Vous êtes sur la page 1sur 51

Asuhan Keperawatan

Pada Ibu dengan


Persalinan Patologis
Oleh :
SRI M.,S.Kp.,M.Kes
DISTOSIA

Adalah persalinan panjang, sulit, atau


abnormal, yang timbul akibat
berbagai kondisi yang berhubungan
dengan lima faktor persalinan
Faktor :

5 P

Power
Passage
Passengers
Psikologi
Penolong
Lanjutan

Distosia adalah kelambatan atau kesulitan

dalam jalannya persalinan.


PENYEBAB

Distosia dapat disebabkan karena


kelainan his ( his hipotonik dan his
hipertonik ), karena kelainan besar
anak, bentuk anak ( hidrocefalus,
kembar siam, prolaps tali pusat ),
letak anak ( letak sungsang, letak
melintang ), serta karena kelainan
jalan lahir.
DISTOSIA KARENA KELAINAN
HIS

Kelainan his dapat berupa inersia uteri

hipotonik atau inersia uteri hipertonik.


INERSIA UTERI HIPOTONOK

Adalah kelainan his dengan kekuatan


yang lemah / tidak adekuat untuk
melakukan pembukaan serviks atau
mendorong anak keluar. Di sini
kekuatan his lemah dan frekuensinya
jarang.
Lanjutan..
Sering dijumpai pada penderita dengan
keadaan umum kurang baik seperti anemia,
uterus yang terlalu teregang misalnya akibat
hidramnion atau kehamilan kembar atau
makrosomia, grandemultipara atau primipara,
serta pada penderita dengan keadaan emosi
kurang baik.

Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks,


fase laten atau fase aktif, maupun pada kala
pengeluaran.
Lanjutan..

INERTIA UTERI HIPOTONIK

Dibagi :

2
1. Inersia Uteri Primer

Terjadi pada permulaan fase laten.


Sejak awal telah terjadi his yang tidak
adekuat ( kelemahan his yang timbul
sejak dari permulaan persalinan ),
sehingga sering sulit untuk memastikan
apakah penderita telah memasuki
keadaan inpartu atau belum.
2. Inersia uteri sekunder

Terjadi pada fase aktif kala I atau kala


II. Permulaan his baik, kemudian
pada keadaan selanjutnya terdapat
gangguan / kelainan.
Penanganan :

1. Keadaan umum penderita harus diperbaiki. Gizi


selama kehamilan harus
diperhatikan.
2. Penderita dipersiapkan menghadapi
persalinan, dan dijelaskan tentang
kemungkinan-kemungkinan yang
ada.
3. Teliti keadaan serviks, presentasi
dan posisi, penurunan kepala /
bokong
bila sudah masuk PAP pasien disuruh
jalan, bila his timbul adekuat
dapat dilakukan persalinan spontan,
tetapi bila tidak berhasil maka akan
dilakukan sectio cesaria.
INERSIA UTERI
HIPERTONIK
Lanjutan.

Adalah kelainan his dengan kekuatan


cukup besar (kadang sampai
melebihi
normal) namun tidak ada koordinasi
kontraksi dari bagian atas, tengah
dan bawah uterus, sehingga tidak
efisien untuk membuka serviks dan
mendorong bayi keluar.
Disebut juga sebagai incoordinate
uterine action. Contoh misalnya
"tetania uteri" karena obat uterotonika
yang berlebihan.
Pasien merasa kesakitan karena his
yang kuat dan berlangsung hampir
terus-menerus. Pada janin dapat
terjadi hipoksia janin karena
gangguan sirkulasi uteroplasenter.
Faktor yang dapat menyebabkan
kelainan ini antara lain adalah
rangsangan pada uterus, misalnya
pemberian oksitosin yang berlebihan,
ketuban pecah lama dengan disertai
infeksi, dan sebagainya.
Penanganan :

Dilakukan pengobatan simtomatis


untuk mengurangi tonus otot, nyeri,
mengurangi ketakutan. Denyut
jantung janin harus terus dievaluasi.
Bila dengan cara tersebut tidak
berhasil, persalinan harus diakhiri
dengan sectio cesarea.
DISTOSIA KARENA KELAINAN
LETAK
a) LETAK SUNGSANG

Letak sungsang adalah janin terletak


memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong dibawah bagian
cavum uteri.
Macam Macam Letak
Sungsang :

1. Letak bokong murni ( frank breech )


Letak bokong dengan kedua tungkai
terangkat ke atas.
2. Letak sungsang sempurna (complete

breech)
Kedua kaki ada disamping bokong
dan letak bokong kaki sempurna.
3.Letak sungsang tidak sempurna
( incomplete breech )
Selain bokong sebagian yang
terendah adalah kaki atau lutut.
ETIOLOGI LETAK SUNGSANG

1. Fiksasi kepala pada PAP tidak baik atau tidak ada

pada panggul sempit, hidrocefalus, anencefalus,


placenta previa, tumor.
2. Janin mudah bergerak ; pada
hidramnion, multipara, janin kecil
(prematur).
3. Gemelli

4. Kelainan uterus ; mioma uteri

5. Janin sudah lama mati

6. Sebab yang tidak diketahui.


DIAGNOSIS LETAK
SUNGSANG
1. Pemeriksaan luar, janin letak
memanjang, kepala di daerah
fundus uteri

2. Pemeriksaan dalam, teraba bokong


saja, atau bokong dengan satu atau
dua kaki.
SYARAT PARTUS PERVAGINAM
pada LETAK SUNGSANG
1. janin tidak terlalu besar

2. tidak ada suspek CPD


3. tidak ada kelainan jalan lahir
Jika berat janin 3500 g atau lebih,
terutama pada primigravida atau
multipara dengan riwayat
melahirkan kurang dari 3500 g,
sectio cesarea lebih dianjurkan.
PROLAPS TALI PUSAT

Yaitu tali pusat berada


disamping atau melewati
bagian terendah janin
setelah ketuban pecah.

Bila ketuban belum pecah


disebut tali pusat terdepan.
Pada keadaan prolaps tali pusat ( tali
pusat menumbung ) timbul bahaya
besar, tali pusat terjepit pada waktu
bagian janin turun dalam panggul
sehingga menyebabkan asfiksia pada
janin.
Prolaps tali pusat mudah terjadi bila
pada waktu ketuban pecah bagian
terdepan janin masih berada di atas
PAP dan tidak seluruhnya menutup
seperti yang terjadi pada persalinan ;
hidramnion, tidak ada keseimbangan
antara besar kepala dan panggul,
premature, kelainan letak.
DIAGNOSA PROLAPS TALI
PUSAT :
Ditegakkan bila tampak tali pusat
keluar dari liang senggama

atau bila ada pemeriksaan dalam


teraba tali pusat dalam liang senggama

atau teraba tali pusat di samping


bagian terendah janin.
Pencegahan Prolaps Tali Pusat
Menghindari pecahnya ketuban secara
premature akibat tindakan kita.

Penanganan Tali Pusat Terdepan


( Ketuban belum pecah ) :
Usahakan agar ketuban tidak pecah
Ibu posisi trendelenberg
Posisi miring, arah berlawanan dengan
posisi tali pusat
Reposisi tali pusat
DISTOSIA KARENA KELAINAN
JALAN LAHIR

Distosia karena kelainan jalan lahir dapat


disebabkan adanya kelainan pada jaringan keras /
tulang panggul, atau kelainan pada jaringan lunak
panggul.
a. Distosia karena kelainanpanggul
/bagian keras dapat berupa :

1. Kelainan bentuk panggul yang tidak


normal gynecoid, misalnya panggul
jenis:
Naegele, Rachitis, Scoliosis,
Kyphosis, Robert dan lain-lain.

2. Kelainan ukuran panggul.


Panggul sempit (pelvic contaction)

Panggul disebut sempit apabila ukurannya


1 2 cm kurang dari ukuran yang normal.
Kesempitan panggul bisa pada :

1. Kesempitan pintu atas panggul


Inlet dianggap sempit apabila
cephalopelvis kurang dari 10 cm
atau diameter transversa kurang dari
12 cm. Diagonalis (CD) maka inlet
dianggap sempit bila CD kurang dari
11,5 cm.
2. Kesempitan midpelvis

- Diameter interspinarum 9 cm
- Kalau diameter transversa ditambah
dengan diameter sagitalis posterior
kurang dari 13,5 cm.
Kesempitan midpelvis hanya dapat
dipastikan dengan RO pelvimetri.

Midpelvis contraction dapat memper


kesulitan sewaktu persalinan
sesudah
kepala melewati pintu atas panggul.
3. Kesempitan outlet
Kalau diameter transversa dan diameter
sagitalis posterior kurang dari 15 cm.

Kesempitan outlet, meskipun mungkin


tidak menghalangi lahirnya janin,
namun dapat menyebabkan rupture
perineal yang hebat. Karena arkus pubis
sempit, kepala janin terpaksa melalui ruang
belakang.
Ukuran rata-rata panggul wanita
normal
Ukuran rata-rata panggul wanita normal

1. Pintu atas panggul (pelvic inlet) :


Diameter transversal (DT) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) +
12.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 22.0 cm.

2. Pintu tengah panggul (midpelvis) :


Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior
posterior (AP) + 11.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter
minimal 20.0 cm.

3. Pintu bawah panggul (pelvic outlet) :


Diameter anterior posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia
intertuberosum + 10.5 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter
minimal 16.0 cm.
Bila jumlah rata-rata ukuran pintu-
pintu panggul tersebut kurang, maka
panggul tersebut kurang sesuai untuk
proses persalinan pervaginam
spontan.
b. Kelainan jalan lahir lunak

Adalah kelainan serviks uteri,


vagina, selaput dara dan
keadaan lain pada jalan lahir
yang menghalangi lancarnya
persalinan.
1) Distosia Serviks
Adalah terhalangnya kemajuan
persalinan disebabkan kelainan pada
servik uteri.
Walaupun harus normal dan baik,
kadang kadang permukaan servik
menjadi macet karena ada kelainan
yang menyebabkan servik tidak mau
membuka.
Ada 4 jenis kelainan pada servik uteri:

- Servik kaku (rigid cervix)

- Servik gantung (hanging cervix)

- Servik konglumer (conglumer


cervix)

- Edema servik
2) Kelainan selaput dara dan vagina
Selaput dara yang kaku, tebal
Penanganannya :
dilakukan eksisi selaput dara (hymen)

Septa vagina
Sirkuler
Anteris posterior

Penanganan :
Dilakukan eksisi sedapat mungkin sehingga
persalinan berjalan Lancar
Kalau sulit dan terlalu lebar, dianjurkan untuk
melakukan Sectio Cesaria
Kelainan kelainan lainnya
Tumor tumor jalan lahir lunak : kista vagina ;
polip serviks, mioma uteri, dan sebagainya.
Kandung kemih yang penuh atau batu kandung
kemih yang besar.
Rectum yang penuh skibala atau tumor.
Kelainan letak serviks yang dijumpai pada
multipara dengan perut gantung.
Ginjal yang turun ke dalam rongga pelvis.
Kelainan kelainan bentuk uterus : uterus
bikorvus, uterus septus,uterus arkuatus dan
sebagainya.
Pengkajian :
Pengkajian fisik : frekuensi, lama dan
intensitas kontraksi uterus, status serviks,
denyut jantung janin, presentasi, dan
stasiun janin, serta status membran.
Data lab : pH kulit kepala dapat
mengidentifikasi distres janin, hasil usg dpt
mengidentifikasi masalah disfungsi
persalinan potensial terkait dengan janin
atau panggul ibu
Diagnosa Keperawatan
Ansietas b/d kemajuan persalinan lambat
Nyeri b/d distosia, prosedur obstetri
Resiko tinggi cedera janin b/d gangguan
pada janin
Resiko tinggi cedera maternal b/d
intervensi penanganan distosia
Resiko tinggi infeksi b/d ruptur ketuban
Keletihan b/d persalinan lama
Resiko tinggi perubahan peran ortu b/d
kelahiran sesaria yang tidak direncanakan
Koping individu tidak efektif b/d
kekecewaan, nyeri, rasa takut,
keletihan, sistem pendukung kurang
Defisit pengetahuan b/d prosedur,
posisi, tehnik relaksasi
Defisit volume cairan b/d status
puasa
Hasil Akhir yang diharapkan
Ibu memahami penyebab dan penanganan
disfungsi persalinan
Ibu akan menggunakan koping yang positif untuk
mempertahankan konsep diri yang positif
Ibu akan memperlihatkan rasa cemas yang
berkurang
Ibu akan bersalin dan melahirkan dengan
komplikasi minimal atau tanpa komplikasi, seperti :
infeksi, cedera, dan perdarahan
Ibu akan melahirkan bayi yang sehat tanpa
distress janin
THANKS FOR
YOUR ATTENTION
Please joint in the next study

Vous aimerez peut-être aussi