Vous êtes sur la page 1sur 39

Atribut Seismik

DAVID CHRISTIAN KAREL


RAINERIUS
TONY YUNUS
SURYA

Geophysical Engineering Department


Faculty of Technology Mineral
UPN Veteran Yogyakarta
Seismik
Atribut

??
Seismik atribut adalah semua informasi yang diperoleh
dari data seismik, salah satunya dengan pengukuran
langsung atau dengan logika atau dengan dasar
pertimbangan pengalaman.
Objektif utama dari atribut adalah untuk menyediakan
detail dan akurasi informasi kepada interpreter pada
parameter struktur, stratigrafi, dan litologi dari prospek
seismik.
Barnes (1999) mendefenisikan atribut sebagai sifat
kuantitaif dan deskriptif dari data seismik yang dapat
didisplai pada skala yang sama dengan data orisinil.
Brown (2000) mendefinisikan suatu atribut sebagai
derivatif suatu pengukuran seismik dasar.
Semua atribut horison dan formasi yang tersedia
tidaklah independen satu sama lainnya. Perbedaannya
hanya dalam hal detil analisisnya pada informasi
dasar gelombang seismik terkait dan penampilan
hasilnya.
Informasi dasar tersebut adalah waktu, amplitudo,
frekuensi dan atenuasi, yang kemudian digunakan
sebagai dasar klasifikasi atribut oleh Brown
(2000,Gambar 1.1)
Atribut Komplek Sesaat

Dasarnya : Suatu transformasi yang memisahkan informasi


amplitudo dan sudut (fasa dan frekuensi) dalam displai
terpisah.

Informasi dalam penampang seismik secara matematis


dimanipulasi untuk menghasilkan displai baru yang menonjolkan
amplitudo atau sudut dan mengorbankan lainnya.
Properti dari seismik tras sebagai sebuah analitik (kompleks) tras
dengan komponen real dan imajiner.

Transformasi Hilbert = Tras kompleks dari tras seismik re

Diagram isometris tras seismik aktual ( Tarner dkk.,


1979)
Tras Riil, Imajiner , dan Kompleks
Tras Real dan Imajiner

Komponen imajiner didapatkan dengan cara melakukan


transform Hilbert pada tras seismik riil :
h(t) = 1 / t * f(t)
dimana *= konvolusi, f(t) = tras riil, h(t)= tras imajiner
Tras imajiner identik dengan tras riil yang fasanya tergeserkan
900. ia seperti merepresentasikan energi potensial sedang tras riil
merepresentasikan energi kinetik dari partikel-partikel yang
bergerak akibat respon gelombang seismik. Tras imajiner
digunakan sebagai dasar penghitungan semua atribut lainnya.
Tras Real dan Imajiner pada
Reservoir Gas
Gambar 2.5 disamping
menunjukkan perbedaan data
riil dan imajiner. Pada tras
seismik riil batas gas-minyak
berasosiasi dengan puncak
yang besar, sedangkan pada
tras imanjiner ia berasosiasi
dengan zero crossing, akibat
pergeseran 900 fasanya.
Perhatikan pula bagaimana
energi puncak tertarik ke atas
dalam waktu akibat pergeseran
-900 dari fasa ini.
Gambar diatas menunjukkan hubungan masing-masing besaran tersebut
pada domain waktu dan frekuensi
Kuat Refleksi dan Fasa Sesaat

Kuat refleksi / Reflection Strength A(t) adalah amplop


dari tras seismik. Kita bisa mengimajinasikan bahwa kuat
refleksi berotasi terhadap sumbu waktu seolah-olah
seperti gulungan kawat, terkadang saling overlap dan
setiap gulungan merepresentasikan kedatangan energi
baru.
Frekuensi Sesaat
Kecepatan perubahan dari fasa memberikan frekuensi :

yang dapat diekspresikan dalam konvolusional sebagai :

Dimana d() adalah filter diferensiasi.


Gambar 2.6a adalah plot polar dari A (t) = F (t) pada interval waktu yang sama
dan berurutan, sedang Gambar 2.6b adalah spektrum amplitudonya A ()
Kuat Refleksi


Kuat refleksi atau amplitudo sesaat adalah akar dari energi total
sinyal seismik pada waktu sesaat tertentu. Jadi bisa dianggap
sebagai amplitudo yang independen dari fasa. Ia merupakan
amplop (envelope) dari tras seismik untuk setiap sampel
waktu. Kuat refleksi dihitung sebagai berikut :
Kuat Refleksi =
Oleh karenanya kuat refleksi elalu bernilai positif dan mempunyai
orde magnitudo yang sama seperti data riil. Ia bisa mencapai
maksimum pada titik-titik fasa selain dari puncak atau palung
pada tras riil.
Fasa sesaat
Fasa sesaat merupakan ukuran
kemenrusan reflektor pada
penampang seismik. Kecepatan
temporal perubahan fasa sesaat
akan menghasilkan frekuensi
sesaat.
Fasa adalah besar sudut antara
fasor (vektor yang berputar dan
terbentuk oleh komponen riil dan
imajiner pada seri waktu) dan
sumbu riil sebagai fungsi waktu.
Oleh karena itu ia kan selalu
mempunyai nilai antara -180o dan +
180o
Frekuensi sesaat

Frekuensi sesaat merepresentasikan kecepatan perubahan dari


fasa sesaat sebagai fungsi dari waktu. Ia merupakan ukuran dari
lereng tras fasa dan didapatkan dari turunan pertama fasanya.
Nilainya berkisar dari frekuensi Nyquist sampai + frekuensi
Nyquist. Meskipun begitu, umunya nilai frekuensi sesaat ini akan
berharga positif.
Atribut Amplitudo

Diturunkan berdasarkan perhitungan statistik.


Data seismik yang digunakan adalah data seismik 3D dari data
riil, data atribut komplek maupun dari proses khusus seperti
akustik impedansi maupun hasil analisis multi atribut.
Digunakan untuk identifikasi parameter-parameter seperti
akumulasi gas dan fluida, gros litologi seperti ketebalan
reservoar, gros porositas, batupasir channel dan deltaik, jenis-
jenis tertentu reef, Ketidak selarasan, efek tuning dan perubahan
stratigrafi sekuen.
Jenis-Jenis Perhitungan Seismik Atribut Amplitudo yang sering digunakan :

RMS amplitude Average absolute amplitude


Maximum peak amplitude Average peak amplitude
Maximum trough amplitude Average trough amplitude
Maximum absolute amplitude Total absolute amplitude
Total amplitude Average energy
Total energy Mean amplitude
Variance in amplitude Skew in amplitude
Sum of Negative Amplitude Sum of Positive Amplitude
Threshold Value Kurtosis in amplitude
Sukmono, 2005
Jenis-jenis perhitungan amplitudo
Jendela analisis dalam perhitungan atribut amplitudo
Terlalu Banyak Atribut?
Begitu banyaknya tipe atribut yang tersedia. Manakah yang akan kita pilih?
Apakah kita akan mencobanya satu-per-satu kemudian dengan seksama
memilih atribut mana yang akan dipakai? Tentu hal ini akan membuang
banyak waktu.
Atribut amplitudo dapat kita bagi menjadi dua, yaitu
Tipe 1: ekstraksi amplitudo dengan menghitung semua amplitudonya.
Contoh atribut amplitudo tipe ini adalah RMS Amplitude, Average Energy,
Reflection Strength, Total Absolute Amplitude, dan Average Variance.
Untuk atribut amplitudo tipe 1, maka kita bisa pilih salah satunya, karena
perbedaannya hanya formula perhitungannya dan perbedaan hasilnya
tidaklah terlalu signifikan.
Tipe 2: ekstraksi amplitudo dengan menghitung sebagian amplitudonya,
seperti nilai amplitudo yang negatif saja, positif saja, maksimal negatif,
maksimal positif dan sebagainya. Contoh atribut amplitudo tipe ini adalah
Maximum Absolute Amplitude, Maximum Peak Amplitude, Average Peak
Amplitude, dan Maximum Trough Amplitude. Sama halnya dengan atribut
tipe 1, atribut tipe 2 ini, kita juga memilih salah satunya.
Contoh sembilan atribut
amplitudo yang umum digunakan
kemudian membandingkannya
satu sama lain
Tipe 1: RMS Amplitude, Average
Energy, Reflection Strength, T
Total Absolute Amplitude,
Average Variance.
Tipe 2: Maximum Absolute
Amplitude, Maximum Peak
Amplitude, Average Peak
Amplitude, Maximum Trough
Amplitude
Gambar 1. Sembilan peta atribut amplitudo yang dihitung dengan
menggunakan window sebesar 100 ms pada constant time.
Untuk mengetahui tingkat kemiripan atribut
amplitudo, maka hal ini bisa diketahui
dengan melakukan crossplot atribut
amplitudo.
Crossplot atribut sesama tipe 1 tidak
menunjukan perbedaan yang signifikan,
justru malah bisa dibilang identik. Oleh
karena itu, kita dapat memilih salah satu
diantaranya.
Adapun crossplot atribut tipe 1 dengan tipe
2 akan terbentuk titik-titik yang
distribusinya agak menyebar dikarenakan
karena nilai amplitudo yang dihitung
berbeda, oleh karena itu, jika semakin
berbeda maka distribusi titik-titik crosplot
akan semakin menyebar sebagaimana jika
crossplot dilakukan pada atribut sesama
tipe 2, terutama pada crossplot antara Max Gambar 2. Crossplot antara dua atribut
Peak dengan Max Trough . amplitudo yang diperoleh dari Gambar 1
Atribut Amplitudo
Prinsip penghitungan besar kemiringan dan ajimut cukup
sederhana, seperti ditunjukkan pada gambr berikut.
Pada dasarnya dip dan ajimut adalah magnitudo dan arahdari
vektor gradien waktu, dan referensi lokal, yang dihitung pada
setiap sampel horison yang diinterpretasi.
Penghitungan dilakukan dengan cara mencocokkan sebuah
bidang yang melalui titik-titik data terkait dan menampilkan nilai
yang terhitung tersebut pada titik data pusat. (Gambar 5.1)
Prinsip perhitungan dip dan ajimut
Nilai kemiringan diekspresikan sebagai derajat atau radian atau
yang lebih sering sebagai milidetik per meter.
Kemiringan dan ajimut biasanya ditampilkan pada peta yang
berbeda. Peta-peta tersebut harus dipelajri secara terpisah,
karena sesar-sesar yang akan mempengaruhi horison yang
dipetakan, tidak ditampilkan sama jelasnya pada kedua peta
tersebut.
Hal tersebut seperti ditunjukkan pada contoh-contoh berikut ini.
Gambar 5.2 menunjukkan peta struktur waktu batas atas sebuah
reservoir (horison-A), sedangkan gambar 5.3 dan 5.4 berturut-
turut menunjukkan displai kemiringan dan ajimut.
Bila dibandingkan terlihat bahwa displai ajimut memberikan
gambar kenampakan pola sesar yang jauh lebih jelas dibanding
peta kemiringan.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebuah sesar akan
jelas terdefenisikan pada peta ajimut bila arah kemiringan bidang
sesar berlawanan dengan perlapisan, sebaliknya akan tidak jelas
bil arah kemiringn bidang sesar sama dengan bidang perlapisan.
Sebuah sesar akan diitrakan jelas pada displai kemiringan, bila
sudut kemiringan bidang sesar berbeda dengan kemiringan
lapisan, dan sebaliknya akan diitrakan secara buruk bila sudut
kemiringannya hampir sama dengan bidang perlapisan.
Pada contoh diatas, pencitraan sesar yang tersembunyi
tersebut memberikan dampak besar pada strategi
pengembangan lapangan terkait.
Sesar-sesar tersebut yang mempunyai throw kurang dari 10 m,
sehingga tidak tercitrakan secara jelas pada peta struktur waktu,
adalah sesar-sesar geser yang menyebabkan terbentuknya
reservoar padat (tight)
Mereka juga mengakibatkan terjadinya kompartementalisasi
reservoar dan perbedaan OWC pada sumur-sumur di daerah
tersebut.

Vous aimerez peut-être aussi