Activation of Adaptive Immunity

aktivasi imun adaptif

 Overview

In order to initiate an immune response antigen

must be recognized.
Antigen recognition depends on detection of
antigen by special receptors.
Antigen recognition depends on cellular
cooperation.
Cellular cooperation is controlled by recognition
of MHC-encoded receptors.
 Mechanisms of Specific Host
Defense
Adaptive response
Antibody (humoral) response
Now referred to as Type 2 immunity
Prominent antibody response
But cells are involved, too!
Cell-Mediated response
Now referred to as Type 1 immunity
Prominent cellular response
But antibodies are involved, too!
Cells are lymphocytes
B cells
Restricted to lymphoid tissues (e.g., lymph nodes)
Secrete antibodies specific for the pathogen
T cells - circulate through blood and lymph
Helper T cells (Th)
Direct the actions of other cells by secreting cytokines that
signal and coordinate such activities
Cytotoxic T cells (CTL)
Recognize cells infected by viruses and kills them
 Respons adaptif
-Tanggapan antibodi (humoral)
Sekarang disebut sebagai kekebalan Tipe 2
Respons antibodi yang menonjol
Tapi sel juga terlibat!
-Respons yang dimediasi Cell
Sekarang disebut sebagai kekebalan tipe 1
Respons selular yang menonjol
Tapi antibodi juga terlibat!
-Sel adalah limfosit
-Sel B
Dibatasi dengan jaringan limfoid (mis., Kelenjar getah bening)
Antibodi sekret yang spesifik untuk patogen
-Sel T - beredar melalui darah dan getah bening
----Sel T pembantu (Th)
Arahkan tindakan sel lain dengan mensekresikan sitokin yang memberi sinyal dan
mengkoordinasikan aktivitas semacam itu
----Sel T sitotoksik (CTL)
Kenali sel yang terinfeksi oleh virus dan bunuh mereka
 Mechanisms of Specific Host
Defense
Antigens (Ag)
Any substance that can elicit an immune response in an animal
The body can distinguish self molecules from nonself molecules
Failure of this system can result in autoimmune diseases
Most antigens are large proteins
Some carbohydrates can be antigenic, but they are generally poor
antigens because T cells cannot recognize them
Antigenic determinants (epitopes) are the parts of an antigen that are
recognized by lymphocytes
B cells recognize parts of the 3D structure of an antigen
T cells recognize linear peptides of 8-14 amino acids of a protein
antigen
Genetic constitution of the host contributes to disease susceptibility
Dosage, route and time of antigen administration influence immune
responses
Adjuvants are usually required to elicit an effective immune
response to non-living antigens
 Antigen (Ag)
Setiap zat yang bisa menimbulkan respon imun pada hewan
Tubuh bisa membedakan molekul diri dari molekul nonsel
Kegagalan sistem ini bisa mengakibatkan penyakit autoimun
Sebagian besar antigen adalah protein besar
Beberapa karbohidrat bisa bersifat antigenik, namun pada umumnya antigennya
buruk karena sel T tidak dapat mengenali mereka
-Determinan antigenik (epitop) adalah bagian antigen yang dikenali oleh limfosit
Sel B mengenali bagian struktur 3D antigen
Sel T mengenali peptida linear 8-14 asam amino dari antigen protein
-Konstitusi genetika tuan rumah berkontribusi terhadap kerentanan penyakit
-Dosis, rute dan waktu pemberian antigen mempengaruhi respon imun
Adjuvant biasanya diminta untuk mendapatkan respon imun yang efektif terhadap
antigen yang tidak hidup
Ini biasanya iritan yang menginduksi peradangan lokal
 Mechanisms of Specific Host
Defense
Cellular basis of the immune response
B cells
Develop from stem cells in the bone marrow
The B cell repertoire from the development results in billions of B cells specific for
different antigenic determinants
The express an antigen-specific B cell receptor (BCR), which is simply a membrane-
bound antibody
T cells
Early development is in the bone marrow
Final development is in the thymus and results in billions of T cells specific for
different antigenic determinants
Possess an antigen-specific T cell receptor (TCR) that has substantial sequence
similarity to antibodies
Two types of T cells
Helper T cells (Th)
Respond to extracellular protein antigens
Secrete cytokines that mediate local immune responses
Cytotoxic T cells (CTL)
Respond to intracellular protein antigens
Kill cells that are infected
 Berbasis seluler dari respon imun
-Sel B
Kembangkan dari sel induk di sumsum tulang
Repertoar sel B dari hasil perkembangan miliaran sel B spesifik untuk determinan antigenik yang
berbeda
Ekspresi reseptor sel B antigen spesifik (BCR), yang hanya merupakan antibodi terikat membran

-Sel T
Perkembangan awal ada di sumsum tulang
Perkembangan akhir terjadi pada timus dan menghasilkan miliaran sel T yang spesifik untuk
determinan antigenik yang berbeda
Memiliki reseptor sel T spesifik antigen (TCR) yang memiliki kemiripan urutan substansial pada antibodi
Dua jenis sel T
Sel T pembantu (Th)
Tanggapi antigen protein ekstraselular
Sitokin sitokin yang memediasi respons imun lokal

Sel T sitotoksik (CTL)

Menanggapi antigen protein intraselular
Membunuh sel yang terinfeksi
 Antibodies
Antibodies (Ab) are immunoglobulins that recognize
antigens
All antibodies are immunoglobulins, but not all immunoglobulins are
antibodies

They are proteins

B cells express BCR specific for an antigen
Each B cell possesses thousands of identical BCRs on their surfaces
When the antigen enters the body, it must find the few B cells that possess
a BCR capable of binding to it
This can take several days
When recognition occurs, the B cell, with the help of Th cell cytokines,
begins to secrete antibodies in soluble form
The B cell also undergoes clonal expansion; repeated rounds of cell division
The process includes mutations in the antibody genes of the daughter
cells that leads to antibodies with greater affinity for antigen; termed
affinity maturation
The antibodies also switch to other classes of Ig, each with distinct
biological activities
 Antibodi (Ab) adalah imunoglobulin yang mengenali antigen
Semua antibodi adalah imunoglobulin, tapi tidak semua imunoglobulin adalah antibodi
Mereka adalah protein
Sel B mengekspresikan BCR spesifik untuk antigen
Setiap sel B memiliki ribuan BCR identik di permukaannya
Ketika antigen memasuki tubuh, ia harus menemukan beberapa sel B yang memiliki BCR
yang mampu mengikatnya
Ini bisa memakan waktu beberapa hari
Ketika pengenalan terjadi, sel B, dengan bantuan sel Th cytokines, mulai mensekresikan
antibodi dalam bentuk terlarut.
Sel B juga mengalami ekspansi klonal; Putaran putaran pembelahan sel
-Prosesnya mencakup mutasi pada gen antibodi sel anak yang menyebabkan
antibodi memiliki afinitas yang lebih besar untuk antigen; Disebut kematangan
afinitas
-Antibodi juga beralih ke kelas Ig lainnya, masing-masing memiliki aktivitas
biologis yang berbeda
Sel plasma adalah sel B yang berkomitmen untuk mensekresikan antibodi selama 2 atau
3 hari, kemudian mati
Antibodies
 Antibodies
Antibody structure
Composed of two identical heavy chains
and two identical light chains
Form a disulfide-linked tetramers
Each antibody molecule includes:
Two variable regions that interact
with the antigen
Some antibodies bind to viruses
in such a way as to interfere their
infectious capacity
These are termed neutralizing
antibodies
A constant region that confers
biological activities, such as
Binding to receptors on
phagocytic cells
Binding to complement proteins
 Struktur antibodi
Terdiri dari dua rantai berat yang identik
dan dua rantai cahaya yang identik
Bentuk tetramer yang disulfida
Setiap molekul antibodi meliputi:
-Dua variabel daerah yang berinteraksi
dengan antigen
Beberapa antibodi mengikat virus
sedemikian rupa sehingga mengganggu
kemampuan menularnya
Ini disebut antibodi penetralisir
-Wilayah konstan yang menganugerahkan
aktivitas biologis, seperti
Mengikat reseptor pada sel fagositik
Mengikat untuk melengkapi protein
 Antibodies
Immunoglobulin classes
IgM
First to be made during a primary (initial) response
Often secreted as a pentamer of 5 IgM antibodies covalently-linked to
one another (Fig 8-4)
Low affinity, but high avidity
IgG
Most common serum antibody
Occurs after the IgM response
High affinity
Persist for years in the blood
Four subclasses encoded by different genes
IgG1
IgG2
IgG3
IgG4
 Kelas imunoglobulin
-IgM
Pertama dilakukan pada saat respons primer (awal)
Sering disekresikan sebagai pentamer dari 5 antibodi IgM yang berhubungan secara
kovalen satu sama lain (Gambar 8-4)
Afinitas rendah, tapi tingginya

-IgG
Antibodi serum yang paling umum
Terjadi setelah respon IgM
Afinitas tinggi
Bertahan selama bertahun-tahun dalam darah
Empat subclass dikodekan oleh gen yang berbeda
IgG1
IgG2
IgG3
IgG4
 Antibodies
Immunoglobulin classes (cont.)
IgA
Most common antibody produced by the body
Secreted into mucosal areas
Often found as a dimer of two covalently-linked IgA molecules

IgE
Associated with parasitic and helminth infections, and with
hypersensitivities

IgD
Expressed as a BCR only

Immunoglobulin class switching and affinity

maturation
All secreted antibodies are initially IgM
As the immune response ensues, the class switches to IgG, IgA or
IgE
This phenomenon is also accompanied by affinity maturation
 Kelas imunoglobulin (lanjutan)
-IgA
Antibodi paling umum diproduksi oleh tubuh
Disekap ke daerah mukosa
Sering ditemukan sebagai dimer dua molekul IgA kovalen

-IgE
Terkait dengan infeksi parasit dan cacing, dan dengan hipersensitivitas

-IgD
Disajikan sebagai BCR saja
Penggantian kelas imunoglobulin dan pematangan afinitas
Semua antibodi yang disekresi awalnya IgM
Sebagai respon imun terjadi, kelas beralih ke IgG, IgA atau IgE
Fenomena ini juga disertai dengan pematangan afinitas
Kedua kejadian ini membutuhkan bantuan sel T
 Cell Surface Receptors for Antigen
B cell receptor for antigen
Naive B cells express IgM or IgD as their surface receptor (sIg)
The antibody receptor possesses transmembrane domains at the C-terminus
of the H chains
This domain anchors the H-chain in the membrane of the rough ER when the
polypeptides are synthesized
Thus, the antibody receptor protrudes from the B cells plasma membrane
This receptor is usually of low affinity because its only a close-match to its
antigenic epitope (10-7 KD)
This receptor is used to capture the antigen, which is then internalized by
receptor-mediated endocytosis
When a B cell is activated (i.e., immune stimulus), transcriptional processing
of the antibody mRNA results in a transcript free of the codons for the
transmembrane domain, thus the antibody is secreted in a vesicle
Memory B cells have IgG, IgA or IgE sIg
They have undergone class switching
These receptors are high affinity because they have undergone affinity
maturation (up to 10-11 KD)
They are extremely efficient at capturing antigen
All B cells have a sIg-associated Ig/Ig signal transduction molecule
 Reseptor sel B untuk antigen
-Sel B naif mengekspresikan IgM atau IgD sebagai reseptor permukaannya (sIg)
Reseptor antibodi memiliki domain transmembran pada ujung C dari rantai H
Domain ini menyandang rantai H-di membran UG kasar saat polipeptida disintesis
Dengan demikian, reseptor antibodi menonjol dari selaput plasma sel B
Reseptor ini biasanya memiliki afinitas rendah karena hanya cocok dengan epitop antigeniknya
(10-7 KD)
Reseptor ini digunakan untuk menangkap antigen, yang kemudian diinternalisasi oleh
endositosis yang dimediasi reseptor
Ketika sel B diaktifkan (yaitu, stimulus kekebalan tubuh), pemrosesan transkripsi antibodi
mRNA menghasilkan transkrip bebas kodon untuk domain transmembran, sehingga antibodi
disekresikan dalam vesikel.

-Sel memori B memiliki IgG, IgA atau IgE

Mereka telah mengalami kelas switching
Reseptor ini memiliki afinitas tinggi karena telah mengalami pematangan afinitas (sampai 10-
11 KD)
Mereka sangat efisien dalam menangkap antigen

-Semua sel B memiliki molekul transduksi sinyal Ig / Ig yang berhubungan dengan sig
Cell Surface Receptors for Antigen
 Cell Surface Receptors for Antigen
T cell receptor
Transmembrane heterodimer (not secreted)
Structure is similar to the V/H domain of an antibody
Two types (only one type found on a given T cell)
(alpha-beta)
(gamma-delta)
Two cells
Helper T cells (Th) express CD4 on their surfaces
CD4 interacts with MHC class II proteins on antigen presenting cells (APC)
Cytotoxic T cells (CTL) express CD8 on their surfaces
CD8 interacts with MHC class I proteins on APC
All T cells have CD3 and -chain (zeta-chain), signal transduction
components
 Reseptor sel T
Transmembran heterodimer (tidak disekresikan)
Struktur mirip dengan domain V / H antibodi
Dua jenis (hanya satu jenis yang ditemukan pada sel T tertentu)
(alfa-beta)
(gamma-delta)
Dua sel
Sel T pembantu (Th) mengekspresikan CD4 di permukaannya
CD4 berinteraksi dengan protein MHC kelas II pada sel
penyajian antigen (APC)
Sel T sitotoksik (CTL) mengekspresikan CD8 pada permukaannya
CD8 berinteraksi dengan protein MHC kelas I di APC
Semua sel T memiliki rantai transduksi sinyal CD3 dan -chain
(zeta- chain)
Cell Surface Receptors for Antigen
 Cell Surface Receptors for Antigen
The Major Histocompatibility Complex
Large contiguous region of mammalian genomes that encode about
100 proteins involved in antigen processing and presentation
Name is a misnomer; it was first characterized as controlling tissue
rejection in mice in the 1930s-1950s
Two principal classes
Class I molecules (3 loci in humans)
Expressed by all nucleated cells, which act as APC
Responsible for presenting peptides from endogenously-synthesized
polypeptides (i.e., made on cellular ribosomes)
At rough ER, viral polypeptides are clipped into 8-10 amino acid peptides by
the proteosome and then transported into the lumen of the ER
Class I molecules bind viral peptides at the ER, then traffic to the cell
surface
Marks the cell for death by CTL (via CD8 interaction with class I molecule)
 Class II molecules (3 loci in humans)
Expressed by professional APC
B cells
Macrophages
Dendritic cells
A few others
For antigens captured by receptor-mediated endocytosis or
phagocytosis (i.e., exogenous)
Fusion of phagosome with class II-bearing endosome results
phagolysosome
Peptides bind to class II proteins
The class II molecules traffic to the cell surface where they are
engaged by helper T cells
CD4 binds to the class II molecule, thus restricting the interaction to
Th cells
 Kompleks Histokompatibilitas Utama
Daerah bersebelahan besar genom mamalia yang menyandi sekitar 100 protein yang terlibat dalam pemrosesan
dan presentasi antigen
Nama adalah keliru; Ini pertama kali dicirikan sebagai penolakan jaringan kontrol pada tikus pada tahun 1930an-
1950an
Dua kelas utama
Molekul kelas I (3 lokus pada manusia)
Dinyatakan oleh semua sel nukleasi, yang bertindak sebagai APC
Bertanggung jawab untuk menyajikan peptida dari polipeptida yang disintesis secara endogen (yaitu, dibuat
pada ribosom seluler)
Pada ER kasar, polipeptida virus dipecah menjadi 8-10 peptida asam amino oleh proteosom dan kemudian
diangkut ke dalam lumen ER
Molekul kelas I mengikat peptida virus di UGD, lalu lalu lintas ke permukaan sel
Menandai sel untuk kematian oleh CTL (melalui interaksi CD8 dengan molekul kelas I)
Molekul kelas II (3 lokus pada manusia)
Diindikasikan oleh APC profesional
Sel B
Makrofag
Sel dendritik
Beberapa lainnya
Untuk antigen yang ditangkap oleh endositosis yang reseptor atau fagositosis (misalnya, eksogen)
Fusi fagosom dengan endosom hasil endosom II menghasilkan fagolysosom
Peptida mengikat protein kelas II
Molekul kelas II lalu lintas ke permukaan sel di mana mereka terlibat dengan sel T pembantu
CD4 mengikat molekul kelas II, sehingga membatasi interaksi ke sel Th
 Clonal Selection Theory
(F. Macfarlane Burnet)

Pre-existence of many different potential antibody producing

cells
Each cell displays surface receptors for specific antigens
Antigen encounter selects cells

Pre-eksistensi banyak sel antibodi potensial yang berbeda

Setiap sel menampilkan reseptor permukaan untuk antigen
spesifik
Pertemuan antigen memilih sel
 Postulates of the Clonal Selection
Hypothesis
Each lymphocyte bears a single type of receptor of a unique
specificity
Interaction between a foreign molecule and a lymphocyte
receptor capable of binding that molecule with high affinity
leads to lymphocyte activation
The differentiated effector cells derived from an activated
lymphocyte will bear receptors of identical specificity to those
of the parental cell from which that lymphocyte was derived
Lymphocytes bearing receptors specific for self molecules are
deleted at an early stage in lymphocyte development and are
therefore absent from the repertoire
 Setiap limfosit mengandung satu jenis reseptor dengan
spesifisitas yang unik
Interaksi antara molekul asing dan reseptor limfosit yang
mampu mengikat molekul dengan afinitas tinggi menyebabkan
aktivasi limfosit.
Sel efektor yang terdiferensiasi berasal dari limfosit teraktivasi
akan membawa reseptor spesifisitas yang identik dengan sel
induk yang darinya limfosit tersebut diturunkan.
Reseptor pembawa limfosit khusus untuk molekul diri dihapus
pada tahap awal dalam perkembangan limfosit dan oleh
karena itu tidak ada dalam repertoar.
 First a Word About Cluster of
Differentiation/Designation (CD)
Antigens
What are they?
Differentiation antigens
Expressed by cells at distinct stages of
differentiation
Expressed by cells having different
functions
How are they detected?
 Apakah mereka?
Antigen diferensiasi
Dinyatakan oleh sel pada tahap
diferensiasi yang berbeda
Dinyatakan oleh sel memiliki fungsi yang
berbeda
Bagaimana mereka terdeteksi?
Fluorescence-Activated Cell Sorting (FACS)
Major Lymphocyte Populations

B lymphocytes and plasma cells

T lymphocytes
Helper/Inducer (CD4)
Suppressor (CD8)
 T Cell Recognition of Antigen
Recognize antigen peptide fragments bound to
specialize cell surface molecules on antigen-presenting
cells (APC).
Molecules are encoded by major histocompatibility
complex
Peptides are displayed to T cells as peptide:MHC
complexes
T cell antigen receptors recognize peptide:MHC
complexes
Each MHC molecule can bind numerous different
peptides
Two classes of MHC molecules
 Kenali fragmen peptida antigen yang terikat pada spesialisasi
molekul permukaan sel pada sel penyajian antigen (APC).
Molekul dikodekan oleh kompleks histokompatibilitas utama
Peptida ditampilkan ke sel T sebagai peptida: kompleks MHC
Reseptor antigen sel T mengenali peptida: kompleks MHC
Setiap molekul MHC dapat mengikat banyak peptida yang
berbeda
Dua kelas molekul MHC
 Major Histocompatibility Complex
(MHC) Gene Products
Class I
Antigen is usually endogenous (e.g. viral proteins).
CD8+ cytotoxic T lymphocytes (CTLs) recognize
antigen in association with class I MHC gene product
on APC.
Class II Molecules
Antigen is usually extracellular.
CD4+ Helper T Lymphocytes recognize antigen in
association with class II MHC gene product on APC.
 Kelas I
Antigen biasanya endogen (misalnya protein virus).
CD8 + sitotoksik T lymphocytes (CTLs) mengenali
antigen yang terkait dengan produk gen MHC kelas
I di APC.
Molekul Kelas II
Antigen biasanya ekstraselular.
CD4 + Penolong T Limfosit mengenali antigen yang
terkait dengan produk gen MHC kelas II di APC.
 Cellular Cooperation and
Antigen Recognition

APC Extracellular Class II CD4+ Helper T

Antigen MHC- Lymphocyte
associated
antigen
 B Cell Antigen Recognition

Cell surface immunoglobulin receptor or B-

cell receptor (IgM and IgD)
Antigen contact initiates B-cell activation,
clonal expansion, maturation to plasma
cell
Antigen receptor is identical to
immunoglobulin that will ultimately be
produced
 Reseptor imunoglobulin permukaan sel
atau reseptor sel B (IgM dan IgD)
Kontak antigen memulai aktivasi sel B,
ekspansi klon, pematangan ke sel plasma
Reseptor antigen identik dengan
imunoglobulin yang pada akhirnya akan
diproduksi
 Antigen Presenting Cells

Macrophages/monocytes
Dendriticcells(e.g.,Langerhanscells)
Bcells
Properties
of Antigen-
Presenting
Cells
 Cellular Cooperation

antigen TH B

Plasma Cells
Antigen presentation to T and B cells
by APC

T cells elaborate cytokines to

facilitate B cell proliferation and
maturation
Antibody secretion
Antigen presenting cell by plasma cells
Presentasi antigen ke sel T dan B
oleh APC

Sel T menguraikan sitokin untuk

memfasilitasi proliferasi sel B dan
 Adjuvants

Freund'sCompleteAdjuvant(Waterinoilemulsion)
mineraloil
emulsifyingagent
microbialpreparation(eg.heatkilledextractof
Mycobacteriumtuberculosis)
aqueousphasecontainingantigen
AluminumHydroxideGel
MicrobialAdjuvants
C.parvum
BCG
PeptidesandSyntheticPolymers
 Adjuvant Lengkap Freund (emulsi air dalam
minyak)
-Minyak mineral
-Zat pengemulsi
-Persiapan mikroba (misalnya ekstrak TBC
Mycobacterium yang telah terbuang panas)
-Fasa berair yang mengandung antigen
Aluminium Hydroxide Gel
Adjuvan mikroba
C. parvum
BCG
Peptida dan Polimer Sintetis
 Effector Mechanisms
Mechanisms that are used by the immune
system to eliminate pathogens (or other
substances) from the body
Cellular effector mechanisms
Activated T cells
Natural killer cells
Humoral effector mechanisms (antibody)
Neutralization
Opsonization
Complement activation
Antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity (ADCC)
 Mekanisme yang digunakan oleh sistem kekebalan
tubuh untuk menghilangkan patogen (atau zat
lainnya) dari tubuh
Mekanisme efektor seluler
Sel T yang diaktivasi
Sel pembunuh alami

Mekanisme efektor humoral (antibodi)

Penetralan
Opsonisasi
Aktivasi komplemen
Antibodi yang bergantung pada sel yang dimediasi
sitotoksisitas (ADCC)
Effector Activity Against
Pathogens
Clonal Expansion Following Antigen
Exposure
Virgin lymphocyte pool

PRIMARY RESPONSE

effector cells memory cell pool

SECONDARY RESPONSE

effector cells memory cell pool

 Clonal Selection of Lymphocytes
When antigen introduces into
body, only appropriate
antibody bonds
Initiates multiplication of
specific antigen
Process called clonal
selection
Repeated cycles of cell
division generates
population of copied
antibodies
Termed clonal
expansion
Without sustained stimulation,
cells undergo apoptosis
 Saat antigen diperkenalkan
ke dalam tubuh, hanya
ikatan antibodi yang tepat
Memulai multiplikasi
antigen spesifik
Prosesnya disebut seleksi
klonal
Siklus pembelahan sel
yang berulang
menghasilkan populasi
antibodi yang disalin
Ekspansi kloning termedal
Tanpa stimulasi yang
berkelanjutan, sel
mengalami apoptosis
 Clonal Selection of Lymphocytes

Lymphocyte characteristics include

Immature
Antigen specific receptors not fully developed
Naive
Have antigen receptor but have not encountered antigen
Activated
Able to proliferate
Have bound antigen
Effectors
Descendents of activated lymphocytes
Able to produce specific cytokines
Plasma cells, T helper and cytotoxic T cells effector cells
Memory lymphocytes
Long-lived descendents of activated lymphocytes
Memory cells responsible for seed and effectiveness of
secondary response
Remembers antigen on subsequent exposure
 Karakteristik limfosit meliputi
-Belum dewasa
Reseptor spesifik antigen tidak sepenuhnya berkembang
-Naif
Memiliki reseptor antigen namun belum menemui antigen
-Diaktifkan
Mampu berkembang biak
Memiliki antigen terikat
-Efektor
Descendents dari limfosit teraktivasi
Mampu memproduksi sitokin spesifik
Sel plasma, T helper dan sitotoksik T sel sel efektor
-Memori limfosit
Tetangga berumur panjang dari limfosit teraktivasi
Sel memori bertanggung jawab atas benih dan efektivitas
respon sekunder
Ingat antigen pada pemaparan berikutnya
 B Lymphocyte and Antibody
Response
Antigen binds to B cell receptor
Poises B cell to respond
In many cases B cell needs conformation from helper T
cells
Ag enters the body and is phagocytized and processed by
macrophages
These macrophages destroy Ag and present a portion on
the surface of the macrophage next to self Ag
Macrophages are called antigen-presenting cells (APC)
Processed Ag combines with specific T H with the appropriate
receptor
APC releases substances to activate T H cell
TH cell activates B cells to divide and differentiate
Produce plasma cells and memory B cells
 Antigen berikatan dengan reseptor sel B
Poises B cell untuk merespon
Dalam banyak kasus, sel B memerlukan konformasi dari sel T
pembantu
Ag memasuki tubuh dan fagositosis dan diproses oleh
makrofag
Makrofag ini menghancurkan Ag dan menyajikan sebagian
pada permukaan makrofag di samping Ag
Makrofag disebut antigen-presenting cells (APC)

Ol olahan menggabungkan dengan TH spesifik dengan

reseptor yang sesuai
APC melepaskan zat untuk mengaktifkan sel TH
Sel TH mengaktifkan sel B untuk membelah dan membedakan
Menghasilkan sel plasma dan sel memori B
B Lymphocyte and Antibody
Response
 B Lymphocyte and Antibody
Response
Characteristic of primary response
Lag period of 10 to 12 days occurs before antibody
detection in blood
Activated B cells proliferate and differentiate into increasing
numbers of plasma cells as long as antigen is present
Net result is slow steady increase in antibody titer
 Karakteristik respon primer
-Jangka waktu 10 sampai 12 hari terjadi
sebelum deteksi antibodi dalam darah
Sel B yang aktif berkembang biak dan
berdiferensiasi menjadi peningkatan
jumlah sel plasma selama antigen hadir
-Hasil bersih adalah peningkatan titer
antibodi yang stabil
 B Lymphocyte and Antibody
Response
Over time, some B cells undergo changes
enhancing immune response including
Affinity maturation
Class switching
Formation of memory cell
Affinity maturation
Form of natural selection
Occurs among proliferating B cells
Fine tunes quality of response with respect to
specificity
B cell receptors more and more specific to
antigen
Antibody bonds antigen more tightly
 Seiring waktu, beberapa sel B mengalami
perubahan meningkatkan respon imun termasuk
Kematangan afinitas
Pengalihan kelas
Pembentukan sel memori

Kematangan afinitas
Bentuk seleksi alam
Terjadi di antara sel B yang berkembang biak
Kualitas lagu yang baik sesuai dengan spesifisitas
Reseptor sel B lebih dan lebih spesifik untuk antigen
Antibodi ikatan antigen lebih rapat
 B Lymphocyte and Antibody
Response
Class switching
B cells initially programmed to differentiate into plasma cells
Plasma cells secrete IgM antibodies
Helper T cells produce cytokines
Some B cells switch programming
Differentiate to plasma cells that secrete other classes of
antibodies
Commonly IgG
 Pengalihan kelas
-Sel B awalnya diprogram
untuk berdiferensiasi
menjadi sel plasma
Sel plasma mensekresikan
antibodi IgM

-Sel T pembantu
memproduksi sitokin
Beberapa sel B beralih
pemrograman
Bedakan sel plasma yang
mensekresi antibodi kelas
lainnya
Biasanya IgG
 B Lymphocyte and Antibody
Response
Formation of memory
B cells that have undergone class switching
Produce IgG antibody
IgG is antibody of memory
IgG antibody can circulate in body for years allowing protection
against specific antigens
Pembentukan memori
-Sel B yang telah mengalami class switching
Menghasilkan antibodi IgG
-IgG adalah antibodi memori

Antibodi IgG dapat beredar di tubuh selama

bertahun-tahun yang memungkinkan perlindungan
terhadap antigen spesifik
 B Lymphocyte and Antibody
Response

Characteristics of secondary response

Memory cells responsible for swift effective reaction
of secondary response
Often eliminate invaders before noticeable harm
is done
Vaccine exploits phenomenon of immunologic
memory
Some memory B cells will differentiate into plasma
cells
Results in rapid production of antibodies
 Karakteristik respon sekunder
-Sel memori bertanggung jawab atas
reaksi cepat respon sekunder yang cepat
Seringkali menghilangkan penjajah
sebelum terjadi kerusakan yang nyata
-Vaksin mengeksploitasi fenomena ingatan
imunologis
-Beberapa sel B memori akan
berdiferensiasi menjadi sel plasma
Hasil dalam produksi antibodi yang cepat
 B Lymphocyte and Antibody
Response
T-independent antigens
Can stimulate antibody
response
Activate B cells without helper T
cells
Few antigens are T-independent
B cell receptors bind antigen
simultaneously
Leads to B cell activation
Some polysaccharides and
lipopolysaccharides act as T-
independent antigens
 Antigen bebas-t
-Bisa merangsang
respon antibodi
Aktifkan sel B tanpa sel
T pembantu
Sedikit antigen adalah
T-independen
-Reseptor sel B
mengikat antigen
secara bersamaan
Menghasilkan aktivasi
sel B
-Beberapa polisakarida
dan lipopolisakarida
berperan sebagai
antigen T-independen
 T Lymphocytes
Antigen Recognition and Response
General characteristics of T cells
Have multiple copies of T cell receptors
Receptors have variable sites of antigen
bonding
Role of T cells different from B cells
T cells never produce antibodies
T cells armed with effectors that interact
directly with antigen
T cell receptor does not react with
free antigen
Antigen must be present by APC
 Karakteristik umum sel T
Miliki banyak salinan
reseptor sel T
Reseptor memiliki situs
variabel ikatan antigen
Peran sel T berbeda dengan
sel B
Sel T tidak pernah
menghasilkan antibodi
Sel T berbekal efektor yang
berinteraksi langsung
dengan antigen
Reseptor sel T tidak bereaksi
dengan antigen bebas
Antigen harus hadir oleh APC
 T Lymphocytes
Antigen Recognition and Response
General Characteristics
During antigen presentation, antigen cradled
in grove of major histocompatability complex
molecule (MHC molecule)
Two types MHC
MHC class I
Bind endogenous antigen
MHC class II
Bind exogenous antigen
 Karakteristik umum
Selama presentasi antigen, antigen
dipeluk di rumpun molekul kompleks
histokompatabilitas utama (molekul MHC)
-Dua tipe MHC
---MHC kelas I
Bind antigen endogen
---MHC kelas II
Bind antigen eksogen
 T Lymphocytes
Antigen Recognition and Response
General characteristics
Two major function T cell populations
Cytotoxic T cells
Proliferate and differentiate to destroy infected or
cancerous self cells
Have CD8 marker
Recognize MHC class I
Helper T cells
Multiply and develop into cells that activate B cells and
macrophages
Stimulate other T cells; orchestrate immune response
Have CD4 marker
Recognize antigen display by MHC class II
 Karakteristik umum
Dua fungsi utama populasi sel T
---Sel T sitotoksik
Berkembang biak dan berdiferensiasi untuk
menghancurkan sel "diri" yang terinfeksi atau kanker
Memiliki penanda CD8
Kenali kelas MHC I

---Sel T pembantu
Kalikan dan berkembang menjadi sel yang
mengaktifkan sel B dan makrofag
Merangsang sel T lainnya; Mengatur respon imun
Memiliki tanda CD4
Kenali tampilan antigen oleh MHC kelas II
 T Lymphocytes
Antigen Recognition and
Response
Functions of Tc (CD8) cells
Induce apoptosis in self cells
Cells infected with virus or intracellular
microbe
Destroys cancerous self cells
Nucleated cells degrade portion of proteins
Load peptides into groove of MHC class I
molecule
MHC class I molecule recognized by
circulating Tc cell
Cell destroyed by lethal effector function of Tc
cell
Tc cells releases pre-formed cytokines to
destroy cell
 Fungsi sel Tc (CD8)
-Menginduksi apoptosis pada sel "self"
Sel terinfeksi virus atau mikroba intraselular
Hancurkan sel "diri" kanker

-Sel nukleat menurunkan bagian protein

Muat peptida ke dalam alur molekul MHC kelas I
Molekul MHC kelas I dikenali dengan sel Tc beredar
Sel dihancurkan oleh fungsi efektor mematikan sel
Tc
Sel Tc melepaskan sitokin pra-terbentuk untuk
menghancurkan sel
 T Lymphocytes
Antigen Recognition and Response

Functions of TH (CD4) cells

Orchestrate immune response
Recognize antigen presented by MHC class II
molecules
MHC class II molecules found only on APC
If TH cell recognizes antigen, cytokines are delivered
Cytokines activate APC to destroy antigen
 Fungsi sel TH (CD4)
Angkat respon imun
Kenali antigen yang disajikan oleh MHC kelas
II molekul
Molekul MHC kelas II hanya ditemukan di APC
Jika sel TH mengenali antigen, sitokin
diberikan
Sitokin mengaktifkan APC untuk
menghancurkan antigen
 T Lymphocytes
Antigen Recognition and Response

Role of TH cells in B cell activation

If TH cell encounters B cell bearing peptide:
MHC calls II complex
TH cell responds by producing cytokines
B cell is activated in response to cytokine
stimulation
B cell proliferates and undergoes class switching
Also drives formation of B memory cells
 Peran sel TH dalam aktivasi sel B
Jika sel TH menemukan peptida bantalan sel B:
MHC memanggil kompleks II
Sel TH merespons dengan memproduksi
sitokin
Sel B diaktifkan sebagai respons terhadap
stimulasi sitokin
Sel B berkembang biak dan mengalami
pengalihan kelas
Juga mendorong terbentuknya sel memori B
 T Lymphocytes
Antigen Recognition and Response

Role of TH cells in macrophage

activation
Macrophages routinely engulf
invading microbes resistant to
lysosomal killing
TH cells recognize macrophage with
engulfed microbes resistant to killing
TH cells activate macrophages by
delivering cytokines that induce
more potent destructive mechanisms
 Peran sel TH dalam aktivasi
makrofag
Makrofag secara rutin
menularkan mikroba yang
menyerang yang tahan
terhadap pembunuhan lisosom
Sel TH mengenali makrofag
dengan mikroba tertelan yang
tahan terhadap pembunuhan
Sel TH mengaktifkan makrofag
dengan mengantarkan sitokin
yang menginduksi mekanisme
perusakan yang lebih manjur
 Natural Killer Cells
Natural killer cells descend from lymphoid stem
cells
They lack antigen specificity
No antigen receptors
Recognize antigens by means of Fc portion of IgG antibodies
Allow NK cells to attach to antibody-coated cells
Actions augment adaptive immune response
Important in process of antibody dependent cellular
toxicity
Enable killing of host cells with foreign protein in membrane
Natural killer cells recognize destroyed host
cells with no MHC class I surface molecules
Important in viral infection
 Sel pembunuh alami turun dari sel induk limfoid
Mereka kekurangan spesifisitas antigen
Tidak ada reseptor antigen
Kenali antigen dengan menggunakan antibodi IgG Fc
Biarkan sel NK menempel pada sel berlapis antibodi
Tindakan menambah respon imun adaptif
Penting dalam proses toksisitas seluler yang
bergantung pada antibodi
Mengaktifkan pembunuhan sel inang dengan protein
asing di membran
Sel pembunuh alami mengenali sel inang yang rusak
tanpa molekul MHC kelas I
Penting dalam infeksi virus
 Lymphocyte Development
During lymphocyte development, B and T
cells acquire ability to recognize distinct
epitopes
Once committed to specific antigen, cells checked
out to ensure proper function
B cells undergo developmental stages in bone
marrow
T cells go through process in thymus
 Selama perkembangan limfosit, sel B dan
T memperoleh kemampuan untuk
mengenali epitop yang berbeda
-Setelah berkomitmen untuk antigen
tertentu, sel "check out" untuk
memastikan fungsi yang tepat
-Sel B mengalami tahap perkembangan di
sumsum tulang
-Sel-sel T menjalani proses di timus
Summary of Adaptive Immune Response
The Bottom Line
In order to initiate an immune response
antigen must be recognized.
Antigen recognition depends on
detection of antigen by special receptors.
Antigen recognition depends on cellular
cooperation.
Cellular cooperation is controlled by
recognition of MHC-encoded receptors.
Antigen drives the process resulting in
effector cells and memory cells.
 Untuk memulai antigen respon imun harus
dikenali.
Pengenalan antigen tergantung pada deteksi
antigen oleh reseptor khusus.
Pengenal antigen tergantung pada kerja sama
seluler.
Kerja sama seluler dikendalikan oleh
pengakuan reseptor MHC-encoded.
Antigen "menggerakkan" proses menghasilkan
sel "efektor" dan sel "memori".