Vous êtes sur la page 1sur 45

ANTENATAL CARE

Oleh :
ENY HASTUTI,SKM.,MPd.,MPH
PENGERTIAN
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,
1998).
Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu
hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal
mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta
kesempatan untuk memperoleh informasi dan
memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan
(Henderson, 2006).
TUJUAN ANC
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC
adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan
nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.

Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :


Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan, dan
nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak
yang sehat.
TUJUAN UMUM ANC
Memantau kemajuan kehamilan untuk
1.
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,
melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
Lanjutan
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu dan perinatal.
TUJUAN KHUSUS
1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit
yang mungkin dijumpai dalam
Kehamilan,persalinan,dan nifas.
2. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit
yang mungkin diderita sedini mungkin.
3. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara
hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas dan lakta
ANJURAN WHO
Setiap Wanita Hamil minimal 4 kali Kunjungan
1. Satu kali kunjungan pada Trimester I
(<12 minggu)
2. Satu kali kunjungan pada Trimester II
(12 24 minggu)
3. Dua kali pada Trimester III
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor
risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, pemeriksaan harus lebih sering
dan intensif.
Pada Umumnya Kunjungan
Ulang Dilakukan :
1 x sebulan sampai dengan bulan ke
IV
2 x sebulan dari bulan ke IV sampai
dengan bulan ke IX
1 x seminggu pada bulan terakhir
Pelayanan Standar
Minimal (7 T)
1. Timbang BB
2. Ukur Tekanan darah
3. Ukur Tinggi badan
4. Imunisasi TT lengkap
5. Tablet zat besi
6. Tes PMS
7. Temu wicara
Standar minimal 10 untuk
pelayanan antenatal yaitu :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Tekanan darah
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. UkurTinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan
Imunisasi Tetanus toxoid bila di perlukan
7. Pemberian Tablet zat besiminimal 90 tablet
selama hamil
8. Test labolatorium (rutin dan khusus)
9. Tata laksana kasus
10.Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan
persalinan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB
pasca salin
Standar minimal 14 untuk
pelayanan antenatal yaitu :
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan.
Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per
minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila
melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
(T4)
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
Lanjutan 14 T,,,,
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat
tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu
hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
(T10)
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah
endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah
endemis malaria (T14)
Ctt : Apabila suatu daerah tidak bisa
melaksanakan 14T sesuai kebijakan
dapat dilakukan standar minimal
pelayanan ANC yaitu 7 T

Pelayanan / asuhan antenatal ini


hanya dapat diberikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak
diberikan oleh dukun bayi
Pemeriksaan ANC
1. Anamnesa (tanya jawab)
2. Pemeriksaan
3. Diagnosa
4. Prognosa (ramalan)
5. Terapi
1. Anamnesa
a. Nama, Umur, Pekerjaan, Pendidikan
Terakhir, Nama suami, Agama, alamat
b. Keluhan Utama (apa yg diderita)
c. Tentang Haid
- Menarche - Banyaknya darah
- Siklus haid - Haid nyeri /tdk
- Lamanya haid - Haid yg terakhir
(HPHT)
d. Tentang Perkawinan
- Kawin / tdk
- berapa kali kawin
- berapa lama kawin
e. Kehamilan, persalinan dan nifas yg
lalu
f. Kehamilan Sekarang
- HPHT
- Kehamilan yang ke ?
- Gerak janin (kapan mulai dirasakan)
- Bila Kehamilan Muda : adakah mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan.
- Bila kehamilan sdh tua : adakah bengkak
di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan
dll..
g. Riwayat Kesehatan

Ibu Adakah penyakit keturunan


dlm keluarga,anak kembar,
atau penyakit menular yg
mempengaruhi kehamilan
Keluarga
h. Riwayat Sosial Ekonomi
- Status perkawinan
ditanyakan kawin/tidak,usia kawin, brp
lama kawin, istri kebrp dr suami skrg.
- Riwayat KB
- Pola kebiasaan sehari-hari
(pola makan, personal hygiene, pola
eliminasi, pola aktivitas, pola tidur dan
istirahat, pola seksual, konsumsi minuman
keras merokok & obat terlarang)
i. Tempat Rencana Bersalin
(penolong, pengambil keputusan)
j. Data Psikologis
(ibu dan keluarga)
k. Data Spritual
l. Data Sosial
Pemeriksaan Rutin
1. Pemeriksaan Fisik Umum
- Tanda Vital
- Pemeriksaan fisik lengkap : Kepala
kaki
- status gizi
- tinggi dan berat badan
- pemeriksaan tanda tanda kehamilan
meliputi wajah, dada, abdomen dan
genetalia eksterna dan interna serta
pemeriksaan panggul
2.Pemeriksaan Inspekulo dan
pemeriksaan dalam
menggunakan speculum Serviks
mengidentifikasi kelainan sitologis
Pap smear
pengambilan specimen
mikroorganisme
duh tubuh : - mukoid putih dalam jumlah
sedang normal
- cairan kuning berbusa Trichomonas
- duh seperti kepala susu kandida.
Pemeriksaan dalam
konsistensi, panjang, dan pembukaan
serviks
bagian terbawah janin, terutama menjelang
akhir kehamilan
arsitektur tulang-tulang panggul dan pada
semua anomaly vagina dan perineum,
termasuk sistokel, rektokel, dan perineum
yang telah mengalami relaksasi atau robek.
rectal touch mengidentifikasi
hemoroid
3. Hitung Darah Lengkap
4. Urinalisis :
a. Analisis adanya glukosa, keton, protein
b. pemeriksaan mikroskopik atas
sedimen
c. Biakan kuantitatif atau penyaringan
biokimia untuk adanya basiluria
5. Golongan Darah, Faktor Rhesus dan
Penyaringan Antibodi
6. Penyaringan Glukosa
- Faktor resiko untuk Diabetes
Melitus :Umur 25 tahun atau lebih
Obesitas
Riwayat keluarga DM
Bayi yang sebelumnya berbobot >4000
mg
Bayi lahir mati yang sebelumnya
Bayi cacat bawaan yang sebelumnya
Polihidramnion
Riwayat aborsi berulang
7. Uji alfa-fetoprotein serum
meramalkan cacat tabung saraf terbuka
8. Pemeriksaan HIV-AIDS dan antigen permukaan
Hepatitis B (HbsAg)
9. Ultrasonografi
- usia kehamilan sejak usia 7 hari
- perkembangan janin
- kehamilan multiple
- komplikasi
- dll
Kunjungan berikutnya
Interval kunjungan Setiap 4 minggu
sekali sampai minggu ke-28; kemudian
setiap 2-3 minggu sekali sampai minggu
ke-36, dan sesudahnya setiap minggu.

Setiap kunjungan Ukur tekanan darah,


berat badan, protein dan glukosa urin,
ukuran uterus, bunyi jantung janin,
gerakan janin, kontraksi, perdarahan
dan pecah ketuban, ultrasonografi hanya
dilakukan atas indikasi spesifik.
Kunjungan berikutnya
15-20 minggu : Penapisan alfa-fetoprotein
di serum ibu.
24-28 minggu : Penapisan untuk diabetes
gestasional apabila ada indikasi
28 minggu : Pemeriksaan antibody pada
wanita negatif-D (Rh-); pemberian globulin
imun anti-D apabila diindikasikan
Pemeriksaan Obstetrik
1.Inspeksi Umum
Muka chloasma gravidarum, edema +/-
Mata conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik
+/-
Mulut gusi dan gigi
Leher JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe +/-,
Mammae bentuk, simetris, pembesaran,
puting
susu melebar, areola
hiperpigmentasi,
vaskular , hiperplasia jaringan
kelenjar
Pemeriksaan Obstetrik
Abdomen membesar, pigmentasi linea
alba dan striae, sikatriks +/-,
terlihat gerak anak +/-
Vulva perineum, varices +/-, flour
albus +/-
Anus hemoroid +/-,
Tungkai varices +/-, edema +/- (pretibial,
ankle, punggung kaki),
sikatriks +/-
2. Pemeriksaan Abdomen
(Leopold)
Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap ke
pasien, kemudian dengan kedua tangan meraba
dengan jari-jari untuk menentukan tinggi fundus
uteri dan bagian apa dari anak yang terdapat
dalam fundus
Pemeriksaan Abdomen
(Leopold)
Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping.
Tentukan dimana punggung anak terdapat pihak yang
memberi rintangan terbesar kemudian carilah bagian
bagian kecil yang terletak bertentangan
Pemeriksaan Abdomen
(Leopold)
Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian
terbawahnya dan tentukan apakah masih bisa digoyangkan
untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah sudah / belum terpegang oleh pintu atas panggul
Pemeriksaan Abdomen
(Leopold)
Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan
kedua tangan tentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
apakah bagian ini sudah masuk kedalam PAP dan berapa
masuknya
3. Bunyi Jantung Janin
(Auskultasi)
bunyi jantung janin sudah dapat
didengar pada minggu ke-20
pada 80 persen wanita
Pada minggu ke-21, bunyi
jantung janin sudah terdengar
pada 95 persen
pada minggu ke-22 pada semua
wanita hamil.
4. Pengukuran Tinggi
Fundus
IV. Pemeriksaan Khusus
1. Pencitraan Resonansi Magnetik (teknik radiologi
utk melihat gambaran struktur internal tubuh)
2. Amniosentesis
adalah tindakan pengambilan sampel cairan
ketuban (likuor amnii) untuk diagnosis antenatal
abnormalitas kromosom dan abnormalitas
biokimia lewat pemeriksaan sel-sel janin yang
terlepas serta cairan ketuban itu sendiri
Dikerjakan setelah kehamilan 16 minggu
sehingga kehilangan cairan yang diaspirasi tidak
akan mengubah volume rongga uterus secara
bermakna, yang dapat menimbulkan kontraksi
uterus.
Amniosentesis
3. Pengambilan Sampel Vilus
Korion
Upaya memperoleh jaringan yang
berasal dari janin pada tahap
kehamilan lebih dini
Teknik ini memungkinkan pembiakan sel
yang sedang membelah secara aktif,
berbeda dari sel lepasan pada
amniosentesis, dan seandainya
didapatkan abnormalitas, pengakhiran
kehamilan dapat dilakukan pada tahap yang
relatif dini
4. Fetoskopi
untuk mendiagnosis malformasi-malformasi kecil pada janin,
seperti sumbing wajah atau cacat jari pada keluarga yang
memiliki resiko menderita sindrom genetik spesifik dan
sebagai penuntun visual pada pengambilan contoh darah
janin, biopsy hati, dan kulit .
5. Kardosentesis
Lebih baik dari fetoskopi
Selain digunakan untuk diagnosis prenatal gangguan darah
herediter seperti hemofilia, kordosentesis juga digunakan
untuk diagnosis infeksi janin akibat prosedur ini kurang dari
1% (Nicolaides & Soothill, 1989).
Asupan Makanan Yang
Dianjurkan
1. Nutrisi
- kekurangan gizi yang berat selama
kehamilan tidak menimbulkan efek yang
dapat dideteksi pada perkembangan
mental selanjutnya
- Pertambahan berat ibu mempengaruhi
berat lahir
- Rerata pertambahan berat ibu selama
kehamilan adalah 10-15 kg
Asupan Makanan Yang
Dianjurkan
2. Suplementasi Vitamin dan Mineral
Prenatal
Terjadi peningkatan selama masa
kehamilan dan laktasi
VII. Perhatian Khusus
Selama Kehamilan
Olah Raga
Mandi
Busana
Kebiasaan Buang Air Besar
Koitus
Perawatan Gigi
Alkohol
Kafein

Vous aimerez peut-être aussi