Vous êtes sur la page 1sur 22

Pertemuan [3-5]

Handouts Mata Kuliah:

Aljabar Linier I
[Matriks]

1
atriks, Operasi Matriks, dan Sifat-sifatnya
Definisi 1

Matriks adalah susunan bilangan real yg berbentuk segi empat siku-siku.


Entri matriks adalah bilangan yg menjadi unsur penyusun matriks.
Mmxn menyatakan himpunan semua matriks atas bilangan real yg terdiri dari m
baris dan n kolom.
Ditentukan matriks A yg terdiri dari m baris dan n kolom.
aij menyatakan entri baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A.
Ai. menyatakan baris ke-i dari matriks A = [ai1 ain].

a
1j


A.j menyatakan kolom ke-j dari matriks A, yaitu .

a
mj
Definisi 2
Ditentukan matriks A yg berukuran m baris dan n kolom dan bilangan real r.
rA menyatakan perkalian antara konstanta r dg matriks A yg didefinisikan sbb:
rA := C dg cij = raij; 1<i<m; 1<j<n.
Berdasarkan definisi 2 langsung dapat disimpulkan A = -1A.
2
Definisi 3
Ditentukan matriks A, B yg berukuran m baris dan n kolom.
A+B menyatakan penjumlahan dari matriks A dan B yg didefinisikan sbb:
A+B := C dg cij = aij+bij; 1<i<m; 1<j<n.

Ditentukan matriks A berukuran m baris dan p kolom dan matriks B berukuran p


baris dan n kolom.
AB menyatakan perkalian dari matriks
p A dan B yg didefinisikan sbb:
a ik bkj
AB := C dg cij = ai1b1j++ a
k 1 b =
ip pj ; 1<k<p.

Sifat 1
Ditentukan matriks A, B, dan C shg operasi matriks berikut ini terjadi dan bil real
r, r1, dan r2.
1) A+B = B+A. ----------> komutatif 8) r(A+B) = rB+rC.
2) A+(B+C) = (A+B) ---------->
(+) 9) r(A-B)= rA-rB.
+C. assosiatif (+)
----------> 10)(r1+r2)A = r1A+r2A.
3) A(BC) = (AB)C. assosiatif (x)
----------> distributif 11)(r1-r2)A = r1A-r2A.
4) A(B+C) = AB+BC. ---------->
kiri (x) distributif 12)(r1r2)A = r1(r2A).
5) (B+C)A= BA+CA. kanan (x) 13)rAB = (rA)B =
6) A(B-C) = AB-BC. A(rB}.
7) (B-C)A= BA-CA.
3
Bukti Sifat 1.2)
Misalkan, entri baris ke-i dan kolom ke-j dari matrik A+(B+C) dan (A+B)+C
adalah uij dan vij.
Akan ditunjukkan uij = vij.
Sesuai dg definisi, uij = aij+(bij+cij) dan vij = (aij+bij)+cij.
uij = aij+(bij+cij) = (aij+bij)+cij = vij.

Bukti Sifat 1.8)


Misalkan, entri baris ke-i dan kolom ke-j dari matrik r(A+B) dan rA+rB adalah u ij
dan vij.
Akan ditunjukkan uij = vij.
Sesuai dg definisi, uij = r(aij+bij) dan vij = raij+rbij.
uij = r(aij+bij) = raij+rbij = vij.
Bukti Sifat 1.13)
Misalkan, entri baris ke-i dan kolom ke-j dari matrik r(AB), (rA)B, dan A(rB)
adalah uij, vij dan wij.
Akan ditunjukkan uij = vij = wij.
Sesuai dg definisi, uij = r(ai1b1j++ aipbpj); vij = (rai1)b1j++ (raip)bpj; wij =
ai1(rb1j)++ aip(rbpj).
uij = r(ai1b1j++ aipbpj) = rai1b1j++ raipbpj = (rai1)b1j++ (raip)bpj =
ai1(rbi1)++ aip(rbip) 4
Definisi 3
Ditentukan matriks A, B yg berukuran m baris dan n kolom.
A+B menyatakan penjumlahan dari matriks A dan B yg didefinisikan sbb:
A+B := C dg cij = aij+bij; 1<i<m; 1<j<n.

Ditentukan matriks A berukuran m baris dan p kolom dan matriks B berukuran p


baris dan n kolom.
AB menyatakan perkalian dari matriks
p A dan B yg didefinisikan sbb:
a ik bkj
AB := C dg cij = ai1b1j++ a
k 1 b =
ip pj ; 1<k<p.

Sifat 2
Untuk sebarang matriks A berlaku persamaan berikut ini.
1) A+0 = 0+A = A.
2) A-A = 0.
3) 0-A = -A.
4) A0 = 0A = 0.

5
Definisi 4
Matriks satuan adalah matriks bujur sangkar (berukuran nxn) yg diagonal
utamanya bernilai 1 dan bernilai 0 utk yg lain, yaitu


1 0 0 0

0 1 0 0




0 0 1 0


0 0 0 1
Sifat 3
Bila Im:= matriks identitas berukuran mxm dan In:= matriks identitas berukuran
nxn maka utk sbr matriks A yg berukuran mxn berlaku ImA = AIn = A.

Definisi 5
Matriks bujur sangkar A disebut matriks yg dapat dibalik (invertible), bila terdapat
matriks bujur sangkar B shg AB = BA = I. Selanjutnya, B dapat disimbolkan
dengan A-1.

6
Sifat 4
Jika matriks B dan C adalah matriks balikan dari A maka B=C.

Bukti
Karena B dan C adalah matriks balikan dari A maka AB = BA = I dan AC = CA =
I.
Akan ditunjukkan B = C.
B = BI = B(AC) = (BA)C {assosiatif} = IC = C.
Sifat 5
Jika matriks A dan B adalah matriks yg dapat dibalik maka AB juga adalah matrik
yang dapat dibalik.
Bukti
Karena A dan B dapat dibalik maka terdapat A-1 dan B-1 dengan AA-1 = A-1A = I
dan BB-1 = B-1B = I.
Akan ditunjukkan AB(B-1A-1 ) = (B-1A-1)AB= I.
AB(B-1A-1) = A(BB-1)A-1 = A(I)A-1 = AA-1 = I --------> (1)
(B-1A-1)AB = B-1(A-1A)B = B-1(I)B = B-1B = I --------> (2)
Berdasarkan (1) dan (2), disimpulkan bahwa AB(B-1A-1 ) = (B-1A-1)AB= I.
Ditetapkan (AB)-1 := B-1A-1.
Jadi, AB dapat dibalik. Dengan kata lain, AB mempunyai balikan, yaitu B -1A-1.

7
Sifat 6
Jika matriks A adalah matriks yg dapat dibalik maka
1) A-1 juga merupakan matriks yg dapat dibalik dan (A-1)-1 = A.
2) An dapat dibalik dan (An)-1 = (A-1)n untuk n = 0, 1, 2, .
3) Untuk setiap skalar r 0 berlaku rA dapat dibalik dan (rA)-1 = r-1A-1.

Bukti 6.1)
Karena A matrik yg dapat dibalik maka AA-1 = A-1A = I shg A-1A = AA-1
= I.
Ditetapkan (A-1 )-1 := A.
Jadi, A-1 adalah matrik yg dapat dibalik.

Bukti 6.3)
Karena A matrik yg dapat dibalik maka AA-1 = A-1A = I shg A-1A = AA-1
= I.
Karena r 0 maka r-1 0.
Akan ditunjukkan rA(r-1A-1) = (r-1A-1)rA = I.
rA(r-1A-1) = (rr-1)(AA-1) = 1(I) = I --------> (1)
(r-1A-1)rA = (A-1A)(r1r ) = (I)1 = I --------> (2)
Berdasarkan (1) dan (2), disimpulkan bahwa rA(r-1A-1) = (r-1A-1)rA = I.
Jadi, rA adalah matrik yg dapat dibalik dg (rA)-1 := r-1A-1.

8
Penerapan Konsep Matriks pada SPL
Sifat 7
Ditentukan SPL: Ax = b. SPL tsb hanya memiliki salah satu kondisi berikut ini.
1) SPL tidak mpy penyelesaian.
2) SPL hanya mempunyai penyelesaian tunggal.
3) SPL mempunyai tak berhingga penyelesaian.

Bukti
Utk membuktikan sifat 7 cukup ditunjukkan bhw jika SPL mpy dua penyelesaian
yg berbeda maka SPL mpy tak berhingga penyelesaian.
Misalkan X1 dan X2 adalah penyelesaian SPL yg berbeda. Berdasarkan definisi
berlaku AX1=b dan Ax2=b shg Ax1 = b = Ax2.
Diperolah 0 = Ax1-Ax2 = A(x1-x2) = Ax0 dg x0 = x1-x2 0.
Adib ( k R) AXk = b dg Xk = X1+kX0, yaitu
Axk = A(X1+kX0) = AX1+kAX0 = AX1+kA(x1-x2) = b+k.0 = b + 0 = b.
Karena anggota R banyaknya tak berhingga maka pilihan Xk pun tak berhingga
banyak. Jadi, SPL mpy penyelesaian tak berhingga banyak.

9
Matriks Elementer dan OBE

Definisi 6
Matrik bujur sangkar E dinamakan matriks elementer jika matriks E tsb
diperoleh dari matriks identitas I yg hanya dikenai satu jenis OBE.

Contoh 2
a. Pada matriks identitas I4 dikenai OBE1, yaitu baris ke-3 dikalikan dg r1, diperoleh


1 0 0 0

1 0 0 0

0 1 0 0 0 1 0 0

E1
0 0 1 0
0 0 r1 0

0 0 0 1 0 0 0 1

b. Pada matriks identitas I4 dikenai OBE2, yaitu baris ke-1 ditukar dg baris ke-4, diperoleh


1 0 0 0

0 0 0 1

0 1 0 0 0 1 0 0


E2
0 0 1 0
0 0 1 0

0 0 0 1 1 0 0 0

10
c. Pada I4 dikenai OBE3, yaitu pada baris ke-2 ditambah r2 kali baris ke-1, diperoleh


1 0 0 0

1 0 0 0

0 1 0 0 r 2 1 0 0


E3

0 0 1 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 0 0 1

Sifat 8
Jika E adalah matriks elementer yg dihasilkan dg mengenakan OBE pada Im dan A adalah matriks
berukuran mxn maka EA = A yg dikenai OBE secara langsung.

Ilustrasi

OBE1 Im E1 = OBE1(Im) Amxn


E1A = OBE1(A)
OBE1 Amxn

11
OBE pada I yg OBE pada E yg
menghasilkan E menghasilkan I
Kalikan baris ke-i dg r 0 Kalikan baris ke-i dg 1/r 0
Pertukarkan baris ke-i dg baris Pertukarkan baris ke-i dg baris
ke-j ke-j
Tambahkan
Sifat 9 r kali baris ke-i ke Tambahkan -r kali baris ke-i ke
baris ke-j baris ke-j
Setiap matriks elementer mpy balikan dan balikannya adalah matriks elementer juga.

Bukti
Misalkan, E adalah matriks elementer. Artinya, E berasal dari OBE yg
dikenakan pada I.
Misalkan, E0 adalah balikan dari OBE yg dikenakan pada I juga.
Berdasarkan sifat 8 dan berdasarkan kenyataan bahwa OBE balikan
akan saling meniadakan maka diperoleh:
SifatEE10
0 = I dan E0E = I. Jadi, matriks elementer E 0 adalah matriks balikan
Jikadari
A adalah
E. matriks nxn maka ketiga pernyataan berikut ini ekuivalen.
1) A dapat dibalik.
2) SPLH: Ax = 0 hanya mempunyai penyelesaian trivial, yaitu x = 0.
3) A ekuivalen baris terhadap In.
Catatan: Matriks A dikatakan ekuivalen baris thd matriks B, bila B = EpE1A dg Ek
matriks elementer; 12
Bukti
Akan dibuktikan kebenaran rangkaian implikasi: 1) 2) 3) 1).
1) 2)
Andaikan, X0 adl solusi dari SPLH: AX = 0. Artinya, AX0 = 0. Akan
ditunjukkan bhw X0 = 0.
Krn A dapat dibalik maka A-1 ada shg A-1(AX0) = 0 (A-1A)X0 = 0 InX0
= 0 X0 = 0.
2) 3)
Dibentuk SPLH dari persamaan matriks Ax = 0, yaitu

dan anggaplah SPLH tsb hanya mpy penyelesaian trivial maka dg


proses eliminasi Gauss-Jordan, matriks yg diperluas dari SPLH tsb
dapat direduksi menjadi

Bila kolom terakhir (kolom 0) diabaikan maka dapat dikatakan bhw


matriks A dapat direduksi menjadi matriks identitas In melalui
serangkaian OBE yg berhingga. Dengan kata lain, A ekuivalen baris 13
3) 1)
Andaikan, A adalah matriks yg kuivalen baris terhadap In maka terdapat
serangkaian matriks elementer Ek sehingga Ep . E1A = In dg k = 1, , p.
Menurut sifat 9, (k) Ek dapat dibalik (Ek-1 ada) shg A = E1-1E2-1. Ep-1In dg
Ek-1 := balikan dari Ek.
Karena A dapat dinyatakan sebagai perkalian matriks yg dapat dibalik
secara berhingga maka A juga dapat dibalik (sifat 5).

Catatan: Karena A = E1-1E2-1. Ep-1In = E1-1E2-1. Ep-1 maka A-1 = EpEp-1. E1 (sifat 5).

Sifat 11
Jika A adalah matriks nxn yg dapat dibalik maka utk setiap matriks b yg berukuran nx1,
SPL: Ax=b hanya mempunyai satu solusi, yaitu x = A-1b.
Bukti
Misalkan, x0 adalah sebarang solusi SPL. Akan dibuktikan bahwa x0 = A-1b.
Karena x0 adalah solusi SPL maka Ax0 = b.
Karena A dapat dibalik maka A mpy matriks balikan (A-1 nyata ada).
Ax0 = b A-1(Ax0) = A-1b (A-1A)x0 = A-1b (In)x0 = A-1b x0 = A-1b.
14
Sifat 12
Jika A adalah matriks nxn maka berlaku
1) Jika B sebuah matriks kuadrat yg memenuhi BA = I maka B = A-1.
2) Jika B sebuah matriks kuadrat yg memenuhi AB = I maka B = A-1.
Bukti 12.1 (bukti utk 12.2, silahkan buktikan sendiri!)
Akan dibuktikan terlebih dulu bahwa A mpy balikan dg menunjukkan SPLH: Ax = 0
hanya mempunyai solusi trivial.
Perhatikan SPL: Ax = 0.
Misalkan, x0 adalah sebarang solusi SPLH: Ax = 0.
Karena BA = I maka BAx0 = B0 Ix0 = 0 x0 = 0.
Karena SPLH hanya mempunyai solusi trivial {0} maka A dapat dibalik {sifat 10}.
Krn A dapat dibalik dan BA=I maka (BA)A-1=A-1B(AA-1)= A-1I B(I)= A-1B = A-1.
Sifat 13
Jika A adalah matriks nxn maka keempat pernyataan berikut ini ekuivalen.
1) A dapat dibalik.
2) SPLH: Ax = 0 hanya mempunyai penyelesaian trivial, yaitu x = 0.
3) A ekuivalen baris terhadap In.
4) APL: Ax = b adalah SPL yg konsisten untuk setiap matriks b yg berukuran nx1.
Bukti .
Akan dibuktikan kebenaran rangkaian implikasi 1) 2) 3) 1) 4).
Karena rangkaian implikasi 1) 2) 3) 1) sudah dibuktikan oleh sifat 10
maka tinggal dibuktikan biimplikasi 1) 4) 15
Bukti .
Akan dibuktikan kebenaran rangkaian implikasi 1) 2) 3) 1) 4).
Karena rangkaian implikasi 1) 2) 3) 1) sudah dibuktikan oleh sifat 10
maka tinggal dibuktikan biimplikasi 1) 4)
1) 4)
Berdasarkan sifat 11, x0 = A-1b adalah solusi SPL: Ax=b. Jadi, SPL tsb
konsisten.

4) 1)
Karena SPL konsisten b berukuran nx1 maka terdapat x1, x2, , xn yg
masing-masing berukuran nx1 dg

1

1

0

0

0 0 0

Ax1 = 0 Ax2 = 0 Ax = 1 Axn = 0




0 0 0 1

Jika dibentuk matriks C = [x1 | x2 | |xn] maka AC = [Ax1 | Ax2 | |Axn] = In.

16
17
18
19
20
Tugas 2
Buktikan: (B+C)A =BA+CA!
Bukti.
Misalkan matriks A, B, dan C berukuran nxp, mxn, dan mxn .
Misalkan U:=(B+C)A dan V := (BA+CA). Ukuran matriks U dan V
adalah mxp.
Entri baris ke-i dan kolom ke-j dari U dan V adalah uij dan vij.
Akan dibuktikan uij = vij.
Baris ke-i matriks B+C = (B+C)i. = [(b11+c11) (b1n+c1n)] dan
kolom ke-j dari matriks A adalah
a

1j t

a a
1j nj
a
nj

a1 j
n
u ij (b i1 ci1 ) (b in c in ) (bik cik )a kj
a nj k 1

21
n n n
(bik a kj ckj a kj ) bik a kj cik a kj --- > (1)
k 1 k 1 k 1

n n
v ij bik a kj cik a kj --- >(2)
k 1 k 1
Berdasarkan 1 dan 2 terlihat bahwa uij = vij.

21

Vous aimerez peut-être aussi