Vous êtes sur la page 1sur 14

SEMINAR AKHIR

Pengaruh Penggunaan Gurita Terhadap Frekuensi Gumoh Pada


Bayi Di Kabupaten Karanganyar
PENDAHULUAN

Salah satu hal yang Di Indonesia, 75 persen


Masa bayi dimulai dari sering terjadi pada bayi bayi dibawah 3 bulan
usia 0-12 bulan adalah gumoh atau menderita regurgitasi
regurgitasi. (gumoh).

Pemakaian gurita
Gumoh dapat membuat lambung si
disebabkan karena bayi tertekan sehingga
pemakaian gurita pada dapat menyebabkan ASI
bayi yang di dalam terkekan
keluar.
KAJIAN TEORI
1. Bayi baru lahir
Pengertian
Adaptasi kehidupan ekstra uteri
Perawatan bayi baru lahir
Pengkajian awal
Mempertahankan bersihan jalan nafas
Suhu tubuh
Perawatan organ tubuh bayi
Perawatan tali pusat
Konsep Gumoh
Pengertian
Gumoh atau regurgitasi adalah keluarnya sedikit makanan dari dalam lambung bayi
setelah makan atau minum susu
Penyebab gumoh
a. Katup penutup lambung bellum sempurna
b. Menangis berlebihan
c. Volume lambung masi kecil
d. Fungsi pencernaan belum sempurna
e. Terlalu aktif
f. Bayi terburu-buru dalam meminum
g. Cacat bawaan
h. Faktor bersendawa
i. Pemakaian bentuk dot
j. Posisi menyusui
k. Pemakaian gurita
Tanda dan gejala yang terjadi pada gumoh
1. Mengeluarkan kembali susu atau makanan setelah diberikan
minum/makan
2. Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari
3. Tidak sampai menganggu pertumbuhan berat badan bayi
4. Bayi tidak menolak minum.
Hal-hal yang harus diwaspadai dari gumoh
1. Apabila bayi gumoh dengan volume yang banyak dan berlangsung
terus-menerus atau terlalu sering. Hal ini biasanya disebabkan oleh
gangguan saluran pencernaan. Akibat dari gumoh hebat, bayi bisa
kehilangan cairan tubuh (dehidrasi).
2. Selain gumoh hebat, hal yang harus diwaspadai adalah isi dari
gumoh. Apakah gumoh berisi lendir saja, bercampur air liur atau
darah. Bila isi gumoh bercampur darah atau bayi gumoh lebih dari
lima kali sehari maka perlu pemeriksaan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Proses terjadinya gumoh
Komplikasi pada gumoh
1. Iritasi pada saluran cerna
2. Aspirasi
3. Nafas terhenti sesaat
4. Bayi tersedak
5. Pucat pada wajah bayi karena tidak bisa bernafas

Gurita pada bayi


Gurita bayi adalah pakaian bayi yang terbuat dari kain yang berbentuk
kain utuh dengan tali-tali di dua sisinya. Penggunaan gurita biasanya
dengan cara menalikan kedua sisi kain tersebut.
PEMBAHASAN
Judul
Pengaruh Penggunaan Gurita Terhadap Frekuensi Gumoh Pada Bayi Di
Kabupaten Karanganyar.
Pengarang
Ana Wigunantiningsih, N.Kadek Sri Eka Putri, Luluk Nur Fakhidah
Tahun Terbit
2016
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pre experimental design bentuk One-
shot Case study
Partisipan
Sampel dalam penelitian diambil dengan tehnik sampel accidental sampling.
Sampel dalam penelitian ini yaitu bayi usia 0-3 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Tasikmadu, Jaten I, Jaten II, Kebakkramat I dan Kebakramat II
sejumlah 36 yang memakai gurita dengan pemberian nutrisi ASI Eksklusif
dan selalu disendawakan setelah disusui.
Kriteria inklusi
1. Bayi yang berusia 0-3 bulan
2. Bayi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tasikmadu, Jaten I,
Jaten II, Kebakkramat I dan Kebakramat II
3. Bayi yang menggunakan ASI eksklusif
4. Bayi yang menggunakan gurita
Prosedur penelitian
36 bayi yang dipilih secara accidental sampling. Seluruh responden di
observasi sebanyak 2 kali dalam 2 minggu. Observasi pertama
dilakukan pada minggu pertama dimana bayi dipakaikan gurita dan
observasi kedua dimana bayi tidak menggunakan gurita.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
angket yang berisi tentang identitas bayi dan ibu serta lembar ceklist
observasi frekuensi gumoh pada bayi. Sebelumnya ibu telah melakukan
persetujuan.
Program Intervensi
Penelitian ini dilakukan pada bayi berusia 0-3 bulan yang mengkonsumsi
ASI eksklusif. Responden akan dijadikan satu kelompok dan mendapat
intervensi yang sama.
Para ibu diberikan penjelasan mengenai penelitian dan diminta untuk
berpartisipasi dalam penelitian.
Pada minggu pertama semua responden diberikan perlakuan
menggunakan gurita dan diberikan ASI sesuai kebutuhan kemudian
disendawakan, bila bayi gumoh ibu responden diperkenankan untuk
mengisi di ceklist.
Sedangkan pada minggu kedua semua responden tidak diberikan
perlakuan menggunakan gurita dan diberikan ASI sesuai kebutuhan
kemudian disendawakan, bila bayi gumoh ibu responden diperkenankan
untuk mengisi di ceklist.
Pada akhir minggu pertama dan kedua lembar ceklist akan dikumpulkan
dan dihitung prosentase yang gumoh dan tidak.
Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan / door to
door pada bayi yang menggunakan ASI eksklusif dalam satu kelompok
dan diobservasi antara bulan april juni 2014. Parameter yang diukur
adalah frekuensi / kejadian gumoh pada bayi.yang kemudian ditulis di
lembar/angket observasi.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada minggu pertama dimana bayi diberikan perlakuan
menggunakan gurita didapatkan hasil 20 (55,4%) responden mengalami
gumoh, sedangkan 16 (44,6%) responden tidak mengalami gumoh.
Kemudian pada minggu kedua dimana bayi tidak diberikan perlakuan
menggunakan gurita didapatkan hasil 16 (44,6%) responden mengalami
gumoh, dan 20 (55,4%) responden tidak mengalami gumoh.
Setelah dilakukan penelitian dan didapatkan data observasi, kemudian
dilakukan analisa dengan uji Wilcoxon dengan signifikansi sebesar 5 %
dan didapatkan nilai Z sebesar 0.03. Dari nilai Z yang didapatkan dan
dibandingkan dengan nilai signifikansi yaitu didapatkan (Z( 0.03 < 0.05)
yang berarti dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Artinya terdapat pengaruh atau hubungan yang signifikan antara
penggunaan gurita dengan frekuensi gumoh pada bayi
Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara penggunaan gurita dengan kejadian gumoh pada bayi, artinya
frekuensi kejadian gumoh pada bayi saat memakai gurita lebih sering
dari pada saat bayi tidak menggunakan gurita. Hal ini disebabkan
karena pemakaian gurita akan menekan dinding perut bayi sehingga jika
lambung bayi penuh setelah minum susu tekanan ini akan
menyebabkan keluarnya sebagian susu yang telah diminum tadi
(gumoh)
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemakaian gurita
pada bayi dapat menyebabkan peningkatan frekuensi gumoh pada bayi.
Sehingga diharapkan para ibu tidak lagi menggunakan gurita pada
bayinya dengan tujuan salah satunya untuk mengurangi kejadian
gumoh pada bayi.
Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
Jurnal Pembanding
Penerapan di Indonesia
Aplikasi penggunaan gurita di Indonesia sendiri masih banyak
digunakan karena tradisi dari orang tua yang masih mempercayai
penggunaan gurita akan mencegah perut bayi buncit. Namun dampak
dari penggunaan gurita sendiri juga akan membuat bayi kurang nyaman
dan menyebabkan gumoh. Sehingga banyak tenaga kesehatan yang
mulai menyarankan agar tidak lagi menggunakan gurita.
Aplikasi dari Kelompok
Berdasarkan aplikasi / penerapan yang dilakukan oleh kelompok dengan
melakukan observasi pada 5 pasien yang melakukan kunjungan di poli
KIA puskesmas gondanglegi didapatkan hasil 5 bayi yang
mengkonsumsi ASI eksklusif, usia bayi 0-3 bulan dan menggunakan
gurita, kemudian dari 5 bayi tersebut 4 ibu bayi mengatakan anaknya
sering gumoh setiap kali setelah minum ASI padahal sudah
disendawakan, kemudian satu ibu bayi mengatakan anaknya tidak
pernah gumoh.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan gurita bayi akan berpengaruh pada tekanan perut/lambung
yang menyebabkan bayi gumoh.
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi