Vous êtes sur la page 1sur 41

Kesehatan Jiwa

Perasaan Sehat dan Bahagia serta


mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa meliputi :
Bagaimana perasaan
anda terhadap diri sendiri
Bagaimana perasaan
anda terhadap orang lain
Bagaimana kemampuan
anda mengatasi persoalan
hidup anda Sehari - hari.
Individu yang holistik: terdiri dari
jasmani dan rohani.
Terdiri dari komponen jasmani, akal,
jiwa dan qalbu (ruh)
Struktur jiwa manusia terdiri dari id
(insting-prinsip kepuasan), ego
(kesadaran realitas-prinsip realitas),
super ego/ moralitas-prinsip moralitas
(Teori Freud)
Masalah Kesehatan Jiwa
1. Masalah perkembangan manusia yang
harmonis dan peningkatan kualitas hidup
Life cycle
Dampak penderitaan penyakit menahun
Disabilitas
Pemukiman sehat
Pemindahan tempat tinggal
2. Masalah Psikososial
Psikotik gelandangan
Pemasungan
Anak jalanan
Tawuran/kenakalan remaja
Penyalahgunaan narkotika/psikotropika
Penyimpangan/pelecehan seksual
Tindak kekerasan sosial
Stress pasca trauma
Pengungsi/imigrasi
Usila
Kesehatan kerja
3. Masalah Gangguan Jiwa
GMO : demensia, delirium
Gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikoaktif
Skizofrenia
Gangguan suasana perasaan
Ansietas, trans & kesurupan
Gangguan makan, tidur, dan disfungsi seksual
Gangguan kepribadian dan perilaku masa
remaja
Retardasi mental
Gangguan berbahasa, membaca, berhitung
dan autisme
Gangguan tingkah laku, ngompol, ngebrok
KEPERAWATAN/KESEHATAN
JIWA
Istilah Kebudayaan/budaya, bersumber
dari beberapa kata:
Buddhayyah (sansekerta) bentuk jamak dari
buddhi yg berarti budi atau akal. Jadi
kebudayaan itu bisa diartikan hal-hal yg
bersangkutan dg budi atau akal
Budi-daya artinya daya dari budi, atau kekuatan
dari akal (P. J. Zoefmulder).
Colere (Latin), Culture (Inggris), Kultur
(Indonesia): semua daya dan usaha untuk
mengolah / mengubah alam
Beberapa Aspek
Lainnya dari Budaya
Karakteristik Budaya
Unsur, Isi dan Wujud
Sifat Budaya
Fungsi Budaya
Perubahan Budaya
Budaya Sebagai Unsur yg Bepengaruh
dalam Epidemiologi Gangguan Jiwa

Perubahan pada budaya dapat merubah


gambaran epidemiologik ggn jiwa pd etnik
ybs:
Schizophrenia makin banyak dijumpai pada
penduduk yg mengalami industrialisasi seperti
yg telah dapat dibuktikan pada penduduk Afrika
sesudah 30 tahun berkebudayaan industri
Sindroma yang terkait pd budaya ialah Latah yg
50 tahun yg lalu tidak jarang dijumpai di
penduduk rumpun Melayu, sudah sulit
menemukannya di zaman sekarang, yaitu pd
Etnik Melayu yg sudah menerima nilai-nilai
budaya modern
14
Budaya sebagai faktor penyebab ggn
jiwa
Ada bukti bila terjadi penyakit jiwa dalam suatu
kelompok masyarakat (etnik) tertentu, maka ada
kecenderungan untuk berkembangnya suatu
bentuk penyakit jiwa daripada bentuk-bentuk yg
lain, misalnya Schizophrenia lebih banyak
dijumpai pd masyarakat yg lebih maju daripada
masyarakat primitif. Hollinghead dan Redlich
menemukan bahwa neurosis lebih banyak
terdapat pada kelas sosial menengah dan atas,
sedangkan psikosis lebih banyak pada kelas sosial
yg rendah

15
Budaya sebagai unsur yg
mempengaruhi gejala kejiwaan
Budaya bukanlah unsur langsung yg menimbulkan gejala
kejiwaan, namun ia dapat memberi isi atau mewarnai
gejala-gejala kejiwaan tertentu seperti halusinasi contohnya
pada penderita psikosis yg berkebudayaan Jawa dapat
dijumpai halusinasi visual berupa Nyai Roro Kidul, yang tidak
dijumpai pada orang barat, bahkan pd etnik lain di Indonesia
sendiri, misalnya pd etnik Manado.

Demikian pula halnya dengan gejala delusi contohnya pasien


yakin bahwa ia adalah Ratu Adil sendiri, sedangkan di
Perancis penderita menagnggap dirinya adalah Jean dArch
dsb

16
Budaya sebagai unsur yg berperan
dalam pemeriksaan psikiatrik
Anamnesis mempunyai peran yg dominan, kita harus memberikan
ekstra perhatian pada tehnik-tehnik interview, diantara tehnik
interview ini ada tehnik-tehnik yg sarat muatan budaya

contoh: tehnik membiarkan penderita menyampaikan keluhan atau


permasalahannya dalam bahasa yg paling ia kuasai agar pemeriksa
mendapat informasi semaksimal dan seakurat mungkin dan bahasa
yg paling dikuasai pasien adalah bahasa daerahnya yg biasanya
kaya dg ungkapan-ungkapan yg terkait erat dg persepsi dan
penghayatan budayanya seperti-kiasan-kiasan dan pepatah-pepatah

17
Budaya sebagai unsur yang
berpengaruh dalam diagnosis

Dalam penggolongan klasifikasi gangguan


jiwa dijumpai penggolongan yang erat
kaitannya dg budaya yang dikenal sbg
sindrom yang terkait pada budaya
Sindrom tsb secara lbh khusus berkaitan dg
konsep sakit/sehat yg dianut dlm kebudayaan
tertentu. Hal ini akan diuraikan lbh lanjut pd
pembicaraan Suatu Tinjauan Mengenai
Sindroma yg Terkait pd Budaya 18
Budaya sbg unsur yg mempengaruhi
penanggulangan gangguan jiwa
Fungsi budaya dlm upaya prevensi gangguan jiwa
Kebudayaan mempunyai fungsi menata dan
memantapkan individu dlm masyarakatnya
Pada kebudayaan yg stabil terdapat fungsi peredam
stress, maka masalah kesehatan jiwa tidak banyak
dijumpai (Stress Buffering Effect dari ikatan sosial)
Sebagai faktor penunjang (Social Support)
Budaya sebagai unsur dlm pengobatan ggn jiwa
Pengobatan tradisional
Budaya sebagai unsur dlm rehabilitasi jiwa
Banyak dipengaruhi oleh faham
keagamaan/kepercayaan

19
Dalam dua dekade terakhir, penelitian tentang efek agama
mengalami berkembangan pesat. Secara gamblang, banyak
penelitian dalam bidang psikologi, psikiatri, medis, kesehatan
masyarakat, sosiologi dan epidemiologi yang membuktikan
efek positif dari keterlibatan agama dalam kesehatan fisik dan
mental manusia.

Penelitian tersebut juga menunjukkan pentingnya aspek


keagamaan dalam kehidupan manusia. Penelitian itu
menggunakan beberapa unsur psikologis yang terkait dengan
agama, yaitu: kepercayaan akan adanya Tuhan yang
mempengaruhi kehidupan; tingkat kualitas dalam melakukan
aktivitas agama (contoh: frekuensi berdoa, penghayatan
dalam berdoa); dan tingkat komitmen dalam beragama.
Penelitian yang dilakukan oleh Larson menunjukkan
bahwa agama dan spiritualitas mampu member
efek positif pada kesehatan fisik. Beberapa efek
yang telah diukur oleh Larson yaitu:
1) menurunnya tekanan darah sistol, tekanan darah
diastole, kadar kolesterol, dan stress yang diakibatkan
oleh pembedahan.
2) Menurunnya rasio penyakit jantung, sirosis,
efisema, myocardial infarction, stroke, gagal ginjal,
kematian akibat kanker, kematian dalam
pembedahan jantung, dan kematian yang diakibatkan
oleh penyakit secara umum.
3) Meningkatnya gaya hidup sehat dan usia hidup.
(see Larson et al., 1998; Levin & Vanderpool,
1992).
Namun perlu diketahui bahwa efek dari agama dan tingkat
religiusitas sangat dipengaruhi oleh bagaimana individu
menerapkan agama yang mereka anut. Jika individu
menganut suatu agama secara sangat patuh tanpa
memikirkan kondisi sosialnya, hal itu dapat bersifat
psikopatologis. Hal yang sama juga berlaku jika individu
menjalankan agama secara parsial maupun semaunya.

Karena agama memiliki efek yang sangat baik jika diterapkan


secara bijak, sudah seharusnya kita menerapkan ajaran
agama kita dengan sepenuh hati. Jika dilakukan dengan
terpaksa, efek yang diakibatkannya pun akan berbeda. Selain
itu, pengetahuan tentang agama harus terus dikaji lebih
dalam agar tidak terjebak dalam kesalahan pada penerapan
ajaran agama yang justru member efek negatif.
PERKEMBANGAN SPIRITUAL DI BALI
TERKAIT DENGAN KESEHATAN JIWA

Kegiatan ritual keagamaan


Kegiatan mendapatkan sumber informasi
spiritual
Pengobatan tradisional Bali
dalam Budaya Bali
Definisi Pengobatan Tradisional Bali
Komponen pendukung PTB
Sumber tertulis PTB
Penggolongan sumber tertulis PTB
Aspek Provider
Aspek konsumen
PTB = bagian Budaya Bali

Referensi : makalah (Prof.Adi Putra)


INTRODUCTION
TRADITIONAL MEDICAL KNOWHOW IS FOUND
IN EVERY NATION OR SUB-NATION.
IT IS HANDED DOWN FROM GENERATION TO
GENERATION ORALLY OR WRITTEN.
FOR BALINESE IT IS WRITTEN ON PALM LEAF
(LONTAR).
THE BALINESE TRADITIONAL MEDICAL
KNOWHOW IS CONSIDERED AS A PART OF
BALINESE CULTURE.
WHY IT IS STILL
UTILIZED?
THE BALINESE TRADITIONAL MEDICINE IS A
PART OF CULTURE
THERE ARE 3 ELEMENTS:
A) SOURCE OF KNOWLEDGE;
B) PROVIDER;
C) CONSUMER.
GENERAL KNOWLEDGES
LONTAR USADA:
A) GENERAL KNOWLEDGE (TATWA)

B) MEDICAL KNOWLEDGES

C) KEPUTUSAN
GENERAL TRADITIONAL
KNOWLEDGES
TATWA: BRAHMANDA; ATMA; WREHASPATI; AJI
SANGKYA; WARIGA; AGAMA; RWA BINEDA

EQUIVALENCE TO:
-PHYLOSOPHY, RELIGION, SOCIOLOGY,
ASTROLOGY, COSMOGONY, CALENDER, LAW
TRADITIONAL KNOWLEDGES
(USADA)
PANCA MAHA BUTA MEDICAL PHYSICS
SARASWATIMEDICAL PHYSIOLOGY
SASTRA SANGA ANATOMY
BUWANA MAHBAHPATHOPHYSIOL.
PINARAH PITU PATHOPHYSIOL.
KAHILANGAN KAWAH PATHOPHYSIOL
PATI URIP PATHOPHYSIOL.
USADA
TARU PREMANATHE GREAT PHARMACOPEAE
BUDA KECAPI COMPLETE CLINICAL
SCIENCES
KEPUTUSAN: the complete one
VERY INFORMAL TRAINING
A) SOURCE OF
KNOWLEDGE
SUBJECTS SHOULD KNOW:
1)GENERAL KNOWLEDGE (TATWA):
BRAHMANDA TATWA = COSMOLOGY
ATMA TATWA= SOUL/MENTAL HEALTH
WREHASPATI TATWA= PHILOSOPHY
AJI SANGKHYA= PHILOSOPHY
WARIGA = CALENDER
AGAMA = RELIGION
RWA BHINEDA= 0PHILOSOPHY
MEDICAL KNOWLEDGES
PANCA MAHA BHUTA =MEDICAL PHYSICS
SARASWATI = ANATOMY
SASTRA SANGA = ANATOMY
BUWANA MAHBAH = PATHOLOGY
PINARAH PITU = PATHOPHYSIOLOGY
KAHILANGAN KAWAH= PATHOPHYSIOLOGY
PATI URIP= PATHOPHYSIOLOGY
TARUPREMANA, SUNDARI
SIKSA=PHARMACOPEA
KEPUTUSAN
THE COMPLETE ONES
CONTAIN ALSO THE MANTRA (HOLY SPELLING
OR SONGS) THAT MUST BE USED DURING
TREATMENT
THERE ARE MANY KEPUTUSAN MUST BE
STUDIED
CONT
BUDHA KECAPI, KALIMAHA USADHA-USADHI =
COMPLETE MEDICAL KNOWLEDGES.
KAPUTUSAN (THE SUMMARY)
CLASSIFICATION OF USADHA, BASED ON 2
ASPECT:
1) SUBJECT TO BE TREATED
2) COLOR NAME
USADA CLASSIFICATION
1. SUBJECT TO BE TREATED:
USADHA RAREPAEDIATRICS
USADHA DALEM INTERNAL MEDICINE
USADHA BUDUH PSYCHIATRY
USADHA GONDONGGOITRE DISEASE
USADHA KECACAR SMALLPOX
USADHA ILA LEPROZY
USADHA CUKIL DAKIDERMATOLOGY
USADHA MANAK OBSTETRY & GYNECOLOGY
USADHA KAMATUSVENEROLOGY
2. COLOR NAME
USADHA KUNING (YELLOW)PAEDIATRICS
USADHA PUTIH (WHITE) ADOLESCENT
USADHA BANG (RED) ADULT
USADHA CEMENG (BLACK) GERIATRICS

INDIVIDUAL WHO MASTERING ON USADHA IS


CALLED BALIAN USADHA OR DUKUN
B) PROVIDER
TYPE OF BALIAN IN BALI
BALIAN USADHA TRADITIONAL DOCTOR
BALIAN KETAKSON GOT A MAGICAL THING,
BY THEN HAS A POWER CAPABILITY IN
CURING A PATIENT
BALIAN MANAKAS A BIRTH ATTENDANCE
BALIAN ELUNGAS A BONE SETTER
BALIAN TENUNG AS A FORTUNE TELLER
BALIAN ENGENGAN AS A FORTUNE TELLER
TRADITIONAL HEALER
A) BALIAN: USADABY LEARNING
KETAKSONMAGICAL
POWER
B) BALIAN: GENERALIST
SPECIALIST
C) BALIAN: PANENGEN RIGHTIST
PANGIWA LEFTIST
WHO WILL BECOME A
BALIAN?
ANY BODY CAN
BOTH SEXES MALE OR FEMALE
GENEALOGICAL ASPECT PREFERENCE
AT THE LATE OF 30 YRS OLD START TO STUDY
STUDY PROCESS IN A VERY INFORMAL
LEARNING PROCESS
UNDER SUPERVISION OF A SENIOR
TRADITIONAL HEALER/BALIAN
C) CONSUMER
THE BALINESE WHO ARE SUFFERING FROM
ANY OF ILLNESSES OR DISEASES. AT VILLAGE
AS WELL AS TOWN/ CITY.
WHEN?
-TRADITIONAL MEDICINE UTILIZE FIRSTLY
THEN TO MODERN MEDICINE
-MODERN MEDICINE FIRSTLY THEN TO TM
-MM & TM AT THE SAME TIME

Vous aimerez peut-être aussi