Vous êtes sur la page 1sur 115

www.themegallery.

com LOGO

SOMATOFORM
LOGO
PENDAHULUAN

Gangguan somatoform merupakan kelompok


gangguan yang memiliki gejala fisik (seperti
nyeri, mual dan pusing) di mana tidak dapat
ditemukan penjelasan medis lain yang
memadai. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
penilaian bahwa faktor psikologis memegang
peranan besar terhadap onset, berat penyakit,
dan durasi gejala yang ada.

www.themegallery.com
LOGO

Menurut DSM IV, terdapat lima gangguan


somatoform spesifik, yaitu
(1) gangguan somatisasi,
(2) gangguan konversi,
(3) hipokondriasis,
(4) gangguan dismorfik tubuh
(5) gangguan nyeri

www.themegallery.com
LOGO

DSM IV juga memiliki dua kategori diagnostik


residual, yaitu
(1) gangguan somatoform tidak terdiferensiasi,
dan
(2) gangguan somatoform yang tidak dapat
ditentukan

www.themegallery.com
LOGO
A. GANGGUAN SOMATISASI

Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak


gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan
secara adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik
dan laboratorium.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan somatisasi dibedakan dari gangguan


somatoform lainnya karena banyaknya keluhan
yang ada dan melibatkan sistem organ multipel.
Gangguan ini bersifat kronis dan disertai distres
psikologis bermakna, gangguan fungsi sosial
dan pekerjaan, dan perilaku mencari bantuan
medis yang berlebihan.

www.themegallery.com
LOGO

Epidemiologi
Menurut penelitian, prevalensi penderita gangguan
somatisasi pada populasi umum diperkirakan mendekati
0,5 %. Wanita berjumlah 5 sampai 20 kali lebih banyak
daripada pria. Dengan rasio pria : wanita sebesar 1 : 5,
maka prevalensi gangguan somatisasi pada wanita
pada populasi umum diperkirakan sekitar 1 atau 2 %.

www.themegallery.com
LOGO

Etiologi
Faktor psikososial. Rumusan psikososial mengenai
penyebab gangguan melibatkan interpretasi gejala
sebagai suatu tipe komunikasi sosial, yang hasilnya
berupa sikap menghindari kewajiban (contoh :
mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai),
mengekspresikan emosi (contoh : marah pada
pasangan), atau untuk melambangkan suatu perasaan
atau keyakinan (contoh : nyeri pada saluran
pencernaan). Faktor sosial, cultural, dan etnik mungkin
juga terlibat di dalam perkembangan gangguan
somatisasi.

www.themegallery.com
LOGO

Faktor biologis. Beberapa penelitian mengarah


pada dasar neuropsikologis untuk gangguan
somatisasi. Penelitian tersebut mengatakan
bahwa pasien memiliki gangguan perhatian dan
kognitif yang dapat menyebabkan persepsi dan
penilaian yang salah terhadap input
somatosensorik.

www.themegallery.com
LOGO

Faktor genetika. Data genetika menyatakan


bahwa sekurangnya pada beberapa keluarga,
transmisi gangguan somatisasi memiliki
komponen genetika. Gangguan somatisasi
dapat ditemukan pada 10-20 % sanak saudara
wanita derajat pertama dari pasien.

www.themegallery.com
LOGO

Pada keluarga ini, sanak saudara lakilaki


derajat pertama rentan terhadap
penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian
antisosial. Suatu penelitian juga melaporkan
angka kesesuaian 29% pada kembar monozigot
dan 10% pada kembar dizigotik

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
A. Riwayat banyaknya keluhan fisik sejak
sebelum usia 30 tahun yang muncul dalam
banyak periode selama beberapa tahun dan
terdapat hendaya berat dalam kehidupan sosial,
pekerjaan, atau bidang penting lainnya.

www.themegallery.com
LOGO

B. Setiap kriteria di bawah ini harus ada, dengan


gejala individual dapat timbul kapan saja
selama perjalanan penyakit :
empat rasa nyeri : riwayat rasa nyeri pada
minimal empat bagian atau fungsi tubuh
(contoh : kepala, abdomen, punggung, sendi,
ekstremitas, dada, rektum, selama menstruasi,
selama hubungan seksual, atau ketika buang
air kecil)

www.themegallery.com
LOGO

dua gejala gastrointestinal : riwayat minimal dua gejala


gastrointestinal selain rasa nyeri (contoh : mual,
kembung, muntah di luar kehamilan, diare, atau
intoleransi jenis makanan tertentu)
satu gejala seksual : riwayat minimal satu gejala seksual
atau reproduksi selain rasa nyeri (contoh : indiferensiasi
seksual, disfungsi ereksi atau ejakulasi, menstruasi
ireguler, pendarahan menstrual yang banyak, muntah
terus-menerus sepanjang periode kehamilan)

www.themegallery.com
LOGO

satu gejala pseudoneurologikus : riwayat minimal satu kali


gejala atau defisit yang menandakan gangguan
neurologis, tidak terbatas pada rasa nyeri (gejala konversi
seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis
atau kelemahan lokal, sulit menelan atau terdapat
pembengkakan pada tenggorokan, afonia, retensi urin,
halusinasi, hilangnya sensasi raba atau nyeri, penglihatan
ganda, tuli, kejang; gejala disosiasi seperti amnesia; atau
hilangnya kesadaran kecuali pingsan)

www.themegallery.com
LOGO

C. Terdapat salah satu dari di bawah ini :


setelah pemeriksaan yang tepat, setiap gejala pada
poin B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya
berdasarkan kondisi medik umum atau akibat efek
zat tertentu (contoh : penyalahgunaan obat,
medikasi).
bila terdapat kondisi medik umum yang
berhubungan, maka keluhan fisik atau hendaya
sosial atau pekerjaan berlebihan dari yang
diharapkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, atau hasil laboratorium.

www.themegallery.com
LOGO

D. Gejala-gejala yang ada bukan akibat


kesengajaan atau dibuat-buat

www.themegallery.com
LOGO

Gambaran Klinis
Pasien dengan gangguan somatisasi mengeluhkan
banyak gejala somatik dan memiliki riwayat medik yang
panjang, kompleks. Mual muntah (di luar kehamilan),
sulit menelan, nyeri pada lengan dan tungkai, nafas
pendek tidak berhubungan dengan aktivitas fisik,
amnesia, dan komplikasi pada kehamilan atau
menstruasi adalah gejala yang paling sering didapat.

www.themegallery.com
LOGO

Pasien biasanya percaya bahwa mereka sakit hampir


sepanjang masa hidupnya. Gejala pseudoneurologikus
mendukung, namun tidak patognomonik, gangguan
neurologist.
Distres psikologis dan masalah interpersonal menonjol;
cemas dan depresi adalah kondisi psikiatri yang paling
sering ditemukan. Ancaman bunuh diri sering terjadi,
namun bunuh diri yang benar-benar terjadi jarang
ditemukan, biasanya berkaitan dengan penyalahgunaan
zat.

www.themegallery.com
LOGO

Riwayat medik pasien seringkali tidak jelas, tidak tepat,


inkonsisten, dan disorganisasi. Pasien menggambarkan
keluhannya secara dramatis, emosional, dan melebih-
lebihkan, dengan bersemangat; mereka keliru dengan
urutan waktu dan tidak dapat membedakan dengna
tepat gejala saat ini dengan gejala sebelumnya. Pasien
dapat merasa bergantung, egosentris, haus akan pujian
atau rasa bangga, dan manipulatif.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan somatisasi biasanya berhubungan


dengan gangguan mental lainnya, termasuk
gangguan depresi mayor, gangguan
kepribadian, gangguan akibat penggunaan zat,
gangguan cemas generalisata, dan fobia.
Kombinasi dari gangguan ini dan gejala yang
kronis mengakibatkan peningkatan insidensi
masalah perkawinan, pekerjaan, dan sosial.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis Banding
Gangguan kondisi medis umum
Meskipun timbul pada kelompok usia yang sama tetapi
penyakit-penyakit ini dapat dijelaskan secara sepesifik
atau dapat diperiksa dengan laboratorium. Beberapa
gangguan kondisi medis umum yang dapat didiagnosis
banding dengan gangguan somatisasi ialah Multiple
sclerosis, Myastenia Gravis, SLE, AIDS, Porphyria
intermitten Akut, Hypertiroidisme, Hyperparatyroidisme,
Infeksi Sistemik Kronis

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan Mental
Pada gangguan Depresi Berat, Anxietas dan
Schizofrenia (psikosis), meskipun ditemukan
gejala somatis, namun gejala gangguan mental
terkait lebih menonjol.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan Somatoform Lain


Pada Hypochondriosis, gangguan tidak bersifat multiple
namun spesifik, sedangkan somatoform bersifat
multiple. Pada Gangguan Konversi, gejala yang timbul
terbatas pada 1 atau 2 gejala neurologis, sedangkan
somatoform lebih luas. Gangguan Nyeri menunjukkan
gejala yang terbatas hanya 1 atau 2 gejala nyeri,
sedangkan somatoform memiliki lebih dari 4 gejala
nyeri.

www.themegallery.com
LOGO

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Gangguan somatisasi bersifat kronis dan
melemahkan si penderita. Awitan biasanya
terjadi di usia sebelum 30 tahun dengan durasi
selama beberapa tahun. Timbulnya gejala
somatik biasanya berhubungan dengan
peningkatan kejadian stres. Prognosis yang
buruk jika gangguan disertai stress yang
berlebihan.

www.themegallery.com
LOGO

Terapi
Penanganan terbaik gangguan ini dilakukan oleh satu
orang dokter, karena jika dipertemukan dengan orang
yang berbeda maka pasien akan mengeluhkan gejala
yang lain. Proses terapi harus di monitor secara
terjadwal (umumnya bulanan). Kunjungan terapi
sebaiknya bersifat singkat, namun pemeriksaan fisik
rutin sebaiknya tetap dilakukan guna menemukan
keluhan somatik yang baru.

www.themegallery.com
LOGO

Pemeriksaan laboratorium dan prosedur


diagnostik sebaiknya dihindari karena pasien
akan tetap menolak hasil objektif yang
diperoleh. Keluhan somatik biasanya dianggap
sebagai ekspresi emosional daripada sebagai
suatu keluhan medis.

www.themegallery.com
LOGO

Tujuan terapi ialah menyadarkan pasien bahwa


kemungkinan besar keluhan tersebut
disebabkan oleh faktor psikologis. Sehingga
pada akhirnya pasien mau memeriksakan
kesehatan mentalnya.

www.themegallery.com
LOGO

Psikoterapi individu dan kelompok dapat


menurunkan biaya pengobatan. Dimana pasien
dibantu untuk menanggulangi gejala-gejalanya,
mengekspresikan emosi yang melatarbelakangi
penyakitnya, serta memberikan alternatif cara
untuk mengekspresikan perasaannya tersebut.

www.themegallery.com
LOGO

Farmakoterapi diberikan harus dengan indikasi,


yaitu jika ada gangguan mental yang menyertai.
Tindakan ini harus disertai monitoring yang ketat
karena pasien sering tidak disiplin dalam
menjalani pengobatan dan menjadi tidak efektif.

www.themegallery.com
LOGO
B. GANGGUAN KONVERSI
DSM-IV mendefinisikan gangguan konversi sebagai
suatu gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau
lebih gejala neurologis (seperti paralisis, kebutaan, dan
parestesia) yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan
neurologis atau medis yang diketahui. Di samping itu,
penegakan diagnosis mengharuskan adanya faktor
psikologis yang berhubungan dengan awal atau
eksaserbasi gejala.

www.themegallery.com
LOGO

Epidemiologi
Dari suatu survei komunitas ditemukan bahwa
insidensi tahunan gangguan konversi adalah 22
per 100.000 orang. Rasio wanita terhadap pria
pada usia dewasa adalah 2 berbanding 1 dan
sebanyak-banyaknya 5 berbanding 1; pada
anak-anak kecenderungan juga lebih tinggi
pada wanita.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan konversi paling sering ditemukan


pada populasi pedesaan, pendidikan rendah,
dengan tingkat intelegensi rendah, dengan
status sosioekonomi rendah, dan anggota militer
yang menghadapi pertempuran.

www.themegallery.com
LOGO

Etiologi
Faktor psikoanalitik. Menurut teori psikoanalitik,
gangguan konversi disebabkan oleh represi konflik
intrapsikis bawah sadar dan konversi kecemasan ke
dalam suatu gejala fisik. Gejala yang timbul merupakan
ekspresi sebagian keinginan atau dorongan yang
dilarang tapi tersembunyi, sehingga pasien tidak perlu
secara sadar berhadapan dengan impuls mereka yang
tidak dapat diterima.

www.themegallery.com
LOGO

Faktor biologis. Semakin banyak data yang


melibatkan faktor biologis dan neuropsikologis
dalam perkembangan gejala gangguan
konversi. Penelitian pencitraan otak awal
menemukan hipometabolisme pada hemisfer
dominan dan hipermetabolisme pada hemisfer
nondominan dan telah melibatkan gangguan
komunikasi hemisfer sebagai penyebab
gangguan konversi.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Satu atau lebih gejala atau defisit mempengaruhi fungsi sensorik
atau motorik volunter yang mendukung kondisi neurologis atau
kondisi medis umum lainnya.
Faktor psikologis diduga berhubungan dengan timbulnya gejala
atau defisit tersebut karena inisiasi atau eksaserbasi gejala atau
defisit didahului oleh konflik atau stresor lainnya.
Gejala atau defisit bukan akibat kesengajaan atau dibuat-buat.

www.themegallery.com
LOGO

Gejala atau defisit tidak dapat, setelah pemeriksaan yang tepat,


dijelaskan sepenuhnya berdasarkan kondisi medik umum, atau
sebagai akibat langsung penggunaan zat, atau tingkah laku atau
pengalaman sanksi kultural.
Gejala atau defisit mengakibatkan distres klinis atau hendaya
berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya atau
memerlukan evaluasi medik.
Gejala atau defisit tidka terbatas pada rasa nyeri atau disfungsi
seksual, tidak muncul semata-mata selama perjalanan gangguan
somatisasi, dan tidak lebih baik dijelaskan pada gangguan
mental lainnya

www.themegallery.com
LOGO

Spesifikasi tipe :
Dengan gejala atau defisit motorik
Dengan gejala atau defisit sensorik
Dengan kejang
Dengan gambaran campuran

www.themegallery.com
LOGO

Gambaran Klinis
Paralisis, kebutaan, dan mutisme adalah gejala yang
paling sering ditemukan. Gangguan konversi biasanya
berhubungan dengan gangguan kepribadian pasif-
agresif, ketergantungan, antisosial, dan histrionik.
Gangguan depresi dan cemas sering menyertai gejala
gangguan konversi, dan pasien biasanya beresiko
bunuh diri.

www.themegallery.com
LOGO

Gejala sensorik biasanya berupa anestesia dan


parestesia, terutama pada ekstremitas. Semua aspek
sensorik dapat terkena dan distribusinya inkonsisten
dengan baik gangguan neurologis sentral atau perifer.
Gangguan konversi dapat mempengaruhi organ
penginderaan, gejala ini dapat unilateral atau bilateral,
namun pemeriksaan neurologis tidak menunjukkan
adanya gangguan persarafan.

www.themegallery.com
LOGO

Gejala motorik meliputi gerakan abnormal, gangguan


postur tubuh, kelemahan, dan paralisis atau paresis.
Tremor ritmik kasar, gerak koreiformis, tics, dan
tersentak dapat ditemukan.
Kejang semu adalah gejala lain yang dapat pula terjadi.
Klinisi dapat mengalami kesulitan dalam membedakan
kejang semu ini dengan kejang sesungguhnya hanya
melalui observasi klinis.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum
Gangguan kondisi medis umum yang didiagnosis
banding, terutama merupakan gangguan neurologis.
Seperti gejala kelemahan otot ditemukan pula pada
Myastenia Gravis, Poliomyositis, Multiple Sclerosis, dan
Myopati. Lalu gejala kebutaan terjadi pula pada Neuritis
Opticus. Gejala paralysis didiagnosis banding dengan
pada penyakit sindroma Guillain Baree, penyakit
Creutzfeldt-Jakob dan AIDS.

www.themegallery.com
LOGO

Apabila gejala-gejala tersebut dapat diatasi


dengan sugesti, hipnotis, serta obat-obatan
seperti Amobarbital (Amytal) dan Lorazepam
(Ativan) kemungkinan penyakit tersebut adalah
gangguan Konversi.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan Mental
Gejala gangguan Konversi dapat timbul pada
Skizofrenia, Depresi dan Anxietas. Namun
gangguan-gangguan mental ini memiliki gejala
tersendiri yang khas.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan Somatoform Lain


Gejala berupa gangguan sensori-motoris juga
ditemukan pada Gangguan somatisasi. Namun
gangguan Somatisasi lebih bersifat kronis, terjadi di usia
yang lebih muda, dan adanya gejala yang bersifat
multiple organ. Hypochondriosis memiliki karakteristik
pasien yang tidak mengalami gangguan atau kehilangan
fungsi.

www.themegallery.com
LOGO

Ditemukan gangguan somatis yang bersifat kronis.


Gangguan tidak terbatas pada gejala-gejala neurologis
dan adanya kekhasan perilaku serta kepercayaan
hypochondrial. Gangguan Nyeri didiagnosa jika hanya
terbatas pada timbulnya gejala nyeri. Pasien yang hanya
mengeluhkan gangguan fungsi seksual sebaiknya
diklasifikasikan sebagai gangguan dysfungsi seksual,
daripada sebagai gangguan Konversi.

www.themegallery.com
LOGO

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Gejala awal dari kebanyakan pasien dengan
gangguan Konversi akan sembuh dalam
beberapa hari atau kurang dari sebulan. Pada
75 % pasien tidak akan mengalami
kekambuhan, namun 25% lainnya mengalami
tambahan episode saat mengalami stres.

www.themegallery.com
LOGO

Prognosis dikatakan baik jika awitan bersifat


akut, faktor stressor yang mudah dikenali,
kemampuan penyesuaian diri yang baik
sebelum pasien jatuh sakit, tidak adanya
gangguan psikiatri atau medis lain yang
menyertai, tidak sedang mengikuti suatu proses
peradilan. Prognosis bersifat buruk, terutama
jika gejala gangguan Konversi ini telah timbul
sejak lama.

www.themegallery.com
LOGO

Terapi
Gangguan Konversi biasanya hilang secara spontan,
terutama jika didukung oleh tilikan diri yang baik dan
terapi perilaku. Proses psikoterapi hanya difokuskan
untuk mengurangi faktor stres. Yakinan pula bahwa
gejala-gejala yang timbul akan semakin memperberat
penyakitnya. Terapi Hipnotis, obat-obatan anxyolitik,
serta pelatihan relaksasi tingkah laku ternyata cukup
efektif.

www.themegallery.com
LOGO

Obat-obatan parenteral seperti Amobarbital atau


Lorazepam juga efektif. Terapi psikodinamik
dilakukan untuk menganalisa dan menggali
konflik psikis serta simbolisasi dari gejala
gangguan konversinya. Psikoterapi yang
dianjurkan adalah terapi yang bersifat singkat
dan dilakukan dalam jangka yang pendek.

www.themegallery.com
LOGO
C. HIPOKONDRIASIS

Istilah hipokondriasis didapatkan dari istilah


medis lama hipokondrium, yang berarti di
bawah rusuk, dan mencerminkan seringnya
pasien mengalami keluhan abdomen.
Hipokondriasis merupakan gangguan di mana
terdapat preokupasi dengan ketakutan akan
mengalami, atau keyakinan memiliki, penyakit
serius.

www.themegallery.com
LOGO

Epidemiologi
Suatu penelitian melaporkan prevalensi dalam
enam bulan sebesar 4-6 % pada populasi
umum. Pria dan wanita memiliki jumalh yang
sama. Onset usia paling sering antara usia 20
dan 30 tahun.

www.themegallery.com
LOGO

Etiologi
Dalam kriteria diagnostik untuk hipokondriasis menurut
DSM-IV:
Teori pertama menyatakan bahwa gejala
mencerminkan misinterpretasi gejala-gejala tubuh.
Orang hipokondrial meningkatkan dan membesar-
besarkan sensasi somatiknya. Mereka memiliki
ambang rangsang dan toleransi yang lebih rendah
terhadap gangguan fisik. Sebagai contoh, apa yang
dirasakan oleh orang normal sebagai tekanan
abdominal, orang hipokondriakal mengalaminya
sebagai nyeri abdomen.

www.themegallery.com
LOGO

Teori kedua menerangkan bahwa hipokondriasis


dapat dimengerti berdasarkan model belajar
sosial. Gejala hipokondriasis dipandang sebagai
keinginan untuk mendapatkan peranan sakit oleh
seseorang yang menghadapi masalah yang
tampak berat dan tidak dapat dipecahkan.

www.themegallery.com
LOGO

Teori ketiga menerangkan hipokondriasis


sebagai bentuk varian gangguan mental lainnya.
Diperkirakan 80% pasien hipokondriasis mungkin
memiliki gangguan depresif atau gangguan
cemas yang ditemukan bersama-sama.

www.themegallery.com
LOGO

Teori keempat tentang psikodinamika


hipokondriasis, yang menyatakan harapan
agresif dan permusuhan terhadap orang lain
dialihkan kepada keluhan fisik. Rasa nyeri dan
keluhan somatik selanjutnya menjadi alat untuk
menebus kesalahan dan membatalkan (undoing)
dan dapat dialami sebagai hukuman yang
diterimanya atas kesalahan di masa lalu (baik
nyata ataupun khayalan) dan perasaan
seseorang bahwa dia jahat dan memalukan.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Preokupasi akan rasa takut memiliki, atau ide bahwa
seseorang mempunyai, penyakit serius berdasarkan
misinterpretasi pasien mengenai gejala tubuhnya.
Preokupasi tersebut bertahan tanpa menghiraukan hasil
evaluasi medis yang tepat dan pengyakinan kembali
oleh klinisi.

www.themegallery.com
LOGO

Keyakinan yang disebutkan pada poin A tidak


pada intensitas waham (seperti gangguan
waham, tipe somatik) dan tidak terbatas pada
perhatian akan penampilan (seperti gangguan
dismorfik tubuh).
Preokupasi tersebut mengakibatkan distres
klinis atau hendaya berat dalam sosial,
pekerjaan, atau bidang lainnya.

www.themegallery.com
LOGO

Durasi minimal 6 bulan.


Preokupasi tersebut tidak lebih baik dijelaskan
sebagai akibat gangguan kecemasan
generalisata, Preokupasif-kompulsif, gangguan
panik, episode depresi berat, cemas akan
perpisahan, atau gangguan somatoform lainnya

www.themegallery.com
LOGO

Spesifikasi bila :
Dengan tilikan diri buruk : bila, hamper
sepanjang waktu selama episode kini, penderita
tidak menyadari bahwa keyakinannya memiliki
penyakit serius tersebut berlebihan atau tidak
beralasan.

www.themegallery.com
LOGO

Gambaran Klinis
Pasien merasa yakin dirinya memiliki penyakit
serius yang belum terdeteksi, dan tidak dapat
diyakinkan sebaliknya. Pasien mempertahankan
keyakinannya bahwa mereka memiliki penyakit
tertentu, atau seiring berjalannya waktu, dapat
memindahkan keyakinannya pada penyakit lain.

www.themegallery.com
LOGO

Keyakinan tersebut bertahan tanpa


menghiraukan hasil pemeriksaan laboratorium
negative, merupakan perjalanan ringan dari
penyakit yang dinyatakan sepanjang waktu, dan
dengan pengyakinan kembali yang tepat dari
dokter. Hipokondriasis sering disertai depresi
atau cemas dan biasanya bersama-sama
dengan gangguan depresi atau cemas.

www.themegallery.com
LOGO

Walaupun dalam kriteria DSM-IV-TR terdapat


syarat minimal 6 bulan, status hipokondriakal
transien dapat timbul pada stres berat, paling
sering kematian atau penyakit berat yang
diderita seseorang yang penting bagi pasien,
atau setelah sembuh dari penyakit serius yang
diderita oleh pasien sendiri.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum
Hypochondriasis harus didiagnosa banding
dengan gangguan nonpsikiatrik lain, terutama
yang menunjukkan gejala yang sulit didiagnosa
seperti AIDS, Endokrinopaty, Myastenia Gravis,
Multiple Sclerosis, Penyakit Degeneratif system
saraf, SLE, dan Neoplasia.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan Mental
Pada gangguan Depresi atau Anxietas
didiagnosa keduanya kecuali gejala
hypochondrial muncul secara bersamaan. Pada
Skizofrenia, waham hypochondrial bisa
ditemukan dan disertai oleh gejala psikotik
lainnya.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan Somatoform Lain


Pada gangguan Somatisasi, gejala lebih bersifat
multiple namun pada hypochondriasis
ditemukan perasaan takut memiliki penyakit
dengan gejala yang lebih sedikit. Serta rasio
antara lelaki dan perempuan pada

www.themegallery.com
LOGO

Hypochondriasis adalah sama, sedangkan


gangguan Somatisasi lebih banyak diderita oleh
wanita. Gangguan Konversi bersifat akut,
umumnya sementara, dan hanya disertai gejala
yang ringan.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan Nyeri, juga bersifat kronis tetapi


keluhan hanya terbatas pada rasa nyeri saja.
Pada Gangguan Dysmorfik, pasien berharap
dirinya normal, namun pada hypochondriosis
pasien justru mengungkapkan
ketidaknormalannya agar mendapatkan
perhatian dari orang lain

www.themegallery.com
LOGO

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Hipochondriasis bersifat episodik dengan durasi
bulanan hingga tahunan dan disertai interval
yang lama. Sepertiga hingga setengah dari
pasien akan membaik dengan sendirinya. Pada
pasien anak-anak, hypochondriasis akan
sembuh dengan sendirinya di usia akhir remaja
atau awal dewasa.

www.themegallery.com
LOGO

Prognosis dianggap baik jika ditemukan kondisi


sebagai berikut:
Status sosial ekonomi pasien baik.
Sensitif terhadap terapi anxietas atau depresi.
Onset yang tiba-tiba.
Tidak adanya gangguan kepribadian.
Tidak ditemukan adanya gangguan medis lain
yang nonpsikiatrik.

www.themegallery.com
LOGO

Terapi
Pasien umumnya menolak pengobatan psikiatri, kecuali
difokuskan pada pengurangan stres serta didikan guna
mengatasi penyakit kronis. Psikoterapi yang dilakukan
seperti terpi perilaku, terapi kognitif, dan hipnotis
umumnya cukup membantu. Sebaiknya terapi dilakukan
terjadwal dengan baik dan konsisten, agar pasien tidak
merasa diacuhkan.

www.themegallery.com
LOGO

Prosedur diagnostik invasif dan prosedur


terapeutik hanya dilakukan atas indikasi.
Farmakoterapi dilakukan jika ditemukan
gangguan lain yang mendasari dan responsif
terhadap obat (seperti gangguan anxietas atau
depresi).

www.themegallery.com
LOGO
D. GANGGUAN DISMORFIK TUBUH

Gangguan dismorfik tubuh menerangkan


adanya preokupasi seseorang memiliki cacat
tubuh khayalan atau suatu interpretasi
berlebihan dari cacat yang minimal atau kecil.
Inti gangguan ini adalah bahwa seseorang yakin
atau takut bahwa dirinya tidak menarik atau
bahkan menjijikkan.

www.themegallery.com
LOGO

Epidemiologi
Onset usia tersering yaitu antara 15 dan 20 tahun dan
wanita lebih sering terkena dibandingkan pria. Suatu
penelitian menyatakan bahwa lebih dari 90% pasien
gangguan dismorfik tubuh pernah mengalami episode
depresif berat, sekitar 70% pernah mengalami
gangguan cemas, dan sekitar 30% pernah menderita
gangguan psikotik.

www.themegallery.com
LOGO

Etiologi
Penyebab gangguan dismorfik tubuh tidak
diketahui. Patofisiologi gangguan mungkin
melibatkan serotonin dan dapat berhubungan
dengan gangguan metal lain. Mungkin juga
terdapat pengaruh kultural atau sosial yang
bermakna bagi pasien.

www.themegallery.com
LOGO

Dalam psikodinamika, gangguan dismorfik


tubuh mencerminkan pengalihan konflik seksual
atau emosional ke dalam bagian tubuh yang
tidak berhubungan. Asosiasi timbul melalui
mekanisme pertahanan represi, disosiasi,
distorsi, simbolisasi, dan proyeksi.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Preokupasi akan defek khayalan pada penampilan. Bila
terdapat anomali fisik kecil, maka pasien
menanggapinya secara berlebihan.
Preokupasi mengakibatkan distres klinis atau hendaya
berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya.
Preokupasi tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan
mental lainnya (contoh : ketidakpuasan dengan bentuk
dan ukuran tubuh pada anoreksia nervosa).

www.themegallery.com
LOGO

Gambaran Klinis
Perhatian paling sering melibatkan cacat wajah,
khususnya pada bagian spesifik (contoh : hidung).
Terkadang keluhan tidak jelas dan sulit dimengerti.
Sebuah penelitian menemukan bahwa, rata-rata, pasien
mempermasalahkan empat regio tubuhnya, selain wajah
adalah rambut, buah dada, dan genitalia. Variasi pada
pria adalah keinginan untuk bulk-up dan membentuk
massa otot yang besar.

www.themegallery.com
LOGO

Gejala lain yang umum ditemukan meliputi ide


atau waham referensi (biasanya mengenai
bagian tubuh yang diperhatikan pasien), seperti
terlalu sering bercermin atau menghindari
permukaan yang menampilkan bayangan, dan
usaha untuk menyembunyikan kecacatannya
(dengan kosmetik atau pakaian).

www.themegallery.com
LOGO

Efek pada kehidupan pasien dapat signifikan;


sebagian besar pasien menghindari ekspos
hubungan sosial atau pekerjaan. Diagnosis
komorbid dengan gangguan depresi dan cemas
sering ditemukan, dan pasien juga dapat
memiliki ciri kepribadian obsesif-kompulsif,
skizoid, dan narsistik.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis Banding
Pada gangguan Kepribadian Narcistik, perhatian
terhadap salah satu bagian tubuh tidaklah menonjol.
Pada gangguan Depresif, Obsesif-Kompulsif dan
Skizofrenia, ditemukan gejala-gejala dengan gangguan
terkait, meskipun gejala utamanya adalah perhatian
berlebih akan suatu bagian tubuh. Pada sindroma
perilaku makan berupa Anoreksia Nervosa, Gangguan
Identitas Terkait Gender dan Kerusakan Otak juga
ditemukan distorsi dalam Body Image.

www.themegallery.com
LOGO

Dibandingkan orang normal, seseorang dengan


gangguan Dismorfik dapat dibedakan jika
perhatian tersebut bersifat berlebihan, sehingga
dapat mengganggu emosi dan fungsi hidup
orang tersebut.

www.themegallery.com
LOGO

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Awitan bersifat gradual, timbulnya perhatian
berlebih jika disadari telah terjadi adanya
gangguan fungsi. Dan timbul keinginan untuk
mencari pertolongan medis atau tindakan
operasi. Gangguan ini biasanya bersifat kronis
jika terabaikan.

www.themegallery.com
LOGO

Terapi
Pengobatan pasein gangguan Dismorfik dapat
dilakukan dengan terpai bedah, pengobatan
dermatologis, dan pengobatan Gigi dan Mulut.
Farmakoterapi seperti, Trisiklik anti depresan,
Monoamin Oksidase Inhibitor dan pimozide
(Orap), bermanfaat pada beberapa kasus.

www.themegallery.com
LOGO

Obat-obatan pro Serotonin spesifik, seperti


clomipramine (Anafranil) dan Fluoxetine
(Prozac) dapat mengurangi gejala pada sekitar
50% pasien. Jika disertai adanya gangguan
mental, maka dilakukan farmakoterapi dan
psikoterapi yang sesuai.

www.themegallery.com
LOGO
E. GANGGUAN NYERI

Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya


nyeri pada satu atau lebih lokasi yang tidak
sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis
atau neurologis non psikiatrik. Gejala tersebut
disertai distres emosional dan gangguan
fungsional serta memiliki hubungan sebab yang
masuk akal dengan faktor psikologis.

www.themegallery.com
LOGO

Epidemiologi
Gangguan nyeri dua kali lebih sering pada wanita
dibandingkan pria. Onset usia puncaknya pada dekade
keempat dan kelima, kemungkinan karena toleransi
terhadap nyeri menurun dengan bertambahnya usia.
Gangguan nyeri mempunyai kemungkinan adanya
warisan genetika. Gangguan depresi, gangguan cemas,
dan penyalahgunaan zat juga sering ditemukan pada
keluarga pasien dengan gangguan nyeri dibandingkan
populasi umum.

www.themegallery.com
LOGO

Etiologi
Faktor psikodinamika. Pasien dengan gangguan nyeri
pada tubuhnya tanpa penyebab fisik yang dapat
diidentifikasi secara adekuat mungkin merupakan
ekspresi simbolik dari konflik intrapsikis melalui tubuh.
Nyeri dapat berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan
cinta, suatu hukuman karena kesalahan, dan cara untuk
menebus kesalahan dan bertobat. Mekanisme
pertahanan yang digunakan oleh pasien dengan
gangguan nyeri adalah pengalihan, substitusi, dan
represi.

www.themegallery.com
LOGO

Faktor perilaku. Perilaku sakit diperkuat ketika


disenangi dan dihambat ketika diabaikan atau
dihukum. Sebagai contoha, gejala nyeri sedang
mungkin menjadi kuat jika diikuti oleh
kecemasan orang lain atau oleh keberhasilan
dalam menghindari aktivitas yang tidak
disenangi.

www.themegallery.com
LOGO

Faktor interpersonal. Nyeri yang sulit


disembuhkan dipandang sebagai cara untuk
memanipulasi dan mendapatkan keuntungan
dalam hubungan interpersonal.

www.themegallery.com
LOGO

Faktor biologis. Korteks serebral dapat


menghambat pemicuan serabut nyeri aferen.
Serotonin kemungkinan merupakan
neurotransmitter utama dalam jalur inhibitor
desenden dan endorfin juga berperan dalam
modulasi nyeri oleh sistem saraf pusat.
Defisiensi endorfin tampaknya berhubungan
dengan penguatan stimuli sensorik yang datang.
Beberapa pasien memiliki gangguan nyeri
karena kelainan struktural atau kimiawi sistem
sensorik dan sistem limbik yang
mempredisposisikan mereka mengalami nyeri.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Rasa nyeri pada satu atau lebih bagian anatomis adalah
fokus utama dan cukup berat sehingga memerlukan
perhatian klinis.
Rasa nyeri mengakibatkan distres klinis atau hendaya
berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya.
Faktor psikologis diduga memegang peranan pada
onset, berat, eksaserbasi, atau bertahannya nyeri.
Gejala atau defisit bukan disengaja atau dibuat-buat.
Nyeri tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan
mood, kecemasan, atau psikotik dan tidak memenuhi
kriteria dispareunia.

www.themegallery.com
LOGO

Dibagi atas :
Gangguan nyeri berasosiasi dengan faktor
psikologis
Faktor psikologis memegang peranan besar
pada onset, berat, eksaserbasi, atau
bertahannya rasa nyeri. (bila terdapat kondisi
medik umum, peranannya tidak besar.)
Gangguan nyeri ini tidak didiagnosis bila
memenuhi kriteria gangguan somatisasi.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan nyeri berasosiasi dengan baik


faktor psikologis maupun kondisi medik
umum
Baik faktor psikologis maupun kondisi medik
umum memegang peranan penting pada onset,
berat, eksaserbasi, atau bertahannya rasa nyeri.
Kondisi medik umum atau bagian anatomis ayng
terasa nyeri didiagnosis berdasarkan aksis III.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan nyeri berasosiasi dengan kondisi


medik umum
Kondisi medik umum memegang peranan besar
pada onset, berat, eksaserbasi, atau
bertahannya rasa nyeri. (bila terdapat faktor
psikologis, peranannya tidak besar.) Gangguan
ini bukan merupakan gangguan mental.

www.themegallery.com
LOGO

Spesifikasi :
Akut : durasi kurang dari 6 bulan
Kronik : durasi 6 bulan atau lebih

www.themegallery.com
LOGO

Gambaran Klinis
Pasien dengan gangguan nyeri bukan merupakan
kelompok yang uniform tapi merupakan kumpulan
heterogen dari penderita dengan keluhan nyeri pinggang
bawah, sakit kepala, nyeri wajah atipikal, nyeri pelvis
kronis, dan nyeri lainnya. Keluhan nyeri pasien dapat
paskatrauma, neuropati, neurologik, iatrogenik, atau
muskuloskeletal.

www.themegallery.com
LOGO

Pasien dengan ganguan nyeri memiliki riwayat


panjang akan perawatan medik dan bedah.
Mereka mendatangi banyak dokter, meminta
banyak pengobatan, dan dapat terus-menerus
ingin dioperasi. Mereka dapat terobsesi dengan
nyerinya dan membanggakannya sebagai
sumber kesengsaraannya.

www.themegallery.com
LOGO

Beberapa pasien mengingkari sebab lain dari


disforia yang dialami dan meyakinkan bahwa
hidupnya sangat bahagian kecuali untuk nyeri
yang diderita. Komplikasi dapat berupa
gangguan akibat penggunaan zat, karena
pasien berusaha mengurangi nyeri dengan
konsumsi alkohol dan zat lainnya.

www.themegallery.com
LOGO

Diagnosis Banding
Nyeri Fisik Murni
Nyeri fisik murni sulit dibedakan dengan nyeri
psikogenik murni. Nyeri psikogenik intensitasnya
bersifat fluktuatif, sangat sensitif terhadap
keadaan emosi, kognitif, perhatian dan
pengaruh lingkungan. Nyeri fisik murni dapat
teratasi dengan pengalihan dan analgetika.

www.themegallery.com
LOGO

Gangguan Somatoform Lain


Gangguan Nyeri harus dapat dibedakan dengan
gangguan Somatoform lainnya, meskipun beberapa
gangguan somatoform dapat timbul bersamaan. Pasien
dengan hypochondriosis akan menunjukkan gejala
hypochondrial (keyakinan akan adanya penyakit dalam
dirinya) yang menonjol dan lebih banyak serta bersifat
fluktuatif. Pasien dengan gangguan Konversi, umumnya
berdurasi singkat, sedangkan gangguan nyeri bersifat
kronis. Juga secara definisi, nyeri bukanlah gejala dari
gangguan konversi.

www.themegallery.com
LOGO

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Gangguan nyeri biasanya timbul secara
mendadak dan semakin bertambah parah dalam
beberapa minggu atau bulan. Prognosis dapat
bervariasi, dimana gangguan ini bersifat kronis,
sangat mengganggu hingga terjadi gangguan
fungsi hidup.

www.themegallery.com
LOGO

Prognosis buruk terjadi jika ditemukan adanya


masalah tertentu yang melatarbelakangi
(terutama pasivitas), terlibat dalam perkara
pengadilan atau mendapatkan kompensasi
finansial, adanya penggunaan zat additif serta
riwayat nyeri yang telah lama.

www.themegallery.com
LOGO

Terapi
Dikarenakan tidak mungkin untuk mengurangi
nyeri sehingga pendekatan terapi ialah
rehabilitasi. Para klinisi harus berusaha untuk
menemukan fakta-fakta psikologis yang
mendasari penyakit. Adanya keterlibatan emosi
(berupa sistem limbik) yang mempengaruhi jalur
sensoris nyeri, harus dijelaskan kepada pasien.

www.themegallery.com
LOGO

Sebagai contoh, seseorang yang kepalanya dipukul saat


sedang berpesta/bergembira akan kurang merasa nyeri
jika ia dipukul saat sedang marah atau bekerja. Para
dokter pun harus menyadari bahwa nyeri yang dialami
pasien adalah nyata, bukan sebuah imajinasi.

Pengobatan secara farmakoterapi seperti analgetika,


secara umum tidak terlalu bermanfaat pada pasien
dengan gangguan Nyeri. Bahkan penggunaan analgetik
jangka panjang cenderung disalahgunakan.

www.themegallery.com
LOGO

Begitupula dengan obat-obatan Sedatif dan


Antianxietas, biasanya disalahgunakan, atau digunakan
bukan atas indikasi serta adanya kerugian lain dari efek
samping obat.
Antidepresan seperti Trisiklik dan Selective Serotonin
Reuptake Inhibitor (SSRI), adalah obat-obatan yang
sangat efektif. Meskipun antidepresan dapat
mengurangi nyeri melalui mekanisme antidepresi, efek
analgesik langsung dari obat ini masih bersifat
kontroversial.

www.themegallery.com
LOGO

Amfetamin merupakan analgetik kuat yang


sangat berguna bagi pasien, terutama ketika
digunakan obat tambahan pada terapi dengan
SSRI, namun harus disertai monitoring yang
ketat.

www.themegallery.com
LOGO
F. GANGGUAN SOMATOFORM TIDAK
TERDIFERENSIASI
Merupakan kelompok gangguan dengan
keluhan fisik berlangsung kurang dari 6 bulan
yang tidak dapat dijelaskan dan gejala yang ada
berada di bawah kriteria untuk diagnosis
gangguan somatisasi.

www.themegallery.com
LOGO

Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :


Satu atau lebih keluhan fisik (contoh : lelah,
hilang nafsu makan, keluhan gastrointestinal
atau urinarius)

www.themegallery.com
LOGO

Terdapat salah satu dari di bawah ini :


setelah pemeriksaan yang tepat, setiap gejala
pada poin B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya
berdasarkan kondisi medik umum atau akibat
efek zat tertentu (contoh : penyalahgunaan
obat, medikasi).
bila terdapat kondisi medik umum yang
berhubungan, maka keluhan fisik atau hendaya
sosial atau pekerjaan berlebihan dari yang
diharapkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, atau hasil laboratorium.
www.themegallery.com
LOGO

Gejala mengakibatkan distres klinis atau hendaya


berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya.
Durasi minimal 6 bulan.
Gangguan tidak lebih baik dijelaskan dengan
gangguan mental lainnya (seperti gangguan
somatoform lainnya, disfungsi seksual, gangguan
mood, gangguan cemas, gangguan tidur, atau
gangguan psikotik).
Gejala bukan disengaja atau dibuat-buat.

www.themegallery.com
LOGO
G. GANGGUAN SOMATOFORM YANG TIDAK
DAPAT DITENTUKAN

Merupakan kategori residual untuk pasien


dengan gejala gangguan somatoform namun
tidak memenuhi kriteria diagnostik yang spesifik
untuk salah satu gangguan somatoform.

www.themegallery.com
LOGO

1. Pseudocyesis : keyakinan yang salah bahwa


mengalami kehamilan yang berhubungan
dengan tanda obyektif kehamilan, meliputi
pembesaran abdomen (walaupun umbilikus
tidak eversi), berkurangnya aliran darah
menstruasi, amenore, perasaan subyektif
adanya gerak janin, nual, pembesaran dan
sekresi mammae, dan nyeri persalinan pada
hari ynag diharapkan.

www.themegallery.com
LOGO

Perubahan endokrin dapat terjadi, namun


gejala yang ada tidak dapat dijelaskan
dengan kondisi medik umum yang
menyebabkan perubahan endokrin.

www.themegallery.com
LOGO

2. Gangguan melibatkan gejala hipokondriakal


nonpsikotik dengan durasi kurang dari 6 bulan.
3. Gangguan melibatkan keluhan fisik yang tidak
dapat dijelaskan (contoh : kelelahan atau
badan lemah) dengan durasi kurang dari 6
bulan yang tidak berhubungan dengan
gangguan mental lainnya.

www.themegallery.com

Vous aimerez peut-être aussi