Vous êtes sur la page 1sur 44

AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN

KANTOR CABANG

CREATED BY :
FATHUR RIZKY S.
INDRA OCTOVAN S.
RIDHO DWI P.
RIZKY DWI S.
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DENGAN
KANTOR AGEN DAN KANTOR CABANG
MERUPAKAN SUATU PEMBAHASAN YANG
MEMBERIKAN KITA GAMBARAN TENTANG
KANTOR AGEN DAN KANTOR CABANG
DALAM MELAKSANAKAN KEGIATANNYA DAN
PROSES PENCATATAN ATAS KEGIATANNYA
Pembukaan Agen
Penjualan
Banyak perusahaan menyelenggarakan aktivitas bisnisnya di
lokasi-lokasi yang berbeda-beda dengan cara membuka cabang
atau agen penjualan. Secara akuntansi, pembukaan agen
penjualan tidak mengharuskan dibentuknya entitas akuntansi
yang terpisah untuk masing-masing agen. Dengan kata lain,
sistem akuntansi hanya diselenggarakan di kantor pusat.
Sebaliknya, cabang merupakan entitas akuntansi yang terpisah
sehingga harus menyiapkan pembukuan dan laporan keuangan
yang terpisah dari kantor pusatnya.
PERBEDAAN AGEN DAN CABANG
Secara umum setiap perusahaan memiliki tujuan yaitu
untuk memperoleh laba sebesar-besarnya, untuk mencapai
tujuan tersebut volume penjualan harus ditingkatkan yaitu
dengan memperluas daerah pemasaran. Beberapa alternatif
langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan daerah
pemasaran yaitu dengan konsinyasi, membuka agen
penjualan dan dengan membuka kantor cabang.
Adapun perbedaan dari kantor agen dan kantor cabang yaitu
AGEN CABANG
KETERANGAN
Dari sisi struktur Berada di luar organisasi Bagian dari perusahaan
ORGANISASI perusahaan (bendiri sendiri).
Persediaan barang Persediaan barang yang ada di agen persediaan pada cabang
tidak untuk dijual untuk dijual (sebagai
(sebagai sampel atau contoh saja) stok)
Transaksi- Agen tidak diberi wewenang untuk cabang boleh
transaksi dengan memutuskannya memutuskan sendiri
pihak ketiga tanpa seizin kantor pusat.
Penanggungan Tidak menanggung, tetapi Cabang mengelola
beban operasional ditanggung oleh kantor pusat. penjualan dan beban
dan modal kerja. operasional termasuk kas.
Lalu, perbedaan pengumpulan piutang pada agen ditangani
oleh kantor pusat, sedangkan cabang ditangani sendiri .

1. Agen tidak membuat pencatatan dan laporan keuangan, tetapi


cabang menyelenggarakan pembukuan dan membuat laporan
keuangan sendiri untuk dilaporkan kepada kantor pusat.

2. Hubungan antara kantor pusat dan agen, dapat dicatat dan


dibukukan dengan menggunakan dua metode pencatatan, yaitu:
- Metode laba atau rugi dari penjualan melalui agen dicatat secara
terpisah, dan

-Metode laba atau rugi dari penjualan melalui agen dicatat secara
tidak terpisah.
Hubungan antara kantor pusat dan cabang, dapat diikuti
dengan menggunakan akun timbal-balik ,yaitu pada buku kantor
pusat dengan menggunakan pembukuannya yang sudah
ditentukan, sedang pada buku kantor cabang dengan
menggunakan akun pada Kantor Pusat. Kedua akun tersebut
harus mempunyai saldo yang sama besarnya
SISTEM AKUNTANSI KANTOR
CABANG
Ada dua sistem yang digunakan dalam
pencatatan sistem akuntansi hubungan cabang
dengan pusat, yaitu melalui sistem sentralisasi
dan sistem desentralisasi
Dalam sistem sentralisasi, akuntansi kantor
cabang diselenggarakan oleh kantor pusat, jadi
hampir mirip dengan pencatatan kantor agen
dimana rugi-laba kantor agen dipisahkan dari
rugi-laba kantor pusat.
Sistem ini cocok dipakai apabila kantor cabang
letaknya dekat dengan kantor pusat dan
kegiatan kantor cabang masih terbatas/ kantor
cabang masih relatif kecil.
7
Dalam sistem desentralisasi, pencatatan
transaksi di kantor cabang diselenggarakan
oleh kantor cabang sendiri. Namun bila
dikehendaki oleh kantor pusat maka terdapat
pos-pos tertentu yang pencatatannya
dilakukan oleh kantor pusat.
Hal yang penting mengenai akuntansi dan
pencatatan sistem desentralisasi terhadap
transaksi yang menghubungkan antara Pusat
dengan cabang adalah Rekening Koran
Timbal Balik (R/K). Sehingga pencatatan
setiap transaksi dalam jurnalnya juga sedikit
berbeda dengan jurnal biasa.
8
Sistem Sentralisasi
Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk
pembukaan kantor cabang.
Kas - Ktr Cabang 200.000
Kas (aktiva) 200.000
Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000 secara
kredit.
Aktiva tetap - Ktr Cabang 150.000
Kas Ktr.Cabang 150.000
Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor
Pusat Rp.1200.000, kantor cabang Rp. 800.000
Persediaan 1.200.000
Utang Dagang 1.200.000
Persed. ktr cabang 800.000
Utang Dagang 800.000
Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor
cabang Rp. 275.000.
Persediaan-Ktr Cabang 275.000
Persediaan 275.000

9
Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor
Pusat Rp.1500.000, kantor cabang Rp. 700.000. Harga pokok
atas barang dagangan yang dijual tersebut masing-masing Rp.
1000.000 dan Rp. 400.000.

Piutang dagang 1.500.000


Penjualan 1.500.000
HPP 1.000.000
Persediaan 1.000.000
Piutang dagang 700.000
Penjualan 700.000
HPP 400.000
Persediaan 400.000

Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000, Kantor


Cabang Rp. 500.000.

Kas 1.300.000
Piutang Dagang 1.300.000
Kas 5.00.000
Piutang Dagang 500.000

10
Sistem Desentralisasi
Transaksi keuangan kantor cabang di dalam sistem
desentralisasi dikelompokkan menjadi 2 transaksi, yaitu:

1) Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat.


Transaksi ini akan mempengaruhi hubungan kantor
cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini
dicatat baik oleh kantor cabang maupun kantor pusat.

2) Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga.


Transaksi ini tidak mempengaruhi hubungan kantor
cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini tidak
dicatat oleh kantor pusat.

11
Contoh transaksi yg memengaruhi kantor pusat
dan kantor cabang, a.l:

1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke


kantor cabang dan sebaliknya

2) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke


cabang dan sebaliknya

3) Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd kantor


cabang dan sebaliknya

4) Pengakuan laba/rugi kantor cabang

5) Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor


cabang dan sebaliknya

12
Kantor Pusat Kantor Cabang
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Kas xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Pengiriman brg dr K. Pusat xxx
Pengiriman brg ke K. cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Biaya xxx
Biaya xxx R/K K. Pusat xxx

R/K K. Cabang xxx Ikhtisar L/R xxx


L/R K. Cabang xxx R/K K. Pusat xxx
R/K K. Cabang xxx Kas xxx
Piutang xxx R/K K. Pusat xxx

13
Pengiriman barang ke cabang
dinota di atas harga pokok
Dalam pembahasan di muka pengiriman barang
dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang
selalu di nota dan di catat berdasarkan harga
pokok. Namun bisa jadi Pengiriman barang
dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang di
nota diatas harga pokok.

Oleh kantor pusat kelebihan harga nota harga


yang dibebankan pada kantor cabang di atas
harga pokok akan dikredit ke rekening
Cadangan Kelebihan Harga atau Laba Kotor
Belum Direalisir. Jadi waktu mengirim barang,
kantor pusat akan mencatat:
14
Apabila Kantor Pusat mencatat persediaan dengan sistem
fisik:

R/K Kantor cabang ...................xxx


Pengiriman cabang ke Kantor cabang ..........xxx
Cadangan kelebihan harga ............................xxx

Apabila Kantor Pusat mencatat persediaan dengan sistem


perpetual;

R/K kantor cabang ....................xxx


Persediaan barang dagangan ........................xxx
Cadangan kelebihan harga ................xxx

15
Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga nota
yang dibebankan oleh kantor pusat tersebut adalah di
atas harga pokok. Jadi kantor cabang akan mencatat
berdasarkan harga nota yang diterima.

Apabila kantor cabang mencatat persediaan dengan


sistem fisik,

Pengiriman barang dari kantor pusat ................xxx


R/K kantor pusat ...............................................xxx

16
Agar laporan keuangan kantor pusat dan laporan
keuangan konsolidasi memberikan informasi
yang sesungguhnya, dengan kata lain agar laba
atau rugi dari kantor cabang menunjukkan laba
yang sesungguhnya, maka cadangan kelebihan
atas barang dagangan yang dijual oleh kantor
cabang akan diperlakukan sebagai penambah
laba dari kantor cabang melalui jurnal:

Cadangan kelebihan harga ................xxx


Rugi-laba kantor cabang ...........................xxx

17
Biaya Kantor
Pusat & Kantor
Cabang
Kantor pusat maupun kantor cabang
dalam kegiatan operasional perusahaan
pastilah mengeluarkan biaya-biaya untuk
menghasilkan pendapatan misalnya saja
biaya pengiriman barang dagangan, biaya
promosi, biaya pensiun dan umum, dan
lain-lain.
Contoh kasus : biaya kirim
barang
Ongkos kirim yang dibayar Kantor Pusat sebesar Rp 2.500.000, untuk
mengirimbarang dagangan ke kantor cabang senilai 12,5% dari harga
pokok Rp20.000.000. Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat
adalah sebagai berikut : (dalam Rp dan 000)
Alokasi biaya
kantor pusat dan cabang
VII. REKONSILIASI R/K KANTOR CABANG
DENGAN R/K KANTOR PUSAT

Di dalam sistem desentralisasi semua transaksi yang berhubungan dengan


kantor pusat dan kantor cabang akan dicatat oleh kantor pusat dan kantor
dengan jumlah yang sama, akan tetapi dengan debit-debit yang berlawanan.
Namun tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan saldo. Dengan
demikian diperlukan Rekonsiliasi sebelum menyusun laporan keuangan
komsulidasi. Adapun prosedurnya adalah:

1. Mengecek kembali perhitungan saldo R/K kantor cabang


2. Mengecek kembali perhitungan saldo R/K kantor pusat
3. Mencari penyebab perbedaan
Pencarian penyebab perbedaan ini dilakukan dengan cara
membandingkan pencatatan (entri) terhadap R/K kantor cabang dengan
pencatatan (entri) terhadap R/K kantor pusat. Perbandingan tersebut
dilakukan sebagai berikut :

A) Membandingkan pendebitan terhadap R/K kantor cabang dengan pengkreditan


pendebitan terhadap R/K kantor pusat. Perbandingan ini akan menemukan dua
kelompok penyebab, yaitu:

1) Pendebitan terhadap R/K kantor cabang belum diikuti pengkreditan


terhadap R/K kantor pusat. Termasuk didalamnya kelompol ini misalnya:

pengiriman aktiva (biasanya barang dagangan) dari kantor pusat ke kantor cabang
yang masih dalam perjalanan
pembebanan biaya oleh kantor pusat kepada kantor cabang.

2) Pengkreditan terhadap R/K kantor pusat belum di ikuti pendebitan


terhadap R/K kantor cabang. Termasuk didalam kelompok ini misalnya:

Laba kantor cabang yang bekum/kurang diakui oleh kantor pusat.


Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor cabaang
B) Membandingkan pengkreditan terhadap R/K kantor cabang dengan
pendebitan terhadap R/K kantor pusat. Pembandingan ini akan
menemukan 2 kelompok penyebab, yaitu:

1) Pengkreditan terhadap R/K kantor cabang belum di ikuti


pendebitan terhadap R/K kantor pusat. Termasuk didalam
kelompok ini misalnya penaguhan piutang kantor cabang oleh
kantor pusat.

2) Pendebitan terhadap R/K kantor pusat belum di ikuti


pengkreditan terhadap R/K kantor cabang. Termasuk didalam
kelompok ini misalnya pengiriman aktiva (biasanya kas) dari
kantor cabang kekantor pusat yang masih dalam perjalanan.

4. Menganalisa penyebab perbedaan

Berdasarkan pengaruhnya terhadap R/K- kantor cabang dan R/K- kantor pusat penyebab
perbedaaan tersebut dikelompokkan lagi menjadi 4, yatu:
A) Penyebab yang berakibat saldo R/K- kantor cabang terlalu besar,
termasuk dalam kelompok ini antara lain:

pengiriman kas dari kantor pusat yang masih dalam


perjalanan

pengembalian barang dagangan dari kantor cabang yang


masih dalam perjalanan

pengiriman kas atau aset lain ke kantor cabang yang dicatat


terlalu besar oleh kantor pusat

pembebanan biaya kepada kantor cabang yang dicatat terlalu


besar oleh kantor pusat

pengakuan laba kantor cabang yang terlalu besar atau rugi


yang terlalu kecil
B) Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor cabang terlalu kecil. Termasuk
dalam kelompok ini adalah:

penagihan piutang kantor pusat yang dilakukan oleh kantor


cabang

laba kantor cabang yang belum diakui atau diakui terlalu kecil
oleh kantor pusat

pembebanan biaya kepada kantor cabang yang dicatat terlalu


kecil kantor pusat

pengiriman aktiva dari kantor pusat kekantor cabang yang


dicatat terlalu kecil oleh kantor pusat.

Pengiriman aktiva dari kantor cabang kekantor pusat yang


dicatat terlalu besar oleh kantor pusat

Rugi kantor cabang yag dicatat terlalu besar oleh kantor pusat
C) Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor pusat terlalu besar,
termasuk dalam kelompok ini adalah:

penagihan piutang kantor cabang yang dilakukan oleh


kantor pusat

pengiriman aktiva dari kantor pusat kekantor cabang yang


dicatat terlalu besar oleh kantor cabang

pembebanan biaya oleh kantor pusat yang dicatat terlalu


besar oleh kantor cabang

pengiriman aktiva dari kantor cabang ke kantor pusat yang


dicatat terlalu kecil oleh kantor cabang
D) Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor pusat terlalu
kecil. Termasuk dalam kelompok ini antara lain:

pengiriman barang dari kantor pusat yang masih


dalam perjalanan

pengiriman barang dari kantor pusat yang di catat


terlalu kecil oleh kantor cabang

pembebanan biaya oleh kantor pusat yang dicatat


terlalu kecil oleh kantor cabang

pengirimanaktiva ke kantor pusat yang dicatat terlalu


besar oleh kantor cabang
5. Mencari saldo yang benar untuk masing-masing rekening

Besarnya saldo yang benar dapat di hitung sebagai berikut:


saldo per
catatan...xxx
ditambah:
-) penyebab yang berakibat saldo terlalu rendah...xxx
----- +
xxx
dikurangi :
-) penyebab yang berakibat saldo terlalu
besar...xxx
-----
Saldo yang benar
..xxx
6. Membuat jurnal koreksi dan jurnal penyesuaian

Setelah saldo yang benar dihitung, maka saldo per catatan harus disesuaikan dengan saldo
yang benar melalui jurnal penysuian dan/atau jurnal koreksi tergantung pada penyebab
terjadinya selisih tersebut. Perlu diperhatikan bahwa yang membuat rekonsiliasi adalah kantor
pusat, yang tentunya hanya menyelenggarakan R/K kantor cabang. Oleh karma itu
perlakuan selanjutnya terhadap penyebab tersebut akan tergantung pada akibat yang di
timbulkan, yang dalam hal ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

Yang berakibat saldo R/K kantor cabang terlalu besar atau terlalu kecil.

Yang membuat rekonsiliasi adalah kantor pusat. Oleh karna itu penyebab
perbedaan yang memerlukan jurnal koreksi dan/atau jurnal penyesuian adalah
hanya penyebab yang mempengaruhi saldo R/K kantor cabang saja (yang
diselenggarakan oleh kantor pusat). Jurnal penyesuaian/jurnal koreksi ini diposting
ke rekening yang bersangkutan.

Yang berakibat saldo R/K kantor pusat terlalu besar atau terlalu kecil.

Untuk penyebab yang mempengauhi saldo R/K kantor pusat (yang


diselenggarakan oleh kantor cabang), kantor pusat tidak akan membuat urnal
penyesuaian atau koreksi. Penyebab yang termasuk kelompok ini akan
diberitahukan kepada kantor cabang. Hanya untuk keperluan penyusunan laporan
keuangan konsulidasi (kertas kerja) saja pos-pos ini juga dibuat urnal koreksi atau
urnal penyesuaian agar saldo kedua rekening timbale balik menjadi sama.
Contoh :

PT TERONGERS yang berkedudukan di Depok mempunyai sebuah kantor cabang di Bekasi .


Mutasi Rekening Kantor Cabang dan Rekening Kantor Pusat untuk suatu periode adalah
sebagai berikut:

Rekening Kantor Cabang


(Diselenggarakan kantor pusat)

Saldo awal Rp. 40.000.000 (D)


Pendebitan :
- Pengiriman barang ke cabang Rp. 30.000.000
- Pembebanan biaya pada cabang 2.000.000
- Pengiriman barang ke cabang 17.500.000
- Laba kantor cabang 6.500.000 +
Jumlah pendebetan 56.000.000 +
Rp. 96.000.000
Pengkreditan :
- Pengiriman kas dari cabang Rp. 25.000.000
- Penagihan piutang cabang 5.000.000 +
Jumlah pengkreditan 30.000.000
Saldo akhir R/K kantor cabang Rp. 66.000.000 (D)

Rekening Kantor Pusat


(Diselenggarakan kantor cabang)

Saldo awal Rp. 40.000.000 (K)


Pengkreditan :
- Pengiriman barang dari pusat Rp. 30.000.000
- Penagihan piutang pusat 7.500.000
- Pembebanan biaya kantor pusat 2.000.000
- Laba 5.600.000 +
Jumlah pengkreditan 45.100.000 +
Rp. 85.100.000

Pendebitan :
- Pengiriman kas ke pusat Rp. 25.000.000
- Pengiriman kas ke pusat 15.000.000 +
Jumlah pendebitan 40.000.000 -
Saldo akhir R/K kantor pusat Rp. 45.100.000(K)
Keterangan lain-lain :
Sepanjang mengenai pengakuan laba kotor cabang maka
catatan menurut kantor cabang yang benar.

a) Penyabab terjadinya perbedaan

Penyebab terjadinya perbedaan dapat dicari dengan cara


membandingkan pendebitan dan pengkreditan terhadap R/K
kantor cabang dengan pengkreditan dan pendebitan terhadap
R/K kantor pusat sebagai berikut :

Transaksi Pencatatan Keterangan


Rekening Rekening
Cabang Pusat
(oleh kantor (oleh kantor
Pusat) Cabang)

-) Saldo awal 40.000.000 40.000.000 sudah cocok


Pendebitan Pengkreditan
-) Pengiriman barang ke-
cabang 30.000.000 30.000.000 sudah cocok
-) Pembebanan biaya pada-
cabang 2.000.000 2.000.000 sudah cocok
-) Pengiriman barang ke- cabang belum meng-
cabang 17.500.000 - kredit
-) Laba kantor cabang 6.500.000 5.600.000 belum cocok
-) Penagihan piutang pusat - 7.500.000 pusat belum
mendebit
Kredit Debit
-) Pengiriman kas dari cabang 25.000.000 25.000.000 sudah cocok
-) Penagihan piutang cabang 5.000.000 - cabang belum mendebit
-) Pengiriman kas ke pusat - 15.000.000 pusat belum mengkredit
Dari perbandingan pendebitan dan pengkreditan menurut kantor pusat dengan pengkreditan dan
pendebitan menurut kantor cabang tersebut dapat diketemukan penyebab perbedaan saldo kedua
rekening sebagai berikut :

Pengiriman barang ke cabang sebesar Rp. 17.500.000 yang sudah dicatat oleh kantor
pusat belum dicatat oleh kantor cabang karena belum diterima (masih dalam perjalanan).
Hal ini berarti R/K kantor pusat kurang dikredit sebesar Rp. 17.500.000 sehingga saldo
R/K kantor pusat terlalu kecil Rp. 17.500.000.

Laba kantor cabang sebesar Rp. 5.600.000 adalah dicatat sebesar Rp. 6.500.000 oleh
kantor pusat. Hal ini berarti R/K kantor di debet terlalu besar Rp. 900.000 sehingga
saldo R/K kantor cabang terlalu besar Rp. 900.000.

Penagihan piutang kantor pusat sebesar Rp. 7.500.000 yang dilakukan oleh kantor
cabang belum dicatat oleh kantor pusat. Hal ini berarti R/K kantor cabang kurang
didebet sebesar Rp. 7.500.000 sehingga saldo R/K kantor cabang terlalu kecil Rp.
7.500.000.

Penagihan piutang kantor cabang sebesar Rp. 5.000.000 yang dilakukan oleh kantor
pusat belum dicatat oleh kantor cabang. Hal ini berarti saldo R/K kantor pusat kurang
didebet sebesar Rp. 5.000.000 sehingga saldo R/K kantor pusat terlalu besar Rp.
5.000.000.

Pengiriman kas ke pusat sebesar Rp. 15.000.000 belum diterima dan belum dicatat oleh
kantor pusat. Hal ini berarti saldo R/K kantor cabang kurang dikredit sebesar Rp.
15.000.000 sehingga saldo R/K kantor cabang terlalu besar Rp. 15.000.000.
Penyusunan Rekonsiliasi

Keterangan R/K Kantor R/K Kantor


Cabang Pusat
(Rp) (Rp)
Saldo per catatan 66.000.000 45.100.000
Ditambah :
- Barang dalam perjalanan - 17.500.000
- Penagihan piutang kantor pusat 7.500.000 + - +
73.500.000 62.600.000
Dikurangi :
- Laba yang dicatat terlalu besar (900.000) -
- Penagihan piutang kantor cabang - (5.000.000)
- Kas dalam perjalanan (15.000.000) -
Saldo yang benar 57.600.000 57.600.000
Membuat jurnal yang diperlukan

1) Untuk mencatat pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang sebesar Rp. 17.500.000 yang masih
dalam perjalanan :

Pengirman barang dari pusat Rp. 17.500.000


R/K kantor pusat Rp. 17.500.000
(Jurnal ini hanya dimasukkan ke kertas kerja, dan diberitahukan kepada kantor cabang, tidak perlu
diposting).

2) Untuk mengoreksi laba dari kantor cabang yang dicatat terlalu besar :

Laba kantor cabang Rp. 900.000


R/K kantor cabang Rp. 900.000
(Jurnal ini perlu diposting ke rekening yang bersangkutan).

3) Untuk mencatat penagihan piutang kantor pusat sebesar Rp. 7.500.000 yang dilakukan oleh kantor cabang
belum dicatat oleh kantor pusat :

R/K kantor cabang Rp. 7.500.000


Piutang dagang Rp. 7.500.000
(Jurnal ini diposting ke rekening yang bersangkutan)
4) Untuk mencatat penagihan piutang kantor cabang sebesar Rp. 5.000.000 yang
dilakukan oleh kantor pusat belum dicatat oleh kantor cabang.

R/K kantor pusat Rp. 5.000.000


Piutang dagang Rp. 5.000.000
(Jurnal ini hanya dimasukkan ke kertas kerja, dan diberitahukan kepada kantor cabang,
tidak perlu diposting).

5) Untuk mencatat pengiriman kas ke pusat sebesar Rp. 15.000.000 belum diterima dan
belum dicatat oleh kantor pusat.

Kas Rp. 15.000.000


R/K kantor cabang Rp.15.000.000
(Jurnal ini diposting ke rekening yang bersangkutan).
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi