Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Luka bakar adalah suatu luka yang
disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh.
Panas dapat dipindahkan lewat hantaran
atau radiasi elektromagnetik.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Berdasarkan penyebab
Luka bakar krn api
Luka bakar krn air panas
Luka bakar krn bahan kimia
Luka bakar krn listrik dan petir
Luka bakar krn radiasi
Luka bakar krn suhu sangat rendah (Frost Bite ).
Luka bakar karena listrik
Luka bakar karena bahan kimia
PATOFISIOLOGI
Gangguan saluran pernafasan
Obstruksi sal. Nafas bagian atas.
Reaksi inflamatorik mukosa sal.
Gangguan Mekanisme bernafas
Adanya gangguan proses ekspansi rongga toraks.
Gangguan sirkulasi
Dampak cedera termis pada sirkulasi.
Dampak cedera termis pada jarigan.
MASALAH LUKA BAKAR
Rumus sembilan
Luas luka bakar
Dewasa Anak
Kepala 9% 18 %
Anggota gerak atas 9 % (masing2) 9 % (idem)
Tubuh bag.depan 18 % 18 %
Tubuh bag.blkg 18 % 18 %
Anggota gerak bawah 18 % (masing2) 14 % (idem)
Alat kelamin 1% trsk.tbh.dpn
13
MFR AGD 118
Dewasa Anak-anak
14
RESPON SISTEMIK TERHADAP LUKA BAKAR
Respon kardiovaskuler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke
ekstravaskuler melelui kebocoran kapiler
mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein
plasma serta edema jaringan yang diikuti
dengan penurunan curah jantung
Hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan
perfusi pada organ mayor edema menyeluruh
Respon Renalis
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka
aliran ke ginjal dan GFR menurun mengakibatkan
keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal
ginjal
Respon Gastro Intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah
penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini
disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik
dan neurologik serta respon endokrin terhadap
adanya perlukan luas. Pemasangan NGT mencegah
terjadinya distensi abdomen, muntah dan aspirasi.
Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme
pertahanan dari organisme yang masuk. Terjadinya
gangguan integritas kulit akan memungkinkan
mikroorganisme masuk kedalam luka.
Respon Pulmonal
- Hyperventilasi dapat terjadi karena pada luka bakar
berat terjadi hipermetabolik dan respon lokal sehingga
konsumsi oksigen meningkat dua kali lipat.
- Cedera saluran nafas atas dan cedera inflamasi di
bawah glotis dan keracunan CO2 serta defek restriktif
PENATALAKSANAAN
PERAWATAN DI TEMPAT KEJADIAN
Fase resusitasi
a. Perawatan awal di tempat kejadian
1) Mematikan api
2) Mendinginkan luka bakar
3) Melepaskan benda penghalang
4) Menutup luka bakar
5) Mengirigasi luka kimia
6) Tindakan kegawatdaruratan : ABC
7) Pencegahan syok
b. Pemindahan ke unit RS
8)Penatalaksanaan syok
9)Penggantian cairan (NHI consensus) : 2 4 ml/BB/% luka bakar,
nya diberikan dalam 8 jam pertama, lagi dalam 16 jam
berikutnya
VI. LUKA LISTRIK
Aktivitas /istiahat
tanda : penurunan kekuatan, tahanan.
keterbatasan rentang gerak pada area yg sakit. Gangguan massa
otot, perubahan tonus.
Sirkulasi
tanda : hipotensi, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas
yg cedera, vosokonstriksi perifer umum dgn takhikardi ( syok,
ansietas, nyeri ). Disritmia ( syok listrik ), pembentukan edema
jaringan.
Integritas ego
gejala : mas. Keuangan, pekerjaan, kecacatan.
tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik
diri, marah.
Lanjutan
Eliminasi
tanda : haluaran urine menunjukkan tak ada selama fase darurat.
Warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin,
mengindikasikan kerusakan otot dalam. Diuresis, penurunan
bising usus/tak ada penurunan peristaltik.
Makanan/cairan
tanda : edema jaringan umum.anoreksi , mual dan muntah.
Neorosensori
gejala : area kebas, kesemutan.
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku. Penurunan refleks
tendo dalam pd cedera ekstremitas. Aktivitas kejang, laserasi
kornea, dll.
Lanjutan.
Nyeri/Kenyamanan
gejala: berbagai nyeri, con luka bakar derajat I secara ekstrim
sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, dan perubahan
suhu; luka bakar derajat II dangkal sangat nyeri, sedangkan luka
nakar derajat II dalam tergantung pada keutuhan ujung saraf, luka
bakar derajat III tidak nyeri.
Pernapasan
gejala & tanda : terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama
( kemungkinan cedera inhalasi )., serak, batuk, mengi, partikel
karbon dalam sputum, ketidakmampuan menelan sekresi oral, dan
sianosis, indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin
terbatas pada adanya luka bakar lingka dada. Jln nafas atas
stridor/mengi ( obstruksi oleh laringospasme, edema laringeal.
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif.
Kekurangan volume cairan
Risiko tinggi infeksi.
Nyeri akut
Perubahan perfusi jaringan .
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Kerusakan mobilitas fisik.
Kerusakan integritas kulit.
Ansietas .
Gangguan citra tubuh, peran.
Kurang pengetahuan tentang kondisi , prognosis, kebutuhan
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA