Vous êtes sur la page 1sur 22

TOKSIKOLOGI

KARBON DIOKSIDA (CO2)


Gas dihasilkan dari:
- Pembakaran zat-zat organik
- Respirasi binatang dan tumbuh-tumbuhan
- Proses dekomposisi dan fermentasi

Udara bebas mengandung :


CO2 : 0,03% Nitrogen : 78%
O2 : 21% Gas Inert : 0,9%

CO2 0,1-1% sakit kepala


8-10% dapat menimbulkan kematian ok asfiksia
>>10% kematian > cepat

Berat jenis CO2 > udara 1,52


Keracunan CO2 terjadi bila orang masuk bagian terendah : sumur tua / goa
PEMERIKSAAN MAYAT :
- tanda-tanda asfiksia
- pd otopsi tampak kongesti alat2 dalam, perdarahan pd perikardium,
pleura dan permukaan otak

PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
- penentuan CO2 dalam tubuh korban tidak bermakna
- penentuan CO2 di TKP (1-10%>) menurunkan lilin menyala ke
dalam sumur mati CO2 cukup besar
- pengambilan contoh udara di TKP

Ba(OH)2 + CO2 Ba CO3 + H2O


Presipitat BaCO3 disaring, kelebihan Ba(OH)2 dititrasi dengan asam
KARBON MONOKSIDA (CO)
- Racun tertua - Tidak merangsang selaput lendir
- Tidak berwarna - > ringan dari udara
- Tidak berbau - Afinitas terhadap hemoglobin
208-245 x > O2
SUMBER
Hasil pembakaran yang tidak sempurna dari karbon dan bahan organik
yang mengandung karbon.
- motor bensin (spark ignition) > disel (compression ignition)
- gas arang batu + 5% CO
- pada kebakaran
- asap tembakau
FARMAKOKINETIK
- absorbsi hanya melalui paru darah COHb (reversibel) ; O2
kalah berkompetisi CO ok afinitas CO terhadap Hb > O2
- bila setelah mengabsorbsi CO dipindah ke udara bersih; dalam
keadaan istirahat kadar COHb 50% dalam 4 jam dan bersih
setelah 6-8 jam
Pemberian O2 inhalasi percepat ekskresi CO 50% dalam 30
menit

FARMAKODINAMIK
CO berkompetisi dengan O2 mengikat heme : Hb & Sitokrom
Oksidase (sitokrom a3) COHb pengangkutan O2 berkurang
dan disosiasi Oxi-Hb dihambat jaringan hipoksia (Anemik
Hipoksia)
50 ppm (0,005%) Threshold Limit Value (TLV) batas aman
10.000 ppm (1%) : inhalasi 15 menit kehilangan kesadaran : COHb 50%
inhalasi 30 menit mati

TANDA DAN GEJALA (Gejala berkaitan kadar COHb darah)

% COHb GEJALA-GEJALA
10 Tidak ada
> 10 20 Rasa berat kening, sakit kepala ringan, ggg koordinasi
> 20 30 Sakit kepala berdenyut
> 30 40 Sakit kepala keras
> 40 50 Sda + kollaps / sinkop, pernapasan & nadi cepat, ataksia
> 50 60 Sinkop, pernapasan & nadi >>, Koma & kejang intermitten,
pernapasan Cheyne Stokes
> 60 70 Koma & kejang, depresi jantung dan pernapasan, mungkin
mati
> 70 - 80 Gagal pernapasan mati
Keracunan kronik (penimbunan) CO dalam tubuh tidak terjadi.
Pada pemaparan CO berulang-ulang hipoksia berulang-ulang
kerusakan SSP berangsur-angsur bertambah berat anestesi jari
tangan, daya ingat , Romberg dan gangguan mental
PEMERIKSAAN FORENSIK :
Diagnosis pada korban hidup : - anamnesis kontak +
- gejala keracunan CO
Diagnosis pada korban mati :
Kematian segera / tidak lama setelah kontak :
- Lebam mayat merah muda terang (cherry pink) jelas bila COHb >
30%
- Otot, visera dan darah merah terang
- Petikie, ensefalomalasia simetris pada globus palidus
-Perdarahan & nekrosis pd miokardium : paling sering m. papilaris
ventrikel kiri. (mikroskopis : infark miokardium akut)
-Eritema & vesikel/bula pada kulit dada, perut, muka / anggota gerak
badan karena hipoksia kapiler bawah kulit.
-Pneumonia hipostatik paru
-Nekrosis tubuli ginjal (mikroskopis seperti payah ginjal)

DELAYED DEATH
-Lebam mayat livide
-Perdarahan berbintik pd permukaan otak
-Nekrosis korteks dan substansia alba otak
-Ring haemorrahges & perdarahan fokal pada substansia alba
PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
1. KUALITATIF
a. Uji Dilusi Alkali
teteskan 1-2 tetes darah korban dalam tabung reaksi + 10ml air
+ 5 tetes NaOH 10-20% merah muda (pink) yang bertahan
beberapa detik, coklat kehijauan setelah 1 menit.
( untuk kontrol teteskan 1-2 tetes darah normal sda segera
berubah merah coklat kehijauan [hematin alkali] )
b. Uji Formalin (Eachlolz-Liebmann)
darah + formalin 40% (sama banyak) koagulat warna merah =
darah mengandung COHb 25%
makin tinggi COHb makin merah
2. KWANTITATIF
a. Getteler-Freimuth : MoO3 + CO
b. Spektoskopis : Terbaik untuk analisis ratio COHb : OxiHb
padakorban hidup (darah segar)
c. Kromatografi Gas

PENGOBATAN
- pindahkan korban ke udara segar
- aktivitas korban harus dicegah
- beri O2 100% sampai COHb darah dibawah kadar berbahaya
- bila terjadi depresi pernapasa beri pernapasan buatan dengan
O2 100%
GEJALA SISA
-Keracunan ringan gejala sisa nyeri kepala untuk sementara waktu
hilang sendiri tanpa pengobatan
-Keracunan dengan disertai koma, bila sembuh mungkin
menimbulkan gejala sisa akibat kerusakan sel-sel SSP
. Disorientasi
. Amnesia retrograd
. Parkinson
. Sindroma post-ensefalitis
KERACUNAN CN
Sangat toksik
Umumnya :
- bunuh diri - pembunuhan
- kecelakaan di laboratorium dan penyemprotan pertanian
dan gudang kapal
Sumber :
1. HCN :
Cairan jernih, bersifat asam, larut dalam air, alkohol dan eter,
mudah menguap pada suhu kamar, aroma khas amandel (bitter
almonds, peach pit)
Dipakai dalam sintesis kimia dan fumigasi gudang kapal
2. Garam Cyanida :
NaCN dan KCN dalam proses pengerasan besi, penyepuhan
emas, perak dan fotografi
3. Cyanogen (C2N2) :
Dalam sintesis kimiawi
4. Biji tumbuh-tumbuhan :
Yang mengandung glikosida sianogenik atau amigdalin
Misalnya : singkong liar, umbi-umbian liar, temulawak,
cherry liar, plum, aprikot, dll
CARA KERJA DAN METABOLISME
Absorbsi :
- mulut
- inhalasi
- kulit (nitrilorganik)
CN afinitas kuat terhadap enzim pernapasan mengikat
Fe3 Cytochrome oxidase
Gangguan transportasi & pemakaian O2 dalam sel
anoksia (sitotoksik)
CN seara refleks merangsang pernapasan pada ujung syaraf
sensorik sinus (kemoreseptor) pernapasan inhalasi semakin
banyak

Alkali sianida cara kerjanya s.d.a + korosi saluran pencernaan


mati

Detoksikasi terpenting konversi ensimatik tiosianat,


sulfosianat urin
- Enzim Rhodanase (terutama hati dan ginjal)
- Enzim Beta Mercaptopyruvate Cyanide Transulphurase
(hati, ginjal dan darah)
TANDA DAN GEJALA KERACUNAN

I. Keracunan Akut (tidak spesifik)


- Kegagalan pernapasan dan kematian dalam beberapa menit.
- Rasa terbakar krongkongan lidah, sesak napas, hypersalivasi,
mual, muntah, sakit kepala, vertigo, fotofobia, tinitus,
pusing dan kelelahan
II. Keracunan Kronik
Pucat, keringat dingin, pusing, tidak enak diperut, rasa tertekan
pada dada dan sesak
PEMERIKSAAN FORENSIK
a. Pemeriksaan Luar Jenazah :
- tercium bau amandel - busa : mulut
- sianosis : wajah, bibir - lebam mayat merah terang
b. Pemeriksaan Dalam Jenazah :
- tercium bau amandel
- organ tubuh, otot, darah berwarna merah terang
- tanda asfiksia organ-organ tubuh
- kelainan mukosa lambung (alkali CN) :
korosi, merah kecoklatan dan perabaan licin seperti sabun
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Uji Kertas Saring
- Kertas saring -- as. Pikrat jenuh -- lembab + 1 tetes isi
lambung / darah korban -- kering -- 1 tetes Na2CO3 10%
warna ungu = positif
- Kertas saring -- HJO3 1% -- kanji 1% -- keringkan. Dipotong
potong untuk pemeriksaan keracunan masal
Taruh dibawah lidah biru = positif
- Kertas saring -- KCl -- keringkan.
potong kecil-kecil -- darah korban merah terang = positif
Reaksi Schonbein-Pagenstecher (Reaksi Guajacol) :
- positif biru hijau
- reaksi idak spesifik hanya untuk skrining
Prussian Blue (Biru Berlin)
- Positif biru berlin
Gettler Goldbaum
- positif biru

PENGOBATAN
A. Keracunan CN inhalasi :
- Pindahkan korban ke udara bersih
- Amil nitrit inhalasi : 1 amp (0,2 ml) tiap 5 menit ; bila tensi
sistolik < 80 mmHg stop
- Pernapasan buatan dengan O2 100%
- Antidotum :
1. Na Nitrit 3% iv segera mungkin .
. 2,5-5 ml / menit ; bila tensi sistolik < 80 mmHg stop
. Mengubah Hb MetHb yang akan mengikat CN CN
metHb (kadar metHb tidakboleh >40%)
2. Na Tio Sulfat 25% iv menyusul setelah Na nitrit
. 2,5-5 ml /menit
. Tio sulfat + CN Tiosianat
3. Hidroksi kobalamin (keracunan kronik)
4. Cobalt EDTA : obat pilihan
. 300 mg iv
- CN Co(CN)6
B. Keracunan CN Oral :
- sda . bilas lambung setelah diberi antidotum Nitrit dan
Tiosulfat.
- bilas dengan Na Tiosulfat 5%
- sisakan 200 ml (10 gr) dalam lambung
Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi