Vous êtes sur la page 1sur 34

ASKEP KLIEN LUKA BAKAR

Pendahuluan
Luka bakar adalah suatu luka yang
disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh.
Panas dapat dipindahkan lewat hantaran
atau radiasi elektromagnetik.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Berdasarkan penyebab
Luka bakar krn api
Luka bakar krn air panas
Luka bakar krn bahan kimia
Luka bakar krn listrik dan petir
Luka bakar krn radiasi
Luka bakar krn suhu sangat rendah (Frost Bite ).
Luka bakar karena listrik
Luka bakar karena bahan kimia
PATOFISIOLOGI
Gangguan saluran pernafasan
Obstruksi sal. Nafas bagian atas.
Reaksi inflamatorik mukosa sal.
Gangguan Mekanisme bernafas
Adanya gangguan proses ekspansi rongga toraks.
Gangguan sirkulasi
Dampak cedera termis pada sirkulasi.
Dampak cedera termis pada jarigan.
MASALAH LUKA BAKAR

Fase awal, fase akut, fase syok


masalah utamanya : gangguan yang terjadi pada
saluran nafas ( cedera inhalasi ), terjadi akibat adanya
eskar yang melingkar di dada atau trauma multiple
dirongga toraks, syok hipovolemik. Ggn yg terjadi
menimbulkan dampak sistemik, kes. Asam Basa, kes.
Cairan dan elektrolit, dll.
Fese sub akut, fase setelah syok berakhir
masalah utamanya : sepsis.
Fase lanjut
masalah yg terjadi penyulit dari luka bakar : parut
hipertrofik, kontraktur & defomitas
DERAJAT LUKA BAKAR
Berdasarkan kedalaman kerusakan
jaringan, luka bakar terbagi atas :

LUKA BAKAR DERAJAT I


Kerusakan terbatas pd bag.
Superfisial epidemis.
Kulit kering, hiperemik
memberikan efloresensi berupa
eritema.
Tidak dijumpai bulla.
Nyeri karena ujung-ujung saraf
senorik teriritasi.
Penyembuhan terjadi secara
spontan dlm jangka 5- 10 hr.
Con : luka bakar akibat sengatan
matahari.
LUKA BAKAR DERAJAT II
Kerusakan meliputi
epidermis dan sebagian
dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses
eksudasi.
Dijumpai bula.
Dasar luka berwarna merah
atau pucat, sering lebih
tinggi di atas permukaan
kulit normal.
Nyeri karena ujung-ujung
saraf sensorik teriritasi.
Derajat II dangkal Derajat II dalam
Kerusakan mengenai Kerusakan hampir semua
bagian supeficial dari bagian dermis.
dermis. Apendises kulit seperti
Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar
folikel rambut, kelenjar keringat, klenjar sebasea
keringat, klenjar sebasea sebagian masih utuh.
masih utuh. Penyembuhan terjadi
Penyembuhan terjadi lama, tergantung apendisis
secara spontan dalam kulit yg tersisa.
waktu 10 14 hari. Penyembuhan lebih dari 1
bln.
LUKA BAKAR DERAJAT III
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan
dermis & dan lap. Lebih dlm.
Apendises kulit sepeti folikel rambut,
klenjar keringat, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan.
Tidak dijumpai bula.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu
dan pucat. Kering, letaknya lebih
rendah dibanding kulit sekitar akibat
koagulasi protein pada lapisan
epidermis dan dermis eskar.
Tidak dijumpai nyeri , bahkan hilang
sensasi karena ujung-ujung serabut
saraf sensorik mengalami kerusakan /
mati.
Penyembuhan lama karena tdk ada
proses epitelisasi spontan baik dasar
luka, tepi luka, maupun apendises
kulit.
MFR AGD 118

Rumus sembilan
Luas luka bakar
Dewasa Anak
Kepala 9% 18 %
Anggota gerak atas 9 % (masing2) 9 % (idem)
Tubuh bag.depan 18 % 18 %
Tubuh bag.blkg 18 % 18 %
Anggota gerak bawah 18 % (masing2) 14 % (idem)
Alat kelamin 1% trsk.tbh.dpn

Luas permukaan 100 % 100 %

13
MFR AGD 118

Rumus sembilan ( Rule of Nine )

Dewasa Anak-anak
14
RESPON SISTEMIK TERHADAP LUKA BAKAR

Respon kardiovaskuler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke
ekstravaskuler melelui kebocoran kapiler
mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein
plasma serta edema jaringan yang diikuti
dengan penurunan curah jantung
Hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan
perfusi pada organ mayor edema menyeluruh
Respon Renalis
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka
aliran ke ginjal dan GFR menurun mengakibatkan
keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal
ginjal
Respon Gastro Intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah
penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini
disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik
dan neurologik serta respon endokrin terhadap
adanya perlukan luas. Pemasangan NGT mencegah
terjadinya distensi abdomen, muntah dan aspirasi.
Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme
pertahanan dari organisme yang masuk. Terjadinya
gangguan integritas kulit akan memungkinkan
mikroorganisme masuk kedalam luka.
Respon Pulmonal
- Hyperventilasi dapat terjadi karena pada luka bakar
berat terjadi hipermetabolik dan respon lokal sehingga
konsumsi oksigen meningkat dua kali lipat.
- Cedera saluran nafas atas dan cedera inflamasi di
bawah glotis dan keracunan CO2 serta defek restriktif
PENATALAKSANAAN
PERAWATAN DI TEMPAT KEJADIAN
Fase resusitasi
a. Perawatan awal di tempat kejadian
1) Mematikan api
2) Mendinginkan luka bakar
3) Melepaskan benda penghalang
4) Menutup luka bakar
5) Mengirigasi luka kimia
6) Tindakan kegawatdaruratan : ABC
7) Pencegahan syok
b. Pemindahan ke unit RS
8)Penatalaksanaan syok
9)Penggantian cairan (NHI consensus) : 2 4 ml/BB/% luka bakar,
nya diberikan dalam 8 jam pertama, lagi dalam 16 jam
berikutnya
VI. LUKA LISTRIK

1. PENYEBAB KEMATIAN : KUAT ARUS


( AMPERE )
2. MATIKAN ALIRAN
3. EKG
4. RJP SAMPAI DI RS
5. DIANGGAP LUKA BAKAR
LUKA KIMIA
1. BASA LEBIH
BERBAHAYA
SEMAKIN ASAM / BASA,
SEMAKIN BAHAYA PULA
2. ZAT KIMIA CAIR
SEMPROT AIR MENGALIR
- ASAM : 30 MENIT
- BASA : LEBIH LAMA
LAGI
ZAT KIMIA BUBUK SAPU
DULU SAMPAI ZAT KIMIA
TIPIS BARU SIRAM
3. DIANGGAP LUKA BAKAR
Mekanisme Syok Hipovolemik
Suhu dari api akan terhirup 500 C, plika vokalis akan
menutup.
Hidung, rongga hidung laring, faring menjadi rusak.
Kerusakan jaringan tersebut mengeluarkan mediator kimia
yang mengakibatkan permeabilitas kepiler menjadi
meningkat.
Plasma cairan bergeser dari intravaskuler ke ekstra vaskuler
kemudian masuk ke jaringan interstitial terjadi udema :
resiko hipovelemik .
PENANGANAN = RESUSITASI CAIRAN
Resusitasi cairan pada luka bakar
Hal-hal yg perlu diperhatikan dlm mencapai
keberhasilan terapi :
1. Mengetahui permasalahan yg terjadi: syok,
cedera inhalasi.
2. Penentuan derajat & luas luka bakar.
3. Berat badan pasien.
4. Metode pemberian cairan.
5. Informasi mengenai fungsi organ penting :
ginjal, paru, jantung, hepar dan sal. Cerna.
6. Penggunaan obat-obat yg rasional.
Resusitasi Cairan
Formula Baxter/Parkland RL
4 ml/Kg BB/ % Luas Luka Bakar/ 24 Jam
Ex: BB klien 50 Kg luas Luka bakar 40 %
4 x 50 x 40 % = 8000 cc/ 24 jam = 16 kolf.
8 jam I diberikan setengah dari cairan.
Jadi diberikan 4000 cc = 8 kolf.
8 jam berikut masukkan sisanya.
Resusitasi Cairan
Formula Evans Formula Brooke
1 ml/Kg BB/% LB 0,5 ml/Kg BB/% LB koloid
koloid ( darah ) ( darah )
1 ml/Kg BB/% LB lar. 1,5 ml/Kg BB/% LB lar. Saline
Saline ( elektrolit ) ( elektrolit )
2000 ml glukosa. 2000 ml glukosa.
Pemantauan : Pemantauan :
Diuresis ( > 50 ml/jam) Diuresis (30 - 50ml/jam)
TRAUMA INHALASI
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai
pasien trauma, karenanya harus dicek Airway,
breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
Pada saat pemeriksaan airway, apabila terdapat
kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera
pasang Endotracheal Tube (ETT).

Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain


adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar
pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan
sputum yang hitam.
Tanda syok
Nadi kecil dan tachycardia
Tek. Darah menurun (Tek. Nadi menurun)
Akral dingin
Urine tidak ada.

Urine normal dewasa : 30 50 CC/jam atau


1 CC / Kg BB/ Jam
Waspada pasien meninggal !!!!!!
Trauma inhalasi
Syok
Sepsis
Cardiac arest
Pengkajian data dasar

Aktivitas /istiahat
tanda : penurunan kekuatan, tahanan.
keterbatasan rentang gerak pada area yg sakit. Gangguan massa
otot, perubahan tonus.
Sirkulasi
tanda : hipotensi, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas
yg cedera, vosokonstriksi perifer umum dgn takhikardi ( syok,
ansietas, nyeri ). Disritmia ( syok listrik ), pembentukan edema
jaringan.
Integritas ego
gejala : mas. Keuangan, pekerjaan, kecacatan.
tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik
diri, marah.
Lanjutan
Eliminasi
tanda : haluaran urine menunjukkan tak ada selama fase darurat.
Warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin,
mengindikasikan kerusakan otot dalam. Diuresis, penurunan
bising usus/tak ada penurunan peristaltik.
Makanan/cairan
tanda : edema jaringan umum.anoreksi , mual dan muntah.
Neorosensori
gejala : area kebas, kesemutan.
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku. Penurunan refleks
tendo dalam pd cedera ekstremitas. Aktivitas kejang, laserasi
kornea, dll.
Lanjutan.
Nyeri/Kenyamanan
gejala: berbagai nyeri, con luka bakar derajat I secara ekstrim
sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, dan perubahan
suhu; luka bakar derajat II dangkal sangat nyeri, sedangkan luka
nakar derajat II dalam tergantung pada keutuhan ujung saraf, luka
bakar derajat III tidak nyeri.
Pernapasan
gejala & tanda : terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama
( kemungkinan cedera inhalasi )., serak, batuk, mengi, partikel
karbon dalam sputum, ketidakmampuan menelan sekresi oral, dan
sianosis, indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin
terbatas pada adanya luka bakar lingka dada. Jln nafas atas
stridor/mengi ( obstruksi oleh laringospasme, edema laringeal.
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif.
Kekurangan volume cairan
Risiko tinggi infeksi.
Nyeri akut
Perubahan perfusi jaringan .
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Kerusakan mobilitas fisik.
Kerusakan integritas kulit.
Ansietas .
Gangguan citra tubuh, peran.
Kurang pengetahuan tentang kondisi , prognosis, kebutuhan
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (1996) Text Book of


Medical-Surgical Nursing, Kuncara, et.al.
(2001) (Alih Bahasa), EGC, Jakarta.
Suriadi & Yuliani, (2001) Asuhan
Keperawatan pada Anak, CV. Sagung
Seto, Jakarta.
TERIMA KASIH
nersinnah@yahoo.co.id

Vous aimerez peut-être aussi