Vous êtes sur la page 1sur 25

Askep keluarga

dengan
BALITA
BY: Kelompok III
Latar belakang
Dalam suatu keluarga tentunya terdapat orang
dewasa dan anak-anak. Di dunia yang semakin
modern ini, yang kita kenal dengan era post
modern. Ada begitu banyak tantangan yang harus
dihadapi oleh setiap individu dan keluarga,
apalagi bicara soal kesehatan. Kesehatan sangat
penting bagi kelangsungan hidup keluarga,
termasuk kesehatan anak-anak, terutama anak-
anak yang berusia 5 tahun ke bawah. Di usia ini
anak-anak rentan dengan sakit penyakit, karena
itu orang tua perlu ekstra waspada dengan situasi
dan kondisi anak-anaknya.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Effendi,
2004).
Tipe dan bentuk keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family)
Keluarga besar (Extended Family)
Keluarga Campuran (Blended Family)
Keluarga menurut hukum umum (Common Law
Family)
Keluarga orang tua tunggal
Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga Gabungan (Composite Family)
Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation
Family)
Tugas keluarga dalam melaksanakan
praktek asuhan keperawatan
Mengenal masalah kesehatan
Membuat keputusan tindakan
kesehatan yang tepat
Melakukan perawatan
Mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat
Mempertahankan hubungan dengan
menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif (The affective function)
Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial
(sosialisation and social placement
fungtion)
Fungsi Reproduksi (reproductive function)
Fungsi Ekonomi (the economic function)
Fungsi Perawatan atau pemeliharaan
kesehatan (the healty care function)
Definisi BALITA
Balita atau anak umur dibawah lima tahun
adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bagi usia di bawah satu tahun
juga termasuk dalam golongan ini.
Berdasarkan karakteristik balita usia 1-5
tahun dapan dibedakan menjadi dua, yaitu
: anak yang berumur 1-3tahun yang
dikenal sebagai batita, sedangkan anak
yang berumur 1-5 tahun yang dikenal
dengan balita atau usia prasekolah (Uripi,
2004)
Ciri-ciri anak balita atau pra
sekolah
Ciri fisik anak pra sekolah, antara lain: Otot otot besar pada anak
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah lebih berkembang dari
prasekolah mudah dibedakan control terhadap jari dan tangan.
dengan anak yang berada dalam Olehy karma itu biasanya anak belum
tahapan sebelumya. terampil, belum biasa melakukan
Anak prasekolah umumnya aktif kegiatan yang rumit misalnya
Mereka telah memiliki penguasaan mengikat tali sepatu
dan control terhadap tubuhnya dan Anak masih sering mengalami
sangat menyukai kegiatan yang kesulitan apabila harus memfokuskan
dilakukan sendiri. pandangannya pada objek objek
Setelah anak melakukan berbagai yang kecil ukurannya, itulah sebabnya
kegiatan, anak membutuhkan koordinasi tangan masih belum
istirahat yang cukup, sering kali sempurna.
anak tidak menyadari bahwa Walaupun tubuh anak lentur tapi
mereka harus beristirahat cukup. tengkorak kepala yang melindungi
otak masih lunak.
Walaupun anak laki laki lebih besar,
anak perempuan lebih terampil dalam
tugas yabg bersifat praktis, khusubya
dalam tugas motorik halus.
Ciri sosial anak prasekolah
Umumnya anak pada tahap ini memiliki
satu atau dua sahabat, sahabat yang
dipilih biasanya yang sama jenis
kelaminnya, tetapi kemudian berkembang
sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
Kelompok bermain cenderung kecil dan
tida terorganisasi dengan baik, oleh
karena kelompok tersebut cepat berganti
ganti.
Anak lebih mudah seringkali bermain
bersebelahan dengan anak yang lebih
besar.
Ciri emosional pada anak prasekolah
Anak prasekolah cenderung
mengekpresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka., sikap marah sering
diperlihatkan oleh anak pada usia
tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering
terjadi, mereka seringkali
memperebutkan perhatian guru.
Ciri kognitif anak prasekolah
Anak prasekolah umumnya terampil
dalam berbahasa. Sebagian dari
merekla senang berbicara khususnya
dalam klelompoknya.
Kompetensi anak perlu dikembangkan
melalui interaksi minat, kesempatan,
interaksi, mengagumi dan kasih sayang.
Tahap perkembangan
keluarga dengan BALITA
1. Tahap Keluarga dengan
Childbearing/melahirkan:
Dimulai dengan kelahiran s/d umur 30 bln
Orang tua menjalankan peran baru
Peran ini awalnya sulit karena :
Perasaan ketidakadekuatan menjadi orang
tua baru
Kurangnya bantuan dari keluarga
Nasehat yang menimbulkan konflik
Tidur kurang karena anak rewel
Faktor yang menyulitkan (Bradt 1988) :
Banyaknya wanita yang bekerja
Naiknya angka perceraian dan masalah
perkawinan
Penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang
sudah lazim
Meningkatnya biaya perawatan anak
Masalah yang sering terjadi :
Kesulitan dalam perawatan anak
Suami merasa diabaikan
Terdapat peningkatan perselisihan
Interupsi dalam jadwal yang terus menerus
Kehidupan sosial dan seksual terganggu
Masalah kesehatan pada keluarga
dengan Childbearing :
Perawatan bayi yang baik
Imunisasi
KB
Penyakit infeksi
Masalah transisi pada orangtua
Sibling rivalry
Tempertantrum
Negativisme
Tumbuh kembang
2. Tahap Keluarga dengan
Anak Pra Sekolah
Anak I berumur 2,5 th s/d 5 thn
Keluarga menjadi majemuk
Kesibukan orangtua meningkat
Kelompok bermain sangat membantu dalam
perkembangan anak
Tumbuh Kembang Balita
Toddler (1-3)
Biologis ( BB, TB)
Motorik (berjalan, lari,memegang benda)
Psikososial : otonomi vs ragu ragu negativism dari
otonomi tempertantrum, Sibling
Kognitif : prekonseptual, egosentriso
Psikoseksual : fase anal; toilet trainingo
Sosial : bermain, sosialisasi
Pra sekolah (3 5 tahun)
Biologis : pertumbuhan fisik lambat
Motorik : menulis, memakai/melepas baju
Psikososial : Inisiatif vs rasa bersalah
bereksperimen, sosialisasi > luas, meniru
Kognitif : prekonseptual, intuitive
Psikoseksual : oedipal, elektra kompleks
Sosial : berdiskusi dengan orangtua
Tugas perkembangan keluarga tahap Keluarga
dengan Anak Pra Sekolah :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
Membantu anak untuk sosialisasi
Beradaptasi dengan anak ke 2
Pembagian waktu untuk individu, pasangan, keluarga
Pembagian tanggungjawab anggota keluarga
Merencanakan kegiatan untuk stimulasi tumbang anak
Masalah kesehatan pada keluarga
dengan anak pra sekolah :
Masalah kesehatan fisik pada anak ;
sakit, jatuh
Kes psikososial : hubungan perkawinan
Persaingan kakak adik
Masalah komunikasi keluarga
Masalah pengasuhan anak,
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
1. Pengkajian
Pengkajian yang berhubungan
dengan keluarga
Identitas (nama KK, alamat, komposisi keluarga ,
Tipe keluarga ,Suku bangsa, Agama, Status social
ekonomi keluarga, Aktivitas rekreasi keluarga)
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Lingkungan
Struktur keluarga
Fungsi keluarga
Stress dan koping keluarga
Pemeriksaan kesehatan
Harapan keluarga
Pengkajian yang berhubungan dengan
anak prasekolah
Identitas anak
Riwayat kehamulan sampai kelahiran
Riwayat kesehatan bayi sampai saat
ini
Kebiasaan saat ini ( pola perilaku dan
kegiatan sehari hari )
Pertumbuhan dan perkembangan saat
ini ( termasuk kemampuan yang telah
dicapai ).
Periksaan kesehatan
Pengkajian fokus anak prasekolah
Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama
dirumah dan adakah sarana stimulasinya
Sudahkah anak dikutkan kegiatan play group
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk
berkumpul dengan anak setiap hari
Siapakah orang orang yang setiap hari dengan anak.
Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini
Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi kelua
2. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah Skala:
tdk / kurang sehat 3 1
ancaman kesehan 2
keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dpt diubah, Skala:
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tdk dpt diubah 0
3 Potensial masalah dpt dicegah , Skala:
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah, skala:
Masalah berat harus di tangani 2 1
Ada masalah tapi tidak perlu di tangani 1
Masalah tidak dirasakan. 0
3. Perencanaan
Keperawatan keluarga
Langkah pertama yang dilakukan adalah
merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan
dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta
meminimalkan stressor dan intervensi dirancang
berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan
primer untuk memperkuat garis pertahanan
fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat
garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier
untuk memperkuat garis pertahanan tersier
(Anderson & Fallune, 2000).
4. Implementasi Keperawatan
Keluarga
Tindakan keperawatan Memberikan kepercayaan diri
dalam merawat anggota keluarga
terhadap keluarga mencakup yang sakit dengan cara
lima tugas kesehatan mendemonstrasikan cara
keluarga menurut Friedman perawatan, menggunakan alat
(2003), yaitu: dan fasilitas yang ada di rumah,
mengawasi keluarga melakukan
Menstimulasi kesadaran atau perawatan
penerimaan keluarga mengenai
Membantu keluarga untuk
masalah dan kebutuhan
menemukan cara bagaimana
kesehatan dengan cara
membuat lingkungan menjadi
memberikan informasi,
sehat, dengan cara menemukan
mengidentifikasi kebutuhan dan
sumber-sumber yang dapat
harapan tentang kesehatan dan
digunakan keluarga, melakukan
endorong sikap emosi yang sehat
perubahan lingkungan dengan
terhadap masalah
seoptimal mungkin
Menstimulasi keluarga untuk
Memotivasi keluarga untuk
memutuskan cara perawatan
memanfaatkan fasilitas
yang tepat dengan cara
kesehatan yang ada dengan cara
mengidentifikasi konsekwensi
memperkenalkan fasilitas
tidak melakukan tindakan,
kesehatan yang ada di
mengidentifikasi sumber-sumber
lingkungan keluarga dan
yang dimiliki keluarga,
membantu keluarga
mendiskusikan tentang
menggunakan fasilitas kesehatan
konsekwensi tiap tindakan
yang ada
5. Evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP
dimana: (Suprajitno, 2004).
S: ungkapan perasaan atau keluhan yang
dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O:keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi
oleh perawat menggunakan pengamatan
yang obyektif.
A:merupakan analisis perawat setelah
mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P:perencanaan selanjutnya setelah perawat
melakukan analisis

Vous aimerez peut-être aussi