Vous êtes sur la page 1sur 27

ABLASIO RETINA

Disusun oleh:
Kelompok 4

1. Ambar Dianingrum
2. Devita Sekar A. P
3. Dwi Fandi
4. Faizatul Khoiriah
5. Iddha Setyawati
6. Liyana Wati
7. Nindhita P. D.
Apa itu ablasio retina?
Ablasio retina:
Suatu keadaan
terlepasnya retina
sehingga terjadi
penggumpalan
cairan retina
antara lapisan
basilus (sel
batang) dan konus
(sel kerucut)
dengan sel
epitelium pigmen
retina.
ETIOLO
GI
Malformasi kongenital

Kelainan metabolisme

Penyakit vaskuler

Inflamasi intraokuler

Neoplasma

Trauma

Perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina


AblasioRhegmatogen
terjadi setelah
terbentuknya tulang
atau robekan dalam
retina yang
menembus sampai
badan mata masuk
ke ruang sub retina,
apabila cairan
terkumpul sudah
cukup banyak dapat
menyebabkan retina
terlepas.
Ablasiooleh karena
tarikan
terjadi saat
retina
mendorong ke
luar dari lapisan
epitel oleh
ikatan atau
sambungan
jaringan fibrosa
dalam badan
kaca.
Ablasioeksudatif
terjadi karena
penumpukan cairan
dalam ruang retina
akibat proses
peradangan,
gabungan dari
penyakit sistemik atau
oleh tumor
intraocular, jika cairan
tetap berkumpul,
lapisan sensoris akan
terlepas dari lapisan
epitel pigmen.
Patofisiologi
Sebab dan Gejala Lepasnya Retina Sebagian besar lepasnya retina

terjadi akibat adanya satu atau lebih robekan-robekan kecil atau

lubang-lubang di retina. Kadang-kadang proses penuaan yang

normal pun dapat menyebabkan retina menjadi tipis dan kurang

sehat, tetapi yang lebih sering mengakibatkan kerusakan dan

robekan pada retina adalah menyusutnya korpus vitreum,

bahan jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah mata.


Korpus vitreum erat melekat ke retina pada

beberapa lokasi di sekeliling dinding mata

bagian belakang. Bila korpus vitreum

menyusut, ia dapat menarik sebagian

retina bersamanya, sehingga menimbulkan

robekan atau lubang pada retina


Walaupun beberapa jenis penyusutan korpus vitreum

merupakan hal yang normal terjadi pada peningkatan usia

dan biasanya tidak menimbulkan kerusakan pada retina,

korpus viterum dapat pula menyusut pada bola mata

yang tumbuh menjadi besar sekali (kadang-kadang ini

merupakan akibat dari rabun jauh), oleh peradangan, atau

karena trauma. Pada sebagian besar kasus retina baru lepas

setelah terjadi perubahan besar struktur korpus vitreum.


Bila sudah ada robekan-robekan retina, cairan encer

seperti air dapat masuk dari korpus vitreum ke lubang di

retina dan dapat mengalir di antara retina dan dinding

mata bagian belakang. Cairan ini akan memisahkan retina

dari dinding mata bagian belakang dan mengakibatkan

retina lepas. Bagian retina yang terlepas tidak akan

berfungsi dengan baik dan di daerah itu timbul

penglihatan kabur atau daerah buta.


Perlu diketahui bahwa ada beberapa jenis lepasnya

retina yang disebabkan oleh penyakit mata lain, seperti

tumor, peradangan hebat, atau sebagai komplikasi dari

diabetes. Ini disebut ablasio retina sekunder. Dalam

hal ini tidak ditemukan robekan ataupun lubang-lubang

di retina, dan retina hanya bisa kembali ke

posisinya yang normal dengan mengobati

penyakit yang menyebabkan lepasnya retina.


MANIFESTASI
KLINIS
Penurunan
Pasien
Riwayat
G
Floater
PENATALAKSANAAN
MEDIS
PERSIAPAN PRE-OP
Sedikitnya 5 7 hari sebelum operasi, penderita sudah harus
masuk rumah sakit, harus tirah baring sempurna (Bedrest total).

Kepala dan mata tidak boleh digerakan, mata harus di tutup


segera, segala keperluan pen-derita dibantu. Kedua mata ditetesi
midriatik sikloplegik seperti: Atropin tetes 1 % jangan
menggunakan obat- Obat mata dalam bentuk salep mata karena
akan menghalangi Jalannya operasi (kornea akan keruh akibat
salep).

Persiapan lainnya sama dengan persiapan operasi katarak,


operasi ablasio retina menggunakan anestesi umum tetapi bila
menggunakan anestesi lokal maka 1 jam sebelum operasi
diberikan luminal (100 mg) atau largactil (100 mg) IM, kemudian
jam sesudahnya diberi pethidine (50 mg) dan phenergan (25
mg) IM.
a) Elektrodiatermi
Dengan menggunakan jarum elektroda, melalui sclera untuk memasukkan
cairan subretina dan mengeluarkan suatu bentuk eksudat dari pigmen
epithelium yang menempel pada retina.

b) Sclera Buckling
Suatu bentuk tehnik dengan jalan sclera dipendekkan, lengkungan terjadi
dimana kekuatan pigmen epithelium lebih menutup retina, mengatasi
pelepasan retina dan menempatkan posisi semula, maka sebuah silikon kecil
diletakkan pada sclera dan diperkuat dengan membalut melingkar.

c) Photocoagulasi
Suatu sorotan cahaya dengan laser menyebabkan dilatasi pupil. Dilakukan
dengan mengarahkan sinar laser pada epithelium yang mengalami
pigmentasi.

d) Cyro Surgery
Suatu pemeriksaan super cooled yang dilakukan pada sclera, menyebabkan
kerusakan minimal seperti suatu jaringan parut, pigmen epithelium melekat
pada retina.

e) Cerclage
Operasi yang dikerjakan untuk mengurangi tarikan badan kaca. Pada keadaan
cairan retina yang cukup banyak dapat dilaksanakan phungsi lewat sklera.
PEMERIKSAA
Pemeriksaan
visus N PENUNJANG

Ophtalmosko
p indirek

USG mata
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pola-pola fungsi kesehatan

1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup


Kemampuan merawat diri pasien menurun dan juga
terjadi perubahan pemeliharaan kesehatan.

2. Pola nutrisi dan metabolisme


Pada klien tidak mengalami perubahan nutrisi dan
metabolisme.

3. Pola aktivitas dan latihan


Biasanya pada pola ini pasien mengalami ketidak
aktifan diri dan ganguan.
4. Pola eliminasi
Pada klien tidak mengalami gangguan dan
perubahan eliminasi.

5. Pola tidur dan istirahat


Pola tidur klien berubah sampai berkurangnya
pemenuhan kebutuhan tidur klien.

6. Pola persepsi dan kognitif


Pengelihatan klien kabur, adanya tirai dan adanya
kilatan cahaya pada pengelihatan.

7. Pola pesepsi dan konsep diri


Klien merasa resah dan cemas akan terjadi
kebutaan.
8. Pola hubungan dan peran
Hubungan klien dengan orang disekitarnya menurun
begitu juga dalam melaksanakan perannya.

9. Pola reproduksi dan seksual


Pola ini tidak mengalami gangguan.

10. Pola penanggulangan stress


Biasanya klien sering bertanya kapan akan dilakukan
tindakan operasi dan merasa cemas karena takut
terjadinya kecacatan pada penglihatan.

11. Pola tata nilai dan kepercayaan


Pola ini tidak mengalami gangguan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
INTERVENSI
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d lepasnya retina

Kriteria Hasil :
Kooperatif dalam tindakan
Menyadari hilangnya pengelihatan secara permanen

Intervensi :
Kaji dan catat ketajaman pengelihatan Rasional: Menetukan
kemampuan visual
Kaji deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat/tidak. Rasional:
Memberikan keakuratan thd pengelihatan dan perawatan.
Sesuaikan lingkungan dengan kemampuan pengelihatan. Rasional:
Meningkatkan self care dan mengurangi ketergantungan.
Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang dapat diterima klien.
Rasional : Meningkatkan rangsangan pada waktu kemampuan
pengelihatan menurun.
2. Cemas b.d kurang pengetahuan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan


pengetahuan klien bertambah
KH :
1. Kien tidak gelisah
2. Klien tenang
3. Klien dapat mengatakan tentang proses penyakit,metode
pencegahan
dan instruksi perawatan di rumah

Intervensi :

1. Kaji tingkat kecemasan


Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien

2. Berikan kesampatan Klien untuk mengungkapkan perasaannya


Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati
terhadap perawatan dan pengobatan
3. Beri Support pada klien
Rasional : Agar klien mempunyai semangat

4. Berikan dorongan spiritual


Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

5. Berikan penkes
Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit
yang dialaminya

6. Memberikan kepada pasien untuk menanyakan apa yang


tidak diketahui tentang penyakitnya.
Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidaktahuan pasien
tentang penyakitnya

7. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang


Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
menbuat pilihan berdasarkan informasi.

Vous aimerez peut-être aussi