Vous êtes sur la page 1sur 16

Oleh:

Ns. Nunung Ernawati, M.Kep

ASKEP PADA BAYI DENGAN


ASFIKSIA
KONSEP TEORI ASFIKSIA

Asfiksia Neonatorum merupakan suatu


keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah
lahir, sehingga bayi tidak dapat
memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang dari
tubuhnya (Dewi, 2011).
ETIOLOGI
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi
penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir,
diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut
ini:
1. Faktor ibu

Preeklampsia dan eklampsia

Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio

plasenta)
Partus lama atau partus macet

Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis,

TBC, HIV)
Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
Lilitan tali pusat
Tali pusat pendek
Simpul tali pusat
Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi
kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum,
ekstraksi forsep)
Kelainan bawaan (kongenital)
Air ketuban bercampur mekonium (warna
kehijauan)
TANDA DAN GEJALA ASFIKSIA
Tidak bernafas atau bernafas megap-megap/ pernafasan
tidak adekuat
Bayi lahir tidak menangis/ tangisan pelan/ hanya merintih
Warna kulit kebiruan
Kejang
Penurunan kesadaran
DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit
tidak teratur
Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak,
otot, dan organ lain
KLASIFIKASI ASFIKSIA

Penilaian ada tidaknya asfiksia


didasarkan atas nilai Apgar Score yang
dinilai 1 menit dan 5 menit setelah
kelahiran.
penilaian ini merupakan cara yang
paling mudah dilakukan dan harus
diketahui oleh penolong persalinan.
KOMPONEN PENILAIAN APGAR
SCORE Score 0 Score 1
Penilaian Score 2 Jumlah
score
Appereance Biru/pucat Ektremitas Seluruh
Color biru, tetapi tubuh dan
Warna kulit badan ekstremitas
tampak tampak
merah merah
Pulse tidak < 100x/mnt > 100x/mnt
Denyut nadi teraba
Grimace Tidak ada Tangisan Bayi
Reflek / reaksi lemah/merin menangis
bayi terhadap tih kuat , batuk
rangsang atau bersin
Activity Tidak Lemah, Gerakan
Tonus otot ada/lump ekstremitas kuat
uh fleksi sedikit
Respiratory Tidak ada Lemah , Pernafasan
Pernafasan tidak teratur teratur dan
tangisan
kuat
Nilai 7- 10: bayi normal
Nilai 4- 6: bayi asfiksia ringan- sedang
Nilai 0- 3: bayi asfiksia berat

Beberapa literatur mengklasifikasikan atau menggolongkan


asfiksia neonatorum sebagai berikut (Maryunani, 2009). Atas
dasar pengalaman klinis, Asfiksia Neonatorum dibagi dalam:
Vigerous baby, nilai Apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap
sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
Mild- moderate asphyxia(Asfiksia Sedang), nilai Apgar 4-6,
pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari
100 kali/ menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-
kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.
Asfiksia berat, nilai Apgar 0- 3. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 kali/ menit, tonus
otot buruk, sianosis berat dan kadang- kadang pucat, refleksi
iritabilitas tidak ada.
PENANGANAN ASFIKSIA PADA BAYI
1.Memfokuskan saluran nafas terbuka
Meletakkan bayi dalam posisi kepala ekstensi

Menghisap hidung dan mulut bila perlu trachea

Bila perlu masukan endotrakhea untuk memastikan pernapasan

terbuka.
2. Memulai pernafasan
Melakukan rangsangan taktil untuk memulai pernafasan

Memakai ventilasi tekanan positif seperti sungkup dan balon

atau pipa endotrakhea dan balon.


3.Mempertahankan sirkulasi darah
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara

kompresi dada atau bila perlu menggunakan obat-obatan.


(Sarwono, 2009)
Resusitasi Neonatus ( Manuaba, 2007)
1. Asfiksia Sedang dengan nilai APGAR Skor 4- 6
Tidak terlalu banyak memerlukan tindakan resusitasi.

Saluran napas perlu dibersihkan sekaligus merupakan rangsangan

sentuh terhadap dimulainya pernapasan.


Evaluasi berikutnya 5 menit.

Bila hasilnya baik dengan Skor APGAR meningkat maka bayi sudah

dapat diselamatkan dari lingkaran setan asfiksia neonatorum.

2. Asfiksia Berat dengan nilai APGAR Skor 0- 3


Memerlukan resusitasi penuh: Terutama bersihkan jalan napas,

berikan O2dengan aliran 2 liter per menit, dilakukan resusitasi dengan


masker O2sehingga secara langsung diharapkan dapat masuk
langsung sebagai pertukaran dengan CO 2melalui paru, bila perlu
dilakukan pemasanganendothrachealtubesehingga secara langsung
diketahui masuk pada jalan nafas. Pemberian O 2dapat lebih tinggi
sehingga dapat membantu perkembangan alveoli pada bayi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Semua gangguan yang terjadi pada bayi baru lahir,
termasuk asfiksia, harus memperhatikan kondisi-
kondisi seperti dibawah ini yaitu:
2. Riwayat ante natal
Riwayat penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu

( seperti anemia, kel. Jantung, DM dsb)


Paritas ibu

Riwayat trauma pada saat kehamilan, misalkan

terjadinya solusio placenta, dll


Riwayat infeksi pada ibu

Kehamilan lewat waktu


2. Kondisi intra Partum
Perdarahan intra partum

Lilitan tali pusat/tali pusat menumbung/


kompresi tali pusat
Mekonium

Air ketuban keruh


Persalinan dengan tindakan ( tindakan
forcep, ekstraksi vacum, persalinan
sungsang, gemmeli, distocia bahu )
3. Faktor bayi
berat badan lahir rendah

Prematuritas
Bayi dengan kelainan kongenital

4. Hasil evaluasi APGAR SCORE


APGAR SCORE 1 menit menunjukan
tingkat asfiksia dan tindakan resusitasi
APGAR SCORE 5 menit menunjukan
penilaian angka morbiditas dan
mortalitas pada bayi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. gangg. Pertukaran gas
2. Perubahan termoregulasi tubuh
3. Jalan nafas tidak efektif
PERENCANAAN &TINDAKAN
Lakukan penilaian APGAR score 1 menit
dan 5 menit
Isap lendir dari hidung dan mulut bayi
Berikan lingkungan yang aman &
nyaman (bersihkan dan bungkus BBL
dengan handuk hangat)
Berikan rangsangan taktil pada BBL
Berikan O2
k/p lakukan resusitasi BBL
EVALUASI
Kemampuan bernafas bayi adekuat
Bayi tampak menangis kuat
Tonus otot bayi dan reaksi rangsang
positif
Bayi tidak cyanosis, tubuh dan
ekstremitas tampak merah

Vous aimerez peut-être aussi