Vous êtes sur la page 1sur 39

 CVA, CVD, GPDO

 KEHILANGAN FUNGSI OTAK


AKIBAT BERHENTINYA SUPLAI DARAH
KEBAGIAN OTAK
 MENGAKIBATKAN KERUSAKAN SEL OTAK PADA
DAERAH TERSEBUT
OTAK MEMBUTUHKAN BANYAK OKSIGEN. BERAT OTAK HANYA
2 ½ % DARI BB SELURUHNYA, NAMUN OKSIGEN YANG
DIBUTUHKAN HAMPIR MENCAPAI 20 % DARI KEBUTUHAN
BADAN SELURUHNYA. OKSIGEN INI DIPEROLEH DARI DARAH.
DI OTAK SENDIRI HAMPIR TIDAK ADA CADANGAN OKSIGEN.
DENGAN DEMIKIAN OTAK SANGAT BERGANTUNG KEPADA
KEADAAN ALIRAN DARAH SETIAP SAAT. BILA SUPLAI OKSIGEN
TERPUTUS SELAMA 8-10 DETIK, MAKA TERJADI GANGGUAN
FUNGSI OTAK. BILA LEBIH LAMA DARI 6 – 8 MENIT, TERJADI
JEJAS (LESI) YANG TIDAK PULIH LAGI (IRREVERSIBLE) DAN
KEMUDIAN KEMATIAN.
 BERDARAH (HEMORAGIK):
* INTRASEREBRAL
* SUBARAKHNOID
 NON HEMORAGIK (TANPA PERDARAHAN):
 TROMBOSIS
 EMBOLISME
 ISKEMIK:
• TIA (TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK)
• RIND (REVERSIBLE ISCHEMIC NEUROLOGIC DEFICIT)
 TIDAK DAPAT DIUBAH:
1. Umur
2. Gender
3. Etnis
4. Riwayat keluarga dengan stroke
 DAPAT DIUBAH:

1. FAKTOR RESIKO YANG KUAT (MAYOR):


a. Tekanan darah tinggi
b. Penyakit jantung
c. Atherosclerosis
d. Diabetes Melitus

2. FAKTOR RESIKO YANG LEMAH (MINOR):


a. Hiperkolesterolemia
b. Hematokrit tinggi
c. Merokok
d. Kegemukan
e. Kurang gerak/olah raga
f. Peminum alkohol
g. Kadar asam urat tinggi
 20 % dari semua stroke

 Tekanan darah yang tinggi menjadi penyebab

 Ada 2 macam stroke perdarahan terpenting:


1.Subarachnoid:
# Perdarahan pada permukaan otak
# Pada daerah antara otak – tulang tengkorak
2. Intraserebral:
# Pecahnya pembuluh darah arteri dalam otak

 Baik stroke perdarahan subarachnoid dan intraserebral dapat


terjadi karena gangguan struktur pembuluh darah:
1. Aneurisme
2. Arteriovenous Malformation (AVM)
Otak merupakan organ tubuh yang ikut
berpartisipasi pada semua kegiatan tubuh. Kegiatan ini
dapat berupa bergerak, merasa, berfikir, berbicara,
emosi, mengenang, berkhayal, membaca, menulis,
berhitung, melihat dan mendengar.
Tugas yang ragam ini dilakukan oleh bagian-bagian
dari otak. Ada bagian otak yang terutama berperan dalam
menggerakkan jari, tangan, kaki, lidah. Ada pula
bagian otak yang terutama berperan dalam
berbicara, menulis, menyanyi, melihat.
Bila bagian-bagian dari otak ini terganggu, misalnya
suplai darah berkurang, maka tugasnyapun dapat
terganggu.
• Lumpuh separo badan, yang kanan atau yang kiri
(Hemiparesis/Hemiplegia)
• Separo badan kurang merasa, terasa semutan, terasa seperti terbakar
• Mulut mencong
• Lidah mencong bila dijulurkan
• Bicara menjadi pelo
• Sulit menelan (Disfagia)
• Bila minum suka keselek
• Bila makan suka keselek
• Sulit berbahasa, apa yang ingin diucapkan tidak ketemu kata-katanya

• Berbicara tidak lancar, sepatah-sepatah kata yang terucapkan


• Bicara menjadi tidak karuan, lancar tapi tak ada arti
• Tidak dapat membaca (alexia, dyslexia), menulis (agraphia)

• Tidak dapat memahami tulisan


• Berjalan sulit, langkah kecil-kecil (Ataksia)
• Kepintaran mundur, tak dapat berhitung, Pelupa
• Penglihatan terganggu, sebagian lapangan pandang tdk terlihat
(Homonimus hemianopsia)
• Pendengaran mundur, tuli satu telinga
• Menjadi puyeng, tujuh keliling, vertigo
• Menjadi mudah menangis, mudah tertawa
• Melihat dobel (diplopia)
• Kelopak mata sulit dibuka, banyak tidur
• Gerakan tidak terkoordinasi
• Pingsan, koma.
1. STROKE TROMBOSIS:
• Usia pertengahan (50 -70 thn)/bisa pada usia muda
• Faktor resiko (+): HT, P. Jtg, DM, Hiperlipid
• Mendadak (istirahat/bangun tidur)
• Kesadaran biasanya baik
• Sakit kepala (-), Muntah (-)
• Tekanan darah normal/ sedikit meninggi
• Defisit neurologi:
- Hemiparese, parastesia, disartria, vertigo, plegia, vertigo
- Homonimus hemianopsia, ataksia, disphagia dll.
2. STROKE EMBOLI:
• Usia dapat usia muda
• Faktor resiko: Peny. Katub jantung, MI, dsb.
• Serangan sewaktu-waktu
• Kesadaran sedikit menurun
• TD normal/ sedikit meninggi
• Biasanya dengan bising jantung
• Defisit neurologi = stroke trombosis
3. STROKE PIS:
• Usia biasanya pertengahan, > 40 thn
• Serangan mendadak, sewaktu aktivitas/emosi
• Sakit kepala ++, muntah +
• Kesadaran menurun---koma
• Ngorok
• Hipertensi berat/maligna
• Defisit neurologi fokal > berat
• Bila PIS besar - herniasi otak, koma, midriasis, napas cepat & dlm
• Bila PIS kecil, gejala lebih ringan, mirip dengan trombosis
4. STROKE PSA:
• Usia biasanya dewasa muda (20 -30 thn)
• Serangan mendadak
• Gejala awal: sakit kepal +++, muntah +++
• Kesadaran menurun, ringan-berat
• Tensi normal
• Kadang-kadang terdengar “bruit” --- AVM
• Kaku kuduk, tanda khas
• Defisit neurologi fokal ( - ), kadang-kadang dapat terjadi

setelah 3 – 5 hari
1. BRAIN CEK:
a. CT Scan kepala
b. ARTERIOGRAFI SEREBRAL: Stenosis, AVM, Aneurisme
c. Lumbal punksi : PSA, TBC
d. Auscultasi: Bruit carotis, temporal (AVM)
e. MRI
2. GENERAL CEK UP:
a. Laboratorium d. Echocardiografi
b. Elektrokardiogram e. Funduscopi
c. Ro
 Segera bawa ke RS, jangan lewat 3 jam.

 Biasanya berakhir 48 – 72 jam


 Tujuan terafi pada fase akut:
1. Mencegah stroke tdk berlanjut atau berulang
2. Melakukan upaya agar cacat dapat dibatasi
3. Mencegah terjadinya komplikasi ( Radang paru, radang v.u)
4. Mencari dan mengobati peny. Lain yg dpt mempengaruhi perjlnan

stroke
5. Membantu pemulihan penderita (melalui terafi obat, terafi fisik,

terafi psikis)
6. Mencegah terjadinya kematian
 Jaga agar jalan nafas tetap terbuka dan lancar

 Pantau keadaan cairan pasen


 Perhatikan jumlah kalori makanan dan keadaan
elektrolit
 Perhatikan kencing pasen, bisa kencing/tdk, k/p psg
kateter, ngompol?
 Jaga agar jangan dekubitus, ubah posisi tiap 2 jam,
kulit pasen dijaga agar tetap kering dan bersih
 Lakukan ROM
 Atur posisi pasen dengan posisi lateral atau semi
telungkup dengan kepala tempat tidur agak ditinggikan.
1. STROKE ISKEMIK
• Obat untuk sembab otak (edema otak):
- Manitol 20 %, batasi jumlah cairan yang diberikan
• Obat antiagregasi tombosit(mencegah menggumpalnya trombosit
darah): - Asetosal (aspirin), tiklopidin
• Antikoagulansia (mencegah gumpalan darah dan embolisasi
trombus):
- Cardioemboli
- Heparin, walfarin
• Obat lain: untuk memperbaiki atau mengoptimalisasi keadaan otak,
metabolismenya dan sirkulasinya:
- Piracetam, Nicholin, nimodipine
2. PERDARAHAN SUBARAKHNOID
 Mencakup: a. tirah baring diruang tenang

b. Mengupayakan agar pasen tidak mengedan


c. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
 Tujuan terafi medik:
a. Menurunkan tekanan darah
b. Pasen harus istirahat total, minimal 4 minggu
c. Tekanan dalam rongga tengkorak diturunkan dengan cara:
- Tinggikan posisi kepala 15-30 ° (satu bantal)
- Berikan obat antiedema
d. Mencegah perdarahan berulang dg pemberian Tranexamic acid
e. Mencegah spasme arteri: Diberi nimodipine
3. PERDARAHAN INTRASEREBRAL (PIS)
 Seperti pada stroke PSA

 Tujuan terafi:
a. Mencegah akibat buruk dari meningkatnya tek. Intrakranial
b. Mencegah komplikasi (Pneumoni, dekubitus dll)
c. Operasi, untuk mengeluarkan bekuan darah
 TUJUAN REHABILITASI STROKE:
1. Mengurangi, meniadakan sisa gejala dari stroke
2. Mengajarkan pasen untuk dapat hidup menolong diri
sendiri dengan sisa kecacatan yang ada
 Rehabilitasi dilakukan segera mungkin
 Seringnya latihan dapat mencegah kekakuan otot, ulkus
dekubitus
 TERGANTUNG:
1. UMUR
2. PENYAKIT YANG MENYERTAI
3. LUAS DAERAH STROKE
4. LOKASI
5. GOLDEN PERIOD
6. REHABILITASI
7. KOMPLIKASI
A. PENGKAJIAN:
1. Perubahan tingkat kesadaran/responsivitas, respon terhadap
stimulasi, berorientasi terhadap tempat, waktu dan orang
2. Ada/tdk gerakan volunter/involunter ekstremitas, tonus otot,
postor tubuh dan posisi kepala
3. Kekakuan leher
4. Pembukaan mata, ukuran pupil, reaksi pupil terhadap cahaya dan

posisi okular
5. Warna wajah dan ekstremitas, suhu dan kelembaban kulit
6. Kualitas dan frekuensi nadi dan pernafasan, AGD, suhu tubuh dan
tekanan arteri
7. Kemampuan untuk bicara
8. Volume cairan yang diminum/diberikan dan volume
urine/24 jam
9. Setelah fase akut, kaji:
• Status mental (memori, lapang perhatian, persepsi,
orientasi, afek, bicara/bahasa
• Sensasi/persepsi (nyeri/suhu)
• Kontrol motorik (gerakan ekstremitas atas dan
bawah)
• Fungsi kandung kemih
• Kaji kerusakan fungsi untuk aktivitas sehari-hari
 Kerusakan mobilitas fisik b.d. hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan

koordinasi, dan cedera otak


 Nyeri (bahu nyeri) b.d. hemiplegi
 Kurang perawatan diri (higiene, toileting, berpindah, makan) b.d.
gejala sisa stroke
 Inkontinensia b.d. kandung kemih flaksid, kesulitan dalam berkomunikasi
 Perubahan proses berfikir b.d. kerusakan otak, konfusi, ketidakmampuan
untuk mengikuti instruksi
 Kerusakan komunikasi verbal b.d. kerusakan otak
 Rester kerusakan integ. kulit b.d. hemiparesis/hemiplegia, penurunan Mob.
 Perubahan proses keluarga b.d. penyakit berat dan beban pemberian prwtn
 Memperbaiki mobilitas dan mencegah deformitas:
• Pemberian posisi

• Posisi tidur yang tepat, posisi datar di t.t. kecuali ketika melakukan
aktivitas sehari-hari, beri papan di bawah matras tempat tidur
• Gunakan penyokong kaki
• Mencegah adduksi bahu; tempatkan satu bantal di aksila dan di bawah
lengan, lengan dalam posisi netral (agak fleksi)
• Posisi tangan dan jari: jari-jari posisi sedikit fleksi, tangan posisi supinasi
• Ubah posisi setiap 2 jam; lateral, telungkup 15-30 mnt bbrp x/hr bl mgkn
• Lathn ekstremitas yg sakit scr pasif 4-5 x/hari, singkat tapi sering, bantu

pasen dan ingatkan untuk melatih sisi yang sakit.


• Menyiapkan ambulasi: segera mungkin dibantu turun dari tempat tidur,
bertahap, bantu jika menggunakan kursi roda dan tongkat.
INTERVENSI KEPERAWATAN LANJUTAN

 Mencegah nyeri Bahu:

• Tidak boleh mengangkat pasien pada bahunya yang flaksid


atau menarik lengan atau bahu yang sakit
• Letakkan lengan yang flaksid di atas meja atau bantal
sementara pasien duduk
• Anjurkan menggunakan sling
• Latihan ROM, hindari gerakan-gerakan yang berat
• Anjurkan melakukan gerakan menyentuh, menggosok dan
memukul
• Tinggikan lengan dan tangan untuk mencegah edema
INTERVENSI KEPERAWATAN LANJUTAN

 Mencapai kemampuan perawatan diri:

• Lakukan aktivitas kebersihan diri


• Ikut sertakan sisi yang sakit dlm melkukan aktivitas sehari-hari
(menyisir, menggosok gigi, mandi dan makan dengan satu tangan, dll)
• Bantu dalam aktivitas berpakaian

 Mendapatkan kontrol kandung kemih:


• Analisis pola berkemih
• Dapat gunakan urinal dan bedpan
INTERVENSI KEPERAWATAN Lanjutan
 Memperbaiki proses berfikir

 Mencapai komunikasi:
• Buat lingkungan kondusif dalam berkomunikasi:
- Sensitif terhadapreaksi dan kebutuhan pasien
- Berespons dengan cara yang tepat
- Perlakukan pasien sebagai orang dewasa
- Beri dukungan moral yang kuat dan pahami pasien yang cemas
• Jadwal yang konsisten, rutin dan berulang-ulang (catatan tertulis)
• Berbicara dengan menarik perhatian pasien
• Bicara lambat
• Penggunaan sikap tubuh
• Sediakan waktu untuk menjawab
INTERVENSI KEPERAWATAN Lanjutan

 Mempertahankan integritas Kulit:


• Kaji daerah pada area penonjolan dan bagian tubuh yang dependen
• Ubah posisi tiap 2 jam
• Hati-hati dalam mengubah posisi dan membalikkan tubuh pasien
• Jaga agar kulit pasien tetap bersih dan kering
• Masase dengan tekanan lembut pada kulit yang sehat
• Pertahankan nutrisi yang adekuat.

 Meningkatkan Koping Keluarga melalui Penkes


PENDIDIKAN PASIEN DAN PERTIMBANGAN
PERAWATAN DI RUMAH
 Perencanaan perawatan
 Aspek emosional: Beritahu keluarga bahwa pasien
• Akan mudah lelah
• Peka rangsang
• Kecewa dengan kejadian kecil
• Kurang minat pada sesuatu
• Mungkin akan terjadi kemunduran intelektual
• Bisa depresi
 Modifikasi rumah
 Sumber pendukung (Perawat, keluarga, kelompok)

Vous aimerez peut-être aussi