Vous êtes sur la page 1sur 23

ASKEP DIARE PADA ANAK

1 & 4
P OK
L OM
KE
APA ITU DIARE?
Diare adalah: BAB lebih dari tiga kali sehari dengan
konsistensi cair (WHO, 1992).
Diare adalah gangguan fungsi penyerapan dan sekresi
dari saluran pencernaan, dipengaruh oleh fungsi kolon
dan dapat diidentifikasikan dari perubahan jumlah,
konsistensi, frekwensi, dan warna dari tinja.
Penyebab
Infeksi
Faktor Malabsorbsi
Faktor Makanan
Faktor Psikologis
Faktor yang meningkatkan penyebaran
kuman penyebab diare:

Tidak memadainya penyediaan air bersih


Air tercemar oleh tinja
Pembuangan tinja yang tidak hygienis
Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
semestinya
Penghentian ASI yang terlalu dini
Klasifikasi diare
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske
(1977) :
Dehidrasi ringan
Dehidrasi sedang
Dehidrasi berat
Manifestasi Klinis

Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh


mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair
atau encer.
Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan
Anus dan sekitarnya lecet.
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi.
Perubahan tanda-tanda vital
Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak
pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul).
Komplikasi Diare
Dehidrasi ( Ringan, berat hipotenik, isotonik hipertonik)
Renjatan hipovolemik
Hipoglikemi
Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan
defisiensi enzim laktase
Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik
Bagaimana mengatasi diare?

Prinsip pengobatan diare adalah :


1. Mengganti cairan yang keluar. Oleh karena itu
berikan :
a. Larutan oralit/larutan gula garam, atau
b. Cairan dari bahan makanan, seperti sup, air
tajin dan minuman yoghurt (susu asam),
atau
c. Air putih masak,
d. Bila anak berusia kurang dari 6 bulan dan
masih diberi ASI, teruskan
pemberian ASI. Sebagai tambahan
Berikan larutan oralit atau air putih masak.
Cara membuat larutan gula garam (LGG)
- Gula 1 sendok teh penuh
- Garam sendok teh
- Air masak 1 gelas (atau air teh 1 gelas)
- Campuran bahan-bahan tersebut diaduk sampai
larut benar

Cara membuat larutan oralit


- Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke
dalam 1 gelas air masak (atau 1 gelas air
teh)
- Aduk sampai semua bubuk larut
- Baca petunjuk lebih lanjut pada bungkus
oralit
Cara menilai Dehidrasi
Tanda dan Tak dehidrasi Dehidrasi tak Dehidrasi
gejala berat berat
Keadaan umum Baik Rewel, gelisah, Apatis, tidak
lemah sadar
Mata Tidak cekung Cekung dan Sangat cekung
kering
Air mata Jika menangis Jika menangis Jika menangis
masih ada tidak ada tidak ada
Bibir Tidak kering Kering Sangat kering
Rasa haus Tidak merasa Haus sekali, jika Tidak bisa
haus diberi minum minum
rakus
Cubitan kulit Jika dicubit cepat Jika dicubit Dicubit kembali
kembali kembali lambat sangat lambat
Tipe diare Konsistensi tinja Bau

Kolera Cair seperti air Amis


cucian beras

Salmonelosis Lembek, tidak khas Tidak khas

Shigela Lembek Tidak khas

Amuba Lembek Bau busuk


Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
PH dan kadar gula dalam tinja
2. Bila perlu diadakan uji bakteri
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa
dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan
alkali dan analisa gas darah.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk
mengetahui faal ginjal.
Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K,
Kalsium dan Posfat.
Bagaimana cara mencegah diare?
Bayi sampai umur 4 bulan hanya diberi ASI saja
(ASI eksklusif)
Rebus dahulu botol susu atau dot sebelum diberikan
kepada bayi
Cuci tangan dengan sabun sebelum makan
Sayuran, buah dan bahan makanan harus dicuci
sebelum dimasak atau dimakan
Selalu minum air yang telah direbus (air masak atau
air matang)
Memasak makanan dengan cara yang benar
Makanan harus dilindungi dari hinggapan lalat dan
kecoa
PENGKAJIAN
Yang harus dikaji pada pasien dengan diare

1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat nutrisi
6. Riwayat kesehatan keluarga
7. Riwayat kesehatan lingkungan
8. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
9. Di lakukan pemeriksaan fisik
Lanjutan
Pemeriksaan Fisik
1. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
2. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
3. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1
tahun lebih
4. Mata : cekung, kering, sangat cekung
5. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau
tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa
minum
6. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
7. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang .
8. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat >
375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time
memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
9. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24
jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan
intake yang kurang
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara intake dan out put.
Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
proses infeksi skunder terhadap diare
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi
yang disebabkan oleh peningkatan frekuensi BAB.
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang
tua, tidak mengenal lingkungan, prosedur yang
dilaksanakan
Diagnosa 1
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang.

Tujuan : Klien akan menunjukkan/menampakkan BB stabil atau


peningkatan BB sesuai sasaran dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
1. Timbang BB setiap hari atau sesuai indikasi
2. Dorong tirah baring dan/atau pembatasan aktifitas selama fase
sakit akut.
3. Anjurkan istirahat sebelum makan.
4. Berikan kebersihan mulut terutama sebelum makan.
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman
6. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus
7. Dorong klien untuk menyatakan perasaan masalah mulai
makanan/diet
8. Kolaborasi dengan tim medis dan tim gizi/ahli diet sesuai indikasi.
Diagnosa 2
Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d ketidakseimbangan antara
intake dan output.

Tujuan : Klien akan menampakkan volume cairan


adekuat/mempertahankan cairan adekuat dibuktikan oleh membran
mukosa lembab, turgor kulit baik dan pengisian kapiler baik, TTV
stabil, keseimbangan masukan dan haluaran dengan urine normal dalam
konsentrasi/jumlah
Intervensi :
1. Awasi masukan dan haluaran urine, karakter dan jumlah feces,
perkirakan IWL dan hitung SWL.
2. Observasi TTV.
3. Observasi adanya kulit kering berlebihan dan membran mukosa,
penurunan turgor kulit, prngisisan kapiler lambat.
4. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring dan hindari kerja.
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian :
Diagnosa 3
Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
dampak sekunder dari diare

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam


tidak terjadi peningkatan suhu tubuh

Intervensi :
1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
2. Berikan kompres hangat
3. Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis
4. Atur sirkulasi udara dengan cara membuka jendela ruangan.
5. Anjurkan untuk banyak minum air.
6. Kolaborasi pemberian antipiretik
Diagnosa 4
Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan
peningkatan frekwensi BAB (diare)
Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit
integritas kulit tidak terganggu

Intervensi :
1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
2. Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal
(bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
Diagnosa 5
Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kondisi dan penanganan

Tujuan : Orang tua akan menampakkan perilaku rileks dan melaporkan


penurunan kecemasan sampai tingkat mudah ditangani dan orang tua akan
menyatakan kesadaran perasaan kecemasan dan cara sehat menerimanya.
Intervensi :
1. Amati petunjuk perilaku misalnya : gelisah, peka rangsang, menolak,
kurang
kontak mata, perilaku menarik perhatian.
Dorong orang tua untuk mengeksplorasi perasaan dan berikan umpan balik.
2. Berikan informasi nyata/akurat tentang apa yang dilakukan mis : tirah
baring, pembatasan masukan peroral dan posedur.
3. Berikan lingkungan tenang dan istitahat.
4. Dorong orang tua untuk menyatakan perhatian, perilaku perhatian
5. Bantu orang tua untuk mengidentifikasi/memerlukan perilaku koping yang

digunakan pada masa lalu


6. Bantu orang tua belajar mekanisme koping baru mis : teknik mengatasi
stress, keterampilan organisasi.
Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi