Vous êtes sur la page 1sur 20

BEDAH

FISTULA
PERIANAL
ANGGOTA KELOMPOK
1. Puji Astuti (1700288)
2. Rifka Nur Laili (11700298)
3. Afita W. Infati (11700362)
4. Luh Thika Sidiani (11700382)
5. Ni Putu Elis (11700386)
6. Mariendah Dewi (11700394)
7. Inggrid Tiffany R (11700396)
8. Jannatun Firdaus (11700402)
9. Dennys F (11700404)
10. Retna Pangesti (11700408)
11. Yuni Ani L (11700416)
12. Anbar Athika (11700418)
13. Adinta Agustia (11700428)
14. Esti Nur H (11700446)
DEFINISI FISTULA
PERIANAL
Fistula perianal adalah saluran abnormal
yang dibatasi oleh jaringan granulasi, yang
menghubungkan satu ruang (dari lapisan
epitel anus atau rektum) ke ruang lain,
biasanya menuju ke epidermis kulit di dekat
anus, tapi bisa juga ke organ lainnya seperti
kemaluan.

(Vasilevsky, Carol-Ann, Gordon, Philip 2007)


ANATOMI
Rektum dilapisi oleh mukosa glanduler
usus sedangkan kanalis analis oleh anoderm
yang merupakan lanjutan epitel berlapis
pipih kulit luar.
Kanalis analis dan kulit luar di sekitarnya
kaya akan persyarafan sensoris somatik dan
peka terhadap rangsangan nyeri, sedangkan
mukosa rektum mempunyai persyarafan
autonom dan tidak peka terhadap nyeri.
(William, Norman.S. Baileys Textbook of Surgery)
ETIOLOGI
Perforasi atau penyaliran abses anorectum
colitis yang disertai proktitis,seperti
TBC,amubiasis,morbus crohn.

(Fistula in Ano.Sabiston Textbook of Surgery.2004)


PATOFISIOLOGI
Hampir semua fistel perianal disebabkan oleh
perforasi atau penyaliran abses anorektum.
Fistel perianal sering didahului oleh
pembentukan abses perianal yang dimulai
dengan peradangan kriptus ani.
Abses perianal, tampak sebagai
pembengkakan, nyeri.
Abses sub mukosa atau iskiorektal dapat diraba
sebagai pembengkakan pada waktu pemeriksaan
anus.
Abses pelvirektal lebih sukar ditemukan. Tanda
pertama dapat berupa keluarnya nanah dari fistel
perianal
Fistel dapat terletak di subkutis, sub mukosa antar
sfingter atau menembus sfingter, lateral, atau
posterior.

(Fistula in Ano.Sabiston Textbook of Surgery.2004)


GAMBARAN KLINIS
Pada anamnesis biasanya dijumpai :
1. Riwayat kambuhan abses perianal, di sertai
pengeluaran nanah sedikit-sedikit.
2. Pada colok dubur, fistel dapat diraba antara
telunjuk di anus dan ibu jari di kulit
perinuem setebal kira-kira 3 mm
3. Biasanya gejala terbatas pada
pembengkakan intermiten,drainase,pruritus
dan ketidak nyamanan yang bervariasi.
(Wim de Jong, 2005)
Perianal Fistula diberi nama menurut klasifikasi Park:
1. Fistula Transsphingter
Disebabkan oleh abses ischiorektal, dengan
perluasan jalur sphingter eksterna. Terjadi sekitar
25 % dari semua fistula.
2. Fistula Intersphingter
Terbatas pada ruang intersphingter dan sphingter
interna, disebabkan oleh abses perianal. Terjadi
sekitar 70% dari semua fistula.

(Setia Y, dr., Sp.B, 2012)


3. Fistula Suprasfingter
Disebabkan oleh abses supralevator. Melewati otot
levator ani, diatas puncak otot puborektal dan masuk ke
dalam ruang intersphingter. Terjadi sekitar 5% dari
semua fistula.
4. Fistula Ekstrasphingter
Tidak melewati kanalis ani dan mekanisme sphingter,
melewati fossa ischiorectal dan otot levator ani, dan
bermuara tinggi di rektum. Terjadi sekitar 1% dari semua
fistula.

(Setia Y, dr., Sp.B, 2012)


PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik di daerah anus (dengan
pemeriksaan digital/rectal toucher) ditemukan satu
atau lebih eksternal opening fistula atau teraba
adanya fistula di bawah permukaan kulit.
Eksternal opening fistula tampak sebagai bisul (bila
abses belum pecah) atau tampak sebagai saluran
yang dikelilingi oleh jaringan granulasi.
Internal opening fistula dapat dirasakan sebagai
daerah indurasi/ nodul di dinding anus setinggi garis
dentata. Terlepas dari jumlah eksternal opening,
terdapat hampir selalu hanya satu internal opening.
(Gracia-Aguilar dkk, Morris-Oxford Textbook of Surgery)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Fistulografi
2. Ultrasound endoanal / endorektal
3. MRI
4. CT- Scan
5. Barium Enema
6. Anal Manometri

(Fistula in Ano. In; Sabiston Textbook of Surgery.2004)


DIAGNOSA BANDING
1. Hidranitis supurativa
2. Sinus pilonidalis
3. Fistel proktitis

(Sjamsuhidayat R, Buku Ajar Ilmu Bedah,2005)


PENATALAKSANAAN
1.Fistulotomi
Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai kelubang
kulit, dibiarkan terbuka, akan sembuh pada
persekundam intentionem. Di anjurkan sedapat
mungkin dilakukan fistulotomi.

2. Flap Rektal
Untuk mengurangi jumlah otot sfingter yang
digunting, dokter bedah dapat mengeluarkan
jalurnya dan membuat flap ke dalam dinding abdomen
untuk mencapai dan mengeluarkan muara fistula
interna.Flap nya kemudian ditempelkan ke belakang.
3. Penempatan Seton
Benang atau karet diikatkan melalui saluran
fistula. cuting seton,dimana benang seton ditarik
secara gradual untuk memotong otot sfingter secara
bertahap.
4. Lem fibrin atau sumbat kolagen
Lem fibrin, terbuat dari protein plasma, untuk
menyumbat dan menyembuhkan fistula daripada
memotong dan membiarkannya terbuka. Lem
disuntikan melalui lubang eksterna setelah
dibersihkan salurannya lebih dahulu dan
menempelkan lubang yang di dalam agar tertutup.

( de Jong, 2005)
KOMPLIKASI

Komplikasi dapat terjadi langsung setelah operasi atau


tertunda.

A. Komplikasi yang dapat langsung terjadi antara lain:


1. Perdarahan
2. Impaksi fecal
3. Hemorrhoid

B. Komplikasi yang tertunda antara lain adalah:


4. Inkontinensia
5. Rekurens
6. Stenosis kanalis

(Price, S. A., & Wilson, L. M. 2005)


PROGNOSIS

Prognosis dari penyakit ini sangat baik


setelah sumber infeksi dan fistula
teridentifikasi. Fistula akan menetap bila
tidak didrainase dengan benar. Dengan
tindakan yang tepat dan mengikuti anjuran ,
maka prognosis dari fistula ani baik.
Komplikasi pun dapat terhindarkan.

(Sudoyo. A.W., dkk.Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:


FKUI)

Vous aimerez peut-être aussi