Vous êtes sur la page 1sur 17

Jembatan merupakan struktur yang memungkinkan route

transportasi melintasi sungai, danau, selat, jalan raya, jalan


kereta api dan lain lain
Jembatan pertama kali tercatat dibangun di sei Nil tahun
2650 SM oleh raja Manes dari Mesir
Jembatan kayu dibangun melintas sei Efhrat tahun 783 SM
oleh ratu Semirawis dari Babilonis.
Jembatan terapung (rangkaian perahu) untuk
menyeberangkan tentara dibangun oleh raja Alexander
tahun 556 SM
Perkembangan jembatan semakin maju seiring dengan
penemuan material yang baru .
Jembatan adalah termasuk salah satu bangunan pelengkap jalan.
Suatu jembatan pada umumnya terdiri dari 6 bagian pokok yaitu :
1. Bangunan atas
2. Landasan
3. Bangunan bawah
4. Pondasi
5. Oprit
6. Bangunan pengaman jembatan

2
6 3
5

4 4
1. Bangunan atas : berada pada bagian atas jembatan, menampung
beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas dll, kemudian
menyalurkan kepada bangunan bawah.
2. Landasan : bagian ujung bawah bangunan atas, berfungsi
menyalurkan gaya reaksi dari bangunan atas ke bangunan
bawah. (sendi, rol)
3. Bangunan bawah : memikul beban pada bangunan atas dan
pada bangunan bawah sendiri untuk disalurkan ke pondasi.
4. Pondasi : menerima beban dari bangunan bawah dan
menyalurkannya ke tanah.
5. O p r i t : berupa timbunan tanah dibelakang abutment,
timbunan tanah harus dibuat sepadat mungkin.
6. Bangunan Pengaman Jembatan : pengaman terhadap pengaruh
sungai, hambatan samping.
KLASIFIKASI JEMBATAN
1. Kegunaannya : Jbt. Jalan Raya; jbt kereta api; jbt jalan air; jbt
jalan pipa; jbt militer; jbt penyeberangan; dll
2. Jenis material : jbt. Kayu; baja; beton (bertulang, pratekan)
3. Letak lantai : lantai kendaraan di bawah; di atas; di tengah; di
atas dan di bawah (double deck)
4. Bentuk struktur : jbt gelagar; pelengkung; rangka; portal;
gantung; kabel.
Perencanaan jembatan harus memenuhi pokok
pokok perencanaan sbb :
a). Kekuatan dan stabilitas struktur
elemen struktur harus mempunyai kekuatan memadai
untuk menahan beban ULS-keadaan batas ultimate, dan
struktur sebagai kesatuan keseluruhan harus berada stabil
pada pembebanan tersebut.
b). Kenyamanan dan keselamatan
bangunan bawah dan pondasi jembatan harus berada tetap
dalam keadaan layan pada beban SLS-keadaan batas
kelayanan. Hal ini berarti struktur tidak boleh mengalami
retakan, lendutan atau getaran sedemikian sehingga
masyarakat menjadi khawatir atau jembatan menjadi tidak
layak untuk penggunaan atau mempunyai pengurangan
berarti dalam umur kelayanan.
c). Kemudahan pelaksanaan dan pemeliharaan
pemilihan rencana harus mudah dilaksanakan. Rencana
yang sulit dilaksanakan dapat menyebabkan pengunduran
tak terduga dalam proyek dan peningkatan biaya, sehingga
harus dihindari sedapat mungkin.
d). Ekonomis
memperhatikan ketersediaan material dan peralatan di
sekitar lokasi jembatan agar diperoleh rancangan jembatan
yang praktis dan ekonomis.
e). Keawetan dan kelayakan jangka panjang
bahan struktural yang dipilih harus sesuai dengan
lingkungan. Berdasarkan perilaku jangka panjang material
dan kondisi lingkungan yang diaplikasikan pada rencana
komponen struktur jembatan khususnya selimut beton,
permeabilitas beton, tebal elemen baja terhadap resiko
korosi ataupun potensi degradasi material
f). Estetika
struktur jembatan harus menyatu dengan
pemandangan alam dan menyenangkan untuk dilihat.
Penampilan yang baik umumnya dicapai tanpa
tambahan dekorasi. Kesesuaian estetika dan
arsitektural akan memberikan nilai estetika tinggi
kepada jembatan yang dibangun ditengah kota

g). Dampak lingkungan


pengaruh lingkungan pada tingkat yang wajar dan
cenderung minimal
TAHAPAN PERENCANAAN JEMBATAN
PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN
1. Survey geometrik
2. Survey lalu lintas
3. Survey geodesi
4. Survey geoteknik
5. Survey hidrologi

PERENCANAAN GEOMETRI DAN ALINYEMEN JEMBATAN


- Kendala alinyemen horizontal dan vertikal
- Kendala geoteknik
- Profil topografi
- Kendala dibawah lintasan
- Tinggi permukaan air
- Kebutuhan tinggi bebas vertikal
PENENTUAN BENTANG DAN LEBAR JEMBATAN
- Profil topografi
- Kendala banjir tertinggi 50 tahun terakhir
- Teknologi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan)
- Faktor ekonomis
- Kebutuhan lalu lintas berdasarkan survey lalu lintas
- Predeksi lalu lintas masa depan
- Kemungkinan dan kemudahan pelebaran jembatan pada masa datang

PEMILIHAN BENTUK STRUKTUR JEMBATAN


- Kendala geometri
- Kendala material dan ketersediaannya
- Kecepatan pelaksanaan
- Kesulitan perencanaan dan pelaksanaan
- Pemeliharaan jembatan
- Biaya konstruksi
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN
- Sesuai dengan peraturan perencanaan jembatan yang ada
- Pembebanan dihitung berdasarkan kombinasi dari semua jenis
beban yang akan bekerja pada komponen struktur
- Kekuatan struktur direncanakan berdasarkan analisis struktur dan
perhitungan gaya gaya dalam
- Deformability, lawan lendut dan lendutan harus dihitung dengan
cermat, baik jangka pendek maupun jangka panjang
- Umur layan direncanakan berdasarkan perilaku jangka panjang
material dan kondisi lingkungan yang diaplikasikan pada rencana
komponen struktur seperti selimut beton, permeabilitas beton, tebal
elemen baja terhadap resiko korosi ataupun degradasi material.
PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH JEMBATAN
- Direncanakan sesuai dengan aspek kekuatan dukung dan stabilitas,
sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah, aliran air,
tekanan air, gerusan, tumbukan serta beban sementara lainnya
yang dapat bekerja pada komponen strukur bawah
- Ditentukan berdasarkan analisis struktur sesuai dengan peraturan
yang berlaku
- Deformasi yang potensial terjadi khusunya penurunan harus
diperhatikan dalam perencanaan
- Pengaruh stabilitas dari massa tanah diperhitungkan, jika gerusan
dapat mengakibatkan terkikisnya sebagian tanah diatas, disamping
struktur bangunan bawah
- Umur layan rencana struktur direncanakan berdasarkan perilaku
jangka panjang material dan kondisi lingkungannya.
PERENCANAAN PONDASI JEMBATAN
- Analisis dapat dilakukan terpisah atau terintegrasi dengan analisis struktur
jembatan
- Pondasi jembatan pada umumnya dapat dipilih dari jenis pondasi
dangkal/telapak, caisson, tiang pancang (end bearing atau friction), tiang
bor, dan pondasi jenis lain yang sesuai
- Penentuan jenis dan kedalaman pondasi dilakukan berdasarkan kondisi
lapisan tanah dan kebutuhan daya dukung untuk struktur bawah serta
batasan penurunan pondasi. Hal hal yang harus dipertimbangkan :
a. pembebanan dari struktur jembatan
b. daya dukung pondasi yang dibutuhkan
c. penurunan yang diijinkan
d. tersedianya alat berat dan material pondasi
e. daya dukung dan sifat kompresibilitas tanah atau batuan
f. stabilitas tanah yang mendukung pondasi
g. kedalaman permukaan air tanah
h. perilaku aliran air tanah, air sungai serta potensi gerusan &
sedimentasi
i. potensi penggalian atau pengerukan dikemudian hari yang
berdekatan dengan pondas
- Khususnya untuk penggunaan pondasi tiang, penentuan jenis dan panjang
tiang dilakukan berdasarkan kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan.
PERENCANAAN JALAN PENDEKAT
- Termasuk komponen pelat injak, harus memperhatikan
kesinambungan ukuran dan ketinggian jembatan.
- Apabila dibuat dari tanah urugan maka harus diperhatikan potensi
penurunan jangka panjang dari lapisan tanah pendukung/atau urugan
tanah yang menjadi tumpuan perkerasan jalan pendekat.
- Potensi penurunan tanah dihitung berdasarkan hasil penyelidikan
tanah.

PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP DAN PENGAMAN


- Mengikuti acuan Pedoman Marka Jalan, Pd T-12-2004-B
- Meliputi rambu dan marka, pagar pengaman, dan lampu penerangan
- Struktur pengaman pada pilar terutama untuk menghindari tumbukan
langsung dengan pilar.
PENGGAMBARAN
- Gambar rencana ditampilkan dalam format A3 untuk dokumen lelang
dan A1 untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan.
- Gambar rencana terdiri dari :
- sampul luar dan dalam
- peta lokasi jembatan dan arah mata angin
- daftar simbol dan singkatan
- daftar rangkuman volume pekerjaan
- potongan memanjang, melintang, dan denah skala 1:100
- gambar detail skala 1:20, mencakup pelat lantai, struktur
atas, bawah dan pondasi jembatan.
- gambar gambar standar

SPESIFIKASI TEKNIK
- Mengacu pada gambar rencana dan memperhatikan semua aspek
pelaksanan konstruksi serta dapat menjelaskan secara rinci metode dan
urutan pelaksanaan termasuk jenis dan mutu material yang digunakan
VOLUME PEKERJAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
- Penyusunan jenis item pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi
yang digunakan
- Perhitungan volume pekerjaan dilakukan secara rinci berdasarkan
daftar item pekerjaan yang dibuat sesuai dengan gambar rencana
dan tabel perhitungan harus mencakup semua jenis pekerjaan

PELAPORAN DAN PENYIAPAN DOKUMEN LELANG


BAGAN ALIR TAHAPAN PERENCANAAN JEMBATAN
SURVEI TOPOGRAFI
PENGUMPULAN PETA
- Pengukuran titik control hor & ver
DASAR
- Pengukuran penampang & situasi
- Peta topografi
- Pengukuran 200 m kiri & kanan
- Peta geologi
sungai sepanjang jalan
- Peta tata guna lahan
- Pengukuran 100 m kiri & kanan as
- Peta curah hujan
jalan
- Pengukuran 50 m kiri & kanan tepi
sungai
- Perhitungan dan penggambaran
KONSEP PENDAHULUAN
- Penentuan tipe B.Atas & Bawah
UMUM SURVEI GEOTEKNIK
- Elevasi muka jembatan
- Lokasi penyelidikan tanah - CPT & SPT
- Foto dokumentasi - Pengambilan sampel
- Pengujian laboratorium

SURVEI HIDROLOGI
PENGUMPULAN DATA
- Karakteristik daerah aliran
PENDUKUNG
- Karakteristik sungai
- Data jaringan jalan
- MAB & MAN
- Data kondisi lalu lintas
- Analisa penampang sungai
- Data lokasi material
- Harga satuan bahan
- Material dan upah
- Data survey terdahulu SURVEI LINGKUNGAN
- Survey aspek lingkungan
- Pengumpulan dokumen amdal
PERENCANAAN TEKNIS
- Kriteria desain PENYIAPAN DRAFT LAPORAN
- Analisa data lapangan - Dokumen tender
- Konsep perencanan - Draft laporan akhir
- Perhitungan teknis: - Draft laporan teknis
+ B. Atas, Bawah, Pondasi
+ Hidrologi
+ bangunan Pelengkap
- Penggambaran
+ Elevasi & Pot. Melintang PENYERAHAN LAPORAN
+ Lay otu lokasi jembatan - Dokumen tender
+ Plan & Profil jembatan - Laporan akhir
+ Detail abutment/pilar - Laporan teknis
+ Detail balok/lantai - Gambar desain
+ Detail Bang. Pelengkap - Penyerahan softcopy
- Perhitungan volume dan biaya

Vous aimerez peut-être aussi