2.Senam Nifas Masa Nifas adalah masa stlh selesai partus sampai 6 mg PP. Pulih setelah 3 bl A. Perubahan Fisik I. Perubahan pada sistem reproduksi II. Perubahan pada payudara III.Perubahan pada sistem urinary IV.Perubahan pada sistem gastro intestinal V. Perubahan pada sistem integumen VI. Perubahan pada sistem Endokrin VII. Perubahan pada Musculo skeletal VIII. Perubahan pada Neurologic sistem IX. Perubahan pada sistem cardio vasculer B. Perubahan Psikologis I. Perubahan Peran II. Gangguan psikologis Involusi TFU Besar Uterus Diameter uterus Setelah Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm plasenta lahir 7 hr PP Tengah-tengah 500 gr 7,5 cm (minggu ke I) pusat symphisis 14 hr Pp Tak teraba 350 gr 5 cm (minggu ke II) Minggu ke VI Normal 60 gr 2,5 cm No Proses involusi keterangan 1 Iskemia miometrium kontraksi dan relaksasi uterus anemia dan atrofi 2 Atropi jaringan Sebagai reaksi penghentian H estrogen 3 Autolisis Penurunan H E dan P serta pengaruh enzym proteolitik memendekkan otot uterus yg mengendur. 4 Efek oksitosin Meningkatkan kontraksi dan relaksasi menjepit pembuluh darah dibekas implantasi plasenta dan mengurangi suplai darah ke plasenta. 2.Proses involusi uterus Proteolosis Miometrium proteolisis lalu dialirkan ke pemb getah bening Lapisan spongiosum nekrose terbentuk endometrium baru Epitelisasi terjadi selama 10 hr 3. Uterus Contraction Oxytocin meningkatkan Kontraksi rahim ,menjepit pemb darah bekas implantasi plasenta. 1-2 jam pp pengaruh H oxytocin menurun. Bisa distimulasi dg isapan puting ibu oleh by 4. Bekas implantasi plasenta Di endometrium kasar & tidak rata. Terjadi trombosis, degenerasi dan nekrosis dan lepas , pd hr ke 16 terjadi regenerasi endometrium yg lengkap tanpa jaringan parut. 5.Lochea (Soepardiman,1999 ,241) Lochea wakt warna Ciri-ciri u
Rubra 1-3 Merah Terdiri sel
hitam desidua,vernik,lanugo ,mekonium,darah Sanguilenta 3-7 Putih Sisa darah bercampur campur lendir merah Serosa 7-14 Kuning Serum,lekosit, kecokla robekan/laserasi tan Alba > 14 putih lekosit 6. Cervix 1-2 jam pp Cervix edema dan terbuka ( corpus uteri kontraksi sedang servix tdk kontraksi). OUI dpt dilalui 2 jari ,dinding tdk rata. 1 mg pp dpt dilalui 1 jari Bengkak, kebiruan & menonjol Mucosa vagina tipis & rugae hilang krn penurunan H Estrogen. Rugae kembali pd mg ke 4 pp Mamae Terdiri dari 15-24 lobus,lobuli dan acini yg menghasilkan asi yg dialirkan ke ductus lactiverus. Perubahan yang terjadi: 1. Proliferasi 2. Keluarnya colostrum 3. Hipervascularisasi (dilatasi pemb drh & pembengkakan) 4. Pengaruh prolaktin & oksitocin Dalam 6 jam PP hrs sdh bisa BAK Fungsi renal normal 1 bl pp BUN meningkat krn proses atolyssis (involusi) 50 % wanita mengalami proteinuria & ketonuria(krn dehidrasi). Diuresis krn pengaruh retensi cairan selama hamil & turunnya kadar estrogen, shg BB turun sampai 2,5 kg. Bila 24 jam PP belum bisa bak mungkin : Edema uretra, obstruksi ,menimbulkan retensi. Depresi sfingter uretra oleh kpl janin Post partum ibu merasa lapar. Obstipasi, terjadi karena menurunya tonus otot intestin selama fase persalinan, rasa nyeri perineum, hemorhoid. Biasanya baru bab 3 hr pp bila blm bab beri clysma Lascerasi jl lahir & anus bisa menimbulkan incontinensia & akan normal stlh 6 bl pp dg latihan senam Kegel. Kurang nutrisi Cloasma gravidarum Hyperpigmentasi areola mamae Strie gravidarum (breast & abdomen) Dinding perut kendor, normal setelah6 mg pp Rambut rontok. Diaphorosis Penurunan HPL, hilang 2 hr pp & penurunan HCG & hilang 10 hr pp. H prolaktin untuk produksi ASI. H Oxitocin krn isapan bayi & Untuk involusi E & P menurun pd hr ke 3 & tdk terdeteksi sbg wanita hamil pd hr ke 7 Fungsi Hipothalamus & hipofise untk mempengaruhi terjadinya Haid Nyeri pungggung,symphisiolisis Ligamen-ligamen yg menahan uterus kendor Luka episiotomi atau ruptura perineum
Nyeri/pusing kepala bisa krn HT, stress,
kebocoran CSS akibat anestesia. Nyeri bila BAK. Tergantung penyebabnya pengobatan efective setelah 1-3 hr sampai bbrp mg. Blood Volume tergantung dari bbrp faktor: kehilangan cairan,CES (edema), menurunya kadar hormon HPL & HCG. Cardiac Output meningkat pd 48 jam pp. HR, SV & CO meningkat karena adanya venus return. Leucocyte meningkat sampai 20 000 - 25 000 selama 10-12 hr pp. Varicocities/varises di kaki, anus (haemorhoid). PP shunt dari sirkulasi ibu & plasenta hilang Vol darh ibu bertambah terjadi kompensasi hemokonsentrasi pada hr ke 3- 15 pp Suhu saat inpartu 37,2C ,PP meningkat 0,5 C Dan kembali normal setlh 12 jam. Nadi 60-80 X / m ,PP bradicardi bila tachicardi kemungkinan ada perdarahan. TD normal bila tidak ada kelainan Dlm 24 jam pertama beban kerja jantung meningkat karena hypovolemi & kembali normal mg ke 2 pp 1. K/U 2. Pemeriksaan kepala & leher (mata,mulut) 3. Pemeriksaan dada (Payudara &laktasi) 4. Dinding perut,TFU,posisi uterus,VU,kontraksi 5. Vulva vagina, laserasi,perdarahan,lochea,fluor albus 6. Adanya fistel (rekto vagina, uretro vagina 7. Keadaan servik, uterus adnexa 8. Perineum ( kondisi luka episiotomi,ruptur) 9. Rektum (ruptur perinei totalis) 1. Kebersihan diri (badan & genetalia) 2. Istirahat 3.Latihan 4. Gizi 5.Laktasi & perawatan payudara 6. Masalah sanggama 7. Keluarga berencana 1. Perdarahan PP 2.Infeksi PP 3.Tromboembolisme 4.Gangguan psikologi post partum 1. Atonia uteri 2. Sisa plasenta & selaput Ketuban 3.Robekan jalan lahir 4. Gangguan pembekuan darah Infeksi asenden bisa sampai peritonitis 1. Trombus vena provunda (TVP) 2.Flegmasia alba dolens a/ infeksi puerpuralis pd pemb drh vemoralis dg gx klinis: bengkak pd tungkai, warna putih,nyeri,bendungan pemb drh , panas. 3. Emboli paru (merasa sesak & nyeri pleura) Refa Rubin (1963), mengidentifikasi 3 tahap perilaku ketika beradaptasi dengan perannya: o Phase Taking In o Phase Taking Hold o Phase Letting Go 1. Phase Taking In Orientasi pada diri sendiri, mengingat peristiwa persalinan, perlu bantuan dan perhatian, lelah, nyeri. Berlangsung 1-2 hari Menginginkan informasi tentang bayi, IBu perlu istirahat, makan, minum adekuat. 2. Phase Taking Hold Ibu berusaha mandiri berinisiatif, penyesuaian fungsi tubuh, mulai duduk, jalan, belajar tentang perawatan dirinya dan bayi, timbul rasa kurang PD. Berlangsung 10 hari. 3. Phase Letting Go Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya, mempunyai peran dan tanggung jawab baru, terjadi peningkatan dalam perawatan diri dan bayinya, penyesuaian dalam hubungan keluarga. 1.Murung pada hr ke 3 50-70 % wanita PP emosinya labil,mudah tersinggung, menangis & merasa sengsara Keletihan,nyeri & kurangnya support dari klg. 2. Depresi post natal Terjadi pada riwayat depresi, peran baru, lingkungan klg kurang baik,suport kurang, single parent, riwayat obstetri jelek. 1 dari 3000 persalinan dg tipe maniak depresi bisa terjadi hari ke 5- 15 pp. Gejala : bingung, cemas, gelisah, sedih, dilusi, halusinasi & melankoli. 1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis , edema / pembesaran jaringan atau distensi efek efk hormonal 2. Ketdakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan , pengalaman sebelumnya , tingkat dukungan , karakteristik payudara 3. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan biokimia efek anastesi , profil darah abnormal 4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan , penurunan Hb , prosedur invasive , pecah ketuban , malnutrisi 5. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek hormonal , trauma mekanis , edema jaringan , efek anastesi ditandai dengan distensi kandung kemih , perubahan perubahan jumlah / frekuensi berkemih 6. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan / penggantian tidak adekuat , kehilangan cairan berlebih ( muntah , hemoragi , peningkatan keluaran urine ) 7. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot , efek progesteron , dehidrasi , nyeri perineal ditandai dengan perubahan bising usus , feses kurang dari biasanya 8. Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ketidakefektifan model peran stressor 9. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang pemahaman , salah interpretasi tidak tahu sumber sumber 10. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan nyeri luka jahitan perineum Adalah senam yang dilakukan ibu- ibu setelah melahirkan ,setelah keadaan tubuhnya pulih kembali. 1.Melancarkan aliran darah 2.Menguatkan otot perut 3.Menguatkan otot rahim dan otot dasar panggul 4.Menguatkan otot organ sexual 5.Mengurangi bengkak pada kaki 6.Mencegah Inkontinensia urine dan Retensio urine (mudah ngompol dan sulit kencing ) 7.Mencegah varises 8.Mencegah prolaps uteri Mengembalikan kekuatan otot-otot badan (terutama pada rahim, vagina dan kandung kemih) Agar ibu post partum sehat dan bugar Untuk memperlancar buang air besar dan buang air kecil Mempertahankan sikap yang baik Kekuatan otot ibu menjadi kurang dan kurang optimal Ibu post partum menjadi layu dan tidak segar Produksi ASI kurang lancar Sering menyebabkan sembelit dan gangguan pada saat kencing Sikap tubuh ibu kurang baik Ibu post partum dengan komplikasi yang belum teratasi Ibu post partum dengan secsio sesarea hari 1-2 1. Senam nifas dilakukan 1 hari post partum 2. Latihan dilakukan 5 -10 kali hitungan setiap harinya ,dan akan meningkat secara perlahan setiap harinya 3. Dilakukan 2 kali sehari s/d 3 bulan post partum 4. Bila ada keluhan sblm senam nifas konsultasikan ke dokter 5. Bila ada keluhan saat senam nifas konsultasikan pada dokter Rehabilitasi Medik 6. Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman saat melakukan senam nifas 1. PERNAFASAN
Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut
di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru 2. LATIHAN KAKI Posisi tidur terlentang dengan tungkai lurus Gerakkan kaki kebawah dan keatas sejauh mungkin. Lakukan 10 kali
Putar kaki seluas-luasnya searah jarum jam, kemudian
berlawanan arah jarum jam. Lakukan masing-masing 10 kali.
Regangkan kedua tungkai kesamping kemudian gerakkan
kedua kaki kedalam dan keluar. Lakukan 10 kali. 3. LATIHAN MENEKUK LUTUT Posisi tidur terlentang dengan tungkai lurus Tekuk kedua lutut bersama-sama sampai kaki mendekati pantat, kemudian di dorong lurus. Lakukan 10 kali
Posisi tidur terlentang salah satu kaki ditekuk menyilang
Lakukan dengan hitungan 10 kali secara bergantian 4. PELVIC TILTING Posisi tidur dengan kedua lutut ditekuk Angkat pinggul dengan cara mengerutkan otot pantat dan otot perut Kemudian kerutkan dubur, jalan lahir, saluran kencing serta rapatkan lutut dan paha selama 10 hitungan lalu kendorkan. Lakukan 10 kali.
Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk
Angkat pinggul dan punggung atas sampai membentuk garis lurus antara badan dan paha. Kemudian kerutkan dubur, jalan lahir dan saluran kencing selama 10 hitungan lalu kendorkan. Lakukan 10 kali. 5 . LAKUKAN SIT UP Posisi tidur dengan kedua lutut ditekuk Angkat kedua lengan dan tangan lurus. Ambil nafas yang dalam lewat hidung, kemudian keluarkan lewat mulut dengan meniup sambil mengangkat kepala, bahu dan badan sampai tangan menempel ke lutut. Lakukan semampunya sampai 10 kali. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Derek-llewyllyn- jones, Fundamental of OBSGYN, alaih bahasa Hudyanto,edisi 6, Hipokrates, Jakarta. Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes. PUSDIKNAKES, WHO, JHPIEGO. 2003. Asuhan Kebidanan Postpartum Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Doengoes, E. Marilyn, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, 2001, EGC, Jakarta. FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan , 2002, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. FKUI, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, 1999, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. FKUI, Obstetri Fisiologi, 1993, E. Leman: Bandung. Persis Mary Hamilton, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, 1995, EGC, Jakarta. 1. Dyzigote Kehamilan multiple terjadi jika dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi (dizigote). Masing masing terpisah (amnion dan plasenta 2. Monozigote Satu ovum yg dibuahi membelah secara dini dan hingga membentuk 2 embrio yg sama pd stadium masa sel (monozygote.) 1 plasenta & 1 khorion. (Derek llewellyn- Jones, 160, 2002, Fundamental of OBSGYN, alih bahasa Hadyanto, Edisi 6,Hipokrates, Jakarta)