Vous êtes sur la page 1sur 33

Epi.STAK.

SoS
jombo
Nikehhhh
jenorrrzz

Pembimbing:
Dr. rizoo, Sp.THT-KL
DEFINISI

Epistaksis bukan suatu penyakit,


melainkan gejala dari suatu kelainan
yang hampir 90% dapat berhenti
sendiri.
Epistaksis merupakan perdarahan
spontan yang berasal dari dalam
hidung.
vaskularisasi
Perdarahan hidung berasal dari 3 sumber
utama :
A. Etmoidalis Anterior

Memperdarahi septum bagian superior


anterior dan dinding lateral hidung.
A. Etmoidalis Posterior

Memperdarahi septum bagian superior


posterior.
A. Sfenopalatina

Memperdarahi dinding lateral hidungv(a.


Nasalis posterolateral) dan septum nasi (a.
Septi).
Pada bagian depan septum terdapat
anastomosis dari cabang-cabang
arterisfenopalatina, arteri etmoidalis
anterior, arteri labialis superior dan arteri
palatina mayor, yangdisebutPleksus
Kiesselbach (Littles Area) yang
letaknya superfisial dan mudahcedera
oleh trauma, sehingga sering menjadi
sumber epistaksis.
Epistaksis Anterior
Epistaksis Anterior berasal dari
Pleksus Kiesselbach, dapat juga
berasal dari Arteri Ethmoidalis
Anterior. Perdarahan dapat
berhenti sendiri (spontan) dan
dapat dikendalikan dengan
tindakan sederhana. Sering pada Epistaksis Posterior
anak-anak. Epistaksis Posterior berasal
dari Arteri Sphenopalatina dan
Arteri Ethmoidalis Posterior.
Perdarahan cenderung lebih
berat dan jarang berhenti
sendiri, sehingga dapat
menyebabkan anemia,
hipovolemi dan syok. Sering
ditemukan pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular.
EPIDEMIOLOGI

Insiden terbanyak
pada usia 2-10 tahun
dan 50-80 tahun

Epistaksis terjadi lebih sering


pada pria (58%) dibandingkan
dengan pasien perempuan
(42%)
ETIOLOGI

Sistemi
Lokal
k
Lokal
Trauma

Infeksi Lokal

Neoplasma

Pengaruh Lingkungan

Deviasi Septum
Trauma
Mengorek hidung,
benturan ringan,
bersin atau mengeluarkan ingus terlalu

keras,
atau akibat trauma yang lebih hebat seperti

kena pukul, jatuh atau kecelakaan lalu lintas


akibat adanya benda asing tajam atau

trauma pembedahan.
Infeksi Lokal
Pada infeksi hidung dan sinus paranasal
seperti rhinitis atau sinusitis.

inflamasi yang akan


merusak mukosa
memudahka
Infeksi n terjadinya
perdarahan
peningkatan di hidung.
permeabilitas
pembuluh darah
setempat
Neoplasma

Epistaksis sedikit dan intermiten, kadang-


kadang ditandai dengan mukus yang
bernoda darah.
Hemangioma, angiofibroma dapat
menyebabkan epistaksis berat

Pada tumor terjadi pertumbuhan sel yang


abnormal dan pembentukan pembuluh
darah yang baru (neovaskularisasi) yang
bersifat rapuh sehingga memudahkan
terjadinya perdarahan
Pengaruh Lingkungan
Kelembaban
udara yang Zat-zat
rendah korosif

dehumidifikasi Iritasi
mukosa nasal mukosa

Pembuluh darah mudah


pecah
Deviasi Septum

Pembuluh
Deviasi darah
Turbulensi pecah
septu Krusta meskipun
udara
m trauma
ringan
Sistemik
Kelainan Darah

Penyakit Kardiovaskuler dan lainnya

Infeksi Akut

Gangguan Hormonal

Alkoholisme
Kelainan Darah
Trombositopenia

Leukimia

Hemofilia

Pengaruh obat-obatan

Kelainan kongenital
Penyakit Kardiovaskuler dan
lainnya
Hipertensi

Arteriosklerosis

Sirosis Hepatis

Diabetes Melitus
Infeksi Akut
Demam
Berdarah Kompleks antigen antibodi

Agregasi Trombosit

Trombosit saling melekat Dihancurkan oleh RES


Pengeluaran faktor III KID

Trombositopeni dan penurunan faktor


pembekuan
Gangguan Hormonal
Wanita hamil,
menarche, menopause

Estrogen dan
progesteron yang
tinggi

Mukosa bengkak dan


pembuluh darah rapuh

Epistaksis
Alkoholisme
Alkohol

Sel darah menggumpal

Sumbatan pembuluh darah

Peningkatan tekanan intravaskular

Pembuluh darah pecah


PENEGAKAN DIAGNOSIS

Perdarahan keluar dari depan atau


belakang hidung
beratnya perdarahan, frekuensi, lamanya
perdarahan,
penyebab perdarahan
Anamnes riwayat perdarahan hidung sebelumnya,
is keluhan mengenai kelainan pada kepala
dan leher yang berkaitan dengan gejala-
gejala yang terjadi pada hidung,
riwayat penyakit lain seperti hipertensi,
kelainan perdarahan, dan
riwayat pengobatan.
Pemeriksaan Fisik
Pengukuran tekanan darah
Rinoskopi anterior
Vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding
lateral hidung dan konkha inferior harus diperiksa
dengan cermat
Rinoskopi posterior
Pemeriksaan nasofaring dengan rinoskopi posterior
penting pada pasien dengan epistaksis berulang dan
sekret hidung
Pemeriksaan
Penunjang

Rontgen sinus dan Endoskopi Skrining terhadap


CT-Scan atau MRI hidung koagulopati

Rontgen
Rontgen sinus
sinus dan
dan Tes-tes
Tes-tes yang
yang tepat
tepat
CT-Scan atau MRI
CT-Scan atau MRI untuk
untuk melihat
melihat atau
atau termasuk waktu
termasuk waktu
penting
penting mengenali
mengenali menyingkirkan
menyingkirkan protrombin
protrombin serum,
serum, waktu
waktu
neoplasma
neoplasma atau
atau kemungkinan
kemungkinan tromboplastin parsial,
tromboplastin parsial,
infeksi.
infeksi. penyakit
penyakit lainnya
lainnya jumlah
jumlah platelet
platelet dan
dan waktu
waktu
perdarahan.
perdarahan.
PENATALAKSANAAN
Prinsip utama dalam menanggulangi
epistaksis, yaitu :

memperbaiki
menghentikan
keadaan
perdarahan
umum

mencegah
mencegah
berulangnya
komplikasi
epistaksis
Tentukan sumber perdarahan
Pasang tampon anterior dengan adrenalin 1/10.000 dan
lidocain/pantocain 2%
Tampon ini dibiarkan selama 3-5 menit, evaluasi lokasi perdarahan
Perdarahan Anterior
Epistaksis duduk dengan kepala ditegakkan,
ringan pada cuping hidung ditekan ke arah septum selama
anak beberapa menit.

Gulungan
Gulungan kapas
kapas yang
yang telah
telah dibasahi
dibasahi dengan
dengan anestetik
anestetik lokal
lokal dan
dan
Perdarahan dekongestan
dekongestan lalu
lalu dimasukkan
dimasukkan dengan
dengan hati-hati
hati-hati ke
ke dalam
dalam hidung.
hidung.
anterior Bila
Bila perdarahan
perdarahan tidak
tidak berhenti,
berhenti, pemasangan
pemasangan tampon
tampon diulangi
diulangi

tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan


Bila sumber Nitras Argenti 20-30% / Asam Triklorasetat 10%,
telah terlihat
Elektrokauter

Perdarahan Tampon anterior


masih terus
berlangsung
Tampon rol anterior
Perdarahan Posterior
Tampon Bellocq
Balon Intranasal
Perdarahan Posterior
contd
Obat-obat hemostatik tidak terlalu efektif

Ligasi Arteri untuk epistaksis yang berat,


dimana tidak dapat diatasi dengan tampon
posterior
Medikamentosa
Selama pemasangan tampon (3-4 hari),
kenyamanan pasien akan terganggu
pemberian sedatif dan analgesik
Pertimbangan untuk pemberian antibiotik
broad spektrum
untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat
kuman patogen selama pemasangan tampon.
PENCEGAHAN
Batasi
penggunaan
Gunakan gel hidung
obat obatan
larut air di hidung,
oleskan dengan cotton yang dapat
bud. Jangan masukkan meningkatkan
cotton bud melebihi 0,5 perdarahan
Gunakan seperti aspirin
0,6cm ke dalam
semprotan hidung
atau tetes larutan
hidung Bersin atau
ibuprofen.
garam, pada kedua melalui
lubang hidung dua
sampai tiga kali mulut
sehari.
Hindari
Hindari meniup memasukkan
Gunakan alat melalui hidung benda keras
untuk terlalu keras
ke dalam
melembabka hidung,
n udara di termasuk jari.
rumah
KOMPLIKASI

Komplikasi akibat epistaksis


syok
anemia
iskemi cerebri, insufisiensi koroner dan infark
miocard
peningkatan PCO2 dan penurunan PO2 pada pasien
dengan riwayat paru atau jantung dapat
menimbulkan IMA dan gangguan pembuluh darah
otak.
Tampon anterior
sinusitis
Komplikasi air mata yang berdarah (bloody tears)
akibat septikemia.
pemasanga Tampon posterior
n tampon otitis media
haemotympanum
laserasi palatum mole dan sudut bibir
Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi