Vous êtes sur la page 1sur 41

Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam

Kehidupan Bermasyarakat,Berbangsa
dan bernegara

Anggota Kelompok :
Adrian
Andre
Aiga
Caroline
Chatryne P
Made
Naura
Makna
Demokra
si
DEMOKRASI

Kata demokrasi berasal daribahasa


Yunani(dmokrata) "kekuasaan rakyat",
yang terbentuk dari (dmos) "rakyat" dan
(kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada
abad ke-5 SM untuk menyebutsistem politiknegara-
kota Yunani, salah satunyaAthena. Kata ini kemudian
diserap menjadi salah satu kosakata dalam bahasa
Inggris yaitu democracy, dan dalam bahasa Indonesia
disebut demokrasi.
Menurut KBBI

demokrasi merupakan istilah politik yang berarti


pemerintahan rakyat. Hal tersebut bisa diartikan
bahwa dalam sebuah negara demokrasi kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan
langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka
pilih di bawah sistem pemilihan bebas.
Abraham Lincoln

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari


rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya
rakyat dengan serta merta mempunyai kebebasan
untuk melakukan semua aktifitas kehidupan
termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan
dari pihak manapun
3 Makna Demokrasi

Berdasar berbagai pengertian yang berkembang dalam


sejarah pemikiran tentang demokrasi, kita dapat
mengkategorikan ada 3 (tiga) makna demokrasi

Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan

Demokrasi sebagai Sistem Politik

Demokrasi Sebagai Sikap Hidup


Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan

Makna demokrasi sebagai suatu bentuk pemerintahan


merupakan pengertian awal yang dikemukakan para ahli
dan tokoh sejarah, misalnya Plato dan Aristotoles.

menurutnya

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana


pemerintahan itu dipegang oleh rakyat dan dijalankan
untuk kepentingan rakyat banyak.

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh


seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk
kepentingan rakyat banyak.

Aristokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang


dipegang oleh sekelompok orang yang memimpin dan
dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
Demokrasi sebagai Sistem Politik

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang bersifat kerajaan.


Pemimpin negara umumnya bergelar raja, ratu, kaisar, atau
sultan.Republik adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh
seorang presiden atau perdana menteri. Pembagian dua bentuk
pemerintahan tersebut didasarkan pada cara pengangkatan atau
penunjukkan pemimpin negara. Apabila penunjukkan pemimpin negara
berdasarkan keturunan atau pewarisan maka bentuk pemerintahannya
monarki. Sedangkan bila penunjukkan pemimpin negara berdasarkan
pemilihan maka bentuk pemerintahannya adalah republik.
Jika bentuk pemerintahan adalah republik atau monarki, maka
demokrasi berkembang sebagai suatu sistem politik dalam bernegara.
Demokrasi sebagai Sikap
Hidup

demokrasi tidak hanya dimaknai sebagai bentuk pemerintahan dan


atau sistem politik, tetapi demokrasi dimaknai sebagai sikap hidup.
Jika demokrasi sebagai bentuk pemerintahan atau sistem politik
maka hal itu lebih banyak berjalan pada tingkat pemerintahan atau
kenegaraan. Demokrasi tidak cukup berjalan di tingkat kenegaraan,
tetapi demokrasi juga memerlukan sikap hidup demokratis yang tidak
datang dengan sendiri dalam kehidupan bernegara. Ia memerlukan
perangkat pendukungnya yakni budaya yang kondusif sebagai mind
set dan setting sosial dan bentuk konkrit dari manifestasi tersebut
adalah dijadikannya demokrasi sebagai pandangan hidup.
Pelaksanaan Demokrasi di
Indonesia pada Periode 1958 - 1965

Sejak berakhirnya pemilihan umum 1955, Presiden


Soekarno sudah menunjukkan gejala
ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal
itu terjadi karena partai politik sangat berorientasi
pada kepentingan ideologinya sendiri dan kurang
memerhatikan kepentingan politik nasional secara
menyeluruh. Pada suatu kesempatan di Istana
Merdeka, beliau melontarkan keinginannya untuk
membubarkan saja partai-partai politik. Selain itu,
Soekarno juga melontarkan gagasan, bahwa
demokrasi parlementer tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indoensia yang dijiwai oleh
semangat gotong royong dan kekeluargaan.
Presiden Soeharto sebagai
kepala negara melihat
situasi ini sangat
membahayakan bila terus
dibiarkan.Oleh karena itu,
umtuk mengeluarkan
bangsa Indonesia dari
urusan teramat pelik ini,
Presiden Soeharto
mengeluarkan suatu dekrit
pada tanggal 5 Juli 1959.
Yang kemudian dikenal
dengan Dekrit Presiden 5
Juli 1945.
Isi Dekrit Presiden

Pembubaran
Konstituante.
Berlakunya UUD 1945.
Akan dibentuk Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) dan
Dewan Pertimbangan
Agung Sementara (DPAS).
Karakteristik Utama
Mengaburnya sistem perpartaian
Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong(DPR-GR)
Hak dasar manusia menjadi sangat
lemah
Masa demokrasi terpimpin adalah masa
puncak dari semangat anti kebebasan
pers.
Sentralisasi kekuasaan yang semakin
dominan dalam proses hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah
Keberhasilan

Berhasil menumpas pemberontakan DI/TII yang


telah berlangsung 14 tahun.
Berhasil menyatukan Irian Barat kepangkuan
Indonesia dari phak Belanda.
Demokrasi Pancasila di Masa Orde Baru 11 Maret
1966 - 21 Mei 1998
Penyimpangan
a. Pelanggaran prinsip kebebasan
kekuasaan kehakiman
b. Pengekangan hak di bidang politik
yaitu berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat
c. Pelampauan batas wewenang
presiden.
d. Pembentukan lembaga negara
Ekstrakonstitusional
e. Pengutamaan fungsi Presiden
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
pada Perioden 1965 - 1998

Masa Demokrasi Pancasila tahun


1965-1998 sesungguhnya merupakan
demokrasi konstitusional yang
menonjolkan sistem presidensial.
Dengan sistem Demokrasi ini terjadi
pemisahan kekuasaan yang wajar,
pemerintah lebih stabil sehingga
pembangunan yang menguntungkan
rakyat banyak bisa berjalan lebih baik.
Ciri - Ciri
Demokrasi berketuhanan
Demokrasi yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab
Demokrasi bagi persatuan
Indonesia
Demokrasi yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Penyimpangan

Indonesia mengalami masa penyimpangan konstitusi yang


dilakoni oleh pemberontakan G30/SPKI pada tahun 1966.
Kurun waktu Orde Baru tahun 1966 sampai 1998 yang
mempunyai tekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Karena telah terbukti bahwa
pemberontakan G 30 S yang didalangi oleh PKI maka rakyat
menghendaki dan menuntut PKI dibubarkan.
Namun pada waktu itu pimpinan negara
tidak mau memenuhi tuntutan rakyat
sehingga timbul "situasi konflik "antara
rakyat satu pihak dan Presiden dilain
pihak.Dengan berlandaskan pada Surat
Perintah 11 Maret 1966, pengemban
SUPERSEMAR pada tanggal 12 Maret
1966 membubarkan PKI dan ormas-
ormasnya jadi dengan demikian tanggal
19Maret 1966 dinyatakan sebagai titik
awal Orde baru.
Dalam masa ini telah dapat berhasil
melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945
dalam hal pembentukan lembaga-lembaga
Negara dan lain-lain, namun perkembangan
lebih lanjut Orde Baru didalam melaksanakan
kekuasaan negara/pemerintah, sejalan dengan
proses yang dihadapi ternyata terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang terlihat
kepada pelaksanaan kekuasaan pemerintah
mengarah otoriter. Dari pemerintah otoriter ini
muncul terjadinya konflik horisontal maupun
vertikal yang diakhiri oleh lengsernya Presiden
Soeharto tanggal 21 Mei 1998, kemudian
beralih kepada Pemerintah beraliran Reformasi.
Kelebihan
Penataan kehidupan konstitusi
lebih baik dari OrLa
Pembangunan nasional berhasil
dan terencana
Stabilitas politik terjamin
Tingkat pertumbuhan ekonomi
meningkat

Kekurangan
Kekuasaan presiden dominan dan
berpusat tanpa undang-undang
kepresidenan
Pembangunan tidak merata
Hak politik dan kebebasan pers
terbelenggu, tidak demokratis
Krisis ekonomi di akhir OrBa
KKN
Karakteristik
Rotasi kekuasaan eksekutif boleh
dikatakan hampir tidak pernah.
Rekuitmen politik bersifat
tertutup
Pemilihan umum
Pelaksanaan hak dasar warga
negara.
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
pada Periode 1998 - Sekarang
Berakhirnya masa Orde Baru, melahirkan
era baru yang disebut masa reformasi.
OrdeBaru berakhir pada saat Presiden
Suharto menyerahkan kekuasaan kepada
Wakil Presiden B.J.
Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Pergantian masa juga mengubah
pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa
reformasi pada dasarnya adalah demokrasi
dengan mendasarkan pada Pancasila dan
UUD 1945.
a. Ketetapan MPR RI Nomor Perundan
X/MPR/1998 tentang Pokok-
Pokok Reformasi.
g
b. Ketetapan Nomor Undanga
VII/MPR/1998 tentang
Pencabutan Tap MPR tentang
n
Referendum.
c. Ketetapan MPR RI Nomor
XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang
Bebas dari KKN
d. Ketetapan MPR RI Nomor
XIII/MPR/1998 tentang
pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI
Ciri - Ciri
a. banyaknya partai politik peserta pemilu,
b. pemilu untuk memilih presiden dan wakil
presiden secara langsung,
c. pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat
yang akan duduk di DPR, MPR, dan DPD.
d. pelaksanaan pemilu berdasarkan asas
luber dan jurdil,
e. pemilihan kepala daerah secara
langsung,
f. kebebasan penyampaian aspirasi lebih
terbuka.
Indikator Pelaksanaan Demokrasi

Dalam masa pemerintahan


Presiden Habibie inilah muncul
beberapa indikator pelaksanaan
demokrasi di Indonesia.
1. Diberikan ruang kebebasan pers
sebagai ruang publik untuk
berpartisipasi dalam kabangsaan
dan kenegaraan.
2. Dilakukannya sistem multipartai
pada pemilu tahun 1999
Membangun
Demokrasi
Untuk Indonesia
Sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis
bila ada :

Persamaan di depan hukum

Partisipasi dalam pembuatan keputusan

Distribusi pendapatan secara adil

Kebebasan yang bertanggungjawab


Persamaan Kedudukan di depan Hukum

Hukum itu mengatur bagaimana seharusnya penguasa bertindak,


bagaimana
hak dan kewajiban dari penguasa dan juga rakyatnya. Semua rakyat
memiliki
kedudukan yang sama di depan hukum. Artinya, hukum harus
dijalankan
secara adil dan benar. Hukum tidak boleh pandang bulu. Siapa saja
yang
bersalah dihukum sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menciptakan
hal
itu harus ditunjang dengan adanya aparat penegak hukum yang tegas
dan
bijaksana, bebas dari pengaruh pemerintahan yang berkuasa dan
berani
menghukum siapa saja yang bersalah.
Partisipasi dalam Pembuatan Keputusan

Dalam negara yang menganut sistem politik demokrasi, kekuasaan


tertinggi
berada di tangan rakyat dan pemerintahan dijalankan berdasarkan
kehendak
rakyat. Aspirasi dan kemauan rakyat harus dipenuhi dan pemerintahan
dijalankan berdasarkan konstitusi yang merupakan arah dan pedoman
dalam
melaksanakan hidup bernegara. Para pembuat kebijakan memperhatikan
seluruh aspirasi rakyat yang berkembang. Kebijakan yang dikeluarkan
harus
dapat mewakili berbagai keinginan masyarakat yang beragam
Distribusi Pendapatan secara adil

Dalam negara demokrasi, semua bidang dijalankan dengan berdasarkan


prinsip keadilan termasuk di dalam bidang ekonomi. Semua warga negara
berhak memperoleh pendapatan yang layak. Pemerintah wajib memberikan
bantuan kepada fakir dan miskin yang berpendapatan rendah. Akhir-akhir
ini pemerintah menjalankan program pemberian bantuan tunai langsung,
hal tersebut dilakukan dalam upaya membantu langsung para fakir miskin.
Pada kesempatan lain, Pemerintah terus giat membuka lapangan kerja agar
masyarakat bisa memperoleh penghasilan. Dengan program-program
tersebut
diharapkan terjadi distribusi pendapatan yang adil di antara warga negara
Indonesia.
Kebebasan yang bertanggungjawab

Dalam sebuah negara yang demokratis, terdapat empat kebebasan yang


sangat penting, yaitu kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan
mengeluarkan pendapat, dan kebebasan berkumpul. Empat kebebasan ini
merupakan Hak Asasi Manusia yang harus dijamin keberadaannya oleh
negara. Akan tetapi dalam pelaksanaanya mesti bertanggung jawab, artinya
kebebasan yang dimiliki oleh setiap warga negara tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku
Dalam konteks NKRI, Sanusi (2006) mengetengahkan sepuluh pilar
demokrasi yang dipesankan oleh para pembentuk negara
sebagaimana diletakkan di dalam UUD 1945 sebagai berikut:

Demokrasi dengan Kecerdasan

Esensinya adalah seluruh sistem serta perilaku dalam


menyelenggarakan kenegaraan RI haruslah taat asas, konsisten, atau
sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Demokrasi berdasar Ketuhanan yang Maha Esa

Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh segenap rakyat


dengan pengertian-pengertiannya yang jelas, dimana rakyat sendiri
turut terlibat langsung merumuskan substansinya, mengujicobakan
disainnya, menilai dan menguji keabsahannya. Sebab UUD 1945 dan
demokrasinya bukanlah seumpamafinal productyang tinggal
mengkonsumsi saja, sehingga pengolahan harus dilakukan dengan
cerdas
Demokrasi Berkedaulatan Rakyat

Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokrasi yang


berkedaulatan rakyat, yaitu kekuasaan tertinggi ada di tangan
rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang memiliki atau memegang
kedaulatan itu.
Demokrasi dengan rule of law

Dalam negara hukum, kekuasaan dan hukum itu merupakan


kesatuan konsep yang integral dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Esensi dari demokrasi denganrule of lawadalah bahwa
kekuasaan negara harus mengandung, melindungi, serta
mengembangkan kebenaran hukum
Demokrasi dengan pembagian Kekuasaan negara

Demokrasi dikuatkan dengan pembagian kekuasaan negara


dan diserahkan kepada badan-badan negara yang
bertanggung jawab menurut undang-undang dasar.
Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia

Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia


yang tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asasi,
melainkan untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia
seutuhnya. Hak asasi manusia bersumber pada sifat hakikat
manusia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa

Demokrasi dengan Peradilan yang


merdeka

Lembaga peradilan merupakan lembaga tertinggi yang


menyuarakan kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum. Lembaga
ini merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka
(independent). Ia tidak boleh diintervensi oleh kekuasaan apapun.
Kekuasaan yang merdeka ini memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari
dan menemukan hukum yang seadil-adilnya
Demokrasi dengan otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom


untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Demokrasi dengan kemakmuran

Demokrasi bukan sekedar soal kebebasan dan hak, bukan sekedar


soal kewajiban dan tanggung jawab, bukan pula sekedar soal
mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan.
Demokrasi menurut UUD 1945 ternyata ditujukan untuk membangun
negara berkemakmuran/kesejahteraan oleh dan untuk sebesar-
besarnya rakyat Indonesia.

Demokrasi Berkeadilan Sosial

Keadilan sosial justru lebih merujuk pada keadilan peraturan dan


tatanan kemasyarakatan yang tidak diskriminatif untuk
memperoleh kesempatan atau peluang hidup, tempat tinggal,
pendidikan, pekerjaan, politik, administrasi pemerintahan,
layanan birokrasi, bisnis, dan lain-lain.
Perilaku Mendukung
Tegaknya Nilai-Nilai
Demokrasi
Menjalankan kehidupan demokratis dapat
dilakukan dengan beberapa cara:

-membisakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau


hukum yang berlaku;
-membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala hal;
-membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah;
-membiasakan diri mengadakan perubahan secara damai tidak
dengan kekerasan;
-membiasakan diri untuk memilih pemimpinpemimpin melalui cara
cara yang
demokratis;
-selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam
musyawarah;
-selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah
baik kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa dan negara
bahkan secara pribadi;
-menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban;
-menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab;
Sekian yang
dapat kami
sampaikan
Terimakas
ih

Vous aimerez peut-être aussi