Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TEORI AKUNTANSI
KELOM POK 8:
FE BRIANTO DWI P. ( F1 3 15 12 7)
IRWAN KRISTIANTO ( F1 31 51 3 0)
M . FUZY WAHYUDI (F1 3 15 13 5)
CHAPTER 8
OBJECTIVE CHAPTER 8
Sampai tahun 2005, tidak ada expense yang dilaporkan untuk ESOs
berlaku APB 25
tidak ada expense yang dilaporkan untuk ESOs jika intrinsic value = nol
MengukurbiayaESO
Black/Scholes option pricing formula
Asumsi option held to expiry date
ESOsdapatdilakukanlebih awal,antaravestingdantanggalkadaluwarsa
Sebagaiakibatnya,Black/Scholes overstates ESO expense
EMPLOYEE STOCK OPTIONS
Kemungkinan:
Investor bereaksi negatif atas laba menurun
Laba menurun menyebabkan debt covenant violation
Kompensasi manajer berdasarkan laba
DISTINGUISHING EFFICIENCY &
OPPORTUNISM IN CONTRACTING
Kesimpulan:
Efficient Contracting dan Opportunism sama-sama terjadi
di dalam dunia akuntansi pada kenyataanya.
IMPLICIT CONTRACTS
Definition
Manager
HONEST (H)
DISTORT (D)
BUY (B) 60, 40
20, 80
Investor
REFUSE TO BUY (R) 35, 20
35, 30
HUBUNGAN ANTARA MANAGER-
INVESTOR PADA TEORI PERMAINAN
Manajer memiliki dua pilihan D dan H
Invesor memiliki dua pilihan B dan R
SUMMARY OF IMPLICIT
CONTRACTING
Teori permainan non-kooperatif menjelaskan model situasi tentang adanya
konflik yang biasa terjadi antar pengguna laporan keuangan. Bahkan model
teori permainan sederhana menujukkan bahwa badan penyusun standar
akuntansi yang gagal untuk mempertimbangkan kepentingan semua
konstituen yang dipengaruhi oleh pilihan kebijakan akuntansi sedang dalam
bahaya membuat rekomendasi kebijakan yang sulit untuk diterapkan.
MENJELASKAN PERAN AKUNTANSI DAN
PENELITIAN AKUNTANSI DALAM
KONTEKS EFFICIENT CONTRACTING
APPROACH TO DECISION USEFULNESS
DENGAN MENGACU FIGURE 1.1.
KEBIJAKAN AKUNTANSI UNTUK
KONTRAK EFISIEN
Efficient contracting theory
Peran informasi akuntansi dalam menjembatani asimetri
informasi .
Informasi harus reliabel dan konservatif (secara kondisional)
Fleksibilitas manajer
Inefisiensi
saat standar
Less
Flexible More Oportunisme
akun
Flexible manajer
berubah
WM menemukan
bahwa, seperti yang WM tidak
Wittenberg-Moerman
telah diduga, menemukan adanya
(2008) mengukur
konservatisme keterkaitan ketika
asimetri informasi
kondisional perusahaan
dalam bid-ask spread
berasosiasi negative mengakui unrealized
pada pasar hutang.
dengan bid-ask gain.
spread.
GIGLER, KANODIA, SAPRA, DAN
VENUGOPALAN (2009)
Gigler, Kanodia, Sapra, dan Venugopalan (2009) menunjukkan bahwa
meskipun akuntansi konservatif mungkin saja menurunkan suku bunga
pinjaman, hal ini juga membawa cost karena secara alamaiah,
konservatisme meningkatkan kemungkinan covenant violation ketika tidak
dijamin oleh economic state perusahaan.
ARMSTRONG, JAGOLINZER, DAN
LARCKER (AJL; 2010)
Armstrong, Jagolinzer, dan Larcker (AJL; 2010) mempelajari mengenai banyaknya perusahaan yang mengalami
restatement laporan keuangan, class-action lawsuit, dan investigasi SEC yang mungkin mengindikasikan
perilaku oportunistik manajer.
Pertanyaannya adalah: Apakah perusahaan dengan CEO yang mempunyai delta portofolio tinggi menunjukkan
perilaku oportunistik CEO yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan serupa dengan CEO yang
memiliki delta portofolio lebih rendah?
Dalam penelittiannya, AJL tidak menemukan bukti akan hal tersebut. Oleh karena itu, kepemilikan saham
perusahaan oleh manager sepertinya tidak menyebabkan perilaku oportunistik.
Meskipun penelitian AJL menyatakan demikian, adanya restatement, lawsuit, dan investigasi SEC
menunjukkan bahwa perilaku seperti itu memang ada.
Dengan demikian, hal tersebut mungkin saja terjadi dengan didorong oleh motivasi yang lain.
HOPE DAN THOMAS (2008)
Mereka meneliti sampel perusahaan-perusahaan multinasional di bawah SFAS.
Berlakunya SFAS 31 menghapuskan kewajiban untuk melaporkan laba berdasarkan wilayah geografis, sehingga
pengungkapan tersebut bersifat sukarela saja setelah adanya SFAS 131.
Hope dan Thomas melaporkan bahwa di antara perusahaan-perusahaan sampel tersebut yang tidak mengungkapkan
laba berdasarkan wilayah geografis setelah berlakunya SFAS 131, total penjualan asingnya meningkat tetapi total laba
asingnya secara rata-rata menurun jika dibandingkan dengan periode sebelum berlakunya SFAS 131 atau jika
dibandingkan dengan laba domestic perusahaan yang sama setelah SFAS 131.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sepertinya manajer telah mengeksploitasi kemampuan investor yang menurun
untuk mengawasi kinerja mereka dengan cara meningkatkan penjualan asing dengan mengorbankan keuntungan.
Hal tersebut oleh penulis disebut sebagai empire bulding, yaitu suatu bentuk moral hazard yang mana manajer
secara oportunistis menaikkan ukuran perusahaan (dengan menaikkan penjualan asing).
Kesimpulannya, baik efficient contracting maupun sikap oportunisme dua-duanya ada/terjadi di dalam dunia
akuntansi pada kenyataanya.
Selama manager
Suatu implikasi
memiliki
signifikan atas
Teori efficient fleksibilitas untuk
teori efficient
contracting Untuk mencapai memilih
contracting
mempelajari kontrak yang kebijakan
adalah bahwa
tentang peran efisien (efficient akuntansi,
kebijakan
informasi contracting), mereka dapat
akuntansi
akuntansi informasi mengubah
mempunyai
keuangan dalam keuangan harus kebijakan ini
konsekuensi-
menjembatani reliable dan untuk
konsekuensi
asimetri konservatif mengimbangi
ekonomi. Oleh
informasi antara (secara dampak dari
karena itu, hal
pihak-pihak kondisional). standar akuntansi
tersebut menjadi
dalam kontrak. baru pada
penting bagi para
kontrak utang
manajer.
dan kompensasi.
KESIMPULAN