14 pada tahun Juta (1995) 1,14 Miliar (2014) 1,18 Miliar
5 Miliar
2014 (2015)
s.d. 6 Wisatawan
5 s.d. Miliar Domestik Dalam pertumbuhan ekonomi dunia yang
6 Wisatawan fluktuatif, dalam skala global sektor Pariwisata
Domestik
Sumber: UNWTO Tourism Annual Report, 2015 mampu mempertahankan 169 pertumbuhan, di
edition
TOURISM PERFORMANCE 2015

NOMINAL KONTRIBUSI PDB PARIWISATA INDONESIA TERBESAR DI ASEAN


No Indikator Kontribusi PDB Kunjungan Wisman
Negara (dalam miliar US$)

1. Indonesia 82.4 10,406,759 4

2. Thailand 81.6 29,881,091 1

3. Malaysia 38.9 25,721,251 2

4. Philippines 31.4 n/a 3

5. Singapore 28.7 15,231,469

6. Viet Nam 26.7 7,943,651

7. Cambodia 5.4 4,775,231

8. Myanmar 3.8 n/a

9. Laos 1.7 2.668.000

10. Brunei Darussalam 1.2 n/a


Ket: Perbandingan Kontribusi Pariwisata Terhadap PDB Negara-Negara Di
Asean
Sumber: WTTC, 2016, Singapore Tourism Board, Ministry of Tourism and Culture Malaysia, 170
Myanmar Ministry of Tourism,
TOURISM PERFORMANCE 2015

PARIWISATA PENGHASIL GDP TERTINGGI KE-3 DENGAN US$ 80


MILIAR

SIZE
Industri pariwisata
menghasilkan dampak total
US$ 80 miliar dari PDB
Indonesia pada tahun 2014.

Industri pariwisata
berdampak PDB lebih
besar dibandingkan
dengan manufaktur
otomotif, pendidikan,
perbankan, jasa
keuangan, ritel, dan
sektor manufaktur bahan
kimia.

Dalam hal PDB langsung,


Retail
industri pariwisata sekitar
Automotive Financial Chemicals Travel and Agricultur
Manufacturing
Education Banking
Services (Without Manufacturing Tourism
wholesale)
Mining
e satu setengah kali lebih
besar dari sektor pendidikan
Sumber : Indonesia Benchmarking Reports, WTTC, Mei 2015 di Indonesia. 171

Vous aimerez peut-être aussi