Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
com LOGO
SOMATOFORM
LOGO
PENDAHULUAN
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
A. GANGGUAN SOMATISASI
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Epidemiologi
Menurut penelitian, prevalensi penderita gangguan
somatisasi pada populasi umum diperkirakan mendekati
0,5 %. Wanita berjumlah 5 sampai 20 kali lebih banyak
daripada pria. Dengan rasio pria : wanita sebesar 1 : 5,
maka prevalensi gangguan somatisasi pada wanita
pada populasi umum diperkirakan sekitar 1 atau 2 %.
www.themegallery.com
LOGO
Etiologi
Faktor psikososial. Rumusan psikososial mengenai
penyebab gangguan melibatkan interpretasi gejala
sebagai suatu tipe komunikasi sosial, yang hasilnya
berupa sikap menghindari kewajiban (contoh :
mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai),
mengekspresikan emosi (contoh : marah pada
pasangan), atau untuk melambangkan suatu perasaan
atau keyakinan (contoh : nyeri pada saluran
pencernaan). Faktor sosial, cultural, dan etnik mungkin
juga terlibat di dalam perkembangan gangguan
somatisasi.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
A. Riwayat banyaknya keluhan fisik sejak
sebelum usia 30 tahun yang muncul dalam
banyak periode selama beberapa tahun dan
terdapat hendaya berat dalam kehidupan sosial,
pekerjaan, atau bidang penting lainnya.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Gambaran Klinis
Pasien dengan gangguan somatisasi mengeluhkan
banyak gejala somatik dan memiliki riwayat medik yang
panjang, kompleks. Mual muntah (di luar kehamilan),
sulit menelan, nyeri pada lengan dan tungkai, nafas
pendek tidak berhubungan dengan aktivitas fisik,
amnesia, dan komplikasi pada kehamilan atau
menstruasi adalah gejala yang paling sering didapat.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis Banding
Gangguan kondisi medis umum
Meskipun timbul pada kelompok usia yang sama tetapi
penyakit-penyakit ini dapat dijelaskan secara sepesifik
atau dapat diperiksa dengan laboratorium. Beberapa
gangguan kondisi medis umum yang dapat didiagnosis
banding dengan gangguan somatisasi ialah Multiple
sclerosis, Myastenia Gravis, SLE, AIDS, Porphyria
intermitten Akut, Hypertiroidisme, Hyperparatyroidisme,
Infeksi Sistemik Kronis
www.themegallery.com
LOGO
Gangguan Mental
Pada gangguan Depresi Berat, Anxietas dan
Schizofrenia (psikosis), meskipun ditemukan
gejala somatis, namun gejala gangguan mental
terkait lebih menonjol.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Terapi
Penanganan terbaik gangguan ini dilakukan oleh satu
orang dokter, karena jika dipertemukan dengan orang
yang berbeda maka pasien akan mengeluhkan gejala
yang lain. Proses terapi harus di monitor secara
terjadwal (umumnya bulanan). Kunjungan terapi
sebaiknya bersifat singkat, namun pemeriksaan fisik
rutin sebaiknya tetap dilakukan guna menemukan
keluhan somatik yang baru.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
B. GANGGUAN KONVERSI
DSM-IV mendefinisikan gangguan konversi sebagai
suatu gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau
lebih gejala neurologis (seperti paralisis, kebutaan, dan
parestesia) yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan
neurologis atau medis yang diketahui. Di samping itu,
penegakan diagnosis mengharuskan adanya faktor
psikologis yang berhubungan dengan awal atau
eksaserbasi gejala.
www.themegallery.com
LOGO
Epidemiologi
Dari suatu survei komunitas ditemukan bahwa
insidensi tahunan gangguan konversi adalah 22
per 100.000 orang. Rasio wanita terhadap pria
pada usia dewasa adalah 2 berbanding 1 dan
sebanyak-banyaknya 5 berbanding 1; pada
anak-anak kecenderungan juga lebih tinggi
pada wanita.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Etiologi
Faktor psikoanalitik. Menurut teori psikoanalitik,
gangguan konversi disebabkan oleh represi konflik
intrapsikis bawah sadar dan konversi kecemasan ke
dalam suatu gejala fisik. Gejala yang timbul merupakan
ekspresi sebagian keinginan atau dorongan yang
dilarang tapi tersembunyi, sehingga pasien tidak perlu
secara sadar berhadapan dengan impuls mereka yang
tidak dapat diterima.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Satu atau lebih gejala atau defisit mempengaruhi fungsi sensorik
atau motorik volunter yang mendukung kondisi neurologis atau
kondisi medis umum lainnya.
Faktor psikologis diduga berhubungan dengan timbulnya gejala
atau defisit tersebut karena inisiasi atau eksaserbasi gejala atau
defisit didahului oleh konflik atau stresor lainnya.
Gejala atau defisit bukan akibat kesengajaan atau dibuat-buat.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Spesifikasi tipe :
Dengan gejala atau defisit motorik
Dengan gejala atau defisit sensorik
Dengan kejang
Dengan gambaran campuran
www.themegallery.com
LOGO
Gambaran Klinis
Paralisis, kebutaan, dan mutisme adalah gejala yang
paling sering ditemukan. Gangguan konversi biasanya
berhubungan dengan gangguan kepribadian pasif-
agresif, ketergantungan, antisosial, dan histrionik.
Gangguan depresi dan cemas sering menyertai gejala
gangguan konversi, dan pasien biasanya beresiko
bunuh diri.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum
Gangguan kondisi medis umum yang didiagnosis
banding, terutama merupakan gangguan neurologis.
Seperti gejala kelemahan otot ditemukan pula pada
Myastenia Gravis, Poliomyositis, Multiple Sclerosis, dan
Myopati. Lalu gejala kebutaan terjadi pula pada Neuritis
Opticus. Gejala paralysis didiagnosis banding dengan
pada penyakit sindroma Guillain Baree, penyakit
Creutzfeldt-Jakob dan AIDS.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Gangguan Mental
Gejala gangguan Konversi dapat timbul pada
Skizofrenia, Depresi dan Anxietas. Namun
gangguan-gangguan mental ini memiliki gejala
tersendiri yang khas.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Terapi
Gangguan Konversi biasanya hilang secara spontan,
terutama jika didukung oleh tilikan diri yang baik dan
terapi perilaku. Proses psikoterapi hanya difokuskan
untuk mengurangi faktor stres. Yakinan pula bahwa
gejala-gejala yang timbul akan semakin memperberat
penyakitnya. Terapi Hipnotis, obat-obatan anxyolitik,
serta pelatihan relaksasi tingkah laku ternyata cukup
efektif.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
C. HIPOKONDRIASIS
www.themegallery.com
LOGO
Epidemiologi
Suatu penelitian melaporkan prevalensi dalam
enam bulan sebesar 4-6 % pada populasi
umum. Pria dan wanita memiliki jumalh yang
sama. Onset usia paling sering antara usia 20
dan 30 tahun.
www.themegallery.com
LOGO
Etiologi
Dalam kriteria diagnostik untuk hipokondriasis menurut
DSM-IV:
Teori pertama menyatakan bahwa gejala
mencerminkan misinterpretasi gejala-gejala tubuh.
Orang hipokondrial meningkatkan dan membesar-
besarkan sensasi somatiknya. Mereka memiliki
ambang rangsang dan toleransi yang lebih rendah
terhadap gangguan fisik. Sebagai contoh, apa yang
dirasakan oleh orang normal sebagai tekanan
abdominal, orang hipokondriakal mengalaminya
sebagai nyeri abdomen.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Preokupasi akan rasa takut memiliki, atau ide bahwa
seseorang mempunyai, penyakit serius berdasarkan
misinterpretasi pasien mengenai gejala tubuhnya.
Preokupasi tersebut bertahan tanpa menghiraukan hasil
evaluasi medis yang tepat dan pengyakinan kembali
oleh klinisi.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Spesifikasi bila :
Dengan tilikan diri buruk : bila, hamper
sepanjang waktu selama episode kini, penderita
tidak menyadari bahwa keyakinannya memiliki
penyakit serius tersebut berlebihan atau tidak
beralasan.
www.themegallery.com
LOGO
Gambaran Klinis
Pasien merasa yakin dirinya memiliki penyakit
serius yang belum terdeteksi, dan tidak dapat
diyakinkan sebaliknya. Pasien mempertahankan
keyakinannya bahwa mereka memiliki penyakit
tertentu, atau seiring berjalannya waktu, dapat
memindahkan keyakinannya pada penyakit lain.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum
Hypochondriasis harus didiagnosa banding
dengan gangguan nonpsikiatrik lain, terutama
yang menunjukkan gejala yang sulit didiagnosa
seperti AIDS, Endokrinopaty, Myastenia Gravis,
Multiple Sclerosis, Penyakit Degeneratif system
saraf, SLE, dan Neoplasia.
www.themegallery.com
LOGO
Gangguan Mental
Pada gangguan Depresi atau Anxietas
didiagnosa keduanya kecuali gejala
hypochondrial muncul secara bersamaan. Pada
Skizofrenia, waham hypochondrial bisa
ditemukan dan disertai oleh gejala psikotik
lainnya.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Terapi
Pasien umumnya menolak pengobatan psikiatri, kecuali
difokuskan pada pengurangan stres serta didikan guna
mengatasi penyakit kronis. Psikoterapi yang dilakukan
seperti terpi perilaku, terapi kognitif, dan hipnotis
umumnya cukup membantu. Sebaiknya terapi dilakukan
terjadwal dengan baik dan konsisten, agar pasien tidak
merasa diacuhkan.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
D. GANGGUAN DISMORFIK TUBUH
www.themegallery.com
LOGO
Epidemiologi
Onset usia tersering yaitu antara 15 dan 20 tahun dan
wanita lebih sering terkena dibandingkan pria. Suatu
penelitian menyatakan bahwa lebih dari 90% pasien
gangguan dismorfik tubuh pernah mengalami episode
depresif berat, sekitar 70% pernah mengalami
gangguan cemas, dan sekitar 30% pernah menderita
gangguan psikotik.
www.themegallery.com
LOGO
Etiologi
Penyebab gangguan dismorfik tubuh tidak
diketahui. Patofisiologi gangguan mungkin
melibatkan serotonin dan dapat berhubungan
dengan gangguan metal lain. Mungkin juga
terdapat pengaruh kultural atau sosial yang
bermakna bagi pasien.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Preokupasi akan defek khayalan pada penampilan. Bila
terdapat anomali fisik kecil, maka pasien
menanggapinya secara berlebihan.
Preokupasi mengakibatkan distres klinis atau hendaya
berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya.
Preokupasi tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan
mental lainnya (contoh : ketidakpuasan dengan bentuk
dan ukuran tubuh pada anoreksia nervosa).
www.themegallery.com
LOGO
Gambaran Klinis
Perhatian paling sering melibatkan cacat wajah,
khususnya pada bagian spesifik (contoh : hidung).
Terkadang keluhan tidak jelas dan sulit dimengerti.
Sebuah penelitian menemukan bahwa, rata-rata, pasien
mempermasalahkan empat regio tubuhnya, selain wajah
adalah rambut, buah dada, dan genitalia. Variasi pada
pria adalah keinginan untuk bulk-up dan membentuk
massa otot yang besar.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis Banding
Pada gangguan Kepribadian Narcistik, perhatian
terhadap salah satu bagian tubuh tidaklah menonjol.
Pada gangguan Depresif, Obsesif-Kompulsif dan
Skizofrenia, ditemukan gejala-gejala dengan gangguan
terkait, meskipun gejala utamanya adalah perhatian
berlebih akan suatu bagian tubuh. Pada sindroma
perilaku makan berupa Anoreksia Nervosa, Gangguan
Identitas Terkait Gender dan Kerusakan Otak juga
ditemukan distorsi dalam Body Image.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Terapi
Pengobatan pasein gangguan Dismorfik dapat
dilakukan dengan terpai bedah, pengobatan
dermatologis, dan pengobatan Gigi dan Mulut.
Farmakoterapi seperti, Trisiklik anti depresan,
Monoamin Oksidase Inhibitor dan pimozide
(Orap), bermanfaat pada beberapa kasus.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
E. GANGGUAN NYERI
www.themegallery.com
LOGO
Epidemiologi
Gangguan nyeri dua kali lebih sering pada wanita
dibandingkan pria. Onset usia puncaknya pada dekade
keempat dan kelima, kemungkinan karena toleransi
terhadap nyeri menurun dengan bertambahnya usia.
Gangguan nyeri mempunyai kemungkinan adanya
warisan genetika. Gangguan depresi, gangguan cemas,
dan penyalahgunaan zat juga sering ditemukan pada
keluarga pasien dengan gangguan nyeri dibandingkan
populasi umum.
www.themegallery.com
LOGO
Etiologi
Faktor psikodinamika. Pasien dengan gangguan nyeri
pada tubuhnya tanpa penyebab fisik yang dapat
diidentifikasi secara adekuat mungkin merupakan
ekspresi simbolik dari konflik intrapsikis melalui tubuh.
Nyeri dapat berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan
cinta, suatu hukuman karena kesalahan, dan cara untuk
menebus kesalahan dan bertobat. Mekanisme
pertahanan yang digunakan oleh pasien dengan
gangguan nyeri adalah pengalihan, substitusi, dan
represi.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Rasa nyeri pada satu atau lebih bagian anatomis adalah
fokus utama dan cukup berat sehingga memerlukan
perhatian klinis.
Rasa nyeri mengakibatkan distres klinis atau hendaya
berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya.
Faktor psikologis diduga memegang peranan pada
onset, berat, eksaserbasi, atau bertahannya nyeri.
Gejala atau defisit bukan disengaja atau dibuat-buat.
Nyeri tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan
mood, kecemasan, atau psikotik dan tidak memenuhi
kriteria dispareunia.
www.themegallery.com
LOGO
Dibagi atas :
Gangguan nyeri berasosiasi dengan faktor
psikologis
Faktor psikologis memegang peranan besar
pada onset, berat, eksaserbasi, atau
bertahannya rasa nyeri. (bila terdapat kondisi
medik umum, peranannya tidak besar.)
Gangguan nyeri ini tidak didiagnosis bila
memenuhi kriteria gangguan somatisasi.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Spesifikasi :
Akut : durasi kurang dari 6 bulan
Kronik : durasi 6 bulan atau lebih
www.themegallery.com
LOGO
Gambaran Klinis
Pasien dengan gangguan nyeri bukan merupakan
kelompok yang uniform tapi merupakan kumpulan
heterogen dari penderita dengan keluhan nyeri pinggang
bawah, sakit kepala, nyeri wajah atipikal, nyeri pelvis
kronis, dan nyeri lainnya. Keluhan nyeri pasien dapat
paskatrauma, neuropati, neurologik, iatrogenik, atau
muskuloskeletal.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Diagnosis Banding
Nyeri Fisik Murni
Nyeri fisik murni sulit dibedakan dengan nyeri
psikogenik murni. Nyeri psikogenik intensitasnya
bersifat fluktuatif, sangat sensitif terhadap
keadaan emosi, kognitif, perhatian dan
pengaruh lingkungan. Nyeri fisik murni dapat
teratasi dengan pengalihan dan analgetika.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
Terapi
Dikarenakan tidak mungkin untuk mengurangi
nyeri sehingga pendekatan terapi ialah
rehabilitasi. Para klinisi harus berusaha untuk
menemukan fakta-fakta psikologis yang
mendasari penyakit. Adanya keterlibatan emosi
(berupa sistem limbik) yang mempengaruhi jalur
sensoris nyeri, harus dijelaskan kepada pasien.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
F. GANGGUAN SOMATOFORM TIDAK
TERDIFERENSIASI
Merupakan kelompok gangguan dengan
keluhan fisik berlangsung kurang dari 6 bulan
yang tidak dapat dijelaskan dan gejala yang ada
berada di bawah kriteria untuk diagnosis
gangguan somatisasi.
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
G. GANGGUAN SOMATOFORM YANG TIDAK
DAPAT DITENTUKAN
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com
LOGO
www.themegallery.com